Hai assalamualaikum semua! Apa kabar? Semoga baik baik saja ya! Batam, 31 Agustus 2022 Saya Ampas tahu selaku author dari novel yang berjudul [Taring Putih Dari Barat] ingin menyampaikan beberapa hal yang mungkin harus diketahui pembaca. Novel ini merupakan karangan dan imajinasi author, sehingga teman-teman pembaca harus bijak dalam menyikapi segala macam hal-hal yang ada di dalam novel ini. sekiranya pembaca dapat mengambil pelajaran yang baik dan buang hal-hal yang buruknya. Tidak terasa saya telah menulis di Good novel ini selama kurang lebih tiga bulan lamanya. Di bulan Agustus ini saya telah menulis bab sebanyak 104 bab dengan jumlah kata kurang lebih 86632 kata. Terima kasih yang sebesar-besarnya author ucapkan kepada pembaca yang sudah setia menunggu kelanjutan cerita dari novel ini. Author juga berterima kasih kepada para pembaca yang sudah vote novel ini. Ada 107 gem yang telah di vote oleh pembaca sekalian di bulan ini sebagai dukungan untuk author agar terus semanga
Di sebuah area tebing di kota Bukit curam, tampak sekelompok orang tengah ramai berbicara satu sama lain. Area itu tampak begitu padat saat orang-orang berinteraksi satu sama lain dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil berisikan beberapa orang. Di salah satu sudut area tebing, ada seorang pemuda yang sedang berbaring di sebelah sejumlah orang yang tengah fokus berdiskusi. Sosok yang berbaring itu adalah Surya, dia masih saja memulihkan diri dari efek mabuk yang telah melandanya. Sementara itu, di sisi kanan Surya ada kelompok perguruan belati bengkok yang sedang saling berbicara. Kelompok itu berbicara begitu serius ketika seorang paruh baya tampak mengencangkan otot lehernya saat mengucapkan kata-kata. “Jangan asal menyerang orang. Jika kita tidak tahu siapa yang kita lawan, lebih baik menghindar. Kalian boleh bertarung jika itu adalah membela diri. Kita tak pernah tahu jenius apa yang datang ke tempat kali ini.” kata tetua pertama mengingatkan. Dengan ini sekelompok pemuda y
Di salah satu area yang ada di tebing kota Bukit curam, tampak sekelompok orang tengah tampil terkejut saat melihat ke satu arah. Sosok pemuda yang memiliki rambut lurus hanya bisa bingung saat bertanya. “Ada apa?” Kelompok orang yang jelas-jelas berjarak sangat dekat dengannya sama sekali tak berniat untuk menjawab. Kelompok itu terus saja mematung sambil menatap ke arah yang ada di dekatnya dengan tampilan aneh.. Sosok berambut lurus itu berpikir bahwa dia telah salah berbicara pada saat sebelumnya. Dengan ini dia mulai mengintropeksi diri, namun setelah merenung susah payah, sosok itu sama sekali tidak menemukan adanya kesalahan di ucapannya yang barusan. Dengan ini sosok berambut lurus itu melihat setiap patung orang itu dengan begitu seksama. Pada awalnya dia berpikir bahwa kelompok orang itu menatap ke arahnya, namun setelah sosok berambut lurus itu melihat dengan begitu seksama, dia akhirnya sadar bahwa yang dilihat kelompok itu bukanlah dirinya melainkan sudut yang ada di
Di tempat yang ramai, seorang gadis tengah melihat ke satu arah dengan emosi yang memuncak. Ada kilauan kebencian yang tajam keluar dari mata gadis itu ketika menatap. Tampak begitu terburu-buru, gadis itu mulai bergerak ke satu arah dengan cukup cepat. Kelompok orang sekitar yang menghalangi jalannya hanya bisa mengeluh secara internal. Jelas mereka tak bisa menyinggung sosok berambut merah itu bagaimanapun mereka mau. Dengan ini kerumunan itu mulai menyebar saat dirinya sedang mencari-cari. Setelah beberapa kali melihat ke kanan dan ke kiri, gadis itu hanya bisa mengutuk kesal. “Sial! Mengapa dia begitu cepat menghilang!” Kelompok orang di sekitar yang melihat tampilan marah dari gadis itu hanya bisa menaikkan alis mereka dengan cukup banyak. Jelas bahwa kelompok itu penasaran tentang hal apa yang bisa membuat sosok tirani itu sampai marah seperti ini. Setelah memikirkan hal ini, kelompok orang itu perlahan menjadi sedikit takut. Mereka takut bahwa tindakan yang tak mereka sada
