“Astaga, perutmu sudah terasa buncitnya.”Rasa takjub tidak bersembunyi ketika Anna bicara. Gerakan tangan itu luar biasa pelan merambat di beberapa bagian yang cukup keras sedikit menonjol memperlihatkan bentuk nyata; menandakan kehidupan baru di rahim Pandora berkembang sangat baik.Hal tersebut adalah satu kenyataan yang mengingatkan Pandora kepada Kingston. Janin di dalam dirinya ada karena sentuhan rahasia bersama pria itu; ntah di ruangan mana, di kamarnya, di tempat olahraga, di meja kantor, di dapur, atau ... tiba – tiba Pandora merasa merasa wajahnya memanas, tak sanggup menggapai beberapa ingatan erotis lain tentang hubungan bersama pria itu.Dia mengerjap cepat, kemudian tersenyum tipis ke arah Anna. Baru saja mereka keluar dari kelas terakhir di hari jumat. Pandora menunggu jemputan dan Anna siap menemaninya sambil bicara, kalau – kalau lapar, mereka akan memesan makanan.“Apa saat kau melahirkan, kau akan ambil cuti untuk satu semester?” tanya Anna. Nada bicara gadis itu
Pandora terperanjat mendapati suara batuk sekali dua kali begitu pelan menyusup di tengah malam. Dia membuka matanya untuk mengetahui sumber percikan tersebut. Sedikit menahan napas saat menangkap pergerakan samar dari pria di sampingnya.Kingston bergerak ....Itu terlihat sangat jelas bagaimana tembakannya membuat semua sulit sekali dipercaya. Pandora tidak bisa menahan diri; segera bergeser, mengubah posisi tidur menyamping menjadikan siku di lengannya sebagai tumpuan.“King ....” Dia berbisik sangat pelan. Menyentuh rahang yang ditumbuhi rambut memanjang—kasar dan geli menjamah tekstur kulit di ujung jarinya.Besok pagi Pandora memang berencana akan mencukur rahang Kingston. Sudah menyiapkan seluruh perlengkapan yang disisihkan di sudut sofa. Dan menungu Kingston sungguh – sungguh membuka mata, itu yang sedang dia lakukan saat ini. Mengamati dengan saksama bulu mata Kingston samar – samar memberikan satu tindakan yang begitu meragukan.Jantung Pandora kentara berdebar setelah kali
Ketukan palu mengakhiri pembacaan putusan dari hakim ketua; pengajuan perceraian telah dikabulkan. Akhirnya ....Pandora mengamati bahu Chris merosot lega. Kemudian memindahkan perhatian ke arah Kingston. Suaminya yang duduk dengan tenang, turut memastikan bahwa tatapan mereka bertemu; saling memperhatikan, membiarkan senyum melebar sebagai satu – satunya interaksi paling intim.Rahang yang telah Pandora cukur minggu lalu, baru saja dia lakukan hari kemarin—membuat wajah Kingston bersih tanpa akar – akar rambut tersisa.‘Makhluk tua yang awet’Rasanya Pandora ingin mencecar Kingston secara langsung. Dia tak bohong kalau percikan dalam dirinya begitu takjub mempelajari struktur wajah yang berkali – kali kelipatan; terlihat lebih muda dari semestinya.“Setelah ini aku akan memeriksa lukamu,” ucap Pandora setengah berbisik.Begitu hakim meninggalkan ruang sidang. Dia menyadari ayahnya beranjak bangun dari kursi di depan. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan bagaimana Chris memperlakuka
