Home / Pendekar / Taring Putih Dari Barat / 07. Awal Kehancuran

Share

07. Awal Kehancuran

Author: Ampas tahu
last update Last Updated: 2022-04-08 14:50:20

Di sebuah sungai di bawah gunung agung, dapat dilihat sosok harimau besar sedang berenang menikmati keindahan alam. Dia tampak berenang secara alami menggunakan keempat kaki besarnya. Bulu bulunya yang mengkilap kini menjadi basah dan tampak cukup berat.

“Huuuu, ini sangat segar, jika bukan karena kemunculan bandit bandit itu, aku akan malas berenang. Bulu bulu ku akan sulit kering dan berat badan ku menjadi bertambah,” keluhnya dengan kesal.

Makhluk besar itu pun berenang kesana dan kemari beberapa kali, sampai pada akhirnya dia mengingat kembali kenangan yang pernah dia lakukan bersama si kakek tua.

***

“Uhhhhh ini sangat dingin,” kata Surya kecil mengigil sembari memeluk ringan tubuhnya sendiri.

“Jangan terlalu manja, mandi pagi dengan air dingin itu sehat,” jawab seorang kakek di hadapan surya.

Mendengar perkataan dari kakek ubanan itu, surya hanya bisa diam sembari mengutuk dalam hati.

“Sial, kini pelatihan macam apalagi yang harus aku lalui?” berkata dengan jijik.

Namun setelah beberapa saat, sosok naif itu pun mulai mulai tersadar.

Dengan menatap tubuhnya dari atas hingga bawah, Surya pun mulai berkata.

“Tapi memang benar sih setelah pelatihan yang diberikan tubuhku menjadi tampak jauh lebih sehat,” katanya mengangguk setuju.

Setelah beberapa saat dia pun menggeleng dan berkata.

“Sial, tetap saja meskipun tubuhku menjadi sehat. Kakek ini tidak manusiawi dan suka menyiksa anak kecil,” katanya berdalih.

Sungguh anak yang naif, bukankah dia terlalu gengsi untuk hal yang tidak perlu?

Dengan itu surya mengikuti perintah sang kakek meskipun saat itu matahari belum menunjukkan sinarnya. Surya duduk bersila tepat di bawah air terjun.

Deburan air yang cukup deras terus menerus menimpa tubuhnya dengan teratur.

“Crush brush burm”

Surya hanya bisa merasakan dingin yang memaksa masuk ke tubuhnya. Sosoknya yang masih muda itu sesekali akan merasakan ngilu Ketika rasa dingin itu merambat sampai ke tulang belianya. Aliran air menjadi pijatan yang cukup nikmat untuk sosok Surya yang telah berlatih sesuatu yang tampak berat untuk seorang di usianya.

Sekali lagi sosok kakek ubanan itu tidak akan pernah diam Ketika Surya sedang melakukan pelatihan. Dia kan terus menggumamkan sesuatu yang acak dan aneh.

“Setinggi tingginya air, tetap dasar lah tujuannya”

“Air itu teratur namun juga tidak teratur secara bersamaan”

“Gemericik air menjadi melodi bagi orang yang menikmatinya”

“Akan selalu mengikuti tempatnya berada, namun dia tidak akan pernah kehilangan jati dirinya”

“ ...”

Surya yang mendengarkan itu pun hanya bisa termenung. Dia bahkan tidak akan bisa mengulang perkataan kakek itu sesaat setelah dia selesai mengucapkannya. Jelas dia tidak menganggap perkataan kakek tua itu penting sama sekali.

Masuk telinga kanan, keluar di telinga kiri!

Kegiatan menyegarkan itu dilakukan Surya hingga jam Sembilan pagi.

“Huuuuu, pelatihan kali ini adalah pelatihan yang paling aku suka. Tidak melelahkan dan sangat manusiawi.” Senyum sumringah tergambar jelas di wajah anak kecil litu.

