Di sebuah sungai area hutan gunung agung, dapat dilihat sebuah pusaran yang cukup besar. Deburan air layaknya ombak terus mengelilingi poros dari pusaran itu. sosok harimau besar yang tampak gagah dengan tenang duduk di tengah-tengah poros tidak melakukan suatu.
Sementara itu, tampak ada sosok mengerikan dengan tubuh yang besar sedang mengudara sebelum menghantamkan pedangnya ke pusat dari pusaran sungai itu.
“BUMMMM!”
Sebuah suara dahsyat pun tiba-tiba terdengar sebagai hasil dari hantaman pedang besar milik si bengis penjagal kidal.
Sejumlah air mulai tumpah ke mana-mana, area di sekeliling sungai itu menjadi berantakan. Fenomena itu sangat dahsyat sampai membuat air sungai yang tadinya penuh kini menjadi sedikit surut.
Penjagal kidal yang membelah menggunakan pedangnya itu sama sekali tidak mengenai apa pun. Namun jejak dari hantaman itu sangat dahsyat, sehingga timbul sebuah cekungan yang cukup dalam.
Sementara itu, Surya sendiri selamat dari kejadian. Dia dengan tanpa sadar menghindar ke arah samping.
“Hampir saja aku mati, bukankah sekarang nyawaku sisa delapan?” katanya mengejek dirinya sendiri karena masih beruntung selamat dari tabrakan itu.
Penjagal kidal yang melihat hal itu jelas sangat kesal, momentum yang digunakan untuk serangan itu saja sangat besar. Surya mungkin akan cacat jika dia tidak benar-benar menghindar.
“Cihhh, apanya penjaga gunung atau monster balang apa lah itu. ini ternyata hanya seekor kucing oranye yang sedikit lincah!” katanya mengejek Surya sebagai Pereda kekesalan karena pukulan awalnya tidak mengenai lawannya.
Mendengar hal itu Surya menjadi bingung, dia mengerutkan keningnya yang lebar itu sembari berkata.
“Huh, apakah karena pukulanmu meleset sehingga kau menjadi emosi. lagi pula itu tidak ada urusannya dengan mu, dasar babi gendut!” kata Surya mengejek dengan tajam.
Kata kata itu menjadi sebuah silet berkarat bagi penjagal kidal. Dia tidak pernah diremehkan seperti itu sebelumnya. Semua orang akan memanggilnya beruang, banteng, maupun kerbau. Dia sama sekali tidak sudi untuk di juluki babi gendut yang tidak berguna.
Kali ini penjagal kidal benar-benar marah!
Menekan seluruh energi di kakinya, penjagal kidal membuat suara angin yang cukup ricuh untuk mengawali posisi kuda kudanya. Tampaknya dia sudah siap untuk meluncur dengan kecepatan tinggi.
Melihat hal itu, Surya yang berada di ujung pun tidak mau tinggal diam. Dengan menegangkan keempat otot kakinya itu, suara letusan angin pun terdengar sebelum batu sungai yang dia pijaki benar-benar hancur tak bersisa.
“Tubh!”
Dengan sekejap mata sosok harimau itu hilang.
“Thussss!”
Suara angin yang ricuh dan tajam menjadi pertanda pergerakan Surya yang sangat cepat. Sosok harimau itu terus melaju dengan indah menuju satu arah.
itu adalah di mana penjagal kidal berada!
Melihat hal itu, penjagal kidal menjadi berubah pikiran. Kaki nya yang sedari tadi sudah siap untuk melontarkannya melesat kedepan, kini dengan cepat dialiri energi agar bisa
mengakar di tempat itu. dia berharap menjadi tembok kokoh yang tidak bisa goyah Ketika Surya menghantam.
“Sushhhhh”
Surya terus berlari tanpa takut sedikitpun, dia sangat percaya diri dengan kekuatannya. Hanya dalam waktu beberapa detik Surya sudah melaju jauh. Hanya tersisa beberapa meter lagi sebelum harimau itu benar benar menghantam tubuh penjagal kidal.
