Share

Rumah Baru

Author: Agura Senja
last update Last Updated: 2023-06-27 18:58:51

Setelah memastikan pintu dan seluruh jendela terkunci, Zoya langsung membawa putranya ke kamar. Senyumnya terpatri melihat tikar yang sudah digelar dengan posisi yang cukup berantakan. Wanita itu membenarkan posisi tikar sebelum melapisinya dengan bedcover.

Zoya menepuk bantal dan memberi isyarat agar Elvio mendekat. Meski hanya sempat membawa satu bantal dan satu selimut, nyatanya itu cukup untuk mereka gunakan bersama.

"Untung saja El tadi sudah sikat gigi, jadi kita bisa langsung tidur," ucap Zoya sembari mengecup lembut kening putranya. "Mau langsung tidur atau mau diceritakan dongeng dulu?" tanyanya lagi.

"Kalau aku tidur sekarang, Mama janji nggak akan nangis lagi, kan?"

Pertanyaan yang diajukan Elvio membuat Zoya tersenyum kecut. Dia sudah menahan air matanya sejak tadi karena tidak mau membuat khawatir putranya, tapi malah anak itu yang sekarang mengkhawatirkan kondisinya.

"Mama tidak akan menangis selama kamu di sini, Sayang. El janji untuk selalu sama Mama, kan?" Zoya menjawir pelan hidung mancung putranya, terkekeh ketika Elvio mengerutkan hidungnya.

"Iya, dong! Kalau bukan sama Mama, El mau ke mana lagi? Aku cuma punya Mama," ucap Elvio sembari mengelus pelan wajah ibunya yang menurutnya jauh lebih cantik dari siapa pun yang pernah ia lihat.

Zoya tersenyum lebar sebelum memberikan kecupan bertubi di pipi putranya. Elvio sungguh anak yang manis dan pengertian. Terkadang Zoya merasa putranya lebih dewasa dan bisa bersikap bijak dibanding dirinya.

Elvio segera memejamkan matanya yang memang sudah sangat berat setelah Zoya berjanji sekali lagi kalau tidak akan menangis sendirian. Meski kedatangan mantan suaminya membuat hati Zoya terusik, tapi wanita itu bisa tidur nyenyak karena memeluk seorang malaikat di sisinya.

Zoya terbangun tepat pukul lima pagi, tersenyum lembut pada wajah polos Elvio sebelum mengecup keningnya pelan. Setelah membisikkan kalimat selamat pagi, Zoya memutuskan untuk langsung mandi.

Untungnya air di kamar mandi sudah langsung berfungsi. Selesai dengan aktivitas mandinya, wanita itu berkutat di dapur, memasak nasi dan menyiapkan sarapan.

Hari ini Zoya memang sudah meminta izin dari pemilik mini market untuk libur karena kepindahannya. Meski begitu, keberadaan Elvio membuatnya tetap bangun pagi dan beraktivitas seperti biasa.

"Mama?"

Zoya segera menoleh saat mendengar putranya memanggil. Melirik pada jam di ponsel, Zoya terkekeh pada angka enam tepat yang tertera. Putranya selalu bangun tepat waktu tanpa perlu ia bangunkan.

"Ya, Sayang!" sahut Zoya kemudian, senyumnya melebar melihat Elvio datang dengan wajah kusut khas bangun tidur, rambutnya tampak mencuat ke sana ke mari.

Zoya yang sudah selesai berkutat dengan sarapan buatannya langsung menghampiri Elvio dan mengangkat tubuh anak itu ke dalam gendongan.

"Bagaimana tidurmu? Nyenyak? Ada yang sakit?" tanya Zoya lembut, tangannya mengusap punggung Elvio yang semalam hanya tidur di atas tikar dan bedcover.

Elvio menggeleng beberapa kali. "Aku tidur nyenyak, kok. Trus nggak mimpi apa-apa juga! Badan El nggak sakit sama sekali," ucapnya riang, senyum polos terukir di wajahnya.

Zoya terkekeh melihat keceriaan yang ditunjukkan putranya, itu adalah satu-satunya kekuatan yang ia miliki.

Selesai membantu Elvio mandi dan bersiap dengan pakaian santai, pasangan ibu dan anak itu langsung duduk di atas tikar yang semalam digunakan untuk tidur.

