Beranda / Romansa / Tawanan Kastil Putih / Benih Cinta dari Raanana

Share

Benih Cinta dari Raanana

Penulis: Rin Ririn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

                “Apa aku terlihat sakit?” tanya Aaron.

                Mulut Aurora semakin menganga. Ada saat di mana dia memiliki pasien yang sedikit nyeleneh saat masih bekerja di rumah sakit dulu. Namun, dia merasa tidak ada yang seunik pasiennya satu ini. Ya, dia memang terhitung sebagai salah satu perawat yang banyak digoda paisennya, terutama jika pasien itu seorang pria dan masih muda. Jadi, apa kali ini dia juga sedang digoda?

                Plug!

                Aurora merasakan sesuatu yang asin-asin gurih memasuki mulutnya.

                “Enak?” tanya Aaron lagi.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tawanan Kastil Putih   Lamaran Diterima!

    Masih jendela yang sama. Juga pemandangan yang serupa. Hanya saja, akhir-akhir ini Aaron lebih sering mendatangi langsung taman indah yang selama dua puluh tahun dia pandangi dari balik jendela. Perlahan, Aaron menghela napas. Seminggu dengan kestabilan sudah dilaluinya dengan baik. Tetap saja masih ada suara-suara yang mengganggunya, namun begitu dia memalingkan fokusnya pada Aurora dan apa yang telah terjadi selama wanita itu hadir dalam hidupnya maka suara-suara itu perlahan mulai terdengar menjauh. Hanya sayup-sayup. Semua orang di kasti ini mengetahui keadaan Aaron sebagai seorang ‘psycho’ dengan ‘self-injuiry’ , namun hanya dia sendiri yang paling memahami sejauh mana kea

  • Tawanan Kastil Putih   Pria Aristokrat

    Meskipun tersamar, namun praktik aristokrasi tetaplah ada. Di abad ini mungkin tidak banyak orang yang berpikir bahwa hanya para bangsawan alias keturunan ningratlah yang mampu memerintah sebuah negara. Namun, pada kenyataannya para kaum yang dianggap elit itu masih tetap ada di tingkatan yang sama, paling atas. Masih tidak jauh dari orang-orang aristokratis, bergaya ‘classy’ juga merupakan bagian dari sebuah eksistensi yang menjelaskan keadaan seorang lahir dari golongan kaya atau bukan. Banyak orang berlomba-lomba untuk tampil berkelas dengan ‘budget’ terbatas. Semua itu mereka lakukan agar terlihat lebih bernilai dari lainnya. Bahkan tidak jarang ada orang yang sengaja berbuat curang demi tampil di depan sebagai bagian dari kaum kaya. 

  • Tawanan Kastil Putih   Hanya Harapan yang Tersisa

    “Dia sudah membaik?” Raanana menganggukkan kepala pada pria yang duduk di kursi berseberangan meja dengannya itu. “Perawat itu melakukan pekerjaannya dengan baik,” katanya. Tuan Johansson atau Nick, ayah Aaron diam untuk sesaat. Matanya mengamati ruangan yang ada di balik jendela Raanana. Sejujurnya, pikirannya tertuju bukan pada ruangan itu apalagi putranya, melainkan wanita yang dipanggil Raanana dengan sebutan perawat itu. Nick tidak bermaksud untuk berburuk sangka. Hanya saja, semua orang di kastil mulai sering membicarakan tentang perawat khusus tuan muda yang berparas cantik.

  • Tawanan Kastil Putih   Bukan Waktu yang Tepat

    Dua hari ini cuaca sedikit mendung. Akibatnya hawa dingin menyergap semua orang, tidak terkecuali pasien Aurora. Oleh karenanya sebelum keluar ke taman, Aurora selalu menyiapkan pakaian hangat untuk pria itu. Ya, meskipun itu sekedar ‘sweater’ . Ini adalah minggu pertama di bulan kedua Aurora bekerja. Aaron berharap bahwa kondisinya semakin membaik sehingga mempermudah pekerjaan wanita itu. Jadi, dia sama sekali tidak membantah apa kata Aurora. Dan jika boleh jujur, dia justru menyukai perhatian perawat itu, terutama saat Aurora memakaikan ‘sweater’ untuknya. Kenapa dia harus menatapku dengan tatapan seperti itu tanya Aurora dalam hati setiap kali matanya bersinggungan dengan m

  • Tawanan Kastil Putih   Pria dan Wanita Beda Kelas

    “Ceritakan soal diri kamu!” Aurora tersenyum kecil. Bibir itu melengkung dengan indah batin Aaron seraya memangku dagu dengan tangan yang dia sandarkan ke badan kursi yang dia dan Aurora duduki. Kursi itu terletak di luar jendela kamarnya, membelakangi taman air mancur yang memisahkan ruangannya dengan Raanana. Sampai saat ini Aaron masih selalu menepis rasa yang selalu menggetarkan hatinya, namun hati yang terus bergetar tidak bisa dia sembunyikan dari dirinya sendiri. Aku dan dia hanya berteman?

