Di salah satu area di kota tanah datar, tampak sebuah sosok hitam melihat ke satu arah dengan sedikit mematung. Ada sejumlah emosi ketakutan tergambar dari wajah sosok itu. Di hadapannya, ada sosok merah menjijikan yang dapat dikenal. Namun tidak seperti sebelumnya, mata di salah satu tangan sosok merah itu kini hilang. Kini sosok merah itu hanya menyisakan satu bola mata saja di tangannya. Sementara Surya masih dalam keadaan linglung, sosok merah yang merupakan perwujudan siluman Anjing gilo itu pun berlari mendekat ke arah Surya. Dia meninju Surya dengan serangan yang tidak lemah. Surya yang menjadi sasaran pun tidak tinggal diam. Dia langsung menangis kemudian membalas pukulan pihak lain. Kini dua buah sosok siluman berkaki empat tengah bertarung satu sama lain, mereka dari jauh terlihat seperti dua anjing yang tengah merebutkan sebuah tulang. Dari dekat, sejumlah fluktuasi energi berwarna hitam dan merah mulai bertabrakan satu sama lain. Kedua sosok itu bertarung dengan seimb
Sosok makhluk hitam yang aneh melihat ke arah benda logam yang tumbuh di tangannya dengan sangat bingung. “Apa yang terjadi?” tanya Surya dalam hati. Sosok siluman hitam itu mulai bertanya tanya Ketika melihat bola cahaya yang seharusnya meledak, namun malah menyusut setelah di tusuk dengan logam misterius itu. Jelas ada hal yang salah dengan fenomena di depannya. Sosok siluman hitam itu hanya bisa terus melihat dengan seksama. Dia masih trauma dengan ledakan yang telah ditimbulkan benda ini sebelumnya. Namun setelah berjalan beberapa saat, tampaknya kekhawatiran Surya jelas tidak perlu. Bola cahaya yang sudah besar sebelumnya itu kini mulai menyusut dengan banyak. Bahkan sekarang besarnya tidak sampai segenggaman tangan orang dewasa. Setelah beberapa saat, bola cahaya itu benar-benar hilang dari hadapan. Yang tersisa hanya dua makhluk siluman yang melihat ke satu arah dengan tatapan tidak percaya. “...” “Ini— sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang dilakukan anak itu?” tanya Anji
Di salah satu area di kota tanah datar. Tampak sekelompok orang tengah berlari ke satu arah dengan sangat terburu buru. “Hey apakah kalian tau apa yang sebenarnya terjadi?” tanya seorang di kelompok. “Tidak, kami tidak tahu. Bukankah kalian orang orang keluarga kunik? Bagaimana kalian bertanya kepada kami?” tanya sosok itu balik. “Heheheh kami lebih mementingkan nyawa keluarga kami dulu.” “Ahhh kalian orang-orang keluarga kunik selalu saja pencitraan.” Kata sosok itu dengan mengejek. Sementara itu, sosok yang ada di sebelah malah bertanya Kembali. “Lalu bagaimana dengan keluarga kalian Ruku-ruku? Apakah tetua mu baik baik saja.” Dia bertanya namun seolah mengejek. “Hahahaha” kelompok orang di sekitar menjadi tertawa. Orang yang mendapat pertanyaan mengejek itu hanya bisa mengalihkan perhatian. “Apakah wali kota tidak bertindak atas kejadian ini?” tanya sosok itu mengalihkan perhatian kerumunan. Dengan begitu sekelompok orang dari berbagai keluarga itu pun berbicara sambal ter
Di sebuah rumah yang terlihat bobrok, tampak sesosok mahluk sedang terbaring lemah di lantai. Saat itu mahluk siluman hitam tampak lelah Ketika dadanya naik turun secara perlahan. Dia baru saja merilekskan tubuhnya setelah terhindar dari pertarungan hidup dan mati. Namun Ketika sosok mahluk itu baru saja mulai untuk bersantai, sebuah perasaan aneh mulai muncul di tubuhnya. Dengan begini sosok itu mulai menggerutu. “Sial apa lagi ini!” Jelas sosok siluman itu sangat tidak senang dengan fenomena yang terjadi, dia tidak kunjung mendapatkan waktu untuk istirahat. Sementara itu, di sekitar siluman hitam itu tampak selusin anjing yang menatap ke arahnya dengan sedikit khawatir. “oukk oukk” mereka menggonggong seolah bertanya. Surya yang melihat hal ini hanya bisa berkata dengan cuek. “Sudah tenang saja, aku sudah terbiasa berhadapan dengan situasi aneh seperti ini.” katanya menenangkan sekelompok anjing itu. Saat Surya mengatakan hal itu, sejumlah benda yang tampak cair namun lengk