Meski sarapan hari ini dilalui dengan cara lesehan, untungnya Elvio tidak banyak bertanya dan menuntut. Pun ketika harus membantu Zoya menyapu setelahnya, anak itu tidak pernah mengeluarkan keluhan.

Barang-barang yang Zoya beli secara pribadi selama tinggal di tempat sebelumnya datang ketika wanita itu baru selesai mengeringkan seluruh lantai yang sudah di pel.

"Ma, nggak ada makanan, ya?" Elvio bertanya setelah orang-orang yang menurunkan dan membantu meletakkan barang sudah pergi.

Zoya segera melihat jam di ponselnya dan menghela napas ketika waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Wajar saja mereka kelaparan.

"Kita makan di luar, yuk! Kayanya Mama terlalu lemas untuk masak," ucap Zoya seraya terkekeh pelan.

Meski ada beberapa barang yang belum dibereskan, belum lagi mainan-mainan Elvio yang membuat Zoya sedikit bingung ingin diletakkan di mana, juga pakaian-pakaian serta buku-buku, Zoya memilih meninggalkan semuanya dulu untuk mencari makan.

"Kita makan pecel ayam di dekat sekolah El, tidak apa-apa, kan?" Zoya bertanya setelah keluar dari rumah, berjalan beriringan dengan tangan kecil Elvio di genggamannya.

Elvio segera mengangguk. "Di mana saja boleh, Ma!" ujarnya sedikit tidak sabar.

Zoya terkekeh melihat reaksi putranya, sudah pasti anak itu kelaparan karena jadwal makan siangnya terlambat. Sayangnya, kebahagiaan kecil itu harus kembali tertelan saat sebuah mobil mewah datang dan berhenti di hadapan Zoya dan putranya.

Zoya menghela napas jengkel saat mantan suaminya keluar dari mobil.

"Aku ke mini market tempatmu bekerja, tapi katanya kamu cuti. Jadi ... kalian mau ke mana sekarang? Aku berencana mengajak kalian makan siang," ucap Arvin to the point, tidak memedulikan dengusan mantan istrinya yang jelas menunjukkan permusuhan.

"Kami bisa mencari makan sendiri!"

"Aku tahu kalian bisa mencari makan sendiri, tapi aku ingin makan bersama." Arvin mulai membukakan pintu penumpang di belakang, memberi isyarat pada bocah yang juga sedang menatap galak padanya untuk segera masuk.

Elvio merengut, mengeratkan genggamannya pada sang ibu. Dia memang masih kecil, usianya belum genap enam tahun, tapi sedikitnya dia mengerti tentang hak asuh anak dan rasa takut kehilangan sosok yang dicintainya.

Zoya yang segera menyadari ekspresi tidak menyenangkan putranya langsung menghela napas pelan. Dia tidak bisa menunjukkan ketidaksukaannya pada Arvin secara terang-terangan.

"Kita akan makan siang bersama Papa, tidak apa-apa, kan?" Zoya bertanya sembari berjongkok, mengusak lembut surai kelam Elvio.

Tampak keraguan di netra malam Elvio. "Aku mau sama Mama," ucapnya pelan.

Zoya tersenyum. "Tentu saja bersama Mama juga," ucapnya seraya mengecup singkat pipi gembil putranya.

Wanita menghela napas panjang setelah memastikan Elvio masuk ke dalam mobil tanpa melayangkan protes karena harus duduk sendiri di belakang.

"Untukku mana?"

Zoya mengernyit mendengar pertanyaan yang dilayangkan mantan suaminya. "Apanya?!" tanyanya agak jengkel.

Arvin segera menarik pinggang Zoya mendekat, membuat wanita itu berjengit kaget.

"Ciumanku ... mana?" tanya Arvin seraya menatap bibir mantan istrinya terang-terangan.

