แชร์

93. Pelan dan Kejam

ผู้เขียน: VERARI
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-16 17:34:04

Robin melepaskan penyatuan tubuh mereka. Dia berputar ke samping Poppy selagi menghela napas panjang. Dadanya yang berkeringat masih naik turun dengan cepat, semakin terlihat ketika dia berbaring terlentang.

Mereka berbaring lurus seperti dua kapur sejajar. Tak ada yang mengatakan apa pun. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing sambil menatap langit-langit kamar.

Hingga suara lirih Poppy memecah keheningan, “Mengapa Anda mengatakan itu?”

Poppy sudah mengulang pertanyaan yang sama dalam benaknya yang terasa kalut. Dia sungguh tak bisa membendung rasa ingin tahunya, apakah Robin sungguh tak mengizinkannya memiliki perasaan padanya?

“Supaya kau ingat perjanjian kita. Kau tidak boleh memiliki perasaan padaku.”

Poppy tak menyangka penilaian Robin sungguh tajam. Walaupun bicara pelan, kata-kata Robin terdengar begitu kejam.

Poppy berpaling ke arah Robin, bersamaan dengan Robin yang melakukan hal sama. Kali ini, Poppy tak menghindari tatapan Robin, kemudian tersenyum untuk menyembun
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   94. Bak Malaikat Penyelamat

    Robin Luciano menatap gagang pintu yang dipegangnya. Dia sudah sampai di depan kamar Poppy, sangat ingin bercinta dengannya. Akan tetapi, kejadian malam kemarin di apartemennya kembali membuatnya muak.Dia lantas ke lantai tiga untuk kembali ke kamarnya. Kemudian melemparkan tubuhnya ke atas ranjang, menutup kening dengan lengannya.Robin berkedip-kedip dengan pikiran rumit. Hingga tanpa disadari, matahari mulai terbit.“Malaikat katanya? Cih!” Robin tersenyum sinis, entah ditunjukkan pada siapa karena tidak ada seorang pun di sisinya.***Antonio Russo sedang gelisah menunggu antrean di depan ruangan dokter. Dia sebenarnya bisa langsung membuat janji dengan dokter Capri, namun tak dapat melakukannya karena tak ingin ketahuan Robin.“Saya ingin berkonsultasi dengan dokter, Tuan. Semalam saya menggigil dan kelihatannya akan sakit,” ujar Antonio beberapa saat lalu, meminta izin kepada Robin untuk meninggalkan pekerjaannya.Baru kali ini dia berbohong kepada Robin. Dia sangat gelisah mes

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-16
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   95. Perhatian Istri

    “Begitu ceritanya, Tuan Capri. Saya tidak tahu mengapa Tuan Robin jadi sering marah pada semua orang yang memujinya, padahal Anda tahu sendiri jika Tuan Robin orang yang cukup tenang setiap kali menghadapi apa pun, juga tidak pernah menolak pujian meski tidak terlalu menyukainya,” ungkap Antonio.“Mungkin orang-orang itu sudah membuat Robin marah.”“Tidak, dan hanya itu. Terkadang, Tuan Robin sedikit tersenyum sambil melamun, dan itu sungguh mengerikan.”Capri tampak berpikir keras. Dia mengetuk-ngetuk pena di atas map selagi memikirkan beberapa kemungkinan yang mendasari perubahan Robin.Robin memang tidak biasa tersenyum, apalagi sambil melamun. Pasti ada hal besar yang menimpa hidupnya.“Saya takut jika perubahan Tuan Robin akan berakibat buruk pada rencana kita,” imbuh Antonio, akhirnya berhasil mengungkap semua kegelisahannya.“Apa sebelumnya Tuan Robin bertemu dengan … seseorang dari masa lalunya?”Antonio mengingat sejenak. Dia selalu bersama Robin sepanjang hari. Seluruh waktun

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-17
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   96. Acara Rahasia

    “Bersihkan lantai ini dengan benar!” bentak Robin.Antonio yang melihat kejadian itu semakin resah. Perilaku Robin menjadi lebih aneh dan berbeda. Robin memang terlihat galak bagi sebagian orang, namun di mata Antonio, Robin adalah pria baik hati yang berjasa besar di hidupnya. Robin tak pernah marah tanpa alasan yang jelas, seperti yang baru saja disaksikan Antonio.“Maaf, Tuan. Saya akan segera mengepel ulang,” balas si pelayan, diabaikan Robin yang terus berjalan.“Antonio, istirahatlah. Kau sedang sakit, bukan?” titah Robin ketika Antonio berhasil menyusulnya.Antonio sangat menghargai perhatian Robin. Akan tetapi, mengapa Robin bicara dengan nada sinis seakan sedang menyindir dirinya?‘Apakah Tuan Robin tahu jika aku telah menipunya?’ batin Antonio cemas.“Baik, Tuan.”Antonio tak tahu jika Robin sinis padanya hanya karena iri. Poppy bahkan tak pernah mencemaskan dirinya, justru selalu takut padanya.***Pada saat makan malam tiba, Robin Luciano sudah duduk tenang di ruang makan,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-17
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   97. Pesta Tanpa Robin