Melahirkan; menjadi kata paling mengerikan bagi Kingston. Pria itu membungkuk di depan westafel; memuntahkan sesuatu dari dalam dirinya setelah menerima golakan yang menuntut secara mendesak. Kingston terlihat lebih tersiksa—tak lagi berusaha memaksakan diri menatap gumpalan darah ketika makhluk – makhluk mungil itu keluar.Salah Kingston sendiri ....Sekarang Pandora menghela napas mendapati sang suami seperti itu. Jari – jari tangannya memijit tengkuk leher Kingston. Terlepas dari kekhawatiran, perasaan Pandora melonjak membayangkan bagaimana jika dia yang melahirkan? Apakah juga akan sama?Dia segera mengguncang dirinya keluar dari bayangan yang masih terlalu jauh. Kingston masih harus, setidaknya, mungkin, masih akan mengalami hal – hal saat ini sampai trimeter kedua yang baru, baru akan tiba satu minggu ke depan. Tetapi Pandora akui; niat pria itu ingin menemani cheetah-nya melahirkan adalah ide paling konyol. Kucing besar Kingston sungguh telah ditempatkan di tempat khusus. Pa
Pandora mengerjap beberapa kali ketika pintu kelas, sesaat, terbuka menampilan sesosok pria sangat familiar. Dia bertanya – tanya benarkah itu Kingston, sedang menunggu, sementara seharusnya pria itu tahu waktu untuk pulang belum tiba.Mata kuliah tiga sks; satu sks sekitar 45 menit, dikalikan kelipatan tersebut. Tetapi hanya perlu satu jam lagi bagi Kingston mengetahui mereka akan melanjutkan kegiatan lain.Pandora tetap memusatkan perhatiannya di sana. Barangkali, teman sekelas akan segera kembali dari kegiatan berpamitan ke kamar mandi. Dia langsung melongokkan kepala saat ganggang pintu terlihat terbuka. Sekali lagi ingin memastikan; benar, Kingston ada di sana. Begitu sibuk mengulik ponsel hingga tidak memedulikan orang – orang sekitar.“Sudah ditunggin aja.”Pandora memindahkan perhatian, terkejut oleh suara bisikan Anna. Betapa gadis itu tahu apa pun yang sedang dia perhatikan.“Kau selalu lihat apa yang kulihat,” ucap Pandora setengah jengkel, setengah turut berbisik. Anna han
Pandora diam tidak mengatakan apa pun selama dalam perjalanan menuju pulang. Ada rasa takut yang ntah mengapa terus mengikuti bahunya. Kata – kata dokter kandungan semacam sebuah analisis yang mengejutkan. Sesuatu; rancu dan aneh terjadi pada janin yang dia kandung. Ya, itu, itu semua diucapkan dokter saat proses penampilan gambar di layar monitor berlangsung.Benar – benar bagian tak terduga. Pandora tak pernah mengira akan diberi pilihan untuk tidak mempertahankan. Secara pasti dia dengan tegas merasa keberatan. Bagaimanapun keputusannya adalah tetap seperti yang saat ini bisa dia lakukan. Pandora bahkan tak ingin terlalu lama di rumah sakit, segera pergi membiarkan Kingston mengurus sisanya.“Kita sudah sampai, Kucing manis.”Pandora menarik napas panjang. Memberanikan diri menatap ke arah pria yang sedang sibuk membuka sabuk pengaman. Kingston turun dengan tenang. Luar biasa tidak memberikan petunjuk apa pun mengenai perasaan dan apa yang sedang pria itu pikirkan. Tetapi mungkin—P
“Anak itu tak akan pernah bisa dilahirkan di hadapan manusia.”“Satu – satunya pilihan bagimu adalah membawa Pandora ke istana.”“Hanya di sini dia bisa melahirkan keturunanmu. Tidak peduli bagaimana risiko yang akan kalian hadapi.”“Jika dia akan mengorbankan nyawanya, itu konsekuensi yang harus kau terima.”“Aku sudah sering memperingatimu, Rhodes.”Empat bulan lama-nya, dan pembicaraan serius itu masih menjadi suatu lipatan yang menggunung di benak Kingston. Tidak ada solusi, sedikitpun untuk memecahkan kegelisahan bertingkat yang membuat Kingston nyaris tidak bisa memikirkan apa pun, selain bagaimana cara mempertahankan keduanya, Pandora dan makhluk mungil; masih bersemayam di dalam perut yang telah membengkak.Kingston menegakkan tubuh ketika pintu kelas dibuka. Postur tingginya tidak sulit menemukan Pandora paling terbelakang; sedikit kesulitan melangkah dengan keadaan perut sebesar itu. Paling tidak, Kingston harus menunggu beberapa mahasiswa mendahuluinya, kemudian diliputi ge
