Di tempat yang ramai, seorang gadis tengah melihat ke satu arah dengan emosi yang memuncak. Ada kilauan kebencian yang tajam keluar dari mata gadis itu ketika menatap. Tampak begitu terburu-buru, gadis itu mulai bergerak ke satu arah dengan cukup cepat. Kelompok orang sekitar yang menghalangi jalannya hanya bisa mengeluh secara internal. Jelas mereka tak bisa menyinggung sosok berambut merah itu bagaimanapun mereka mau. Dengan ini kerumunan itu mulai menyebar saat dirinya sedang mencari-cari. Setelah beberapa kali melihat ke kanan dan ke kiri, gadis itu hanya bisa mengutuk kesal. “Sial! Mengapa dia begitu cepat menghilang!” Kelompok orang di sekitar yang melihat tampilan marah dari gadis itu hanya bisa menaikkan alis mereka dengan cukup banyak. Jelas bahwa kelompok itu penasaran tentang hal apa yang bisa membuat sosok tirani itu sampai marah seperti ini. Setelah memikirkan hal ini, kelompok orang itu perlahan menjadi sedikit takut. Mereka takut bahwa tindakan yang tak mereka sada
Di sebuah area yang sepi, tampak seorang gadis berambut merah tengah menatap tajam ke satu arah. Surya yang menjadi sasaran dari tatapan itu hanya bisa diam karena tak mengerti apa yang harus dia lakukan sekarang.Tatapan gadis itu begitu ganas seolah hanya dengan tatapannya saja sudah bisa membelah tubuh Surya menjadi dua.Merasa kebingungan yang mendalam saat terus ditatap, Surya pun mulai berkata dengan pelan.“Ada apa?”“...”Pihak lain sama sekali tidak bersuara saat melihat ke arah Surya. dengan ini dia menjadi lebih tak enak hati dibuatnya.Karena sudah seperti ini, Surya hanya berpikir untuk melarikan diri sekarang. Dengan ini pemuda tegap itu langsung saja berbalik badan tanpa menghiraukan sosok gadis yang telah lama menatap ke arahnya.Sosok anak berambut pink yang sudah lama melihat ke arah Surya hanya bisa berteriak dengan tidak terima.“Uni Mawar, jangan biarkan bajingan itu pergi, di telah melukai anak kecil seperti ku tanpa tahu malu, dia juga mengejek kalian lima anak
“Swos~~~” Suara bergelombang mulai muncul saat penampakan Bunga mawar yang indah mulai tumbuh dengan cepat di area sekitar. Area itu berubah menjadi taman Bunga mawar dalam waktu sebentar. Meskipun mawar-mawar itu terlihat begitu cantik saat tumbuh lebat di area sekitar, Surya masih saja waspada terhadapnya. Sementara itu, sosok pemuda berambut pink yang sudah lama melihat hanya bisa sedikit tak enak hati dibuatnya. Dia merasakan ancaman besar saat melihat mawar-mawar berwarna merah darah yang muncul di area sekitar. Dengan ini pemuda berambut pink itu mau tak mau bersiap-siap akan segala sesuatu yang akan membahayakan. Jelas tidak ada siapa pun yang mau mati hanya karena tidak sengaja terkena serangan nyasar, begitu pula pemuda berambut pink itu. Saat semua mawar telah benar-benar mekar secara sempurna, Sosok mawar berambut merah yang sudah lama kesal mulai meneriaki sesuatu. “Serbuk iblis racun mawar!” Di saat itu juga, semacam serbuk sari mulai mengambang dan keluar dari
“Swos~~” “Swos~~” “Test tes tes.” Suara bergelombang yang akrab mulai muncul di area sekitar, namun meskipun tampil dengan gaya yang serupa, ada sedikit perbedaan di suara itu ketika dapat terdengar suara tetesan air di sela-sela suara gelombang lainnya. Di area itu juga, Mawar yang masih saja menatap ke arah surya, terus saja menjadi terkejut saat melihat fenomena yang ada di hadapannya. Bagaimana Mawar tidak terkejut, tampilan fenomena yang ada di depannya hampir sama persis dengan apa yang telah dia lakukan sebelumnya. Namun kali ini, fenomena itu tampil menggunakan hal lain. Tak ada cahaya emas yang menyilaukan muncul, namun sebuah gambaran gelap dan biru mulai menghiasi area itu. Perlahan tapi pasti, hal biru itu mulai membentuk sebuah kelopak di setiap detiknya. Hingga pada akhirnya terbentuklah lebih dari beberapa lusin kelopak. Fenomena singkat ini terus saja berlanjut hingga pada akhirnya hal biru itu membentuk tampilan satu-kesatuan mawar yang benar-benar sempurna.
