Share

Bab 64

Penulis: Yuri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-17 15:21:50

"Singkat, padat dan jelas–kan, Verlyn?" tanya Varsel.

Verlyn tidak menjawab pertanyaan Varsel dan masih terdiam setelah mendengar cerita soal Kaze darinya.

'Alasan Ayah menjadi seorang penerus dan CEO sama singkatnya dengan alasan, milikku. Hanya berbeda makna, saja..' batin Verlyn.

"Verlyn?" panggil Varsel.

Verlyn tersadar dari lamunannya dan langsung menoleh.

"I–iya, Nyonya Varsel? Maaf, saya terlalu berlarut dalam pikiran saya.." jawab Verlyn pelan.

Varsel tersenyum lalu mengangguk dan menyeruput sedikit minumannya.

"Tidak apa-apa, aku mengerti. Kau sudah tahu kan, sekarang? Alasan milikmu dan milik Kaze itu sama tapi, berbeda makna.."

Verlyn mengangguk cepat. "Iya, Nyonya Varsel. Tapi, bagaimana kelanjutan cerita Anda, tadi? Apa para petinggi memilih untuk memihak Ayah setelah mendengar alasannya atau malah, sebaliknya?" tanya Verlyn penasaran.

"Hm.. kalau soal–itu.." Varsel berpikir sejenak sembari menyentuh dagunya.

Dia melirik ke arah Verlyn yang sedang menatapnya dengan penuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 65

    "Terima kasih untuk pelajarannya hari ini, Nyonya Varsel! Anda mengajarkan banyak hal pada, saya!" ujar Verlyn senang.Varsel menggeleng pelan. "Tidak perlu berterima kasih, Verlyn. Kita akan sering bertemu karena aku harus mengajarimu sampai waktu di mana kau telah resmi menjadi seorang CEO!"Senyum Verlyn memudar seketika setelah tahu bahwa dirinya akan terus belajar menangani masalah sulit sampai waktu pengumuman ahli waris tiba.'Jika begini terus, aku tidak akan memiliki waktu untuk bertemu–dengan–Kayn.. Itu tidak boleh terjadi!'Verlyn menoleh ke arah Varsel yang sedang menatap layar ponselnya dan melirik ke arah Verlyn."Ada yang ingin kau katakan, Verlyn?" tanya Varsel sembari tersenyum.Verlyn sedikit terkejut setelah matanya bertatapan dengan Varsel dan menoleh ke arah lain dengan cepat."Hehe.. a–apa kita harus belajar sampai–setiap–hari, Nyonya..?" tanya Verlyn pelan.Varsel terdiam sejenak sembari memperhatikan Verlyn. Tiba-tiba terlintas ide jahil di dalam pikirannya unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 66

    "Verlyn?" panggil Kayn berusaha membangunkan Verlyn dari pingsannya.Verlyn tidak terbangun dari pingsannya dan tidak membuka kelopak matanya. Kayn sedikit panik melihat Verlyn tidak terbangun dan menghela napas sembari duduk di kasur sebelah Verlyn."Ternyata tubuhmu lebih lemah dari yang kukira.." ujar Kayn pelan lalu beranjak dari kasur dan melangkah pergi ke meja kerjanya.Kayn duduk di kursi dan melanjutkan mengerjakan proyek perusahaan Vyntie di laptopnya sembari menunggu Verlyn terbangun dari pingsannya.Beberapa saat setelah Kayn mengerjakan beberapa proyek di laptopnya, Verlyn tiba-tiba mengingau pelan."Ah, manisnya.." ucapnya sembari tersenyum.Kayn langsung menoleh dan menatap Verlyn heran. 'Dia tadi–mengingau?'Kayn memperhatikan Verlyn sebentar dan menghela napas lalu kembali menatap layar laptopnya."Akan terlihat aneh jika wanita sepertinya tidak pernah mengingau saat, tidur.." ujarnya lalu melihat jam di ujung layar laptopnya, waktu menunjukka pukul 05.10 PM.Kayn kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 67