Sementara itu, kakek ubanan yang mendengar perkataan Surya hanya bisa menyuruhnya untuk bergegas.

“Sudah cepat, perut ku sudah berbunyi. Bukankah kau juga lapar bocah nakal?” kata kakek itu mendesak.

“Hahahaha, baik kakek tunggu sebentar.”

Dengan itu Surya pun lari mengejar kakek ubanan yang telah berjalan dengan sangat cepat.

Di saat Surya dalam suanan hati yang baik, ada satu hal yang tidak diketahuinya. Kakek ubanan itu berjalan sembari tersenyum licik. Jelas ada sesuatu yang sedang ia rencanakan.

...

“Ahhhh aku sangat kenyang,” kata Surya sembari mengelus perut kecilnya yang sedikit buncit.

Melihat ke arah Surya, kakek ubanan itu pun tersenyum sebelum merubah ekspresinya menjadi serius.

“Surya, cepat berkemas. Kita akan pergi berlatih lagi”

“Haaa berlatih lagi? Bukankah kita sudah berlatih tadi pagi.” Wajah Surya tampak kesal Ketika menggembungkan pipinya.

“Hmmm, kau masih muda. Jangan jadi orang yang malas,” katanya mengejek.

“iya iya, beres-beres sebentar,” katanya dengan wajah enggan.

Dengan itu Surya dan kakek pergi ke suatu tempat. Mereka menuju ke daratan yang jauh lebih tinggi. Dan pada akhirnya Surya sampai ke puncak gunung agung itu.

“Huuuu, disini begitu dingin.”

Melihat ke suatu arah, kakek ubanan itu memerintah Surya.

“Di situ adalah tempat tertinggi duduklah dan mulai bernafas kemudian rasakan seluruh sensasi yang kamu terima.

Meskipun sedikit bingung dengan apa yang diperintahkan oleh kakek itu, Surya hanya bisa berjalan dengan malas dan melakukan apa yang telah diperintahkan kepadanya.

Duduk bersila dengan tubuh tegap, Surya mulai bernafas secara beraturan. Dia dapat merasakan udara sejuk yang masuk melalui hidung kemudian mengalir ke paru-paru. Udara dingin itu sangat kering membuat surya menjadi dehidrasi. 

Hembusan demi hembusan Surya lakukan dengan teratur dan tenang. Secara tidak sadar selain merasakan aliran udara yang masuk ke paru-parunya, Surya juga merasakan hembusan angin yang terus menabraknya tidak karuan.

Karena tabrakan angin dengan tubuhnya, kejadian itu menimbulkan suara aneh yang dapat di dengar oleh telinganya. Pada saat itulah Surya meyakini bahwa Latihan kali ini bukan sesederhana kelihatannya.

“Latihan ini tidak terlalu buruk, bahkan aku bisa merasakan perubahannya dengan jelas meski aku baru berlatih beberapa saat,” pikir Surya dengan bangga.

Seperti saat sebelumnya, kakek ubanan itu akan terus meracau tidak jelas. karenanya Surya hanya bisa menggerakan telinganya berusaha untuk tidak mendengar perkataan dari kakek itu. dia hanya ingin mendengar deburan angin yang terus menerus menabraknya.

Bukankah itu mustahil untuk memilih apa yang bisa kita dengar Ketika ada dua suara yang muncul secara bersamaan?

Sungguh pemikiran bocah yang aneh.

Setelah hari itu, Surya akan terus berlatih di sungai saat subuh, dan akan dilanjutkan berlatih di tempat tingg di kemudian waktu. Kadang kadang Surya harus memanjat pohon hanya untuk pelatihan seperti ini.

Bukankah berlatih di tempat tinggi di mana pun itu sama saja?

Sungguh pasangan guru dan murid yang aneh!

Setelah lebih dari 3 bulan Surya melakukan pelatihan yang menyenangkan itu, dia merasa bingung dan sedikit heran. Dia sangat percaya bahwa pelatihan ini untuk memperkuat indranya. Namun ada perasaan lain yang meningkat Ketika dia melakukan pelatihan ini.