"Dasar gila!" umpat Zoya sembari menginjak kaki Arvin dengan kuat hingga membuat pemuda itu meringis.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
bagus Zoya kalau bisa injak juga kakibsatunya lagi .........
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
gak usah balik lah k mantan yg banyak memberi luka...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Makan Siang Bersama

    Zoya segera menjauh sebelum membuka pintu mobil dan masuk, mengabaikan kekehan mantan suami yang sepertinya memang harus mendekam di rumah sakit jiwa.Arvin membuka pintu kemudi, menoleh ke belakang untuk memastikan putranya duduk dengan benar sebelum mengalihkan atensi pada Zoya yang sedang kesulitan memasang sabuk pengaman."Coba jangan menariknya sambil marah-marah," ucap Arvin sembari mendekat, membuat pergerakan Zoya yang sedang berkutat dengan sabuk pengaman harus terhenti.Wanita itu menahan napas saat Arvin berada terlalu dekat dengannya, dia bahkan bisa mencium perpaduan citrus dan kopi dari tubuh lelaki itu. 'Sangat berbeda denganku yang baru saja berkeringat banyak,' batin Zoya sebelum mengernyit jengkel. Kenapa sempat-sempatnya dia merasa rendah diri?! Mereka tidak memiliki hubungan apa pun lagi selain sebagai orang tua kandung Elvio, jadi tidak ada alasan Zoya harus merasa lebih rendah dari Arvin yang bukan siapa-siapa.Kening wanita itu mengerut semakin dalam saat Arvi

    Last Updated : 2023-06-27
  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Mantan Tidak Tahu Diri

    "Jadi, apa lagi yang mau dibicarakan?" tanya Zoya segera setelah Elvio keluar dari mobil."Aku harus kembali ke perusahaan pusat selama beberapa hari ke depan," ucap Arvin sembari diam-diam mengunci seluruh pintu mobil.Kening Zoya berkerut. "Lalu?" tanyanya lagi, tidak mengerti apa hubungan antara mantan suaminya yang ingin kembali ke kota asalnya dengan pembicaraan ini."Sudah memiliki jawaban atas tawaranku semalam?" tanya Arvin dengan raut serius, menatap wanita yang tampak terkejut di tempatnya."Aku sudah memberikan jawabannya semalam dan tidak akan mengubahnya lagi!" tutur Zoya tegas, tangannya langsung meraih gagang pintu dan terkejut saat tidak bisa membukanya. Wanita itu berbalik untuk menatap tajam mantan suaminya, tapi yang didapatnya adalah wajah Arvin yang teramat dekat."Ma-mau apa kamu?!" Suara Zoya mencicit, meski begitu tatapannya tetap tajam dan mengawasi pergerakan lelaki yang kini mengungkungnya. Sial!"Aku juga sudah mengatakannya bahwa bukan jawaban seperti itu

    Last Updated : 2023-06-27
  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Terpaksa Pulang

    Zoya terdiam, mencoba menarik napas pelan dan tidak panik. "Elvio kenapa?" tanyanya tenang.Pemuda yang berdiri di ambang pintu tampak menggigit bibir. "Katanya dia terjatuh saat sedang main dan kepalanya terluka. Salah satu guru TK-nya datang dan memberitahu jika Elvio sudah dibawa ke rumah sakit," jelasnya dengan suara gemetar."Aku ...." "Tenang, Mbak! Pasti tidak akan terjadi apa-apa," ucap gadis berkucir kuda di samping Zoya.Zoya mengangguk pelan. "Kalau begitu Mbak ke rumah sakit dulu," ucapnya sembari menarik napas panjang.Setelah mengambil tas dan mengganti pakaiannya, Zoya bergegas menemui seorang wanita yang tengah menunggu di depan mini market. Duduk di boncengan motor salah satu guru putranya, Zoya mendengarkan kronologi kejadian sambil berusaha tenang.Sampai di unit gawat darurat, Zoya bergegas menenui dua orang guru yang membawa Elvio ke sana dan bertanya keadaannya. Penjelasan yang diberikan cukup membuat wanita itu menahan napas. Terlalu banyak darah yang keluar h

    Last Updated : 2023-06-28
  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Hubungan yang Hancur

    Zoya tersenyum pahit mendengar keinginan yang diucap Mia. Dia juga ingin membawa wanita itu bersamanya, tapi kondisinya yang bukan lagi seorang Nona Muda membuat Zoya harus menelan keinginannya bulat-bulat.Jangankan untuk membawa Mia bersamanya, kedatangan Zoya kembali ke rumah ini bahkan untuk meminjam uang agar bisa membiayai operasi dan perawatan Elvio. "Aku ke sini untuk menemui Papa. Apa beliau ada?" tanya Zoya seraya melepas pelukan, mengingat jika waktunya semakin menipis. Mia menghentikan tangisnya, tatapannya menjadi lebih sendu seraya kepalanya menggeleng pelan. "Sejak Nona menghilang, Tuan Rendra juga pergi, katanya ingin mencari Nona. Begitu pun Tuan Muda Kaindra yang menyusul setelahnya," ucap Mia pelan.Zoya memejamkan mata, sedikit kecewa karena satu-satunya orang yang dia pikir bisa membantu malah tidak ada. Wanita itu tidak terharu sama sekali, juga tidak pernah berpikir lelaki berstatus ayah itu benar-benar sedang mencarinya. Narendra Frandika Aldara yang terkena