Di salah satu tempat yang bobrok, terlihat seorang pemuda kacau tengah melihat ke satu arah dengan mengernyit. Seolah-olah pemuda itu berharap tidak ada sesuatu hal buruk yang akan terjadi. Sementara itu, hal yang dilihat pemuda itu sedang bergerak ke satu arah dengan perlahan. Benda itu tidak lain adalah pralaya, yang merupakan pedang milik pemuda kacau itu. Pedang itu tanpa bergerak ke satu arah dengan tenang tanpa sedikitpun menghiraukan ekspresi terkejut setiap makhluk yang ada di area sekitar. Atau mungkin memang benda itu tidak bisa melihat. Namun saat Surya, pemuda kacau itu melihat. Ada bentuk bulat yang aneh tidak pernah dilihatnya dari pedang itu. Benda bulat itu berwarna putih, meskipun tidak pernah melihat benda itu pada Pralaya sebelumya, entah mengapa Surya merasakan bahwa benda itu terlihat akrab. “Mata itu!” berteriak ingat. Setelah berpikir beberapa saat, Surya akhirnya ingat dengan benda yang telah hilang sebelumnya. Benda itu adalah mata yang dilemparkan siluma
Di suatu area yang tidak diketahui, tampak seorang pemuda yang kacau duduk terjatuh di lantai. Tatapan sosok itu mendadak kaku Ketika melihat ke segala arah. Apa yang dilihat Surya adalah sebuah ruangan berdebu yang memiliki sejumlah barang aneh di dalamnya. Dia menjadi terkejut karena barang-barang yang ada di tempat itu terlihat mencolok dan mewah. “Tempat apa ini?” tanya Surya kebingungan. Sementara Surya kebingungan, anjing yang membawanya ke tempat itu mulai menggonggong dengan semangat. Seolah-olah anjing itu berkata seperti meminta untuk di banggakan. “Ayo puji aku, bukan kah aku sudah membawamu ke tempat penting. Ayo puji aku.” Begitulah sekiranya gonggongan anjing itu jika di terjemahkan. Melihat anjing yang terlalu girang itu, Surya hanya bisa menatapnya dengan tatapan aneh. Dengan begitu Surya mulai memikirkan kemungkinan tentang tempat apa ini. Saat Surya tengah berpikir, dia akhirnya ingat bahwa anjing-anjing itu adalah hewan pendamping dari kelompong penyerangnya s
Di salah satu area yang cukup gelap di kota Tanah datar. Tampak segerombolan orang yang dipimpin satu pemuda tengah berlari menuju satu arah dengan cukup semangat. Pemuda yang memimpin itu terlihat Bahagia karena satu alasan. Dia terus saja berlari tanpa lelah menuju ke satu arah. Sosok itu tidak lain adalah Taji, di sebelumnya bertemu dengan Retriever yang berada di dalam kondisi buruk. Dia masih tidak percaya bahwa orang udik yang ditemuinya beberapa saat lalu bisa menjadi bencana bagi bandit yang telah lama dipelihara tuan mudanya. Dengan pembantaian itu jelas dia dan bosnya adalah orang yang dirugikan. Mereka akan kesulitan untuk melakukan hal-hal kotor di masa yang akan datang. Dengan begitu Taji menjadi sedikit dendam kepada pihak lain. Meskipun begitu, Taji tidak menunjukan ekspresi kaku sama sekali, malahan dia hanya tersenyum berarti sejak tadi. Akibat permusuhan yang begitu kental, hal yang paling dipikirkan Taji saat ini adalah bagaimana caranya menyiksa pihak lain den
Di salah satu rumah gadang yang ada di kota Tanah datar, tampak seorang pemuda sedang mendengarkan perkataan pemuda lain yang ada di ruangan dengan seksama. “Apa! Apakah kau tidak bercanda!” teriak pemuda itu dengan terkejut. “Tidak tuan mudo, ini semua sama seperti apa yang telah saya beritahukan,” kata sosok lain dengan sedikit takut. “Argh sial!” pemuda yang dipanggil tuan mudo itu marah. Masiak tidak pernah habis pikir bahwa anak buahnya yaitu kelompok Anjing liar rakus bisa dibersihkan dengan tuntas oleh pihak lain. Dia bahkan lebih terkejut Ketika mengetahui bahwa mereka juga telah di rampok. Dengan begitu dia semakin memerah karena marah. “Sial! Aku sudah sangat berhemat selama ini, tapi harta yang aku kumpulkan bertahun-tahun hilang begitu saja hanya dalam satu malam? Sungguh bajingan!” Masiak kini tidak bisa lagi mengontrol amarahnya, pemuda itu tidak tahu lagi harus berekspresi seperti apa Ketika anak buah dan gudang hartanya telah hilang. dia dengan emosi memukul kur