Dia merasa bisa mengontrol air maupun angin yang ada di dekatnya dengan kekuatan yang kasat mata. Sampai sampai di sekitar tubuh anak itu muncul pusaran pusaran energi yang aneh.

***

Sosok Surya yang menjelma sebagai harimau kini masih berkhayal, namun tidak hanya diam termenung yang dia lakukan. Sosok itu terus menerus mengingat kenangannya bersama kakek tua sembari berlatih di dasar sungai yang tenang. 

Sejumlah besar air di sungai terpengaruh karena kegiatan yang dia lakukan. Pusaran air mulai muncul dan berpusat di tubuh Surya sebagai porosnya. Sungai itu tidak lagi teratur, melainkan berguncang layaknya lautan yang memiliki ombak. Sungguh fenomena yang fantastis untuk dilakukan oleh makhluk fana.

Orang orang akan bisa melihat sebuah pusaran yang cukup besar di sungai, seolah olah ada sebuah lubang tanpa dasar di tempat itu.

Smentara Surya sedang asik dengan dirinya sendiri, sosok Si bengis penjagal kidal sedang berlarian menuju ke arahnya. Dia sudah berputar putar menghancurkan tanah di area pegunungan itu hanya untuk mencari Surya.

Setelah beberapa saat, sosok si bengis penjagal kidal itu mendengar suara deburan air dengan samar samar. Dengan sedikit harapan dapat menemukan Surya, sosok itu mulai berlari ke arah pusat suara sembari menghancurkan area yang dilaluinya.

Benar benar orang yang mengerikan!

Suara deburan air semakin jelas, sesampainya sosok penjagal kidal itu di satu tempat, dia bisa melihat sejumlah mayat dengan tubuh yang tidak berbentuk. Di situlah emosinya semakin memuncak.

“Arghhhhh, bukankah dia terlalu menganggap remeh aku?” katanya tersinggung.

Dengan menoleh kanan kiri, sosok itu akhirnya dapat melihat sebuah pusaran besar yang ada di tengah sungai. Mengencangkan seluruh tubuhnya sampai seluruh urat di tubuhnya menonjol, sosok itu melompat ke tengah sungai.

Saat dia berada di udara, di situ lah penjagal kidal dapat melihat sosok harimau besar yang tampak duduk tepat di tengah sungai, sosok harimau itu terlihat sangat damai dan tenang. namun anehnya, air di sungai itu itu tidak membasahi tubuh Surya seolah olah ada dinding silinder transparan yang melindunginya.

Dengan menaruh tangan kanannya di depan, sosok penjagal kidal itu menarik pedang nya di tangan kiri kebelakang, sejumlah urat yang ada di tangan kirinya mulai membengkak sebelum memerah karena sejumlah energi yang dikumpulkan.

Setelah beberapa detik mengudara, tangan kiri penjagal kidal kini sudah benar-benar merah seperti kepiting rebus, dengan itu barulah sosok penjagal kidal mengayunkan tangannya kirinya untuk membelah ke arah dimana Surya berada.

“Suhfhfhhhfhhfh”

Suara riuh terdengar sebelum bilah pedang itu menghantam area yang ditujunya.

sementara Surya sendiri yang masih duduk tiba tiba telinganya bergetar.

“BUMMMM!”

Sebuah suara dahsyat pun tiba-tiba terdengar sebagai hasil dari hantaman pedang besar milik si penjagal kidal.