    "Aku tidak mengira akan sampai secepat, ini.." ujar Kayn pelan sembari menatap dua kotak besar bertumpuk yang berada di sebelah laptopnya juga dua minuman cup berukuran besar."Biasanya memesan makanan ini bisa mengantri sampai dua jam–an, kan? Tapi, sekarang.."Lima menit sebelumnya."Saya langsung segera mengantar pesanan Anda begitu saya tahu bahwa yang memesan adalah Anda, Tuan Muda Kayn! Saya sangat beruntung bisa mengantarkan pesanan ini secara langsung kepada, Anda!"Kurir makanan pria itu menatap Kayn dengan mata yang berbinar-binar sembari membawa pesanan Kayn dan tersenyum senang.Kayn memegangi kepalanya dan menghela napas sembari menggeleng pelan.'Kukira ada seseorang penting yang datang, ternyata hanya seorang kurir yang mengantar makanan yang aku pesan, tadi..' batin Kayn.Kurir makanan tersebut menyodorkan makanan yang Kayn pesan dan dia menerimanya lalu menatap ke arah kurir makanan tersebut."Biasanya pesananku akan sampai setelah dua jam dari waktu aku memesan, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 68 Season 1

    Kayn terdiam sembari menatap heran ke arah Verlyn setelah mendengar pertanyaanya itu. "Verlyn, kau tahu bahwa pertanyaanmu itu tidak tersambung dengan rencana yang akan kita bicarakan sekarang, bukan?" Verlyn menghela napas dan mengangguk pelan. "Iya! Tapi, aku hanya ingin tahu saja jika itu benar adanya, bagaimana pendapatmu, Kayn?" tanya Verlyn lalu menyeruput minumannya dan mengambil sepotong pizza. Kayn berpikir sejenak sembari menyentuh dagunya, sedangkan Verlyn sibuk mengunyah pizza sembari menatap ke arah Kayn yang sedang berpikir keras memikirkan pertanyaannya tadi. 'Dia sangat bersungguh-sungguh memikirkan jawaban untuk pertanyaanku, ya!' batin Verlyn lalu tersenyum kecil dan lanjut memakan potongan pizza yang lain. 'Pertanyaannya sangat membebaniku, sekarang..' batin Kayn tertekan. Verlyn yang sedang sibuk mengunyah pizza di dalam mulutnya itu, tiba-tiba terlintas di pikirannya sebuah ide cemerlang yang menurutnya hal itu bisa membantunya untuk menemukan jawaban

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 69

    "Te–nang–lah, Verlyn!"Verlyn menepuk keras kedua pipinya yang masih memerah setelah masuk ke dalam mobilnya sendiri dan berusaha mengatur napasnya perlahan untuk menenangi jantungnya yang dari tadi berdetak begitu cepat.Dia menyandarkan tubuhnya ke kursi dan memejamkan matanya.'Tetap saja aku bingung, mengapa dia tiba-tiba melakukan hal–seperti–itu?' batin Verlyn.Mobil yang berada di belakangnya tiba-tiba mengeluarkan suara klakson yang cukup kencang dan Verlyn langsung tersadar setelah terlalu larut dalam pikirannya.Ponselnya berbunyi lalu memunculkan nontifikasi pesan dari Kayn dan Verlyn membacanya.Kayn: [Kenapa kau diam saja? Gerbang sudah terbuka dari tadi tahu!]'Eh?'Verlyn menatap ke arah gerbang yang sudah terbuka lebar di depannya lalu menoleh ke belakang dan melihat mobil milik Kayn masih berada di belakangnya.Kayn terlihat sedang menatap kesal ke arahnya dan Verlyn langsung menoleh cepat ke arah lain dan membalas cepat pesan dari Kayn.'Tatapannya–telihat–kesal, tad

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 70

    "Sampai kapan kau akan diam terus seperti itu, Verlyn? Aku sudah bilang bahwa aku hanya–""Tapi kenapa kau melihatnya lekat-lekat begitu, hah? Aku sangat malu, tahu!" potong Verlyn cepat sembari duduk di atas kasurnya dengan posisi merangkul lututnya."Lukamu bisa kembali terbuka jika seperti itu, Verlyn..""Diam!" teriak Verlyn sembari menundukkan kepalanya.'Sial, aku malu sekali!' batin Verlyn.Kayn memegangi kepalanya sembari menghela napas panjang.'Seharusnya, aku tidak menatapnya seperti itu, tadi..'Lima menit sebelum kejadian.."Kenapa kau hanya terduduk diam saja, di sana?" tanya Verlyn.Dia memperhatikan Kayn yang dari tadi hanya duduk terdiam di kursi meja kerja Verlyn sembari memainkan ponselnya dan menoleh ke arah Verlyn yang sedang memasukkan pakaiannya ke dalam koper besar berwarna hijau muda."Kenapa kau bertanya jika sudah melihat apa yang sedang kulakukan?" tanya Kayn balik lalu menatap kembali layar ponselnya.Verlyn mendengus kesal dan melangkah kembali ke arah le