Sekali lagi sosok penjagal kidal itu menempatkan tangan kanannya di depan, kemudian dia menarik tangan kirinya ke belakang. Kaki kanannya yang berada di depan itu mulai terperosok ke tanah sebagai tumpuan. Sementara itu kaki kirinya sudah menjinjit sebagai pegas untuk menambah momentum dari serangan kuatnya itu.
Ketika Surya benar benar sudah berada satu meter di hadapannya. Sosok penjagal kidal itu mengayunkan pedangnya dengan semangat. Senyuman sombong pun tergambar di sudut wajahnya. Dia sangat jelas apa yang akan terjadi.
Kematian sosok penjaga gunung!
Pikiran tamak pun mulai menghantui dirinya. Jelas kemenangannya ini akan membuat popularitasnya meningkat. Dia tidak akan kesulitan menemukan anak buah baru untuk mengganti kelompok yang sudah di bunuh Surya. Selain itu rencananya akan lebih mudah terlaksana dengan setelah kematian harimau gendut ini.
Senyuman girang tanpa sadar hilang dari wajah penjagal kidal itu. hal itu terjadi karena kecepatan dari sosok harimau penjaga gunung tiba-tiba meningkat.
Dengan mata bertekad, Surya menambah kecepatannya sesaat setelah pedang besar itu di ayunkan. Dia berusaha dengan keras memanjangkan kaki depannya untuk menjangkau tubuh penjahat itu.
Sampai pada akhirnya suara hantaman benda tumpul terdengar cukup keras.
“TUBH!”
Surya terbanting ke tanah dengan goresan luka panjang di punggung nya.
“Arghhhh sial,”
Dengan sedikit hati-hati Surya menyeimbangkan tubuhnya, dia berusaha keras untuk menjauh dari jangkauan serangan penjagal kidal dengan tergesa-gesa.
Sementara itu di sisi lain, penjagal kidal yang awalnya percaya diri. Kini juga terluka karena serangan Surya. Sejumlah goresan cakar menyilang terbentuk di tubuh bagian depan penjahat itu.
“Arghhh, kucing bajingan!”
Dengan mencabut kaki depannya yang mengakar di tanah, sosok penjagal kidal itu melompat sebelum mengayunkan pedang besarnya.
Surya yang belum siap pun sekali lagi terbanting jauh kebelakang. Meskipun hantaman pedang besar itu sangat menakutkan. Tubuh harimau itu tidak terbelah menjadi dua, jelas itu karena dia menyalurkan energi untuk memperkuat tubuh nya. namun tetap saja, perut harimau itu meneteskan darah akibat sabetan panjang dari pedang besar itu.
“Hahahahah, hai kucing besar. Apakah kau sudah ingin tidur siang? Aku baru saja mulai, siapkan dirimu!” tawa mengejek menggema jelas di area itu.
Berlari menuju Surya, sosok penjagal kidal itu mengayunkan pedangnya secara vertikal.
Melihat ke arah Surya yang sedang sempoyongan, dia berharap agar harimau besar itu tamat setelah serangan ini.
“Cihh, penjaga gunung apanya, lihat keempat kakinya kini bahkan tidak bisa untuk menopang tubuh gendutnya.” Mengangguk setuju sembari mencemooh dalam hati.
Ayunan pedang itu akhirnya hampir sampai ke tubuh Surya memotong dengan bersih. Namun tiba tiba sesuatu terjadi.
Tebasan vertikal itu tidak mengenai apa pun karena Surya menundukan tubuhnya.
“slashhh.” Hanya suara angin yang terdengar dari hal itu.
Penjagal kidal dalam posisi yang kurang baik, karena momentum tebasan vertical itu kini tubuhnya membelakangi Surya.
Sementara Surya sendiri yang sedang menunduk mengambil ancang ancang sebelum dirinya menerkam sosok penjagal kidal yang ada tepat di jangkauan tubuhnya.
