“Panda.”Untuk waktu yang lama Pandora terpaku mengamati Chris tertatih dengan napas mengge bu – gebu sekadar menggapai dirinya. Dia tidak ingin membiarkan sang ayah berjuang sendiri. Segera mengenyahkan kabut di pelupuk mata. Lalu berlari cepat masuk ke dalam tubuh Chris. Merasakan betapa hangat pelukan sekaligus hasrat ketakutan yang melebur menjadi satu.Setelah memastikan Shelden dan sang pilot telah melenggang nyawa. Pandora dan Kingston memang sepakat untuk pulang. Dia bahkan meninggalkan Kingston di belakang. Meninggalkan suaminya yang akan mengerti bagaimana puncak kegelisahan Pandora sejak awal sudah bergelut ketika pria itu mengatakan kebenaran tentang kesalahan fatal Aquela.“Kau baik – baik saja, Panda?”Usapan tangan Chris berulang – ulang menyeka anak rambut yang berserak di depan wajah Pandora. Permata yang Anna susun untuk menghias rambut separuh terurai bahkan sebagiannya telah hilang. Pandora hampir ... benar – benar tidak berpenampilan dengan baik. Tetapi terpentin
Di sini Pandora berakhir. Di satu ruang ... tempat Kingston pernah menyembunyikannya dari Aceli. Sebuah ruang yang pernah begitu temaram, tetapi Pandora menyadari bahwa itu hanyalah ruang beristirahat, yang sengaja dibangun di dalam ruangan lain, jika dan jika Kingston ingin memanfaatkannya setelah melakukan aktivitas dengan macam – macam alat berat.Ada ranjang berukuran muat bagi tubuh tinggi Kingston. Pria itu juga menambahkan sofa tunggal di bagian sudut—sedikit berdampingan di samping buffet biru gelap. Tidak ada tambahan apa pun selain itu. Menurut Pandora terlalu kosong untuk seukuran kamar berisitrahat yang luas.Dia telah melakukan pertimbangan besar. Menatap lamat – lamat tiang menjulang. Tiang panggung yang baru saja dia mintai pertolongan Helios demi dipasang di tengah – tengah ... persis tidak jauh dari ranjang.Sebenarnya Pandora tidak memiliki niatan untuk mengatur hal yang tidak termasuk dari bentuk keinginan. Namun kata – kata Anna di kelas tadi pagi luar biasa memeng
Pandora menggenggam selimut tebal saat Kingston menarik pinggulnya sedikit bangun. Dia menungging dengan separuh wajah tenggelam di antara bantal. Merasakan terkadang Kingston akan meremas bokongnya, lalu jari – jari tangan itu akan turut memainkan garis daging hingga Pandora semakin gelisah—bergelut di tengah – tengah hasrat dan kenikmatan, kemudian tergulung oleh terjangan melegakan. Tubuh Pandora persis diserbuk, bahkan udara melolos dari bibir untuk meraih sisa – sisa gelenyar yang membelenggunya.Dia tersentak. Tiba – tiba pria itu mengumpulkan kedua lengan yang tak lagi menggenggam selimut tebal. Menarik Pandora bangun, merasakan hujaman yang tidak pernah berubah. Begitu menggetarkan.Untuk sesaat pria itu memisahkan diri. Membuat tubuh Pandora terasa kosong, meski dia tidak menolak dimintai menyusuri pinggir ranjang.Kingston menginginkan varian baru. Ketika pria itu ada di depannya, duduk dengan mantap seperti seorang raja berkuasa. Tangan Pandora segera dituntun memegangi kej
“Kau yakin bisa mengajar dengan kondisimu yang seperti ini?”Pandora selesai menyisir rambut hitam Kingston. Dia bertanya serius saat pria itu memaksa untuk tidak melewatkan satu hari kewajibannya sebagai seorang dosen pengganti. Kingston begitu keras kepala, sulit diberitahu, dan enggan menerima rententan pernyataan berupa penolakan Pandora. Sudah dia katakan bahwa teman – temannya akan mengerti. Tetapi itu tidak pernah masuk ke dalam riwayat keinginan Kingston. Alih – alih mengutarakan sesuatu, yang, paling tidak memberi Pandora sedikit ketenangan. Pria itu hanya memeluk. Menenggelamkan wajah dalam – dalam di permukaan dadanya, sekaligus mencari – cari sisi bagian empuk.“Jika kau terus seperti ini lebih baik di rumah saja, King.” Pandora mendengkus. Posisinya memang cenderung lebih tinggi dengan berpijak di pinggir ranjang. Alasan paling tepat untuk menjelaskan bagaimana keadaan Kingston akan mengulur waktu.Baru lewat dua hari sejak tubuh Kingston melemah. Seharusnya butuh waktu l