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 71

    'Seharusnya dia mencari topik pembicaraan sekarang, bukan malah diam saja!' batin Verlyn sembari melipat tangannya dan menarap ke arah jendela mobil.Kayn yang sedang mengemudikan mobilnya, menghela napas perlahan.'Aku memang tidak menyukai dirinya yang terlalu aktif dan banyak bicara, tapi jika suasananya jadi seperti ini..'Kayn mulai mencari topik untuk menjadi bahan pembicaraan dengan Verlyn agar suasananya tidak sunyi dan canggung seperti sekarang.Setelah beberapa saat, Kayn berhasil menemukan topik yang cocok untuk di bicarakan dengan Verlyn lalu menoleh perlahan ke arahnya."Verlyn, kau–"Perkataan Kayn terhenti setelah mendengar bunyi khas yang menandakan seseorang sedang merasa kelaparan dan bunyi itu keluar dari perut Verlyn.Pipi Verlyn memerah seketika karena malu dan tidak berani menoleh ke arah Kayn yang terdiam sesaat sebelum akhirnya terkekeh.'Perut sialan! Kenapa kau berbunyi di saat seperti ini, sih? Bikin malu saja!' batin Verlyn kesal."Padahal kau baru saja mak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 72

    "Uh.. Verlyn? Apa kau yakin dengan–ini?" tanya Kayn pelan.Verlyn mengangguk pelan. "Ya! Sekarang kita terlihat seperti orang biasa, bukan?"Kayn tidak bisa berkata-kata lagi setelah mendengar jawaban Verlyn karena itu adalah benar. Berkat pemikiran Verlyn yang memiliki ide ini, mereka berdua tampak terlihat biasa saja di mata orang-orang disana dan juga, aneh?"Tapi Verlyn, aku merasa pandangan orang-orang semakin aneh terhadap, kita!" bisik Kayn pelan.Verlyn dan Kayn berhenti di sebuah gerobak makanan yang menjual tahu tepung goreng di sana."Pak, tolong 2 bungkus ya! Yang satu tambahkan pedas yang sangat banyak, dan satunya lagi pedasnya sedikit saja," ujar Verlyn ramah.Pria tua yang menjual makanan tersebut mengangguk. "Baik, Nona. Tunggu sebentar, ya.."Verlyn hanya mengangguk dan terdiam sembari melihat pembungkusan tahu tepung goreng miliknya di sana."Terlihat sangat–enak!" gumam Verlyn pelan.Kay menghela napas sembari menggeleng pelan. 'Apa di pikirannya itu hanya ada maka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28

Bab terbaru

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 160 Season 2

    Setelah memasuki area tengah hutan dengan pohon yang besar dan rindang di malam hari, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dulu dan membangun 2 tenda besar yang di bawa oleh Wallace di kereta kudanya.Cherryn sudah tertidur lebih dulu di dalam tenda dan Wallace tidur di dalam kereta kuda. Verlyn masih terjaga di luar tenda sambil memandangi langit malam dan menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon besar.Verlyn menutup kedua matanya dan menghela napas panjang lalu merasa ada seseorang yang sudah duduk di sebelahnya setelah dia membuka matanya dan menoleh."Kau belum tidur, Kayn?"Kayn menggeleng pelan lalu menoleh ke arah Verlyn. "Kau sendiri belum tidur, Verlyn," balasnya.Verlyn tersenyum tipis lalu kembali menengadah menatap langit malam. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkan ...""Masalah di kota?" lanjut Kayn cepat.Verlyn kembali menoleh ke arah Kayn lalu tersenyum. "Kau sudah sangat mengenal diriku, ya?"Kayn ikut tersenyum. "Entah lah. Jika di katakan kalau aku sud

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 159 Season 2

    Ace yang sedang menengadah ke langit biru yang sudah sedikit tercampur dengan warna jingga lalu menghela napas panjang."Ayah sama sekali belum menyentuh makanannya dan tidak keluar dari ruang kerjanya sama sekali ..." Ace menggenggam erat besi balkon dengan perasaan kesal. "Jika terus seperti ini ...""Ace ,,," lirih Selvania pelan.Ace membalikkan badannya dan menghadap ke arah Selvania yang tampak sedang gelisah dan khawatir sambil menaruh kedua tangannya di atas dada."Ace, ayah sama sekali belum keluar dari ruang kerjanya dari pagi, dan sekarang hari sudah menjelang sore, bagaimana ini?" tanya Selvania khawatir.Selvania menundukkan kepalanya. "Beliau juga tidak memakan sarapannya, terlebih setelah mendengar kabar lain bahwa Verlyn tidak ada di dalam vila ..." lanjut Selvania lesu.Ace melangkah mendekat ke arah Selvania lalu memeluknya sambil membelai rambutnya yang berwarna kuning sedikit panjang itu."Tenang lah, Nia ,,," ucap Ace lembut.Selvania memejamkan matanya dan mengan