    “Antonio Russo … beraninya kau mengkhianatiku …,” geram Robin. Dia mengepalkan tangan dengan sepenuh kekuatannya sampai membuat badannya sedikit gemetar.Manik amber Robin berkilat penuh amarah. Tatapannya lurus ke arah luar pintu kaca yang tertutup.Antonio, orang kepercayaan nomor satu Robin Luciano, mengatakan bahwa dirinya sedang sakit. Namun, dia malah marayu Poppy selagi duduk mesra di satu bangku yang sama. Bahkan, Antonio terlihat sedang tersenyum pada istri Robin!“Dia tidak pernah tertawa waktu menonton film komedi,” gumam Robin.Robin membuka pintu dengan tegas. Dia kemudian melangkah mendekati kedua orang yang sedang berselingkuh dan akan memergoki mereka. Akan tetapi, mendadak langkahnya terhenti.Dia berkedip singkat ketika mendengar suara orang-orang lain bicara. Rupanya, Poppy dan Antonio tidak hanya berdua. Ada Donna yang duduk di antara mereka.Lucia dan empat pengawal duduk di bangku yang berhadapan-hadapan di antara meja kayu panjang. Mere

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-18
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   98. Harus Bicara dengan Robin

    Poppy duduk di ruang tamu lantai dua yang berlokasi di depan kamarnya, menantikan kedatangan Capri yang sudah membuat janji dengannya. Manik hitamnya menatap ke arah luar jendela pada langit sore yang cerah, menunjukkan matahari akan tenggelam.‘Semalam sangat menyenangkan. Ini pertama kalinya aku berpesta dengan orang lain,’ batin Poppy, bersemangat memikirkan acara yang akan disiapkan Donna selanjutnya.Suara langkah kaki mengalihkan perhatian Poppy ke arah pintu. Capri muncul tak lama kemudian. Dokter itu menyapa Poppy dengan senyuman khas. Poppy lantas berdiri untuk menyambutnya.“Anda terlihat lebih baik dari sebelumnya, Nyonya,” tutur Capri sopan. Meski tahu latar belakang Poppy yang hanya dibeli Robin, Capri tak pernah meremehkannya.“Ya. Akhir-akhir ini saya banyak istirahat dan bersenang-senang.” Poppy ingin sedikit pamer dengan pengalaman barunya.Poppy mengira jika Capri sedang membicarakan masalah kesehatannya yang lalu, ketika dia jatuh pingsan. Namun, Capri sebenarnya s

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-18
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   99. Telepon Mengganggu

    Poppy mendadak ragu. Dia ingin punya banyak teman, tetapi enggan bicara dengan Robin terlebih dulu atau mengganggu kesibukan suaminya itu. “Anda sepertinya tidak senang,” ujar Capri membuyarkan lamunan Poppy. “Bukan begitu, Tuan, tetapi Anda bisa langsung mengajak putri Anda ke sini.” Robin tak melarang Poppy berteman dengan siapa pun. Asalkan Poppy tak dekat dengan pria lain yang akan merusak reputasinya. “Tidak bisa, Nyonya. Saya pernah mendengar dari Tuan Antonio jika Tuan Robin sekarang tidak mengizinkan orang datang ke sini tanpa izin darinya secara langsung.” ‘Mungkinkah karena ada aku? Tuan Robin pasti takut jika orang-orang luar tak sengaja mengetahui identitasku yang sebenarnya,’ tebak Poppy dalam hati. “Saya tidak akan memaksa jika memang Anda keberatan berteman dengan putri saya.” Meskipun diucapkan dengan tenang, namun ucapan Capri membuat Poppy kembali merasa bersalah. Capri berdiri sambil tersenyum sendu. Menunjukkan kekecewaan samar karena sudah dua kali Poppy tak

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-19
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   100. Pujian para Pria