Dengan loncatan tinggi, harimau itu menerkam penjagal kidal dengan sangat keras. Tubuhnya menjorok ke arah sosok itu seolah-olah sedang memeluknya. Dengan tidak sabar Surya pun menggigit leher penjagal kidal yang besar itu.
Taring panjang Surya pun tertancap sedikit sebelum pedang besar milik penjagal kidal sampai menghantam ke kepalanya. Hal ini terjadi karena penjagal kidal meneruskan momentum dari pedang vertikalnya dengan memutar pinggulnya. karena itu pedangnya benar-benar menghantam tengkorak besar milik Surya dengan bersih.
“Tubhhh crack!”
Suara tabrakan benda tumpul pun terdengar bersamaan dengan suara retaknya tengkorak milik Surya.
Surya pun terbang jauh dari area di mana dia dipukuli dengan keras. Mata harimau itu kini layu, tak ada lagi yang bisa dia lihat dengan jelas. Semuanya menjadi kabur.
Semua itu semakin memburuk Ketika kesadarannya mulai menghilang. Bahkan suara yang bisa di dengarnya kini sangat padam layaknya seorang yang berusaha mendengarkan saat berada di dalam air.
Dengungan kencang pun tiba-tiba terdengar memenuhi isi kepalanya. Lelehan darah muncul dari titik luka di kepalanya. tidak hanya sampai di situ, kini telinganya juga melelehkan cairan berwarna merah darah.
“HAHAHAHAHAHAHA!” Suara tawa itu benar benar besar layaknya genderang perang.
Namun hanya tawa kecil yang bisa di dengar Surya sebelum kesadarannya benar benar hilang.
hai semuanya, apa kabar? gimana bab kali ini? semoga menghibur ya!! || Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.
Di sebuah tempat yang berantakan. Tampak seorang bertubuh besar sedang berdiri tegak sembari tertawa kegirangan. Sosok itu benar benar mengerikan, tawanya yang keras seperti menertawakan kesengsaraan orang yang berada di neraka. Sementara itu, tampak seekor harimau besar tergeletak lemas tidak jauh dari sosok penjagal kidal itu. Jelas harimau itu adalah Surya yang sudah dipukul dengan bodoh oleh si bengis penjagal kidal. Julukan itu bukan sebuah omong kosong! Dengan ringan sosok penjagal kidal itu berjalan ke arah Surya, dia sesekali berhenti hanya untuk tertawa. Setelah sampai di hadapan sosok harimau itu, penjagal kidal pun melihat tubuh Surya dengan seksama. Dia melihat luka luka sayatan di tubuh Surya dengan bangga. Ada semacam euforia tersendiri baginya setelah melihat kucing pengganggu ini terbaring lemah karenanya. Meskipun dia sedikit kesal karena luka-luka di tubuhnya, dia hanya bisa bersyukur. Dengan memegang lehernya yang terluka, sosok penjagal kidal itu bergumam. “A
Di suatu tempat yang benar-benar kacau. Tampak seorang bertubuh besar melayang di udara memegang gagang pedang dengan kedua tangannya. Sosok itu tampak sangat mengerikan dengan tubuh berwarna merah darah. Dengan menarik pedangnya ke belakang, sosok menyeramkan itu mulai membelah ke satu arah. “HeyyiAaaaa!” teriakan panjang terdengar Ketika sosok itu menebas. Surya yang sama sekali tidak siap hanya bisa membungkus dirinya dengan aura berwarna oranye. Dengan menaruh kedua tangannya kedepan, Surya berharap dia bisa menangkis serangan itu. Hanya dalam waktu singkat, tebasan dari penjagal kidal itu sudah menghantam tubuh Surya. Serangan ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Jelas ini 3 kali lebih kuat dari serangan sebelumnya. Surya mungkin akan benar benar tamat sekarang. “Siallll, ini sangat berat seperti aku sedang ditekan oleh sebuah gunung!” Tangan Surya dengan bergetar menahan serangan itu, bahkan kaki belakangnya harus menderita karena menopang tekanan yang cukup kuat, samp