Sentuhan Pandora berubah menjadi genggaman erat ketika dia menyadari satu hal. Euforia memercik terlalu besar sehingga melupakan sebuah kenyataan yang pernah menjadikan hubungan bersama Kingston retak. Bagaimana Pandora akan mendengar kabar baik, sementara yang seharusnya dia tahu adalah tidak pernah. Tidak akan pernah ada kehamilan. Kingston tidak pernah mengatakan apa pun, tetapi pria itu bersikap seolah – olah semua akan berjalan sebagaimana mestinya. Berjalan seperti perjalanan penuh cinta—menikah—bulan madu yang indah—gejolak memungkinkan—merasakan tanda – tanda keberadaan buah hati di rahimnya .... Seperti ... mula – mula dia dibuat melambung tinggi, kemudian saat waktunya jatuh ... rasanya luar biasa menyakitkan. Pandora tidak bisa berkata – kata, selain berharap Kingston segera melepas sentuhan di permukaan perutnya. Tak pernah berharap Kingston akan bersandar rekat seraya pelan – pelan memeluk dan menghirup aroma parfum yang Pandora kenakan di beberapa titik di tubuh. “Kita
“Hati – hati di jalan, Dad. Hubungi aku kalau sudah sampai.”Pandora melambaikan tangan untuk kali terakhir sebelum menyaksikan punggung mobil melaju keluar gerbang. Ntah kapan dia akan kembali bertemu ayahnya. Pandora yakin Kingston akan lebih sering tidak setuju jika diajak ke Cambridge setelah pria itu mencerna kata – katanya di kampus dengan keberatan.Embusan napas Pandora pelan ketika dia melangkahkan kaki menuju kamar. Paling tidak, dia sedikit lebih tenang saat Kingston tidak menjangkau luar ruangan, alih – alih bersemayam seperti makhluk tak bernyawa di atas kasur.Sebuah pemandangan membuat Pandora tersenyum tipis. Ranjang segera berderak mengikuti gerakan merangkak darinya. Pelan – pelan dia meraih susu botol yang kosong di dekat wajah Aceli. Mengamati betapa gadis kecil itu tertidur tenang dengan posisi menyamping membelakangi pamannya, sekaligus terbungkus di antara lengan yang membentuk sudut siku. Persis seperti guling untuk tubuh Kingston yang kontras.Like uncle, like
Demi menghindari Aceli dari bagian – bagian tidak diinginkan. Pandora memutuskan untuk memancing perhatian Aceli ke sisi lain.Di sini mereka berakhir ....Di halaman samping mansion. Bermain dengan kuda poni yang gembul. Memberi makan dengan daun – daun. Dan gadis kecil itu akan berlari—tertinggal jauh oleh kuda yang meninggalkannya.“Hati – hati, Aceli, nanti jatuh.”Pandora mengeraskan suara. Memastikan Aceli berada dalam pantauan yang ketat. Dia melongoh, memehatikan gadis kecil itu sedang berjongkok mengusap – usap kepala kuda poni yang meringkuk di atas rumput.“Urusan kita belum selesai, Mama kucing.”Remasan lembut di bokong Pandora secara mengejutkan membuat dia bergeser posisi. Dengan bibir setengah terbuka nyaris melontarkan kata – kata marah, Pandora terdiam menemukan Kingston sudah menjulang tinggi di sampingnya.Wajah sedikit pucat, begitu kontras terhadap seringai yang tidak memungkinkan. Kingston terlihat, lebih baik tidak menggodanya daripada harus menarik beberapa pr
Seorang wanita paruh baya melampiaskan angkara murka lewat barang – barang yang berhambur seperti kapal pecah. Itu adalah badai darinya ketika mengetahui kematian Shelden telah sampai di telinga. Kematian oleh benturan luar biasa keras di kepala menyebabkan gumpalan darah membeku di dalam otak. Tidak ada oksigen dan pria itu telah mematahkan beberapa tulang di bagian tubuh.Mayat Shelden ditemukan pihak berwenang tanpa bukti mencurigakan. Orang – orang di istana bungkam menjelaskan hal terkait apa pun sejak terakhir kali Shelden meninggalkan istana. Tetapi wanita ini tahu duduk perkara dengan sangat jelas, karena dia seharusnya sudah menerima Pandora di pangkuan, mendapat apa yang diinginkan, dan melancarkan aksi balas dendam.Berada dalam persembunyian paling terjal. Dia tidak akan bisa ditemukan. Sialnya nasib buruk kehilangan sekutu setia seperti Shelden, membuat dia harus berpikir lebih tajam bagaimana cara merenggut jantung Pandora sendirian. Jantung keabadian. Jantung kecantikan
Hallo, Kakak - Kakak pembaca. Long Time No see di sini. Bagi yang belum tahu kalau kisah Hores dan Avanthe sudah muncul dan sudah bisa dibaca. Kalian boleh langsung cari saja di pencarian dengan judul 'Passionate Devil: Selir yang Terluka'."Di hari kau memutuskan untuk berubah jahat. Kau tak pernah mengajariku cara melupakan pria yang pernah sangat kukenal." -Avanthe- (Season dua: Series Demigod).Perjuangan Avanthe menghadapi kebencian Hores setelah perang dan kematian Raja Vanderox. Dengan kehadiran putri kecil-nya, apakah itu bisa mengembalikan perasaan Hores seperti sedia kala?Terkadang benci dan cinta adalah dua hal paling tak berjarak. Yuk, ikuti keseruan kisah mereka.