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 158 Season 2

    Jersey City, Kediaman Kaze."Ace, apa kita tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menghentikkan ibu?" tanya Selvania khawatir.Ace yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya hanya menghela napas panjang dan menggeleng pelan."Aku tidak tahu lagi, Nia. Aku pikir Ibu akan terus tinggal di rumah ini saat Verlyn tinggal di vila untuk sementara waktu, tapi nyatanya, Ibu yang ingin tinggal terpisah dengan kita dan tiba-tiba ... ukh ,,,"Ace memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing daripada hari kemarin. Selvania segera menghampiri Ace dan memberikan teh kepada yang ada di meja kepadanya.Ace menerima teh itu dan meneguknya perlahan lalu memejamkan matanya sambil mengatur napas."Sebaiknya kau istirahat dulu, Ace. Jika kondisimu seperti ini, kita tidak akan bisa membantu ayah di persidangan, nanti," pinta Selvania khawatir."Aku tidak akan bisa istirahat jika sudah memikirkan masalah ayah dan ibu, Nia. Sudah dari semalam aku tidak bisa tidur dengan lelap," balas Ace denga

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 157 Season 2

    Hari ke-14 di Desa Fandaria."Sudah siap, Verlyn, Kayn?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk sambil menggendong tas gunung masing-masing dan membawa kantong plastik sedang yang berisi bekal untuk perjalanan mereka ke kota nanti.Mereka melangkah keluar dari rumah secara bergantian dan menuruni tangga perlahan. Para warga sudah berkumpul di depan rumah Cherryn untuk memberikan ucapan terima kasih dan doa untuk Verlyn dan Kayn sebelum pergi dari desa Fandaria.Salah satu anak menarik pelan jaket Verlyn, membuatnya menoleh ke bawah dan melihat Kila yang berada di sana bersama dengan Risa yang terlihat sudah sehat walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat."Eh, Kila!" Verlyn menoleh ke arah Risa dengan senyuman yang sama. "Ada Risa juga, rupanya. Apa Risa sudah merasa lebih baik, sekarang?" tanya Verlyn.Risa mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. "Ini berkat usaha Kak Verlyn dan Kak Kayn, aku sangat berterima kasih!" jawab Risa pelan.Verlyn mengangguk lalu membelai rambut p

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 156 Season 2

    "Jadi, kau merasa kalung liontinmu itu menghilang setelah terjatuh ke sungai?" tanya Cherryn setelah Verlyn selesai bercerita.Verlyn mengangguk sambil menurunkan pandangannya. "Aku berpikir begitu karena aku dan yang lain tidak bisa menemukan kalung liontin itu sama sekali di rerumputan di tepi sungai, nek."Verlyn memainkan jari jemarinya. "Aku minta maaf, akibat keteledoranku sendiri kalung liontin uang berharga itu, menghilang ..." lanjut Verlyn dengan perasaan bersalah.Cherryn menyeruput tehnya perlahan dan menghela napas pelan. "Dugaanmu memang benar, Verlyn. Tapi, kalung liontin itu tidak menghilang dan jatuh ke dasar sungai," balas Cherryn.Verlyn dan Kayn kompak terkejut mendengar hal itu dan mendongak bersama ke arah Cherryn yang dengan santainya menaruh cangkir tehnya di atas meja lalu mengambil ikan Silver Fish yang tergeletak di atas meja di depannya.Cherryn membuka sedikit mulut ikan Silver Fish dan memperlihatkannya kepada Verlyn dan Kaun. "Apa kalian melihat ada bend

