Share

Bab 23

"Tidurlah, Mawar. Besok kita akan kembali ke Indonesia."

Bibir Mawar membentuk segaris senyum saat kalimat Abizar sebelum lelaki itu menutup pintu kembali terngiang di telinganya.

Malam ini, sekalipun Abizar menyuruhnya tidur Mawar tidak bisa tidur. Entah kenapa Mawar sangat bahagia malam ini, meskipun beberapa jam sebelumnya dia sempat ketakutan karena dituduh satu rumah mencuri. Mawar tidak bisa membayangkan jika dia benar-benar terbukti bersalah dan kedua tangannya dipotong.

Tanpa tangan, Mawar tidak bisa melayani Abizar lagi 'kan? Mawar tidak bisa bersih-bersih, membawakan apa yang Abizar suruh ataupun menyuapi Abizar saat mereka makan.

Mawar salut kepada tuannya. Sekalipun satu rumah menuduhnya dengan beberapa bukti, Abizar tetap membelanya. Abizar tetap percaya padanya. Dan hal itu membuat Mawar bersyukur, sekalipun Abizar menyebalkan, sering membuatnya kesal dan kelaparan, kasar dan emosian Mawar tetap bersyukur pernah bekerja untuk Abizar dan menjadi pelayan kesayangannya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status