    Robin tidak terlihat terburu-buru, tetapi langkahnya sangat lebar dan cepat. Mulutnya menggerutu karena panggilan yang mengganggu, namun dia sampai tak memedulikan air dari badannya yang menetes hingga membasahi karpet di setiap langkahnya.Selain tak memakai handuk karena ingin segera mengangkat telepon istrinya, Robin juga lupa jika shampo di rambutnya belum dibilas air, serta tak memperhatikan busa yang hampir menutup mata kirinya.Tangan basah Robin segera meraih ponsel. Namun, karena tangannya licin, dia menjatuhkan ponsel di lantai.“Ah!! Sial!” teriak Robin murka. Busa dari rambutnya jatuh ke mata hingga terasa pedih. Deringan telepon pun berakhir, sebelum akhirnya menyala lagi. Kali ini, Robin langsung menjawab telepon sambil menyeka busa shampo yang turun di wajahnya.Mata Robin berkedip-kedip untuk menyingkirkan rasa perih. Hingga dia tak begitu memperhatikan nama si penelepon.“Apa kau mencoba membuatku marah?!” bentak Robin tanpa basa-basi. Dia sudah pura-pura tak terburu-

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-19
  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   101. Keberuntungan Robin

    Robin selesai mandi dengan cepat hanya karena ingin segera mengetahui tujuan Poppy meneleponnya. Siapa tahu tamunya bertemu dengan Poppy dan mencurigai identitas aslinya, atau mungkin Poppy telah melakukan kesalahan besar dan akan meminta maaf padanya. Robin tak berpikir jika dia memang senang ditelepon istrinya. Dia juga enggan mengakui bahwa hati kecilnya sangat penasaran apakah Poppy merindukannya?Setelah ke ruang makan hanya melihat perempuan cantik yang adalah tamunya itu makan malam sendirian, Robin langsung menyuruh Antonio mencari keberadaan Poppy. Hanya dalam hitungan detik, Antonio segera memberi tahu keberadaan Poppy.Dan di sinilah dirinya sekarang. Menguping pembicaraan Poppy dari samping kediaman yang tak jauh dari tempat Poppy berada.“Antonio, apa pengawal kita selalu bersikap menjijikan seperti itu?”Antonio menelan ludah susah payah. “Saya akan menegur mereka, Tuan. Haruskah saya memanggil mereka kemari sekarang?”“Tidak. Biarkan mereka istirahat sesuai jadwal,” bal

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-19

บทล่าสุด

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   X

    Karya ini spesial untuk seseorang yang mengalami trauma serupa. Saya menulis ini dengan harapan X bisa jadi seperti Poppy yang akhirnya menemukan kebahagiaan sejati, serta dijadikan penghiburan dan motivasi. Respons trauma pada setiap individu itu berbeda-beda--saya tahu-- tapi saya yakin jika kamu bisa melaluinya. Waktu akan menyembuhkan lukamu, semua orang di sekitarmu akan selalu membantu. Kalau memang masih ada orang-orang toxic yang menghakimi nasib burukmu/hidupmu, abaikan saja ... seperti Rafael mengabaikan kebencian kakeknya. Maafkan kesalahan mereka untuk membuat hidupmu lebih nyaman dan damai, seperti Poppy memaafkan kesalahan besar ibu tirinya. Semua orang berhak bahagia, begitu pula denganmu ... 🌞 Sedikit dari Author ... Sebenarnya V tipe yang ... ini loh karyaku, mau suka atau nggak itu dari perspektif masing-masing, mungkin ada penulis lain yang baca cuma butuh inspirasi tanpa meninggalkan jejak, mungkin orang tertentu yg kalau pas cerita nggak sesuai dengan kei

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   223. Poppy

    “Oh, jangan menangis, Nick,” pinta Robin, berusaha menidurkan putranya. Namun, suara tangisan Nick semakin kencang. Poppy lantas ikut membantu Robin menenangkannya. “Lihat wajah Nick, suamiku. Dia menangis, tapi seperti sedang marah … seperti kau yang sering marah tidak jelas.” Poppy terkekeh. “Dia akan menjadi pria yang lebih tampan dariku kelak.” Poppy tiba-tiba mencium pipi Robin. “Tapi, kau tetap jadi pria yang paling tampan untukku.” Meski telah hidup bersama lebih dari setahun, wajah Robin masih merona setiap kali mendengar pujian istrinya. Debaran dalam dadanya pun masih sama seperti awal-awal menyadari cintanya. Perasaan Robin tak berubah. Hanya sikapnya yang berubah menjadi lebih penyayang. “Jangan terlalu banyak membaca novel! Awas saja kalau kau juga merayu pria lain!” “Itu tidak akan pernah terjadi.” Poppy malah mengusap-usap wajahnya ke wajah suaminya sambil terkekeh. “Aku tahu kau suka dirayu.” Robin masih menyimpan aura misterius. Namun, Poppy merasa lebih ban