Di markas para bandit. “Hey, apakah kalian tidak penasaran?” Seorang berikat kepala bertanya kepada kelompok bandit yang sedang bermain kartu. “Penasaran tentang apa?” jawab sosok di sebelah kiri. “Iya, apa yang kau penasaran kan ni?” tanya orang di kana menambahkan. “Aduh, emang ya kalian in tolol. Bukan kah pemimpin kita sedang mengamuk?” Menggelengkan kepalanya heran. “Ohhhh tentang itu. tenang aja, bos kita itu mengerikan.” Matanya melotot mencoba mengekspresikan kengerian. "Benar, julukannya saja si bengis penjagal kidal. Pasti dia akan membuat bencana di gunung.” Anggukan percaya diri terlihat dari sosok sebelah kiri. “Baiklah baiklah” membanting kartunya sembari berkata. “Aku menang!” teriak kegirangan. “Kau curang!” “Benar, kau sengaja mengalihkan perhatian kami.” raut kesal tergambarkan dari wajah kelompok itu. “Hahahaha” sosok yang membanting kartu tertawa meskipun masih ada jejak khawatir di matanya. *** Di area sungai yang tidak lagi berbentuk. Surya terapung d
Pagi yang cerah di markas bandit. Tampak sekelompok orang sedang melihat ke satu arah. wajah mereka disinari pantulan cahaya merah menyala ketika tanpa sengaja mereka terkena sedikit asap . mereka sedang melihat markas bandit yang sedang di lahap si jago merah yang dengan semangat berkobar di udara. Sosok Surya yang kini berubah menjadi harimau hanya bisa melihat itu dengan puas. Membawa pralaya di mulutnya Surya pun melangkah ringan meninggalkan tempat itu. Surya juga tidak lupa membawa beberapa emas di punggungnya. Mata berkaca kaca, serta senyum lebar di wajah para tahanan menjadi bukti betapa senangnya mereka. Orang-orang itu sudah menyerah untuk mencari kebebasan. Namun siapa sangka, hari yang baik ini akan menghampiri mereka tanpa pemberitahuan. Lautan api itu menjadi awal cerita tentang penjaga gunung! *** Di desa orang orang kini tengah heboh. “Benarkah rumor itu bahwa penjaga gunung telah menghabisi si bengis penjagal kidal?” “Benar, kalau tidak percaya coba caliak(l
Suatu sudut di sungai gunung agung, tampak sosok manusia harimau sedang mengangkat batu besar ke tepi sungai. Dengan desahan nafas puas, sosok itu pun berkata. “Ahhh, akhirnya selesai juga.” Melekatkan batu dengan gembira. Kini sungai yang pada awalnya tampak kacau sudah mulai terlihat seperti bentuk aslinya, meskipun ada beberapa hal yang terlihat tidak maksimal, seperti pohon yang masih kecil, maupun air yang masih keruh. Tapi tetap saja, seiring berjalannya waktu semua itu akan benar-benar Kembali seperti semula. Kegiatan perbaikan itu telah dilakukan Surya selama lebih dari sebulan. Selain dia bisa merasa tenang setelah memperbaiki semuanya. Kini dia juga sudah bisa mengontrol energi rimaunya dengan cukup baik. Pada awalnya dia hanya bisa mempertahankan perubahan manusia harimau selama 5 menit saja, namun kini dia bisa bertahan selama 20 menit. Setiap kali Surya berubah menjadi harimau biasa, dia akan duduk bersila untuk membuat energi di tubuhnya stabil Kembali. namun setiap
