Tidak ada pernikahan yang lengkap tanpa foto. Kingston telah menyiapkan fotografer terbaik, dengan setiap tangkapan kamera sudah dipastikan; Pandora menjadi yang terbanyak dalam pengambilan gambar. Pertama dia sebagai mempelai wanita bersama ayah dan ibunya melakukan sesi bersama. Kemudian bertambah keberadaan gadis kecil pembawa bunga di dalam dekapan Chris. Secara bergiliran itu diikuti kesempatan Kingston dan Aceli untuk foto berdua, selanjutnya Pandora mengikuti. Lalu yang terakhir ... hanya mempelai pria dan wanita. Saat gerakan pertamanya, Kingston bertindak posessif—merangkul pinggul Pandora. Mencari alasan apa pun sekadar mencuri – curi ciuman di pipi. Tapi setelah semua kegiatan selesai, pria itu harus pergi menjamu beberapa tamu, sehingga meninggalkan Pandora untuk mengambil jalur sendiri. Mengajak Anna, yang paling sering, dan tim teater mengabdikan momen bersama. Momen tak terlupakan, meski peristiwa itu terjadi begitu singkat.“Tiba – tiba saja Mr. Nolan sudah menjadi sua
“Berhenti dulu, King, Mom ada di luar.”Pandora menekan dada Kingston, berusaha tidak menimbulkan suara lenguhan sekecil apa pun, yang membuatnya harus membekap bibir saat Kingston terus menggerakan jari – jari tangan di tubuhnya.Terakhir kali Kingston melakukan dengan marah, tetapi kali ini pria itu persis seperti seorang tirani—mematenkan Pandora secara hak dan resmi, seakan – akan dia bisa berbuat apa saja, termasuk merambat pelan ke bawah. Meninggalkan jejak – jejak panas, sesekali meremas dada Pandora dengan genggaman kasar.“Pandora, buka pintunya sebentar.”Pandora menelan ludah kasar menghadap ke arah pintu. Lengan yang terulur mencari puncak kepala Kingston setelah pria itu menyibak ujung dress sampai tersingkap di bagian perut. Pandora ingin menahan bagian dari tindakan Kingston yang intim. Namun secara tidak sabaran pria itu merampas dalaman dan membuka kakinya lebar – lebar. Menjatuhkan bibir untuk mengecup ceruk paha yang terlihat menggiurkan.“Berhenti dulu, King.”Pand
Barang asli dan mentereng ....Aquela menyukai caranya yang licik untuk mendayung dua pulau bersamaan. Dia berjalan lenggak – lenggok masuk ke dalam mansion. Ini akan menjadi permulaan baru. Akan dia katakan kepada Chris tentang apa yang dibawanya ketika pria itu menanyakan keberadaan Pandora.Sesaat ... Aquela menjeda langkah saat Chris sudah menunggu dengan cemas di ruang tamu. Nyaris dua jam dia pergi—rasanya itu menjadi alasan mengapa, pesta malam pernikahan lebih padat dia lewatkan. Perhatian Aquela sesekali tertuju kepada Kingston, menantunya yang selalu menyalakan api gairah. Tetapi dia tidak berdaya untuk semakin jatuh ke dalam pesona gila itu.Setelah menimbang kemungkinan di depan mata. Dia melanjutkan sesuatu yang tertunda. Mendatangi Chris, tersenyum pada pria yang termakan oleh gerakan gelisah.“Di mana Panda, Ella?”Kepala Chris melongoh, mencari – cari keberadaan Pandora yang tak mungkin menyusul. Alih – alih menjawab, Aquela sibuk memamerkan kalung permata berkilauan d
Pandora mengamati dalam kebingungan ketika dia menyusuri lorong minim percahayaan. Derap – derap beberapa pengawal seperti lebih terburu di luar bayangannya. Mereka persis dikejar waktu, begitu cekatan menarik gerbang yang menjulang tinggi. Ada keanehan, tetapi Pandora tidak sepenuhnya mengerti. Kadang – kadang dia akan melirik ke arah Shelden, pria yang telah menuturkan pelbagai hal.Sesuatu langsung mendesak di benak Pandora saat dia tahu Shelden sibuk mengenakan rompi anti peluru dan memegang senjata panjang di tangan. “Kita akan ke mana?” tanyanya. Dua taksi helikopter di luar ... menggambarkan akan ada perjalanan jauh. Perjalanan yang tidak termasuk ke dalam kata – kata Shelden sehingga rasa waspada Pandora terungkap jelas dari kata ‘libur’ yang tak pernah ada di kepalanya.“Mengunjungi nenekmu.”Kening Pandora bertaut heran. Dia menafsirkan jawaban Shelden adalah kebenaran menyimpang. “Memakai helikopter?” Sehingga memastikan dengan cara baik – baik adalah hal yang penting dia l