    Last Updated : 2023-06-28
  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Menemui Mantan Suami

    Zoya tidak lagi menoleh ke belakang, meski Mia memanggil sambil menangis, wanita itu tetap melangkah pasti, kembali ke mobil dan segera meminta sopir untuk pergi. Air mata yang sedari tadi tertahan langsung tumpah tanpa bisa Zoya cegah. Luka di hatinya kian menganga mendengar setiap kata yang diucap kakek dan neneknya. Padahal Zoya menyerahkan seluruh keputusan tentang hidupnya tanpa pernah menentang, tanpa mengeluh sedikit pun. Sejak saat ia harus berpisah dari ibunya, Zoya sudah merelakan masa anak-anak hingga remajanya berada dalam peraturan ketat keluarga besar Aldara.Zoya tidak sempat memiliki kenangan tentang masa kecilnya di sekolah, juga tidak punya teman atau kenangan membolos pelajaran dan pergi ke bioskop. Zoya tidak mengeluarkan satu protes pun meski jadwal belajarnya terlihat tidak masuk akal untuk anak-anak. Gadis itu terus meyakini pilihan keluarganya selalu benar dan demi kebaikannya di masa depan. Bahkan ketika ia dijodohkan dengan seseorang begitu lulus SMA, Zoya

    Last Updated : 2023-06-28
  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Menikah Lagi

    Zoya menatap tidak percaya pada pemuda yang baru saja mengatakan omong kosong. Tatapannya bergulir pada wanita di belakang Arvin yang wajahnya tampak mengeras. Padahal Zoya sudah menahan malu demi memohon dipinjamkan uang, tapi apa yang dikatakan lelaki itu?Bagaimana Arvin bisa semudah itu mengatakan ingin menjadikan wanita lain sebagai pemuas nafsu saat ada Aileen yang notebene wanita yang sangat dicintainya? 'Tunggu! Bukankah harusnya mereka sudah menikah setelah bertahun-tahun sejak aku dan Arvin bercerai? Mereka kan, saling mencintai?' Kening Zoya berkerut tidak mengerti."Apa tidak ada syarat lain? Aku bisa bekerja untukmu, menjadi pembantu di rumahmu pun aku bisa." Zoya mencoba bernegosiasi, mengabaikan perasaan aneh yang bercokol di dadanya."Tidak ada," tegas Arvin datar. "Menjadi istriku dan melayaniku dengan sah atau menjadi pemuasku di tempat tidur tanpa ikatan. Kalau tidak bisa memilih salah satu, maka tidak ada uang yang bisa kuberikan," lanjutnya dengan nada acuh tak a

    Last Updated : 2023-06-28
  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Tujuan Pernikahan

    Tepat pukul lima sore, Zoya resmi menjadi istri Arvin lagi. Seluruh surat-surat pernikahan yang ditandatangani wanita itu adalah bukti jika pernikahan mereka sah di mata hukum. Zoya tidak bisa memberikan reaksi berarti saat Arvin menciumnya setelah mengucap janji suci. Perasaannya kalut."Selamat atas pernikahan kedua kalian!" Aileen yang menjadi salah satu saksi sekaligus seseorang yang ditugaskan Arvin untuk mengurus tentang pernikahan ini, datang dengan wajah cerah dan senyum lebar. "Pastikan untuk tidak bercerai lagi kali ini, ya!" ujarnya tanpa melepas senyum.Zoya tersenyum kikuk, tidak tahu harus bersikap seperti apa saat penyebab utama perceraiannya dan Arvin malah memberi nasihat seolah dia tidak terlibat sama sekali."Ada yang ingin kubicarakan dengan Aileen sebentar. Kamu tunggu di mobil dulu, Love." Belum sempat Zoya membalas ucapan selamat yang dilontarkan Aileen, Arvin sudah lebih dulu memintanya pergi.Melihat raut datar dan tidak menyenangkan yang jelas terukir di waj