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   222. Ratu

    “Dokter! Cepat periksa istriku!” titah Robin.Poppy tampak begitu lemas. Napasnya berat dan matanya tertutup rapat.“Istri Anda hanya kelelahan, Tuan.”Robin bernapas lega. Dia kembali menggenggam tangan istrinya. Seandainya dia bisa melahirkan, dia akan menggantikan peran Poppy daripada melihatnya begitu tak berdaya.Menyaksikan istrinya melahirkan, Robin sontak teringat pada Sienna. Apa pun kesalahannya, Sienna juga pernah mempertaruhkan nyawa demi melahirkannya.Robin merenung sambil menciumi punggung tangan Poppy. Dia yang merasa lebih tinggi dari para wanita, sampai membeli seorang istri, juga bersikap buruk pada ibunya, ternyata hanya pria lemah yang tak lebih kuat dari mereka.“Silakan menunggu di luar, Tuan. Kami akan bersiap memindahkan Nyonya Poppy ke kamar.”Robin keluar dari ruang bersalin dengan wajah bahagia. Keluarganya menyambut dengan pelukan hangat sambil memberikan selamat.Ketika memeluk Sienna, ucapan lirih lolos dari mulutny

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   221. Kemarahan Capri

    Capri akan makan siang ketika Antonio meneleponnya. Dia sampai tersedak suapan pertama saat mendengar Poppy keguguran dan sedang diperiksa dokter.Dengan kecepatan penuh, Capri mengemudikan mobil sampai ke rumah sakit yang dikatakan Antonio. Dia bahkan kena tilang karena melanggar rambu lalu lintas jalan. Untung saja, dia tak mengalami kecelakaan.Melihat orang-orang berkumpul di ruang pemeriksaan, serta rekan sejawatnya yang pucat pasi, Capri merasakan firasat buruk. Tanpa basa-basi, dia segera mengikuti dokter itu untuk memeriksa kondisi Poppy.Setelah menunggu beberapa menit, Capri keluar sambil menunduk.“Jangan katakan itu,” gumam Robin, enggan mendengar berita buruk.Capri membuka mulut akan bicara. Namun, teriakan seorang wanita dari kejauhan menghalanginya.“Robin!!!” seru Sienna sambil menangis.Dia langsung memeluk putranya. “Tidak apa-apa. Yang penting Poppy selamat. Jangan menyalahkan dirimu sendiri.”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   220. Keguguran

    “Istriku!!” Robin panik bukan main. Poppy tak pernah menunjukkan wajah kesakitan seperti itu, bahkan ketika dia menyiksanya.Poppy memegangi perutnya yang terasa melilit kencang. Bayi dalam perutnya seakan memberontak ingin keluar, berputar-putar di dalam perutnya.Robin dapat merasakan gerakan bayi dari perut istrinya yang begitu jelas, seperti menendang tangannya. Bayi itu bahkan ikut menyalahkannya, pikir Robin.Dengan tangan gemetar, dia menekan nomor telepon Antonio di ponselnya sampai ibu jarinya hampir salah menekan nomor orang lain.“Cepat kemari! Istriku kesakitan!”“Baik, Tuan!”Antonio yang menunggu di luar, bergegas lari kencang ke dalam bersama para pengawal. Kedatangan mereka membuat pengunjung lain kaget dan panik.Sementara itu, Robin sudah berhasil menggendong istrinya. Cukup berat, namun dia tak begitu merasakannya.Mereka akhirnya bertemu di koridor. Para pengawal segera mengawal Robin, juga Antonio yang membawa sepatu Poppy yang terjatuh.“Cepat ke rumah sakit!” t

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   219. Dua Kali ...

