Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.
Di dalam benak Surya, tampak seorang pemuda tegap tengah menunjuk jarinya ke arah udara kosong dengan begitu histeris. Sosok itu jelas adalah Surya yang kini tengah menyentuh benang tipis yang baru saja muncul di benaknya. Pemuda itu tampak begitu kewalahan saat mencoba untuk melepaskan tangannya dari pihak lain. Surya begitu takut saat melihat gambaran yang kini terputar di otaknya. Gambar itu terus saja bermunculan setelah Surya menyentuh benang transparan itu. Semakin lama Surya menjadi semakin bingung. Setelah sekian lama menerima informasi, Surya menjadi yakin bahwa apa yang dilakukan benang itu sama sekali tidak membahayakannya. Namun meskipun begitu, Surya tetap saja ingin melepaskan diri dari benda cantik itu. Ini semua dikarenakan Surya menjadi muak dan jijik dengan gambar yang di tuangkan benang transparan itu ke otaknya . Ada lebih dari seratus lusin gambar berdarah menjijikan yang terus berputar di kepalanya. Surya yang melihat ini merasa bahwa seolah dia telah meli
Di malam yang begitu gelap, tampak seorang pemuda tengah berdiri melihat sejumlah barang yang tiba-tiba muncul dari udara kosong. Surya yang melihat hal ini hanya bisa takjub sekaligus bingung. Setelah rangkaian banjir informasi yang diterima Surya sebelumnya, dia menjadi paham kegunaan dan fungsi dari cincin itu. Menurut apa yang telah Surya simpulkan, cincin itu adalah semacam tempat penyimpanan seperti kantung semesta milik Surya. namun ada beberapa hal tambahan yang ada di dalam cincin ini yang membuatnya lebih berharga daripada kantong penyimpanan milik Surya. Cincin itu menggunakan darah untuk terhubung dengan tuannya. Cincin itu tidak akan bisa terbuka jika digunakan oleh orang lain. satu-satunya cara agar orang lain bisa membuka cincin itu adalah membunuh pemiliknya. Selanjutnya, cincin itu telah di tambahkan sebuah permata yang bisa menjadi alat pemuas nafsu bagi tuan sebelumnya. Sosok bunglon sangat suka mengingat kejadian di mana dia menyiksa mangsanya, dengan itu dia m
Area yang cukup gelap, tampak seorang pemuda tegap yang tampak kelelahan tengah berlari ke satu arah dengan girang. Meski postur pemuda itu tampak malas karena satu alasan, namun raut wajah dari pemuda itu jelas sama sekali tidak keberatan. Sosok pemuda itu adalah Surya, dia baru saja selesai melakukan semua hal melelahkan hanya untuk bisa keluar dari tempat itu. Setelah sekian lama tersenyum bergerak ke satu arah, Surya akhirnya sampai di tempat terakhir kali dia terjebak. Dengan tatapan waspada Surya mulia melangkahkan kakinya keluar dari area yang menjebaknya sebelumnya. Saat itu juga, kaki Surya bisa dengan mudah melangkah dan akhirnya menyentuh sisi lain dari tempat itu. Melihat hal ini Surya hanya bisa menjadi bersemangat saat berteriak. “Arghhhh sial akhirnya aku benar-benar keluar!” Surya berteriak dengan penuh haru. Jelas dia begitu kesusahan sampai-sampai dia akan menjadikan satu malam yang panjang ini sebagai pembelajaran yang tidak akan dia lupakan sampai kapanpun.