Di sebuah area yang sepi, tampak seorang gadis berambut merah tengah menatap tajam ke satu arah. Surya yang menjadi sasaran dari tatapan itu hanya bisa diam karena tak mengerti apa yang harus dia lakukan sekarang.Tatapan gadis itu begitu ganas seolah hanya dengan tatapannya saja sudah bisa membelah tubuh Surya menjadi dua.Merasa kebingungan yang mendalam saat terus ditatap, Surya pun mulai berkata dengan pelan.“Ada apa?”“...”Pihak lain sama sekali tidak bersuara saat melihat ke arah Surya. dengan ini dia menjadi lebih tak enak hati dibuatnya.Karena sudah seperti ini, Surya hanya berpikir untuk melarikan diri sekarang. Dengan ini pemuda tegap itu langsung saja berbalik badan tanpa menghiraukan sosok gadis yang telah lama menatap ke arahnya.Sosok anak berambut pink yang sudah lama melihat ke arah Surya hanya bisa berteriak dengan tidak terima.“Uni Mawar, jangan biarkan bajingan itu pergi, di telah melukai anak kecil seperti ku tanpa tahu malu, dia juga mengejek kalian lima anak
“Swos~~~” Suara bergelombang mulai muncul saat penampakan Bunga mawar yang indah mulai tumbuh dengan cepat di area sekitar. Area itu berubah menjadi taman Bunga mawar dalam waktu sebentar. Meskipun mawar-mawar itu terlihat begitu cantik saat tumbuh lebat di area sekitar, Surya masih saja waspada terhadapnya. Sementara itu, sosok pemuda berambut pink yang sudah lama melihat hanya bisa sedikit tak enak hati dibuatnya. Dia merasakan ancaman besar saat melihat mawar-mawar berwarna merah darah yang muncul di area sekitar. Dengan ini pemuda berambut pink itu mau tak mau bersiap-siap akan segala sesuatu yang akan membahayakan. Jelas tidak ada siapa pun yang mau mati hanya karena tidak sengaja terkena serangan nyasar, begitu pula pemuda berambut pink itu. Saat semua mawar telah benar-benar mekar secara sempurna, Sosok mawar berambut merah yang sudah lama kesal mulai meneriaki sesuatu. “Serbuk iblis racun mawar!” Di saat itu juga, semacam serbuk sari mulai mengambang dan keluar dari
“Swos~~” “Swos~~” “Test tes tes.” Suara bergelombang yang akrab mulai muncul di area sekitar, namun meskipun tampil dengan gaya yang serupa, ada sedikit perbedaan di suara itu ketika dapat terdengar suara tetesan air di sela-sela suara gelombang lainnya. Di area itu juga, Mawar yang masih saja menatap ke arah surya, terus saja menjadi terkejut saat melihat fenomena yang ada di hadapannya. Bagaimana Mawar tidak terkejut, tampilan fenomena yang ada di depannya hampir sama persis dengan apa yang telah dia lakukan sebelumnya. Namun kali ini, fenomena itu tampil menggunakan hal lain. Tak ada cahaya emas yang menyilaukan muncul, namun sebuah gambaran gelap dan biru mulai menghiasi area itu. Perlahan tapi pasti, hal biru itu mulai membentuk sebuah kelopak di setiap detiknya. Hingga pada akhirnya terbentuklah lebih dari beberapa lusin kelopak. Fenomena singkat ini terus saja berlanjut hingga pada akhirnya hal biru itu membentuk tampilan satu-kesatuan mawar yang benar-benar sempurna.
Sebuah area yang ada di tebing kota bukit curam, terlihat ada dua orang pemuda tengah berjalan beriringan menuju ke satu arah. Kedua sosok itu tampak begitu akrab saat bercanda satu sama lain. “Hey Ruas, kira-kira apakah kau tahu di mana Surya sekarang? Meskipun kita tak bisa pergi masuk bersama, setidaknya kita bisa menyapanya sebelum masuk ke dalam alam kecil.” “Ahhh, aku juga tak tahu, bukankah kau tahu sendiri bahwa temanmu itu begitu tak masuk akal Riri? Siapa yang tahu bahwa anak itu mungkin saja sedang membuat kekacauan sekarang.” Kata Ruas saat mengutarakan pendapatnya. Riri yang mendengar argumen Ruas hanya bisa mengangguk ragu dibuatnya. Saat kedua pemuda itu tengah berpikir, sejumlah cahaya emas menyilaukan akhirnya muncul di suatu tempat. Dengan ini mereka berdua menjadi terkejut dibuatnya. Cahaya itu begitu menyilaukan saat menusuk kedua mata pemuda itu. Riri dan Ruas pun dengan ini menjadi saling memandang. Seolah tahu apa yang diinginkan oleh satu sama lain, ke