Di sebuah area gua yang biasanya lembab dan gelap, kini gua itu tiba-tiba dipenuhi cahaya terang yang tampak hangat. Seorang remaja laki-laki yang tampak kacau tiba-tiba terungkap Ketika cahaya menyilaukan itu padam. Sosok remaja kacau layaknya pengemis itu duduk dengan canggung. Rambutnya berwarna hitam ikal yang panjangnya tidak lebih dari sebahu, matanya berwarna coklat terang. Tubuhnya berotot tapi tidak berlebihan, lalu ada bekas sayatan pedang yang panjang di dada dan punggung. Sosok itupun tiba-tiba berdiri, melihat tangan kanan dan tangan kirinya. Sosok itu tampak tidak percaya. Dengan melihat kaki dan seluruh bagian tubuhnya, sosok itu pun mulai berteriak kegirangan. “Hahahaha, akhirnya tubuh manusia normal ku Kemba—” Tidak sampai sosok berantakan itu menyelesaikan perkataan. Tiba tiba cahaya putih sekali lagi memenuhi gua itu. Sosok pemuda kacau itu hilang di telan oleh silaunya cahaya putih. Ketika cahaya itu akhirnya mereda, bukan sosok pemuda itu lagi yang terlihat
Di sungai gunung agung. tampak seorang lelaki berusia 18 tahun sedang berenang ringan membasuh tubuhnya dengan seksama. “Huuu, akhirnya hari ini aku bisa hidup secara normal.” Berenang ke tepi untuk menyudahi aktivitas main airnya. Setelah Surya sampai di pinggir sungai. Dia kemudian mengambil sebuah pedang besar yang tergeletak kotor di tanah. “Siapa sangka, pedang milik orang bodoh itu sangat berguna,” katanya cukup puas. Bagaimana mungkin pedang itu tidak berguna. Surya melakukan semua hal dasar menggunakan pedang besar itu. mulai dari menggali, memukul sesuatu, menebang pohon, dan lain lain. Dengan membelai bilah pedang yang kotor, Surya pun mulai membasuhnya dengan air. Surya menggosokkan segenggam tumbuhan yang dia dapat di sekitar area sungai. pedang itu Surya mandikan dengan teliti, mulai dari bilah yang lebar, hingga gagangnya yang cukup besar tampak memiliki ukiran yang rumit. Setelah beberapa waktu, akhirnya pedang itu pun selesai dimandikan. Meskipun sudah lebih baik
Di salah satu sudut area hutan gunung Agung. Tampak seekor harimau sedang menggigit sebuah kain besar berwarna hitam yang berhiaskan tepi berwarna emas. meskipun dia telah mendapat apa yang di inginkan, sosok itu Tidak lupa untuk membawa pedangnya yang tergeletak di salah satu sudut hutan itu dengan mulutnya. setelahnya harimau gendut itu mulai melihat ke satu arah. “Cih dasar gadis tak tahu malu, bagaimana bisa dia tersenyum Bahagia setelah mengambil emas yang bahkan tidak dia inginkan.” Mengejek jijik ke arah gadis itu. Memalingkan wajahnya ke arah kain yang kini dibawanya, Surya sedikit bersyukur dan senang. Kain itu sangat cocok dengan seleranya. “Huuu, setidaknya dia tidak memeberikan ku kain yang jelek.” Katanya dengan angkuh. Dengan itu, sosok harimau gendut itu pun mengaum sebelum melompat menuju satu tempat. “AUMM!” Langkah demi Langkah Surya lalui, kini langit tampak merah karena waktu sudah menunjukan jam 6 Sore. Melihat ke atas, Surya pun mempercepat jalanya. Setelah
“Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski
Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal
“Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua
“Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak
Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t
“Swosh!”Suara deru angin mulai terdengar saat seorang pemuda melesat dengan kencang menuju ke satu arah.Setelah beberapa saat melesat, sebuah suara benda jatuh mulai terdengar di telinga sekelompok orang di sekitar.“Pluk.”Suara itu tidak begitu besar dan juga sangat terendam, namun meskipun begitu, suara jatuhan itu bisa didengar dengan jelas oleh setiap orang.Kelompok yang sudah lama terpaku melihat ke arah belakang mereka hanya bisa menajamkan mata seolah tak percaya.Sosok yang membawa Abar di tempat ini telah benar-benar kehilangan kepala, di sebelah Abar hanya menyisakan seorang sosok tanpa kepala.“Pluk!”Seolah batu kecil yang bisa membuat seluruh gunung es menjadi longsor, suara kecil jatuhan yang baru saja terdengar itu membuat hati setiap orang yang ada di area sekitar menjadi runtuh.Suara terjatuh itu jelas berasal dari tubuh tanpa kepala sebelumnya.Abar yang juga tersadar akan hal ini hanya bisa melihat ke arah mayat tanpa kepala yang ada di dekatnya dengan tatapn t