Pandora sedang melipat kain – kain mungil, memindahkannya ke dalam keranjang khusus untuk dipersiapkan di hari kelahiran; terhitung besok. Dia tidak mengerti akan seperti apa rasanya, tetapi dentuman di dada selalu memberi efek detak yang mendebarkan.Dia menarik embuskan napas membayangkan keharusan menenangkan diri. Menggenggam erat pada bibir keranjang, sesekali menyentuh pinggul saat dia akan melangkah ke sisi berbeda untuk meraih sarung tangan dan kaus kaki. Disatukan menjadi beberapa tingkat, lalu diletakkan di sudut paling pojok.Selesai. Pandora tersenyum tipis sambil – sambil mendorong kereta keranjang sebagai tahapan terakhir. Posisinya pas tidak jauh dari ranjang, kemudian jemarinya menarik katup sekadar mengunci roda agar tidak beranjak geser.Pandora sudah akan memutar tubuh meninggalkan kamar, tetapi dia menghentikan satu tindakan akan mengangkat kaki setelah menemukan Kingston terpaku diam membelakangi kusen pintu yang tertutup. Sebelah tangan pria itu memegang sesuatu,
Hallo, Kakak - Kakak pembaca. Long Time No see di sini. Bagi yang belum tahu kalau kisah Hores dan Avanthe sudah muncul dan sudah bisa dibaca. Kalian boleh langsung cari saja di pencarian dengan judul 'Passionate Devil: Selir yang Terluka'."Di hari kau memutuskan untuk berubah jahat. Kau tak pernah mengajariku cara melupakan pria yang pernah sangat kukenal." -Avanthe- (Season dua: Series Demigod).Perjuangan Avanthe menghadapi kebencian Hores setelah perang dan kematian Raja Vanderox. Dengan kehadiran putri kecil-nya, apakah itu bisa mengembalikan perasaan Hores seperti sedia kala?Terkadang benci dan cinta adalah dua hal paling tak berjarak. Yuk, ikuti keseruan kisah mereka.
Ini waktunya ... sebuah perjuangan di mana cinta dan kerja sama adalah bukti paling nyata yang membawa Pandora pada titik mengagumkan. Pusat perhatiannya selalu terpaku kepada satu orang di sana; pria di atas podium dengan hak dan kerelasian terhadap kontribusi-nya sebagai seorang donatur. Kingston bicara setelah rektor memberikan sambutan pembuka hingga amanat. Sulit dimungkiri bahwa pria itu menjadi yang paling mencolok di antara civitas akademika dan siapa pun di sana. Sisiran rambut ke belakang, rapi, menambah kesan memuja. Sayup – sayup suara bisikan dari beberapa wisudawati terus menjalar sampai di pendengaran Pandora. Dia hanya bisa tersenyum tipis, dan mungkin tidak akan memberitahu Kingston, bahkan jika urusan pria itu selesai. Tidak akan memberitahu suaminya bahwa pria itu menjadi bahan gosip. Riuh tepukan tangan mengakhiri kesempatan Kingston ada di atas podium. Sorot mata spektrum itu sesaat menyorot ke arahnya. Senyum tipis, nyaris tidak terlihat, memancing Pandora memb