Pagi hari yang begitu cerah dengan awan putih dan langit biru, sekelompok orang tengah mengemasi barang-barang mereka. Kelompok itu tidak lain adalah kelompok perguruan belati bengkok, mereka baru saja selesai sarapan pagi itu. Sementara kelompok mereka masih mengemasi barang-barang, Nova sudah selesai dengan itu semua. Meskipun dia adalah seorang wanita, tapi dia sama sekali tidak begitu heboh dan lama seperti wanita lainnya. Setelah semua halnya selesai, Nova langsung saja bergegas untuk melangkah ke arah gerbong yang digunakan sebagai penyimpanan barang. Gadis itu bergerak begitu mudah saat melakukan pekerjaan itu. sesaat setelah sampai di gerbong itu, Nova langsung saja menaruh dan merapikan barang bawaannya untuk bisa tersimpan aman di tempat itu. Setelah melihat bahwa semuanya baik-baik saja, Wajah gadis itu sedikit tersenyum dengan puas sebelum akhirnya mulai meninggalkan area itu. Nova kini berjalan dengan ringan menuju ke satu arah lainnya. Setelah beberapa saat berjala
Di sebuah area yang cukup penuh dengan sejumlah gerbong, tampak beberapa pemuda tengah menunggu dengan tidak sabar. “Sial! Mengapa para tetua membelanya? Apakah dia adalah anak haram tetua?” tanya Fajar dengan marah. Toni yang mendengarkan hal ini hanya bisa cemas dibuatnya. Karena merasakan pihak lain sudah keterlaluan, Toni mulai menyarankan. “Hehhh Fajar, kau jangan berkata seperti, jika tetua mendengarnya, mungkin kau akan habis.” Toni berkata dengan serius. “Habis apanya, aku tidak peduli, jelas ini semua tidak adil. Sebenarnya yang murid belati bengkok itu dia atau kita? Mengapa dia selalu di prioritaskan sementara kita tidak?” tanya Fajar dengan tidak puas. Toni yang mendengar hal ini hanya bisa terdiam di buatnya. Jelas dia setuju dengan perkataan pihak lain. Melihat dari waktu yang dia habiskan di perjalanan, bisa di lihat jelas bahwa ada perbedaan dalam sikap para tetua saat berhubungan dengan Surya. Pada awalnya, Toni berpikir ini adalah hal biasa mengingat kesalahan
Di sebuah area yang tersinari oleh cahaya pagi, sekelompok orang tengah menatap ke satu arah dengan tampilan tidak percaya. “Sejauh mana silat anak ini sampai-sampai aku tidak bisa merasakan keberadaannya?” tanya tetua pertama dengan ragu. Tetua kedua yang juga melihat hal ini hanya bisa sekali lagi mengingat segala cerita yang disampaikan tetua kelima pada mereka sebelumnya. “Sebenarnya siapa anak ini?” tanya tetua kedua. Jelas kemunculan Surya begitu mencurigakan, dia seolah datang dari udara kosong dan tiba-tiba menjadi sosok kuat yang berpengaruh di kota Dataran Tinggi. Dan lagi, narasi-narasi tentang pemuda itu begitu sulit untuk bisa di percaya. Sementara para tetua tampak heran, Fajar malah menjadi sedikit takut karenanya. “Apakah tetua keliru sebelumnya?” tanya Fajar dalam hati. Jelas sekali Fajar bisa melihat ekspresi terkejut di wajah para tetua. Dengan ini dia menyimpulkan bahwa Surya tidak sesederhana kelihatannya. “Aku harus lebih bijak kedepannya. Aku tidak ingin
Di dalam sebuah gerbong yang sedang bergerak maju menuju ke satu arah. tampak dua orang paruh baya yang tengah duduk dengan ekspresi mengkerut karena satu alasan. Kedua orang itu tidak lain adalah tetua dari perguruan belati bengkok. “Bau apa ini?” tanya tetua kedua heran. Tetua pertama yang juga merasakan hal sama hanya bisa mengarahkan pandangannya untuk melihat ke luar jendela. Saat tetua pertama sudah menatap keluar, dia hanya bisa terkejut melihat Kawasan kacau dengan tampilan gosong di hadapannya. “Apa yang terjadi di sini?” tanya tetua pertama dengan wajah kaku. Tetua kedua yang melihat ekspresi tetua pertama itu mau tidak mau menjadi penasaran dan melihat ke arah yang sama. Setelah melihat, tertua kedua menjadi tidak kalah terkejut dari tetua pertama. Jelas apa yang mereka lihat kali ini begitu mencurigakan. Saat tertua kedua masih dalam keadaan tertegun, tetua pertama sudah mulai sadar dan bergegas untuk memperhatikan setiap sudut dari area bobrok itu meski dari kejau
Di depan gerbang kota Lembah harum, terdapat beberapa gerbong yang sedang berbaris dengan rapi mengantri untuk masuk ke dalam kota. Setiap orang yang ada di setiap gerbong dari kelompok perguruan belati bengkok tampak bersemangat, bahkan tidak terkecuali untuk para tetua. Jelas mereka sudah terlalu bosan dan lelah bepergian selama beberapa hari. Setelah menunggu beberapa saat, kelompok gerbong perguruan belati bengkok itu akhirnya benar-benar berada di depan pintu gerbang kota itu. Sebelum mereka bisa masuk, kelompok itu mulai diperiksa oleh penjaga yang bertugas. Penjaga itu tampak melakukan kerjanya dengan begitu serius. Dia melihat isi dari setiap gerbong yang kelompok belati bengkok bawa. Penjaga gerbang itu tampak mengangguk ketika tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Namun di saat sosok penjaga itu mencoba untuk mengecek salah satu gerbong, dia menemukan empat pemuda yang duduk dengan suasana canggung di dalam gerbong. Penjaga itu tampak tidak peduli pada awalnya dan b