Ampas tahu

hai semuanya, apa kabar? gimana bab kali ini? semoga menghibur ya!! || Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.

| Like
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Al Qadhi
maaf thor, kata2 sialnya terlalu banyak, klo ABG yg baca bisa2 terpengaruh dialam nyata mereka sehari hari. semoga bisa lebih mendidik pembaca bersopan santun
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Taring Putih Dari Barat   08. Pertempuran

    Di sebuah sungai area hutan gunung agung, dapat dilihat sebuah pusaran yang cukup besar. Deburan air layaknya ombak terus mengelilingi poros dari pusaran itu. sosok harimau besar yang tampak gagah dengan tenang duduk di tengah-tengah poros tidak melakukan suatu. Sementara itu, tampak ada sosok mengerikan dengan tubuh yang besar sedang mengudara sebelum menghantamkan pedangnya ke pusat dari pusaran sungai itu. “BUMMMM!” Sebuah suara dahsyat pun tiba-tiba terdengar sebagai hasil dari hantaman pedang besar milik si bengis penjagal kidal. Sejumlah air mulai tumpah ke mana-mana, area di sekeliling sungai itu menjadi berantakan. Fenomena itu sangat dahsyat sampai membuat air sungai yang tadinya penuh kini menjadi sedikit surut. Penjagal kidal yang membelah menggunakan pedangnya itu sama sekali tidak mengenai apa pun. Namun jejak dari hantaman itu sangat dahsyat, sehingga timbul sebuah cekungan yang cukup dalam. Sementara itu, Surya sendiri selamat dari kejadian. Dia dengan tanpa sadar

    Last Updated : 2022-04-08
  • Taring Putih Dari Barat   09. Pertempuran 2

    Di sebuah tempat yang berantakan. Tampak seorang bertubuh besar sedang berdiri tegak sembari tertawa kegirangan. Sosok itu benar benar mengerikan, tawanya yang keras seperti menertawakan kesengsaraan orang yang berada di neraka. Sementara itu, tampak seekor harimau besar tergeletak lemas tidak jauh dari sosok penjagal kidal itu. Jelas harimau itu adalah Surya yang sudah dipukul dengan bodoh oleh si bengis penjagal kidal. Julukan itu bukan sebuah omong kosong! Dengan ringan sosok penjagal kidal itu berjalan ke arah Surya, dia sesekali berhenti hanya untuk tertawa. Setelah sampai di hadapan sosok harimau itu, penjagal kidal pun melihat tubuh Surya dengan seksama. Dia melihat luka luka sayatan di tubuh Surya dengan bangga. Ada semacam euforia tersendiri baginya setelah melihat kucing pengganggu ini terbaring lemah karenanya. Meskipun dia sedikit kesal karena luka-luka di tubuhnya, dia hanya bisa bersyukur. Dengan memegang lehernya yang terluka, sosok penjagal kidal itu bergumam. “A

    Last Updated : 2022-04-08
  • Taring Putih Dari Barat   10. Akhir Pertempuran

    Di suatu tempat yang benar-benar kacau. Tampak seorang bertubuh besar melayang di udara memegang gagang pedang dengan kedua tangannya. Sosok itu tampak sangat mengerikan dengan tubuh berwarna merah darah. Dengan menarik pedangnya ke belakang, sosok menyeramkan itu mulai membelah ke satu arah. “HeyyiAaaaa!” teriakan panjang terdengar Ketika sosok itu menebas. Surya yang sama sekali tidak siap hanya bisa membungkus dirinya dengan aura berwarna oranye. Dengan menaruh kedua tangannya kedepan, Surya berharap dia bisa menangkis serangan itu. Hanya dalam waktu singkat, tebasan dari penjagal kidal itu sudah menghantam tubuh Surya. Serangan ini benar-benar berbeda dari sebelumnya. Jelas ini 3 kali lebih kuat dari serangan sebelumnya. Surya mungkin akan benar benar tamat sekarang. “Siallll, ini sangat berat seperti aku sedang ditekan oleh sebuah gunung!” Tangan Surya dengan bergetar menahan serangan itu, bahkan kaki belakangnya harus menderita karena menopang tekanan yang cukup kuat, samp