    Last Updated : 2023-06-29
  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Kondisi Elvio

    Perjalanan menuju kota tempat tinggal Zoya diisi dengan keheningan sejak Arvin bergegas menjalankan mobilnya setelah mendengar kejadian yang menimpa Elvio. Pemuda itu hanya mampir sebentar untuk membeli makanan yang bisa dikonsumsi Zoya selama perjalanan.Zoya juga tidak berani mengatakan apa pun lagi, merasakan kemarahan dan kekhawatiran yang tergambar jelas di wajah Arvin membuat rasa bersalahnya menggunung. Dia tidak bermaksud memberi tahu Arvin saat mereka bertengkar.Zoya pikir bisa mengatakan pelan-pelan kejadian sebenarnya saat Arvin mengantarnya pulang. "Habiskan makananmu, Lovania. Jangan sampai kamu juga berakhir dirawat karena lupa makan." Suara datar yang menyuruhnya untuk makan membuat Zoya yang menatap keluar jendela sembari melamun, langsung meraih paper bag yang sejak beberapa waktu lalu dianggurinya."Kamu juga belum makan," ucap Zoya sembari mulai menggigit satu ayam goreng. "Mau kusuapi?" tanyanya pelan, sedikit ragu, mengingat Arvin sedang marah padanya."Aku bel

    Last Updated : 2023-06-30

Latest chapter

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Beyond The Story 1

    Gelap. Arvin menyadari jika matanya ditutup oleh sesuatu ketika ia tidak bisa membuka kedua matanya meski kesadarannya perlahan pulih. Pria itu menggeliat pelan, hanya untuk menyadari bahwa tubuhnya terikat. Meski tidak tahu pasti posisinya, Arvin yakin saat ini ia diikat pada sebuah kursi, tangan dan kakinya tidak bisa bergerak. “Sepertinya kau mulai sadar.”Suara itu membuat Arvin menegakkan tubuh siaga. Meski baru sekali mendengar suaranya, tapi Arvin yakin itu milik pria yang sama dengan yang menodongkan pistol pada Arvin, seseorang yang dipanggil Zayn. Sial, apa Arvin terjebak di sarang musuh?!‘Bagaimana bisa aku masih diculik di usia segini?’ Arvin membatin jengkel, menyalahkan dirinya yang masih lemah dan tidak ada bedanya dengan masa kecilnya dulu. Hanya saja, dulu tidak ada yang Arvin pedulikan, karena ia percaya anak buah kakeknya akan segera datang menyelamatkan.Tapi, situasinya berbeda saat ini! Arvin memiliki orang-orang yang ingin ia lindungi. Kalau ia terjebak di tem

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Always With You

    "Kalian sengaja melakukan ini, kan? Katakan padaku, sejak kapan kalian merencanakan pengkhianatan seperti ini?" Kaindra menatap galak pada wanita yang tengah duduk dengan tenang. "Kamu bahkan tidak punya rasa bersalah, Lova! Bagaimana kamu tega melakukan ini pada adikmu?" Kaindra kembali mengejar dengan pertanyaan, kaki yang sebelumnya sempat terhenti hanya untuk menatap penuh permusuhan pada Zoya, kembali melangkah gusar mengelilingi ruangan."Jangan mengerutkan keningmu," ucap salah satu wanita di hadapan Zoya.Hari ini adalah hari pernikahan Zoya dan Arvin dilaksanakan, jaraknya hanya satu minggu dari pernikahan Kaindra dan Mia.Zoya yang sejak seminggu terakhir terus mendengar omelan Kaindra tentang pengkhianatan hanya bisa menghela napas dan mengabaikan tingkah kekanakkan saudara kembarnya.Hari ini adalah hari di mana Zoya akan menikah dengan seseorang yang dicintai dan mencintainya. Dalam pernikahannya kali ini, Zoya tidak sendirian. Meski tidak dimulai dengan mengucap janji su