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 155 Season 2

    "Nenek belum tidur, kan?!" tanya Verlyn sambil mengatur napasnya setelah sampai di depan rumah Cherryn."Aku tidak tahu pasti, Nenek biasanya sudah tidur di kamarnya saat kita pulang ..." Kayn melirik ke arah ikan berwarna perak berkilau yang terlihat tenang tanpa air di genggaman kedua tangan Verlyn lalu kembali menatap Verlyn yang menunggu jawaban selanjutnya.Kayn menghela napas pelan. "Sebaiknya kita masuk dulu dan segera beritahukan hal ini kepada nenek," ajak Kayn.Verlyn mengangguk setuju lalu segera menaiki tanggal lebih dulu, di ikuti oleh Kayn di belakangnya. Setelah masuk ke rumah, Verlyn dan Kayn di kagetkan oleh Cherryn yang baru saja keluar dari kamar."Nenek!" kompak Verlyn dan Kayn.Cherryn menoleh dan sedikit terkejut melihat Verlyn dan Kayn yang tampak berantakan dan lusuh di dekat pintu.Cherryn melirik ke arah ikan yang sedang di bawa oleh Verlyn dan menyipitkan kedua matanya lalu berjalan ke arah Verlyn dan Kayn untuk melihat ikan itu lebih dekat lagi."Kalian ,,,

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 154 Season 2

    Kayn dan anak-anak lain di sana ikut membantu mencari kalung liontin merah milk Verlyn yang menghilang karena tidak sengaja terjatuh tadi di area tepi sungai."Apa kalung itu terjatuh saat aku membantumu menghindari bola karet tadi, Verlyn?" tanya Kayn."Mungkin saja? Saat pagi tadi, aku memakai kalung itu dengan terburu-buru. Jadi, aku tidak tahu apakah jeratannya kuat atau malah longgar," jawab Verlyn dengan nada lesu.Kayn menghela napas pelan lalu melanjutkan kembali pencarian kalung liontin merah itu. Perlahan, langit yang awalnya berwarna biru kini berubah menjadi jingga muda tapi mereka semua sama kali belum mendapatkan hasil."Kenapa kita tidak menemukannya setelah mencari berjam-jam, ya?" tanya Lina, teman bermain Kila.Kila menyeka keringat yang ada di dahinya lalu menggeleng pelan sambil mengatur napasnya. "Entah, Lina. Seharusnya salah satu dari kita sudah berhasil menemukannya jika terjatuh di area rerumputan di tepi sungai, tapi ini tidak."Verlyn merasa semakin tidak be

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 153 Season 2

    Hari ke-13 di Desa Fandaria."Ikan yang memakan berlian? Jangan konyol, Kila ..."Verlyn mengikat rambut panjangnya sambil menatap ke arah layar ponselnya. Di desa Fandaria tidak ada cermin sama sekali, sehingga Verlyn hanya bia mengandalkan kamera ponsel miliknya untuk di jadikan sebagai pengganti cermin."Jika ada ikan seperti itu, pasti hanya ada di cerita dongeng," gumam Verlyn sambil mengenakan kembali kalung liontin merah ke lehernya dengan hati-hati."Apa kau sudah selesai bersiap?" tanya Kayn tiba-tiba yang sudah berdiri di depan tirai kamarnya."Kau tahu kan hari ini kita harus bisa menemukan ikan itu? Kau tahu sekarang sudah hari ke berapa, kan?" lanjutnya.Verlyn memutar bola matanya. "Aku akan segera keluar!" balas Verlyn sedikit kesal.Sebelum Verlyn mematikan ponselnya, dia melihat tanda sinyal di bagian atas layarnya dan hanya melihat tanda silang yang mengartikan bahwa benar-benar tidak ada sinyal di tempat ia berada saat ini."Haah, ternyata benar-benar tidak ada siny

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 152 Season 2

    Hari ke-12 di Desa Fandaria."Kita akan langsung pergi ke sungai saja?"Verlyn mengangguk lalu melangkah keluar rumah bersama dengan Kayn. Cherryn menghampiri mereka dari arah dapur."Tunggu, Verlyn, Kayn!"Verlyn dan Kayn menghentikan langkah dan membalikkan badannya menghadap ke arah Cherryn yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa beberapa kotak yang terikat oleh tali."Kalian mau ke sungai lagi, kan?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk bersama. "Iya, nek. Apa ada hal lainnya yang harus aku dan Kayn lakukan?"Cherryn menggeleng pelan sambil tersenyum lalu menyodorkan kotak di tangannya itu kepada Verlyn. "Nenek sudah tahu kalian akan pergi ke sungai, jadi nenek bawakan makanan ini untuk makan siang dan makan malam agar kalian tidak perli bolak-balik kemari."Verlyn menerima kotak tersebut dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih, begitu juga dengan Kayn yang berdiri di sebelah Verlyn. Cherryn menatap ke arah Kayn lalu menepuk pelan pundaknya."Kayn, aku titi

DMCA.com Protection Status