    Last Updated : 2022-04-08
  • Taring Putih Dari Barat   11. Pemusnahan Bandit

    Di markas para bandit. “Hey, apakah kalian tidak penasaran?” Seorang berikat kepala bertanya kepada kelompok bandit yang sedang bermain kartu. “Penasaran tentang apa?” jawab sosok di sebelah kiri. “Iya, apa yang kau penasaran kan ni?” tanya orang di kana menambahkan. “Aduh, emang ya kalian in tolol. Bukan kah pemimpin kita sedang mengamuk?” Menggelengkan kepalanya heran. “Ohhhh tentang itu. tenang aja, bos kita itu mengerikan.” Matanya melotot mencoba mengekspresikan kengerian. "Benar, julukannya saja si bengis penjagal kidal. Pasti dia akan membuat bencana di gunung.” Anggukan percaya diri terlihat dari sosok sebelah kiri. “Baiklah baiklah” membanting kartunya sembari berkata. “Aku menang!” teriak kegirangan. “Kau curang!” “Benar, kau sengaja mengalihkan perhatian kami.” raut kesal tergambarkan dari wajah kelompok itu. “Hahahaha” sosok yang membanting kartu tertawa meskipun masih ada jejak khawatir di matanya. *** Di area sungai yang tidak lagi berbentuk. Surya terapung d

    Last Updated : 2022-04-08
  • Taring Putih Dari Barat   12. Dalam Suasana Hati Yang bagus

    Pagi yang cerah di markas bandit. Tampak sekelompok orang sedang melihat ke satu arah. wajah mereka disinari pantulan cahaya merah menyala ketika tanpa sengaja mereka terkena sedikit asap . mereka sedang melihat markas bandit yang sedang di lahap si jago merah yang dengan semangat berkobar di udara. Sosok Surya yang kini berubah menjadi harimau hanya bisa melihat itu dengan puas. Membawa pralaya di mulutnya Surya pun melangkah ringan meninggalkan tempat itu. Surya juga tidak lupa membawa beberapa emas di punggungnya. Mata berkaca kaca, serta senyum lebar di wajah para tahanan menjadi bukti betapa senangnya mereka. Orang-orang itu sudah menyerah untuk mencari kebebasan. Namun siapa sangka, hari yang baik ini akan menghampiri mereka tanpa pemberitahuan. Lautan api itu menjadi awal cerita tentang penjaga gunung! *** Di desa orang orang kini tengah heboh. “Benarkah rumor itu bahwa penjaga gunung telah menghabisi si bengis penjagal kidal?” “Benar, kalau tidak percaya coba caliak(l

    Last Updated : 2022-04-08
  • Taring Putih Dari Barat   13. Cahaya Harapan

    Suatu sudut di sungai gunung agung, tampak sosok manusia harimau sedang mengangkat batu besar ke tepi sungai. Dengan desahan nafas puas, sosok itu pun berkata. “Ahhh, akhirnya selesai juga.” Melekatkan batu dengan gembira. Kini sungai yang pada awalnya tampak kacau sudah mulai terlihat seperti bentuk aslinya, meskipun ada beberapa hal yang terlihat tidak maksimal, seperti pohon yang masih kecil, maupun air yang masih keruh. Tapi tetap saja, seiring berjalannya waktu semua itu akan benar-benar Kembali seperti semula. Kegiatan perbaikan itu telah dilakukan Surya selama lebih dari sebulan. Selain dia bisa merasa tenang setelah memperbaiki semuanya. Kini dia juga sudah bisa mengontrol energi rimaunya dengan cukup baik. Pada awalnya dia hanya bisa mempertahankan perubahan manusia harimau selama 5 menit saja, namun kini dia bisa bertahan selama 20 menit. Setiap kali Surya berubah menjadi harimau biasa, dia akan duduk bersila untuk membuat energi di tubuhnya stabil Kembali. namun setiap

    Last Updated : 2022-04-08
  • Taring Putih Dari Barat   14. Tubuh Manusia Kembali