Abar dan sosok lain yang ada di sebelahnya tampak mematung saat melihat sekelompok orang yang tengah berlari tidak jauh dari dirinya.Abar pada awalnya berpikir bahwa teriakan sebelumnya adalah kode atau semacam teriakan serangan khusus, namun setelah melihat sekelompok orang yang berlari menjauh dan tak berniat untuk menyerang, hanya membuat Abar menjadi terpana.“Apa situasinya?” Abar tanpa sadar bergumam sendiri.Sosok yang sedari tadi berada di sebelah Abar juga tampak bingung, dia juga ingin bertanya hal yang sama dengan apa yang baru saja di gumamkan Abar sebelumnya. Namun hal itu terhenti karena sebuah batu yang ada di tangannya mulai bergetar.Sosok yang memegang batu itu mulai melihat isi pesan dari batu itu dengan wajah yang aneh, seolah ada hal yang mengganggu pikirannya.Setelah beberapa saat melihat isi pesan dari batu komunikasi miliknya, sosok yang tampil dengan wajah aneh itu tiba-tiba saja merubah raut wajahnya.Sosok itu langsung saja berlari dengan gila-gilaan saat
Di sebuah area hutan yang lebat, sekelompok orang tengah berlari dengan gila-gilaan menuju ke satu arah. “Sial! Apa yang membuat orang itu sampai-sampai mengirim pesan darurat seperti ini?” tanya Kakhi saat berlari sambil melihat sebuah batu yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, kakhi jelas telah sepakat untuk membantu Abar berurusan dengan musuhnya, dengan ini Kakhi yang merupakan salah satu orang yang di percayai tuannya salah satu si bengis menyuruh beberapa orang untuk ikut dengan Abar. Dia berharap beberapa lusin orang itu bisa dengan mudah menjatuhkan lawannya. Namun selang beberapa saat yang singkat, sosok itu malah mendapat pesan di batu komunikasi dengan notifikasi cahaya. Biasanya batu hanya akan bergetar saat salah seorang mengirim pesan. Hal ini merupakan notifikasi umum. Dan ini sangat jelas bagi para anggota dari kelompok itu. Namun hal yang dilihatnya kali ini membuatnya sedikit panik, cahaya hanya akan keluar jika hal yang dikirimkan dalam batu komunikasi bena
Serangan yang kuat dan sejumlah orang melaju dengan cepat ke arah seorang pemuda. Kelompok orang itu begitu besemangat seolah telah di suntik oleh narkoba. Sementara itu, pemuda yang telah menjadi arah serangan itu terkejut sebentar sebelum akhirnya Kembali tenang dan tenang. Sosok Abar yang melihat ini dari kejauhan hanya bisa mencibir. “Cihhh, tidak ada gunanya berlagak keren sekarang!” Sosok Abar berkata penuh dengan kebencian pada awalnya, namun setelah beberapa saat, Surya yang awalnya mematung seolah ketakutan itu tiba-tiba saja bergerak. Dengan seuara tebasan pedang yang jelas tajam, sejumlah kepala munusia terbang kemudian jatuh dengan buruk ketanah. Setelah itu, sejumlah tubuh kaku yang jelas-jelas merupakan tubuh kelompok yang sebelumnya menyerang mulai jatuh dengan layu satu persatu. Abar yang melihat ini langsung saja menjadi negri. “Ahhh apakah dia sekuat ini? tidak mungkin! tidak mungkin” Pemuda itu dengan panik berterika. “Tidak-tidak kalian semua serang, janga