    “Wah! Terima kasih banyak, Tuan Robin! Semoga kita bisa berjumpa lagi.” Wanita muda itu lalu pergi tanpa melihat Poppy.Robin berdiri canggung, tak berani menatap istrinya. “Ayo, makan … makan dulu.”Robin jelas menyembunyikan sesuatu!Ketika akan digandeng suaminya, Poppy segera menarik tangannya. “Apa-apaan itu tadi? Sejak kapan kau jadi ramah pada orang lain?!”Sebelum pertanyaan Poppy terjawab, seorang pelayan restoran mendekati mereka. “Tuan Robin, saya akan mengantar Anda ke ruangan yang sudah Anda pesan.”Dengan bibir cemberut, Poppy akhirnya menunda kemarahannya. Sampai di dalam ruangan VIP restoran, dia langsung menatap tajam suaminya yang duduk berseberangan darinya.“Kau belum menjawabku!”Sepanjang mengenal Robin, baru kali ini Poppy melihat kegugupan suaminya itu.Robin bingung … harus dari mana dia mulai menceritakannya?‘Tidak, itu bukan rahasia. Aku tidak pernah berniat menyembunyikan sesuatu dari istriku,’ batin Robin.“Kenapa kau membiarkan wanita lain mendekatimu? J

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   218. Wanita Asing

    Dante tak punya niat lagi untuk membesarkan seorang Luciano yang bisa membangkitkan kerajaan mafianya. Dia sudah pasrah dengan hidupnya yang akan segera berakhir.“Yang penting, istri dan anakmu sehat. Kuharap, Poppy dapat melahirkan cicitku tanpa masalah,” ucap Dante tulus selagi menahan sakit di jantungnya.Sebelum mengunjungi Dante, Robin ingin membicarakan banyak hal. Termasuk menunjukkan bahwa dia telah mengubah Pulau Luciano seperti keinginannya selama ini. Robin selalu ingin menyalahkan keputusan kakeknya. Namun sekarang, dengan keadaan Dante yang seperti itu, ucapannya hanya terkunci dalam hati.“Bagaimana keadaan Stefan?” Meskipun begitu, Dante masih belum bisa menerima sosok Sienna. Sejak dulu hingga saat ini, Dante merasa jika keluarganya berantakan karena wanita itu.“Papa sudah semakin sehat dengan hadirnya mama.”“Baguslah.” Tapi, Dante tak menunjukkan kebenciannya pada Sienna secara gamblang. Dia khawatir Robin tak mau menjenguknya lagi.“Rafael juga menemukan bakat b

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   217. Sulitnya Berubah

    “Maaf, Tuan.” Antonio lupa pada kecemburuan Robin yang semakin bertambah kuat selama istrinya mengandung. Bahkan, Robin pernah menugaskan tiga pengawal untuk ikut membangun proyek di Pulau Luciano hanya karena tersenyum menyapa Poppy dalam jarak dekat.Beruntung, penggunaan senjata sekarang diawasi ketat oleh Rafael supaya tak terjadi kekacauan yang tidak perlu. Kalau tidak, Robin mungkin akan menembak semua orang yang dipikirnya mencoba merayu Poppy.“Jangan keterlaluan, Antonio! Cepat cari pendamping daripada merayu istri orang lain!” Robin berdecak sebal selagi menuntun istrinya.“Baik, Tuan. Saya akan memikirkannya.”Mereka pun segera melaju ke rumah tahanan wanita.Awalnya, Carita menolak bertemu. Namun, Robin menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Carita tanpa sepengetahuan Poppy.Dibalik kaca pembatas, Poppy akhirnya bisa menatap wajah ibu tirinya dari dekat. Carita terlihat kurus dan lusuh. Matanya tampak sayu, tak bisa menatap lurus ke arah anak tirinya.“Bagaimana kabarmu?”

  • Tawanan Hasrat sang Penguasa   216. Di Bawah Satu Atap yang Sama

    Robin mewujudkan harapan Poppy sesuai ucapannya. Setiap hari selama berbulan-bulan, dia selalu memanjakan istrinya itu.Dengan kasih sayang yang Poppy dapatkan dari keluarga barunya, traumanya menghilang sepenuhnya. Dan kini, dia siap menemui ibu tirinya yang mendekam di balik jeruji besi.“Apa kau yakin akan menemuinya? Tidak bisakah menunggu setelah kau melahirkan?” Robin mengusap perut buncit istrinya yang duduk di pangkuannya. Wajahnya sesekali mengernyit ketika Poppy bergerak.Berat … namun, Robin tak mengeluh sedikitpun.“Aku yakin. Seminggu lagi aku akan melahirkan. Aku ingin dia mengetahuinya. Biar bagaimanapun, dia adalah orang yang membesarkanku selama ini.” Kebencian Poppy pada Carita berangsur menghilang, meski dia belum bisa memaafkan sepenuhnya. “Aku akan mendampingimu, sekaligus menjenguk kakek.”Dante Luciano dirawat di rumah sakit kepolisian. Sebulan lalu, Dante mengalami gagal ginjal parah, juga komplikasi penyakit lainnya.Robin juga baru tahu jika Dante ternyata

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status