    Di sebuah area gua yang biasanya lembab dan gelap, kini gua itu tiba-tiba dipenuhi cahaya terang yang tampak hangat. Seorang remaja laki-laki yang tampak kacau tiba-tiba terungkap Ketika cahaya menyilaukan itu padam. Sosok remaja kacau layaknya pengemis itu duduk dengan canggung. Rambutnya berwarna hitam ikal yang panjangnya tidak lebih dari sebahu, matanya berwarna coklat terang. Tubuhnya berotot tapi tidak berlebihan, lalu ada bekas sayatan pedang yang panjang di dada dan punggung. Sosok itupun tiba-tiba berdiri, melihat tangan kanan dan tangan kirinya. Sosok itu tampak tidak percaya. Dengan melihat kaki dan seluruh bagian tubuhnya, sosok itu pun mulai berteriak kegirangan. “Hahahaha, akhirnya tubuh manusia normal ku Kemba—” Tidak sampai sosok berantakan itu menyelesaikan perkataan. Tiba tiba cahaya putih sekali lagi memenuhi gua itu. Sosok pemuda kacau itu hilang di telan oleh silaunya cahaya putih. Ketika cahaya itu akhirnya mereda, bukan sosok pemuda itu lagi yang terlihat

    Last Updated : 2022-04-08
  • Taring Putih Dari Barat   15. Merawat Diri Setelah Lama

    Di sungai gunung agung. tampak seorang lelaki berusia 18 tahun sedang berenang ringan membasuh tubuhnya dengan seksama. “Huuu, akhirnya hari ini aku bisa hidup secara normal.” Berenang ke tepi untuk menyudahi aktivitas main airnya. Setelah Surya sampai di pinggir sungai. Dia kemudian mengambil sebuah pedang besar yang tergeletak kotor di tanah. “Siapa sangka, pedang milik orang bodoh itu sangat berguna,” katanya cukup puas. Bagaimana mungkin pedang itu tidak berguna. Surya melakukan semua hal dasar menggunakan pedang besar itu. mulai dari menggali, memukul sesuatu, menebang pohon, dan lain lain. Dengan membelai bilah pedang yang kotor, Surya pun mulai membasuhnya dengan air. Surya menggosokkan segenggam tumbuhan yang dia dapat di sekitar area sungai. pedang itu Surya mandikan dengan teliti, mulai dari bilah yang lebar, hingga gagangnya yang cukup besar tampak memiliki ukiran yang rumit. Setelah beberapa waktu, akhirnya pedang itu pun selesai dimandikan. Meskipun sudah lebih baik

    Last Updated : 2022-04-08

Latest chapter

  • Taring Putih Dari Barat   380. Kesakitan

    “Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski

  • Taring Putih Dari Barat   379. Tato Misterius

    Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal

  • Taring Putih Dari Barat   378. Pembunuhan

    “Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua

  • Taring Putih Dari Barat   377. Ketakutan  

    “Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak

  • Taring Putih Dari Barat    376. Konfrontasi Langsung 

    Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t

  • Taring Putih Dari Barat   375. Serang!

    “Swosh!”Suara deru angin mulai terdengar saat seorang pemuda melesat dengan kencang menuju ke satu arah.Setelah beberapa saat melesat, sebuah suara benda jatuh mulai terdengar di telinga sekelompok orang di sekitar.“Pluk.”Suara itu tidak begitu besar dan juga sangat terendam, namun meskipun begitu, suara jatuhan itu bisa didengar dengan jelas oleh setiap orang.Kelompok yang sudah lama terpaku melihat ke arah belakang mereka hanya bisa menajamkan mata seolah tak percaya.Sosok yang membawa Abar di tempat ini telah benar-benar kehilangan kepala, di sebelah Abar hanya menyisakan seorang sosok tanpa kepala.“Pluk!”Seolah batu kecil yang bisa membuat seluruh gunung es menjadi longsor, suara kecil jatuhan yang baru saja terdengar itu membuat hati setiap orang yang ada di area sekitar menjadi runtuh.Suara terjatuh itu jelas berasal dari tubuh tanpa kepala sebelumnya.Abar yang juga tersadar akan hal ini hanya bisa melihat ke arah mayat tanpa kepala yang ada di dekatnya dengan tatapn t

