Selangkah Pandora mendahului Kingston tanpa memedulikan bagaimana pria itu berusaha meraih lengannya. Mereka baru saja melewati satu peristiwa ganjil ketika Pandora nyaris menyentuh ganggang pintu kaca, tetapi seseorang dari dalam, melakukan hal serupa—membiarkan tangan Pandora tergantung di udara; dia dan Kingston menyingkir sesaat, menunggu beberapa orang berlalu tanpa menatap.Setelah itu, saatnya masuk. Menyusul Aquela yang lebih cekatan menebar pesona dengan keranjang merah dalam jinjingan tangan. Pandora meraih keranjangnya sendiri. Kembali berjalan di depan Kingston. Tidak mengacuhkan acapkali repetisi dari tindakan pria itu seperti tanpa jeda.“Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan, Pandora.”Suara Kingston baru kali itu terdengar, seusai rak yang mereka datangi menjadi sepi, walau keputusan Pandora hanya untuk memilih beberapa cemilan ringan.“Dari awal aku sudah sering mengatakan padamu kalau, ibumu bermasalah. Tapi kau tidak pernah percaya.”Tiba – tiba dengan bahasa berbed
“Bangun, Kucing manis. Temani aku dapur sebentar.”Sayup – sayup suara Kingston berbisik untuk membangunkan Pandora di tengah malam. Jari tangannya menyentuh lengan Pandora. Merayu istri tukang tidur, yang sebenarnya tidak ingin dilakukan, tetapi Kingston telah mempertimbangkan apa saja yang barangkali akan terjadi. Kemungkinan terburuk. Sesuatu yang tak inginkan. Dia butuh Pandora untuk menemaninya minum segelas cokelat panas di meja makan. Hanya itu.Namun, Pandora terlalu betah memejamkan mata. Seperti kebiasaan tidur yang sulit diporsikan sesuai kebutuhan. Tidur Pandora akan selalu panjang. Ketika ujung telunjuk Kingston menyusuri kelopak mata yang terpejam itu. Dia hanya menerima tepisan tangan. Dan kenyataan bahwa Pandora akan mengubah posisi tidur membelakanginya membuat Kingston berdecak pelan.“Sebentar saja, Pandora.”Sedikit mengguncang tubuh Pandora. Itu Kingston lakukan agar setidaknya Pandora mau merespons untuk sesaat.“Pandora.”Berulang kali menyerukan nama yang sama.
“Jangan menyentuhku.”Pandora menepis tindakan apa pun yang coba Kingston berikan kepadanya. Terlalu buruk untuk mengingat tubuh telanjang Aquela; mengingat wanita yang mengangkang di hadapan suaminya sendiri; suara itu mendesis atas dasar gairah, seperti sauh yang menikam perasaan Pandora. Dan dia merasa semakin sakit tertumbuk menyaksikan kenyataan ... para petugas medis yang telah membawa ayahnya masuk ke ruang unit gawat darurat.Ntah berapa lama Pandora harus menunggu. Dia tidak menginginkan Kingston sementara waktu. Tidak menginginkan percakapan semacam pembelaan diri yang mungkin akan pria itu jabarkan sedemikian panjang.Kingston masih berusaha menyentuh Pandora tanpa sepatah kata. Berusaha meraih jemarinya, tetapi Pandora memiliki alasan untuk tidak bersinggungan sedikitpun, walau hanya sentuhan tangan.“Kau bisa jelaskan semua yang ingin kau katakan setelah ayahku siuman,” ucap Pandora final. Selebihnya dia tersaruk menjatuhkan diri di kursi tunggu. Pandora menarik napas dal
Gelap menggurita di ruang bawah tanah perlahan memiliki cahaya saat satu demi satu lampu menyala terang meliputi derap – derap langkah menggema, memantulkan suara gemerisik, sangat menegaskan bahwa akan ada satu peristiwa yang terjadi. Satu peristiwa ganjil ketika itu dimulai dari tubuh tegap Kingston dengan mantap menemui Venessa.Sekarang wanita itu nyaris bisa disebut bukan lagi seorang duchess. Penampilan Venessa luar biasa lusuh terbalut kain – kain kotor berdebu. Wajah Venessa hitam tercoreng, dan rambut panjangnya tersasak tidak beraturan.Pengakuan mengejutkan dari wanita tersebut di hadapan seorang saksi telah membuat Venessa terbawa ke dalam masalah. Pengakuan yang secara instan adalah suatu pengaturan. Venessa takkan mengatakan apa pun jika dan jika dia tak meminum sebuah ramuan; takkan terjebak dalam sebuah bencana; begitu setetes obat yang tersedu dengan bubuk pemberian Kingston kepada August menyebar menyeluruh ke dalam tubuh Venessa.Pada kenyataan pengaruh yang pekat m