“Panda.”Untuk waktu yang lama Pandora terpaku mengamati Chris tertatih dengan napas mengge bu – gebu sekadar menggapai dirinya. Dia tidak ingin membiarkan sang ayah berjuang sendiri. Segera mengenyahkan kabut di pelupuk mata. Lalu berlari cepat masuk ke dalam tubuh Chris. Merasakan betapa hangat pelukan sekaligus hasrat ketakutan yang melebur menjadi satu.Setelah memastikan Shelden dan sang pilot telah melenggang nyawa. Pandora dan Kingston memang sepakat untuk pulang. Dia bahkan meninggalkan Kingston di belakang. Meninggalkan suaminya yang akan mengerti bagaimana puncak kegelisahan Pandora sejak awal sudah bergelut ketika pria itu mengatakan kebenaran tentang kesalahan fatal Aquela.“Kau baik – baik saja, Panda?”Usapan tangan Chris berulang – ulang menyeka anak rambut yang berserak di depan wajah Pandora. Permata yang Anna susun untuk menghias rambut separuh terurai bahkan sebagiannya telah hilang. Pandora hampir ... benar – benar tidak berpenampilan dengan baik. Tetapi terpentin
Di sini Pandora berakhir. Di satu ruang ... tempat Kingston pernah menyembunyikannya dari Aceli. Sebuah ruang yang pernah begitu temaram, tetapi Pandora menyadari bahwa itu hanyalah ruang beristirahat, yang sengaja dibangun di dalam ruangan lain, jika dan jika Kingston ingin memanfaatkannya setelah melakukan aktivitas dengan macam – macam alat berat.Ada ranjang berukuran muat bagi tubuh tinggi Kingston. Pria itu juga menambahkan sofa tunggal di bagian sudut—sedikit berdampingan di samping buffet biru gelap. Tidak ada tambahan apa pun selain itu. Menurut Pandora terlalu kosong untuk seukuran kamar berisitrahat yang luas.Dia telah melakukan pertimbangan besar. Menatap lamat – lamat tiang menjulang. Tiang panggung yang baru saja dia mintai pertolongan Helios demi dipasang di tengah – tengah ... persis tidak jauh dari ranjang.Sebenarnya Pandora tidak memiliki niatan untuk mengatur hal yang tidak termasuk dari bentuk keinginan. Namun kata – kata Anna di kelas tadi pagi luar biasa memeng
Pandora menggenggam selimut tebal saat Kingston menarik pinggulnya sedikit bangun. Dia menungging dengan separuh wajah tenggelam di antara bantal. Merasakan terkadang Kingston akan meremas bokongnya, lalu jari – jari tangan itu akan turut memainkan garis daging hingga Pandora semakin gelisah—bergelut di tengah – tengah hasrat dan kenikmatan, kemudian tergulung oleh terjangan melegakan. Tubuh Pandora persis diserbuk, bahkan udara melolos dari bibir untuk meraih sisa – sisa gelenyar yang membelenggunya.Dia tersentak. Tiba – tiba pria itu mengumpulkan kedua lengan yang tak lagi menggenggam selimut tebal. Menarik Pandora bangun, merasakan hujaman yang tidak pernah berubah. Begitu menggetarkan.Untuk sesaat pria itu memisahkan diri. Membuat tubuh Pandora terasa kosong, meski dia tidak menolak dimintai menyusuri pinggir ranjang.Kingston menginginkan varian baru. Ketika pria itu ada di depannya, duduk dengan mantap seperti seorang raja berkuasa. Tangan Pandora segera dituntun memegangi kej
“Kau yakin bisa mengajar dengan kondisimu yang seperti ini?”Pandora selesai menyisir rambut hitam Kingston. Dia bertanya serius saat pria itu memaksa untuk tidak melewatkan satu hari kewajibannya sebagai seorang dosen pengganti. Kingston begitu keras kepala, sulit diberitahu, dan enggan menerima rententan pernyataan berupa penolakan Pandora. Sudah dia katakan bahwa teman – temannya akan mengerti. Tetapi itu tidak pernah masuk ke dalam riwayat keinginan Kingston. Alih – alih mengutarakan sesuatu, yang, paling tidak memberi Pandora sedikit ketenangan. Pria itu hanya memeluk. Menenggelamkan wajah dalam – dalam di permukaan dadanya, sekaligus mencari – cari sisi bagian empuk.“Jika kau terus seperti ini lebih baik di rumah saja, King.” Pandora mendengkus. Posisinya memang cenderung lebih tinggi dengan berpijak di pinggir ranjang. Alasan paling tepat untuk menjelaskan bagaimana keadaan Kingston akan mengulur waktu.Baru lewat dua hari sejak tubuh Kingston melemah. Seharusnya butuh waktu l