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Marry Me Again

    "Dia memang sudah agak besar, tapi-- kenapa senyummu terlihat mencurigakan, Tuan Kalandra? Jangan bilang kamu belum pamit pada El?!" Zoya mengerutkan kening sejak pemuda di sisinya tampak tersenyum kikuk."Aku tidak melakukan kesalahan sama sekali," ucap Arvin membela diri, tapi jawabannya justru membuat kening Zoya semakin berkerut dalam. "Ma-maksudku ... yah, aku lupa. Tapi, bisakah sekarang kamu fokus saja ke depan?" pintanya seraya mengusap punggung wanitanya.Zoya memilih mengikuti apa yang diminta Arvin, menelan kembali kata-katanya untuk mendebat pemuda itu."Wah!" Zoya tidak bisa menahan rasa kagum melihat pemandangan di hadapannya. Lampu-lampu yang berasal dari seluruh kota di bawah sana, dipadukan dengan gemerlap bintang di langit serta keheningan di sekitarnya membuat Zoya tersenyum cerah.Dia tidak tahu apa yang Arvin persiapkan, tapi sudah bisa menebak beberapa hal. Bukankah adegan seperti ini sudah sangat biasa di akhir sebuah novel? Zoya mengulum bibir, menahan senyum h

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Berdua

    Arvin terkekeh saat Zoya memukul bahunya. Arvin meletakkan bunga di atas meja sebelum meraih Zoya ke dalam pelukan."Bisa ditahan dulu tidak menangisnya? Kita pindah ke tempat di mana tidak ada orang lain, setelah itu kamu boleh menangis lagi." Arvin berucap lembut, tangannya mengusap punggung istrinya dengan perlahan. Arvin berhasil membawa Zoya menjauh dari tempat pesta setelah wanita itu lebih tenang. Meski sempat dipelototi Kaindra dan Narendra, pemuda itu akhirnya bisa membawa wanitanya ke tempat lebih privat."Kita mau ke mana?" Zoya bertanya ketika Arvin terus menuntunnya keluar dari gedung. Pestanya belum selesai dan Zoya belum sempat berpamitan pada ibunya atau Elvio."Ke tempat di mana kita bisa bicara berdua tanpa gangguan," ucap Arvin sembari membukakan pintu mobil, senyumnya tidak pernah lepas.Zoya memasuki mobil tanpa bertanya lagi. Mereka mungkin memang perlu bicara berdua di tempat yang tenang. Sepanjang perjalanan, Zoya hanya diam, menahan diri untuk membicarakan b

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Pria dari Masa Lalu

    "Apa kau keberatan kalau aku duduk di sini?"Zoya menoleh saat seseorang mendekat, pria yang menjadi topik hangat karena menjadi best man hari ini tampak tersenyum, bertanya dengan suara lembut pada Zoya. "Ah ya, silakan, tidak apa-apa." Zoya menggeser sedikit kursinya, memberi jarak pada kursi kosong di sampingnya. "Terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu?"Hm? Zoya sedikit mengernyit saat pria di sisinya, aktor yang mendapat julukan sebagai pria tertampan di dunia, bertanya santai seolah mereka sudah saling mengenal cukup lama."Aku ... baik," ucap Zoya tidak yakin. "Anda sendiri ... Tuan Ragava, bagaimana bisa mengenal Kaindra?" Pria yang dipanggil Ragava menaikkan satu alis sebelum bibirnya naik, tawanya terdengar renyah dan sedikit menggelitik di telinga Zoya. Untuk sesaat wanita itu terpesona, sedikitnya mengerti alasan pria di sampingnya disebut sebagai yang tertampan dan terseksi. "Yah, hanya kebetulan bertemu saat kami sedang di luar negeri. Tapi, kau benar-benar

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Janji Suci

    "Memangnya saat kamu dan Tuan Arvin menikah, kalian tidak melempar bunga?" Grace bertanya dengan kening berkerut, setahunya pernikahan di mana-mana sama. Sayang sekali ia tidak bisa datang ke resepsi pernikahan Zoya dan Arvin karena harus menyiapkan banyak hal di kediaman utama Kalandra untuk menyambut nyonya baru.Zoya memiringkan kepala saat mengingat kembali hari pernikahannya. "Kami juga melakukannya, tapi aku tidak ingat siapa yang dapat bunga itu. Yah, waktu itu pikiranku sedikit kacau."Pernikahan pertama Zoya tidak dihadiri oleh orang tuanya, Kaindra juga tidak ada. Saat itu Zoya juga tidak punya seseorang yang bisa disebut teman selain Mia.Grace meletakkan karangan bunga lili ke atas meja kaca di sampingnya. "Maaf, seharusnya saat itu aku berusaha lebih keras untuk lebih dekat denganmu."Zoya tersenyum saat Grace menggenggam tangannya. Perasaan tulus sosok di sampingnya membuat Zoya merasa cukup. "Tidak apa-apa, semuanya sudah jadi masa lalu. Jangan memasang wajah seperti it