“Terima kasih, Helios.”Akhirnya, Pandora bernapas lega setelah perjalanan menuju pulang dan macam – macam kegiatan yang menguras tenaga; dia baru saja menyelesaikan kegiatan akhir kuliah lapangan, tetapi rasanya itu semacam sebuah perpisahan besar. Ntah karena Pandora bersama Anna sepakat melakukan kegiatan praktik di perusahaan Kingston, sehingga seluruh staff penting maupun para pegawai memperlakukan-nya lebih daripada mahasiswi yang mencari ilmu. Pandora lebih yakin hal tersebut karena ulah Kingston. Pria itu tak segan menunjukkan sikap manis di hadapan semua orang. Tidak peduli gosip akan bertebaran, asal Pandora menyelesaikan studi dengan baik. Demikian sering Kingston jadikan alasan ketika Pandora berusaha membatasi kedekatan mereka saat pria itu secara mendadak tiba di kantornya.Langkah Pandora pelan menaiki undakan tangga teratas. Hal paling pertama dilakukan adalah memasuki kamar. Dia sudah sangat merindukan tiga bayi-nya yang berturut – turut menyajikan sebuah pemandangan
Pandora tidak tahu harus terpaku pada yang mana. Bayi-nya yang tenang saat dimandikan, atau suami-nya yang panas ketika sedang menggosok sabun nyaris tak berbusa di tubuh mungil Luca. Gerakan tangan Kingston luwes, menegaskan betapa pria itu mahir menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Dia telah, pernah, terbiasa memandikan Aceli sewaktu gadis kecil itu masih begitu bayi. Dan sekarang mempraktikkannya kepada anak sendiri, sementara Pandora ... sambil – sambil belajar dia menunggu Kingston selesai.“Handuk, Kucing manis.”Pandora mengerjap cepat setelah mengguncang dirinya keluar dari lamunan. Dia menyerahkan kain yang sama mungilnya di dekat tangan Kingston. Pria itu menerima dengan tenang; mengeringkan tubuh Luca, lalu membawa bayi mungil mereka keluar dari kamar mandi.“Kapan kau akan memberiku giliran?”Mengambil posisi duduk di pinggir ranjang sambil mengamati Kingston memoles minyak di beberapa bagian tubuh Luca, termasuk di puncak kapal yang lembut itu, membuat Pandora sedik
Tengah malam suara tangis menggelegar menjadi salah satu hal paling baru yang pernah Pandora hadapi. Dia mengerjap sebentar untuk menatap langit – langit kamar temaram. Sesaat Pandora bergeser, begitu hati – hati tidak ingin membangunkan Aceli di tengah – tengah ranjang. Tubuhnya sudah bersiap akan bangun menuju keranjang bayi, tetapi satu cekalan hangat benar – benar baru menghentikan apa yang nyaris Pandora lakukan.“Biar aku saja, Kucing manis. Sebaiknya kau kembali tidur.”Sayup – sayup suara dalam Kingston diliputi langkah kaki meninggalkan ranjang. Bayangan tubuh pria itu terus berjalan, kemudian berhenti di satu titik persis perhatian Pandora tak terenggut di sana.Gerakan Kingston luwes mendekap bayi mungil mereka. Lekuk tubuh pria itu terlihat menyisir di depan meja. Kingston mungkin akan menunggu beberapa saat sampai susu perah yang disimpan di satu perangkat khusus untuk mengisi penuh ke dalam susu botol.“Bawa Luca ke sini, King.”Namun, Pandora merasa terlalu lama, sement
Hari di mana dia dipersilakan pulang, Pandora melangkahkan kaki pelan – pelan masuk ke dalam gedung mentereng. Dia sedikit terkejut ketika menemukan Chris sudah berdiri menyambut dengan hangat, lalu pria itu segera mendekat diliputi satu – satunya perhatian tertuju pada bayi mungil dan kebiasaan tidur yang begitu panjang.“Kenapa tidak memberitahuku saat kau akan melahirkan, Panda?”Mendapati Chris mengajukan pertanyaan sambil tersenyum kepada Luca. Pandora segera memindahkan perhatiannya lurus – lurus memberi Kingston isyarat. Apa yang harus mereka katakan?Kejujuran sudah dipastikan tidak akan terjadi, karena itu akan sanggup membuat Chris berpikir betapa Pandora benar – benar telah membahayakan nyawanya.“Saat aku akan melahirkan, semuanya terjadi secara tiba – tiba, Dad. Jadi baru bisa memberitahumu belakangan.”Pandora meringis usai menceritakan separuh kebenaran. Memang Luca ingin dilahirkan secara tiba – tiba. Tiba – tiba kontraksi dan tiba – tiba dia harus menghadapi peristiwa