Ini waktunya ... sebuah perjuangan di mana cinta dan kerja sama adalah bukti paling nyata yang membawa Pandora pada titik mengagumkan. Pusat perhatiannya selalu terpaku kepada satu orang di sana; pria di atas podium dengan hak dan kerelasian terhadap kontribusi-nya sebagai seorang donatur. Kingston bicara setelah rektor memberikan sambutan pembuka hingga amanat. Sulit dimungkiri bahwa pria itu menjadi yang paling mencolok di antara civitas akademika dan siapa pun di sana. Sisiran rambut ke belakang, rapi, menambah kesan memuja. Sayup – sayup suara bisikan dari beberapa wisudawati terus menjalar sampai di pendengaran Pandora. Dia hanya bisa tersenyum tipis, dan mungkin tidak akan memberitahu Kingston, bahkan jika urusan pria itu selesai. Tidak akan memberitahu suaminya bahwa pria itu menjadi bahan gosip. Riuh tepukan tangan mengakhiri kesempatan Kingston ada di atas podium. Sorot mata spektrum itu sesaat menyorot ke arahnya. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, memancing Pandora memb
“Terima kasih, Helios.”Akhirnya, Pandora bernapas lega setelah perjalanan menuju pulang dan macam – macam kegiatan yang menguras tenaga; dia baru saja menyelesaikan kegiatan akhir kuliah lapangan, tetapi rasanya itu semacam sebuah perpisahan besar. Ntah karena Pandora bersama Anna sepakat melakukan kegiatan praktik di perusahaan Kingston, sehingga seluruh staff penting maupun para pegawai memperlakukan-nya lebih daripada mahasiswi yang mencari ilmu. Pandora lebih yakin hal tersebut karena ulah Kingston. Pria itu tak segan menunjukkan sikap manis di hadapan semua orang. Tidak peduli gosip akan bertebaran, asal Pandora menyelesaikan studi dengan baik. Demikian sering Kingston jadikan alasan ketika Pandora berusaha membatasi kedekatan mereka saat pria itu secara mendadak tiba di kantornya.Langkah Pandora pelan menaiki undakan tangga teratas. Hal paling pertama dilakukan adalah memasuki kamar. Dia sudah sangat merindukan tiga bayi-nya yang berturut – turut menyajikan sebuah pemandangan
Pandora tidak tahu harus terpaku pada yang mana. Bayi-nya yang tenang saat dimandikan, atau suami-nya yang panas ketika sedang menggosok sabun nyaris tak berbusa di tubuh mungil Luca. Gerakan tangan Kingston luwes, menegaskan betapa pria itu mahir menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Dia telah, pernah, terbiasa memandikan Aceli sewaktu gadis kecil itu masih begitu bayi. Dan sekarang mempraktikkannya kepada anak sendiri, sementara Pandora ... sambil – sambil belajar dia menunggu Kingston selesai.“Handuk, Kucing manis.”Pandora mengerjap cepat setelah mengguncang dirinya keluar dari lamunan. Dia menyerahkan kain yang sama mungilnya di dekat tangan Kingston. Pria itu menerima dengan tenang; mengeringkan tubuh Luca, lalu membawa bayi mungil mereka keluar dari kamar mandi.“Kapan kau akan memberiku giliran?”Mengambil posisi duduk di pinggir ranjang sambil mengamati Kingston memoles minyak di beberapa bagian tubuh Luca, termasuk di puncak kapal yang lembut itu, membuat Pandora sedik
Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement
Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa
Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s
Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu
“Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s