Kekhawatiran murni yang membara dalam diri Pandora nyaris memisahkkanya dari raga. Tubuh Pandora gemetaran menunggu waktu – waktu yang begitu buruk. Menunggu ketika Kingston dibawa oleh beberapa petugas rumah sakit. Dan bahkan setelah hampir setengah jam berlalu, dia hanya melihat suster menerobos keluar, seolah sedang mencari sesuatu yang lebih penting, lalu kembali dengan usaha yang ntah bagaimana membuat Pandora tak berdaya di bawah sandaran dinding.Dia masih ingat kali pertama, akhirnya ikut bersimpuh di dekat Kingston demi memastikan bagaimana, mengapa suaminya tidak pernah membuka mata setelah itu.Sungguh. Pandora masih ingat dengan sangat terperinci apa yang dia temukan, sesuatu yang terasa mengumpal di balik jaket tebal Kingston. Dia masih sangat ingat detail seperti apa saat secara paksa membuatnya menurunkan resleting jaket tebal tersebut. Ternyata; kaos polos yang dikenakan pria itu sebelum menyusul August, telah tercabik – cabik menjadi irisan panjang, yang disambung den
“Astaga, perutmu sudah terasa buncitnya.”Rasa takjub tidak bersembunyi ketika Anna bicara. Gerakan tangan itu luar biasa pelan merambat di beberapa bagian yang cukup keras sedikit menonjol memperlihatkan bentuk nyata; menandakan kehidupan baru di rahim Pandora berkembang sangat baik.Hal tersebut adalah satu kenyataan yang mengingatkan Pandora kepada Kingston. Janin di dalam dirinya ada karena sentuhan rahasia bersama pria itu; ntah di ruangan mana, di kamarnya, di tempat olahraga, di meja kantor, di dapur, atau ... tiba – tiba Pandora merasa merasa wajahnya memanas, tak sanggup menggapai beberapa ingatan erotis lain tentang hubungan bersama pria itu.Dia mengerjap cepat, kemudian tersenyum tipis ke arah Anna. Baru saja mereka keluar dari kelas terakhir di hari jumat. Pandora menunggu jemputan dan Anna siap menemaninya sambil bicara, kalau – kalau lapar, mereka akan memesan makanan.“Apa saat kau melahirkan, kau akan ambil cuti untuk satu semester?” tanya Anna. Nada bicara gadis itu
Pandora terperanjat mendapati suara batuk sekali dua kali begitu pelan menyusup di tengah malam. Dia membuka matanya untuk mengetahui sumber percikan tersebut. Sedikit menahan napas saat menangkap pergerakan samar dari pria di sampingnya.Kingston bergerak ....Itu terlihat sangat jelas bagaimana tembakannya membuat semua sulit sekali dipercaya. Pandora tidak bisa menahan diri; segera bergeser, mengubah posisi tidur menyamping menjadikan siku di lengannya sebagai tumpuan.“King ....” Dia berbisik sangat pelan. Menyentuh rahang yang ditumbuhi rambut memanjang—kasar dan geli menjamah tekstur kulit di ujung jarinya.Besok pagi Pandora memang berencana akan mencukur rahang Kingston. Sudah menyiapkan seluruh perlengkapan yang disisihkan di sudut sofa. Dan menungu Kingston sungguh – sungguh membuka mata, itu yang sedang dia lakukan saat ini. Mengamati dengan saksama bulu mata Kingston samar – samar memberikan satu tindakan yang begitu meragukan.Jantung Pandora kentara berdebar setelah kali
Ketukan palu mengakhiri pembacaan putusan dari hakim ketua; pengajuan perceraian telah dikabulkan. Akhirnya ....Pandora mengamati bahu Chris merosot lega. Kemudian memindahkan perhatian ke arah Kingston. Suaminya yang duduk dengan tenang, turut memastikan bahwa tatapan mereka bertemu; saling memperhatikan, membiarkan senyum melebar sebagai satu – satunya interaksi paling intim.Rahang yang telah Pandora cukur minggu lalu, baru saja dia lakukan hari kemarin—membuat wajah Kingston bersih tanpa akar – akar rambut tersisa.‘Makhluk tua yang awet’Rasanya Pandora ingin mencecar Kingston secara langsung. Dia tak bohong kalau percikan dalam dirinya begitu takjub mempelajari struktur wajah yang berkali – kali kelipatan; terlihat lebih muda dari semestinya.“Setelah ini aku akan memeriksa lukamu,” ucap Pandora setengah berbisik.Begitu hakim meninggalkan ruang sidang. Dia menyadari ayahnya beranjak bangun dari kursi di depan. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana Chris memperlakuka
Hallo, Kakak - Kakak pembaca. Long Time No see di sini. Bagi yang belum tahu kalau kisah Hores dan Avanthe sudah muncul dan sudah bisa dibaca. Kalian boleh langsung cari saja di pencarian dengan judul 'Passionate Devil: Selir yang Terluka'."Di hari kau memutuskan untuk berubah jahat. Kau tak pernah mengajariku cara melupakan pria yang pernah sangat kukenal." -Avanthe- (Season dua: Series Demigod).Perjuangan Avanthe menghadapi kebencian Hores setelah perang dan kematian Raja Vanderox. Dengan kehadiran putri kecil-nya, apakah itu bisa mengembalikan perasaan Hores seperti sedia kala?Terkadang benci dan cinta adalah dua hal paling tak berjarak. Yuk, ikuti keseruan kisah mereka.