Sebuah area yang ada di tebing kota bukit curam, terlihat ada dua orang pemuda tengah berjalan beriringan menuju ke satu arah. Kedua sosok itu tampak begitu akrab saat bercanda satu sama lain. “Hey Ruas, kira-kira apakah kau tahu di mana Surya sekarang? Meskipun kita tak bisa pergi masuk bersama, setidaknya kita bisa menyapanya sebelum masuk ke dalam alam kecil.” “Ahhh, aku juga tak tahu, bukankah kau tahu sendiri bahwa temanmu itu begitu tak masuk akal Riri? Siapa yang tahu bahwa anak itu mungkin saja sedang membuat kekacauan sekarang.” Kata Ruas saat mengutarakan pendapatnya. Riri yang mendengar argumen Ruas hanya bisa mengangguk ragu dibuatnya. Saat kedua pemuda itu tengah berpikir, sejumlah cahaya emas menyilaukan akhirnya muncul di suatu tempat. Dengan ini mereka berdua menjadi terkejut dibuatnya. Cahaya itu begitu menyilaukan saat menusuk kedua mata pemuda itu. Riri dan Ruas pun dengan ini menjadi saling memandang. Seolah tahu apa yang diinginkan oleh satu sama lain, ke
Di sebuah area yang ada di kota bukit curam, dua orang pemuda tengah melihat ke satu arah dengan tampilan seksama. Kedua orang itu begitu serius saat menatap, mereka bahkan tak sadar bahwa mereka tidak mengedipkan mata mereka untuk beberapa waktu yang lama. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya seorang gadis tomboy saat masih menatap. Seorang pemuda yang ada di sebelahnya hanya bisa menjawab dengan langsung. “Aku juga tidak tahu apa yang sedang terjadi.” Jelas bahwa pemuda itu sama bingungnya dengan gadis yang ada di sampingnya. Kedua pemuda yang sedang menatap dengan fokus ke satu arah itu merupakan Riri dan Ruas. Mereka bergas datang ke tempat ini akibat cahaya menyilaukan yang muncul di tempat ini sebelumnya. Mereka jelas begitu penasaran untuk tahu. Saat kedua orang itu sampai, hal yang mereka lihat selanjutnya adalah sebuah ledakan memukau yang membuat mereka sedikit terdorong ke belakang. Kini mereka masih saja melihat dari kejauhan, mereka tak pasti apa yang sebenarnya
“HIks hiks... uwuwuwuwuwuwuu...”Sebuah suara tangisan seorang gadis terdengar cukup jelas di suatu tempat yang ada di kawasan tebing kota bukit curam.Tangisan itu begitu menyayat hati saat mendayu-dayu lemah di telinga setiap orang yang mendengarnya.Surya yang berada tepat di depan sosok gadis yang sedang menangis hanya bisa bingung.“Ahh apa yang sebenarnya terjadi? Bukan kah seharusnya dia menyerang?” tanya Surya tidak jelas.Pemuda itu sudah begitu muak saat melihat Mawar bergerak menuju ke arahnya pada saat sebelumnya. Dia sudah berpikir bahwa gadis itu akan melakukan hal yang tak masuk akal sekali lagi kepadanya. Dengan ini pemuda tegap itu menunggu untuk sebuah serangan.Namun setelah di tunggu untuk waktu yang tidak sebentar, sosok gadis itu malah menangis tanpa ada angin maupun hujan.Jelas siapa pun yang berada di tempat Surya sekarang akan sama bingungnya dengan pemuda tegap itu.Meskipun tangisan itu begitu menyedihkan, Surya masih saja waspada.“Apakah ini cara dia untu
“Mengapa kalian berdua ada di sini?” tanya seorang pemuda dengan bingung.Kedua pasang pemuda yang mendengar hal ini hanya bisa menjawab dengan ragu saat menatap satu sama lain.“Ahh kami hanya lewat ketika melihat cahaya yang menyilaukan datang dari satu arah.” Riri menjelaskan.Mendengar hal ini, Surya mulai mengingat kembali kejadian sebelumnya. Dengan ini dia hanya bisa mengangguk ringan.Saat Surya mengangguk itu, kedua pasang pemuda yang baru saja tiba itu masih saja menunjukan tampilan penasaran.Riri yang sudah gatal untuk bertanya pada akhirnya mulai membuka mulutnya."Ahhh Surya apa kau kenal gadis sebelumnya?” Riri bertanya pelan, dia begitu takut akan membuat Surya menjadi marah karena pertanyaan lancang darinya.Surya dengan ini langsung tersadar dari lamunannya. Saat memikirkan jawaban dari pertanyaan Riri, Surya tampak sedikit penuh pikiran saat melihat ke arah jalan yang diambil sosok gadis berambut merah itu pergi sebelumnya.“Ahhh tidak begitu, kami hanya bertemu sek