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Karangan Bunga

    Zoya menyambut paginya dengan ketukan keras di pintu kamar. Masih subuh, tapi orang-orang di sekitarnya sudah sangat sibuk. Wanita itu duduk melamun di atas ranjang, membiarkan pelayan mondar-mandir di sekitar kamarnya.Ini adalah hari yang penting. Hari pernikahan Kaindra dan Mia digelar. Padahal yang menjadi pengantin hari ini bukan Zoya, tapi pelayan malah sangat sibuk mempersiapkan banyak hal untuknya. Ini bukan pertama kali Zoya menerima perlakuan seperti Tuan Putri. Saat masih di kediaman utama Aldara, setiap kali ada pesta perusahaan yang akan dilaksanakan, Zoya tidak pernah berdandan sendiri. Setiap kali dandanannya tidak sesuai selera sang Oma, wanita itu akan memarahi para pelayan karena tidak memperhatikan dengan benar saat merawat Zoya.Kalau sudah seperti itu, Zoya akan kembali ke depan cermin dan membiarkan pelayan memperbaiki riasannya. Padahal saat itu ia bahkan masih remaja yang harusnya tidak menggunakan make up terlalu tebal.Menghela napas, Zoya beranjak dari ranj

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   Memilih Gaun

    "Sudah tidur, ya?" Kaindra bertanya pelan sembari menatap pada Freya yang tengah terlelap, tampak beberapa bulir keringat di wajahnya. Mia yang baru selesai meletakkan guling dan bantal di sekitar Freya sedikit terkejut ketika Kaindra tiba-tiba sudah berdiri tepat di belakangnya. Wanita itu memberi isyarat agar Kaindra tidak berisik dengan meletakkan jari telunjuknya di bibir. Freya baru tertidur setelah meminum obat penurun panas.Kaindra mengecup kilat jari telunjuk Mia yang masih berada di bibir, tersenyum jahil melihat kening berkerut wanita di hadapannya sebelum kembali melayangkan kecupan lain di pipi wanitanya.Mia segera menarik Kaindra keluar dari kamar. Sepasang manusia itu berpapasan dengan Zoya yang juga ingin memeriksa kondisi Freya."Wah, si tidak tahu malu ini benar-benar menyusul ke sini!" Zoya mencubit lengan saudara kembarnya. "Bagaimana kondisi Freya?" tanyanya pada Mia setelah mengabaikan ringisan Kaindra."Dia tidur setelah minum obat, aku juga sudah memasang ple

  • Tawaran Pernikahan Kontrak Mantan Suami   The Happiest Day

    "Selamat siang, Putri Tidur!" Sapaan itu membuat Zoya yang baru sampai di ruang keluarga sambil menguap, menggaruk kepalanya seraya tertawa canggung. Ia ingin menyalahkan Arvin yang mengajaknya begadang hingga membuatnya kesiangan, tapi pria itu bahkan sudah tidak ada di sisinya saat Zoya membuka mata."Halo, Ma!""Hai, Tante!"Zoya terkekeh gemas saat Elvio dan Freya juga turut menyapa."Selamat siang, anak-anak! Hehe ... selamat siang juga, Mama tersayang!" Zoya membalas sapaan sang ibu dengan senyum lebar. "Di mana yang lain?" tanya Zoya sembari berjalan mendekati ibunya."Arvin di taman belakang bersama Prazta dan Hannes." Vanya menjawab lembut pertanyaan putrinya. "Kamu makan dulu sana! Jangan sampai terlambat bangun membuatmu mengabaikan makan," peringatnya sembari memberi isyarat Zoya untuk pergi.Zoya hampir menanyakan apakah putranya dan Freya sudah makan, tapi segera menutup mulutnya saat mengingat jika matahari sudah cukup tinggi sekarang."Papa pasti ke kantor, kan? Tapi,

DMCA.com Protection Status