  • Tawanan Kastil Putih   Tarik-menarik yang Asyik

    “Saatnya sarapan!” ajak Aurora. Aaron sudah selesai mandi. Seperti biasa, dalam sebulan terakhir ini, Aurora sudah menyiapkan jadwalnya. Namun, entah mengapa dia masih ingin duduk di ranjangnya. Seperti yang semua orang sadari, akhir-akhir ini Aaron semakin terlihat normal dan memperhatikan penampilannya. Entah itu memang perkembangannya atau bagian dari sandiwara untuk kesembuhannya, yang jelas Aurora merasa pasiennya itu terlihat amat manis pagi ini. “Ada apa?” tanya Aurora kemudian seraya mendekat.&n

  • Tawanan Kastil Putih   Jangan Pernah Tinggalkan Aku!

    “Apa?” kejut Gael. Io mengangguk mantap. Perlahan Gael menarik napas, sedikit kesal. Ini bukan sebab cemburu atau perasaan yang sejenisnya, dia hanya tidak percaya bahwa gerakan pamannya begitu tidak terduga. Sudah dua bulan ini Aaron menunjukkan kemajuan yang baik dalam kestabilannya. Raanana sendiri yang memberi tahu itu pada Gael. Meskipun semua orang yang terkait dengan kondisi Aaron masih terus siaga, namun siapa yang tidak mendengar tentang si ahli waris tunggal yang akhir-akhir ini berjuang sekuat tenaga berusaha mengenali dunia nyata. Aaron mengeksplor semua tempat yang ada dalam jangk

  • Tawanan Kastil Putih   Pelukan-pelukan Hangat

    Cuih! Seseorang mendaratkan ludah di sepatu Aurora. “Dasar pelacur!” umpat orang itu kemudian. Sedangkan dua lainnya tertawa lalu ketiga pelayan khusus tuan muda itu berlalu dengan kemenangan. Aurora menggigit bibir dan sekuat tenaga menahan perih hatinya. Ini bukan kali pertama tentu saja dan sesungguhnya perlakuan para pelayan lain bahkan ada yang lebih kejam, seperti membakar pakaian Aurora yang sedang dijemur misalnya serta masih banyak lagi. Namun, Aurora selalu mengatakan pada dirinya sendir

Bab terbaru

  • Tawanan Kastil Putih   Merajut Asa

    “Tidak ada obat lain yang mampu menyembuhkan seorang pria, kecuali wanita yang dia cintai.” Mata Aaron terpejam sempurna dan sebuah senyum tercetak begitu jelas membingkai kedua belah bibirnya. Hari ini mungkin hari yang sama dengan hari lainnya, namun bagi Aaron hari ini sangatlah istimewa. Bagaimana tidak? Wanita yang membuatnya mengikrarkan diri sebagai bajingan sejati kini telah kembali padanya. “Apa kamu suka?” “Mataharinya?” tanya Aurora. Masih dengan posisi yang sama dengan dua puluh menit sebelumnya, membelai terus-menerus rambut pria yang berbaring santai di pangkuannya. Dengan cepat Aaron membuka mata lalu segera bangun. “Apa?” tanya wanita bermata bulat itu dengan tanpa dosa. “Kita nggak lagi bahas matahari, kamu tau itu?” protes Aaron. Aurora tertawa. “Kenapa kamu ketawa? Apa marahku lucu buat kamu?” “Iya,” tukas Aurora. “K

  • Tawanan Kastil Putih   Layani Aku Malam Ini!

    Aurora mengetahui kedatangan Aaron lewat jendela. Dia juga dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan pria itu jatuh bangun dalam kepayahan. Sudah bisa Aurora pastikan, malam ini Aaron sedang dalam pengaruh minuman. Dengan langkah gesa dia menuju bangunan yang dulu menjadi tempatnya mencari biaya pengobatan sang ayah. Masih lorong yang sama sehingga dengan mudah dia melewatinya meskipun sepatu yang dia gunakan haknya cukup tinggi. Dia mendengar suara Aaron yang mendesah dengan kesal menaiki tangga. Semakin dekat dia semakin tahu bahwa pria itu mungkin akan rubuh lagi dalam waktu dekat untuk itulah Aurora semakin mempercepat langkahnya. Deg!&

  • Tawanan Kastil Putih   Bertemu Kembali

    “Aurora?” kejut Thea. “Kapan kamu datang?” tanyanya dengan binar bahagia dan dengan cepat memeluk teman lamanya itu. Aurora tersenyum, “Sore tadi.” “Kastil ini menyeramkan tanpa kehadiranmu! Tuan Muda benar-benar gila sekarang!” lapor Thea pada Aurora. Dan masih banyak lagi kalimat yang Thea keluarkan dari mulut ceriwisnya, curahan hati yang mungkin lama dia pendam dan tidak tahu harus dia curahkan pada siapa. Namun, isi pokok dari semua celotehan itu tidak lebih dari sekedar fakta yang buram. Yang pasti hanya satu, tuan muda kastil putih itu senantiasa pula