Ini waktunya ... sebuah perjuangan di mana cinta dan kerja sama adalah bukti paling nyata yang membawa Pandora pada titik mengagumkan. Pusat perhatiannya selalu terpaku kepada satu orang di sana; pria di atas podium dengan hak dan kerelasian terhadap kontribusi-nya sebagai seorang donatur. Kingston bicara setelah rektor memberikan sambutan pembuka hingga amanat. Sulit dimungkiri bahwa pria itu menjadi yang paling mencolok di antara civitas akademika dan siapa pun di sana. Sisiran rambut ke belakang, rapi, menambah kesan memuja. Sayup – sayup suara bisikan dari beberapa wisudawati terus menjalar sampai di pendengaran Pandora. Dia hanya bisa tersenyum tipis, dan mungkin tidak akan memberitahu Kingston, bahkan jika urusan pria itu selesai. Tidak akan memberitahu suaminya bahwa pria itu menjadi bahan gosip. Riuh tepukan tangan mengakhiri kesempatan Kingston ada di atas podium. Sorot mata spektrum itu sesaat menyorot ke arahnya. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, memancing Pandora memb
“Terima kasih, Helios.”Akhirnya, Pandora bernapas lega setelah perjalanan menuju pulang dan macam – macam kegiatan yang menguras tenaga; dia baru saja menyelesaikan kegiatan akhir kuliah lapangan, tetapi rasanya itu semacam sebuah perpisahan besar. Ntah karena Pandora bersama Anna sepakat melakukan kegiatan praktik di perusahaan Kingston, sehingga seluruh staff penting maupun para pegawai memperlakukan-nya lebih daripada mahasiswi yang mencari ilmu. Pandora lebih yakin hal tersebut karena ulah Kingston. Pria itu tak segan menunjukkan sikap manis di hadapan semua orang. Tidak peduli gosip akan bertebaran, asal Pandora menyelesaikan studi dengan baik. Demikian sering Kingston jadikan alasan ketika Pandora berusaha membatasi kedekatan mereka saat pria itu secara mendadak tiba di kantornya.Langkah Pandora pelan menaiki undakan tangga teratas. Hal paling pertama dilakukan adalah memasuki kamar. Dia sudah sangat merindukan tiga bayi-nya yang berturut – turut menyajikan sebuah pemandangan
Pandora tidak tahu harus terpaku pada yang mana. Bayi-nya yang tenang saat dimandikan, atau suami-nya yang panas ketika sedang menggosok sabun nyaris tak berbusa di tubuh mungil Luca. Gerakan tangan Kingston luwes, menegaskan betapa pria itu mahir menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Dia telah, pernah, terbiasa memandikan Aceli sewaktu gadis kecil itu masih begitu bayi. Dan sekarang mempraktikkannya kepada anak sendiri, sementara Pandora ... sambil – sambil belajar dia menunggu Kingston selesai.“Handuk, Kucing manis.”Pandora mengerjap cepat setelah mengguncang dirinya keluar dari lamunan. Dia menyerahkan kain yang sama mungilnya di dekat tangan Kingston. Pria itu menerima dengan tenang; mengeringkan tubuh Luca, lalu membawa bayi mungil mereka keluar dari kamar mandi.“Kapan kau akan memberiku giliran?”Mengambil posisi duduk di pinggir ranjang sambil mengamati Kingston memoles minyak di beberapa bagian tubuh Luca, termasuk di puncak kapal yang lembut itu, membuat Pandora sedik
Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement
Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa
Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s
Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu
“Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s