Pintu kamar rawat terbuka perlahan; di mana Kingston terlihat membungkuk menurunkan tubuh Aceli dari balik punggung pria tersebut. Gadis kecil yang sepertinya malas berjalan, sehingga butuh sentuhan ajaib dari sang paman untuk membuat mereka terlihat harmonis.“Mommy Panda!”Pandora tetap menjatuhkan perhatian; mengamati derap langkah Aceli terburu mendekatinya. Kursi yang diseret menimbulkan suara gemerisik, kemudian wajah Aceli muncul setelah gadis itu menaiki kursi sekadar menunjang tubuhnya yang pendek.“Aceli sangat merindukan Mommy Panda.”Senyum menggemaskan itu tidak pernah berubah. Pandora hampir tertawa menanggapi ungkapan kalimat demikian, tetapi dia tak bisa bohong; perasaan haru yang mendesak sedikit mengguncang sisi emosional-nya. Pandora sangat – sangat merindukan Aceli. Sengaja merentangkan tangan untuk melihat bagaimana reaksi gadis kecil Kingston.Aceli antusias ingin merangkak ke atas blankar, kemudian tubuh kecilnya langsung ditangkap. Bukan Pandora. Kingston-lah s
Iris hijau Pandora sekelebat menerima siraman lampu terang, dia mengerjap beberapa kali untuk membiaskan diri. Lurus – lurus mengamati, baru kemudian keningnya bertaut menyadari dia sedang berada di satu tempat berbeda. Seingatnya, hal paling terakhir bisa dia lihat adalah wajah Kingston yang begitu khawatir. Ya, pria itu yang paling terakhir ada bersamanya. Dan tiba – tiba saat dia merasa dunia kembali memberi sebuah kesempatan. Kingston pula yang sekarang sedang menawarkan tatapan lembut. Melebihi sebuah kemurnian yang pernah Pandora miliki.. Sorot mata itu teduh. Teduh sekali ke satu titik, turun sedikit di samping Pandora.“King ...,” panggil Pandora, tidak tahu mengapa akhirnya membuat Kingston seperti tersentak. Barangkali Kingston sedang melamunkan sesuatu, tetapi reaksinya begitu tak terduga ketika pria itu diam, seolah berjuang mengumpulkan informasi, yang salah – salah tidak pernah dipikirkan sebelumnya.Untuk waktu cukup lama Pandora masih harus menunggu. Tak sadar di satu
“Tuan ....”“Maaf, Tuan. Tubuh Anda tidak bisa menerima jarum suntik.”Kata – kata sang perawat menyeret perhatian Kingston untuk terguncang. Saat memikirkan bagaimana keadaan Pandora, itu membuatnya hilang cukup lama. Sekarang, setelah menyadari wanita yang ingin mengambil darahnya hanya melakukan hal sia – sia. Kingston tidak mengatakan apa pun, selain membiarkan kebekuan di urat nadi tangannya; yang tak terjamah, benar – benar bisa menerima benda asing menerobos ke dalam.Jarum tajam mulai berfungsi. Kingston terus terpaku pada aliran darah yang bergerak melalui selang. Darahnya akan diberikan kepada Pandora. Ini memang sebuah keputusan penuh tekad. Tidak tahu bagaimana selanjutnya. Kingston berharap darah yang dia donorkan tidak akan mempengaruhi tubuh Pandora. Itu adalah kemungkinan paling kecil. Kalaupun ada harga yang harus diterima. Hanya diharapkan Pandora tidak akan menua. Itu saja.“Anda mungkin akan sedikit merasa pusing, Tuan. Beristirahatlah sebentar.”Wanita yang baru s