  • Tawanan Kastil Putih   Kerelaan Aurora

    Dia pria yang kaya. Fisiknya rupawan, tinggi, gagah, dan sempurna. Ditambah dengan kemampuannya yang cerdas bahkan ketika dua puluh tahun berlalu dengan dia tertimbun trauma tidak dapat menghentikan sepak terjangnya untuk menjadi satu-satunya yang terpilih mewarisi semua aset milik keluarga. Bukan hanya sekedar dia putra tunggal saja, namun juga karena dia mumpuni. Nick, ayahnya percaya bahwa Aaron bisa mengelola semua yang dia wariskan dengan baik. Kepercayaan itu tidak dilandasi kasih sayang semata ayah kepada anak, melainkan dari segi potensi. Putranya itu memang mahakarya terbaik yang pernah dia miliki. Sampai suatu ketika anak laki-laki semata wayangnya itu membuat keputusan demi keputusan di lua

  • Tawanan Kastil Putih   Melepaskan Apa yang Sudah Menjadi Milik Orang

    Dua hari lalu, Raanana datang ke rumah Ken. “Aku mengganggu waktu pensiunmu?” “Sedikit,” jawab Ken. “Syukurlah maka dengan begitu kau pasti berpikir sekarang untuk apa aku menemuimu?” Ken duduk juga menyandingi wanita yang sudah dia anggap seperti ibunya itu. “Dia bersikeras untuk nggak mau memberitahukan alamatnya. Jadi, jangan memaksaku!” ucap Ken seolah sudah tahu maksud kedatangan Raanana.&n

  • Tawanan Kastil Putih   Menggali Harapan yang Terkubur

    “Di sini dia tinggal?” tanya Amanda pada wanita yang berdiri berkacak pinggang di sebelahnya. Wanita seusia Amanda itu membenarkan letak kacamatanya dan membaca sekali lagi tulisan yang tertera di selembar kertas. Lalu, dengan mantap dia mengangguk. “Kalau berdasarkan catatan dari keponakanmu, memang di sinilah tempat tinggalnya.” Amanda Carelia melihat sekeliling. Rumah di depannya berukuran kecil bahkan masih jauh kalah kecil daripada taman samping kastil tempatnya tinggal selama ini. Namun, begitu tampak sangat rapi dan terawat. Bangunan utamanya ada di tengah di kerumuni oleh tanaman-tanaman bunga dengan berbagai warna. Dan yang membuat berbeda adalah sebuah kedai minuman k

  • Tawanan Kastil Putih   Wujud Rasa Kecewa

    Brakh! Pria paruh baya itu terkejut mendengar suara meja yang sengaja digebrak oleh atasannya. “Hei, Pak Tua!” kata Aaron. “Aku dianggap gila selama puluhan tahun. Tapi, aku lebih cerdas darimu! Aku bahkan bisa membuat laporan semacam itu hanya dengan mata tertutup! Jadi, selama ini apa kerjamu?” teriaknya bertubi-tubi. Baron melirik pengawal yang berdiri tegap di sebelahnya, sesama rekan abdi setia yang berpindah haluan seiring tahta yang beralih dari sang ayah ke putra tunggalnya. Dia tidak sedang bermain mata, melainkan memberikan kode pada rekannya itu bahwa malam ini mereka be

  • Tawanan Kastil Putih   Mencari Wanita yang Tepat

    Gael datang menemui Alice seusai sidang yang menjatuhkan vonis pada wanita itu bahwa dia sedang ada dalam gangguan jiwa. Kondisi Alice tidak banyak berubah, kecuali rambut yang tampak kusut dan tatapan kosongnya. Gael menggeleng lemah. Seperti itulah akhir untuk orang yang terlalu mengikuti ambisi dalam diri. “Bisa buka aja borgolnya?” pintanya pada salah seorang petugas yang mendampingi Alice. Gael merasa iba pada wanita itu. “Untuk apa kamu datang? Mau menertawakan aku?” Tidak Gael sangka bahwa dia akan mendengar pertanyaan itu dari Alice yang sudah lesu dan layu.&n

  • Tawanan Kastil Putih   Pergi. Mungkin selamanya ...

    Dua sepupu itu datang hampir bersamaan dan bertemu di perempatan sebuah lorong. Mereka itu Gael dan Ken yang kemudian melihat apa yang Nick lakukan pada Aurora. Mereka juga menjadi saksi bagaimana bibi mereka membela wanita itu. Tentu saja itu di luar dugaan, namun melihat dari yang terjadi sepertinya memang hati seorang ibu lebih mudah luluh daripada seorang ayah. “Aku lelah,” tutur Amanda. Nick diam menatap istrinya. Cinta pertamanya itu terlihat berbeda dari wanita yang dikenalnya selama ini. “Nyonya Johansson, Anda tidak perlu … .”&n

DMCA.com Protection Status