  • Taring Putih Dari Barat   374. Sangkar

    Abar dan sosok lain yang ada di sebelahnya tampak mematung saat melihat sekelompok orang yang tengah berlari tidak jauh dari dirinya.Abar pada awalnya berpikir bahwa teriakan sebelumnya adalah kode atau semacam teriakan serangan khusus, namun setelah melihat sekelompok orang yang berlari menjauh dan tak berniat untuk menyerang, hanya membuat Abar menjadi terpana.“Apa situasinya?” Abar tanpa sadar bergumam sendiri.Sosok yang sedari tadi berada di sebelah Abar juga tampak bingung, dia juga ingin bertanya hal yang sama dengan apa yang baru saja di gumamkan Abar sebelumnya. Namun hal itu terhenti karena sebuah batu yang ada di tangannya mulai bergetar.Sosok yang memegang batu itu mulai melihat isi pesan dari batu itu dengan wajah yang aneh, seolah ada hal yang mengganggu pikirannya.Setelah beberapa saat melihat isi pesan dari batu komunikasi miliknya, sosok yang tampil dengan wajah aneh itu tiba-tiba saja merubah raut wajahnya.Sosok itu langsung saja berlari dengan gila-gilaan saat

  • Taring Putih Dari Barat   373. Mundur!

    Di sebuah area hutan yang lebat, sekelompok orang tengah berlari dengan gila-gilaan menuju ke satu arah. “Sial! Apa yang membuat orang itu sampai-sampai mengirim pesan darurat seperti ini?” tanya Kakhi saat berlari sambil melihat sebuah batu yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, kakhi jelas telah sepakat untuk membantu Abar berurusan dengan musuhnya, dengan ini Kakhi yang merupakan salah satu orang yang di percayai tuannya salah satu si bengis menyuruh beberapa orang untuk ikut dengan Abar. Dia berharap beberapa lusin orang itu bisa dengan mudah menjatuhkan lawannya. Namun selang beberapa saat yang singkat, sosok itu malah mendapat pesan di batu komunikasi dengan notifikasi cahaya. Biasanya batu hanya akan bergetar saat salah seorang mengirim pesan. Hal ini merupakan notifikasi umum. Dan ini sangat jelas bagi para anggota dari kelompok itu. Namun hal yang dilihatnya kali ini membuatnya sedikit panik, cahaya hanya akan keluar jika hal yang dikirimkan dalam batu komunikasi bena

  • Taring Putih Dari Barat   372. Abar Takut

    Serangan yang kuat dan sejumlah orang melaju dengan cepat ke arah seorang pemuda. Kelompok orang itu begitu besemangat seolah telah di suntik oleh narkoba. Sementara itu, pemuda yang telah menjadi arah serangan itu terkejut sebentar sebelum akhirnya Kembali tenang dan tenang. Sosok Abar yang melihat ini dari kejauhan hanya bisa mencibir. “Cihhh, tidak ada gunanya berlagak keren sekarang!” Sosok Abar berkata penuh dengan kebencian pada awalnya, namun setelah beberapa saat, Surya yang awalnya mematung seolah ketakutan itu tiba-tiba saja bergerak. Dengan seuara tebasan pedang yang jelas tajam, sejumlah kepala munusia terbang kemudian jatuh dengan buruk ketanah. Setelah itu, sejumlah tubuh kaku yang jelas-jelas merupakan tubuh kelompok yang sebelumnya menyerang mulai jatuh dengan layu satu persatu. Abar yang melihat ini langsung saja menjadi negri. “Ahhh apakah dia sekuat ini? tidak mungkin! tidak mungkin” Pemuda itu dengan panik berterika. “Tidak-tidak kalian semua serang, janga

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status