Home / Fantasi / Tanah Makamku masih Basah, Mas / Gadis Kecil Bernama Jingga

Share

Gadis Kecil Bernama Jingga

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2023-06-27 08:31:57

Rayyan mematikan rokoknya, mendekat pada Janet. “Emangnya Lo gak jomblo?”

Janet gugup karena didekati seseorang yang selama ini mengisi hatinya. berusaha tenang. “Gue jomblo karena gue terhormat, gak kayak kebanyakan cewek di sini!” Ucapnya ketus. “Udah ah, buruan ...!” Janet mendorong tubuh Rayyan menuju lantai bawah. “Lo semua! Jangan kesorean di tempat ini!” Kini tangan gadis cantik itu menunjuk pada tiga siswa geng perjaka. Mereka berdua pun meninggalkan loteng.

Melihat Rayyan dan Janet hilang dari pandangan, Raka buru-buru menarik tangan Sultan pergi dari loteng dengan melihat ke sana ke mari. Disusul Udin yang merasa aneh dengan tingkah teman-temannya.

Di ruang kepala sekolah, selain kepsek, ada Pak Agus, juga seorang pria dengan wajah berseri-seri yang merupakan guru baru dan baru saja tiba hari ini ke sekolah. Dari pakaiannya yang rapi, tak terlihat berbeda dengan guru lain, hanya saja di Sekolah Jingga dalam hitungan detik semua kejadian akan menyebar ke seluruh sekolah kare
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Latar Mencekam di Desa Jingga

    Malam hari di sebuah rumah kecil, rumah dinas yang disediakan yayasan untuk guru dari luar, seorang Alif Luthfi sedang mengatur perabot sederhana yang dipersiapkan untuknya."Apa ini? Ini bukan milikku," gumamnya mengeluarkan gunting kecil dari tasnya. Menggeleng pelan, dan meletakkan begitu saja di laci meja.Meski hidup berkecukupan bersama ibu dan tiga anak dari pernikahannya dengan Amira dulu, dia terbiasa hidup mandiri dengan bekal secukupnya. Anak-anak ketiganya disekolahkan di pesantren agar kelak, bisa mengikuti jejaknya. Mengerti syariat dan terikat dengannya. Sehingga tidak sulit untuk Alif beradaptasi di kampung yang jauh, dan serba seadanya. Sekedar belanja pun ia harus menempuh belasan meter, hanya ada warung-warung kecil di sekitar rumah."Assalamualaikum." Suara di depan pintu menghentikan aktifitasnya seketika. Dua sosok tamu sudah ada di depan pintu, Ridho dan Pak Jarwo seorang warga setempat paruh baya. Lelaki yang merupakan tokoh desa itu datang mengantarkan pemud

    Last Updated : 2023-07-01
  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Bukan Rumor Biasa

    “Lalu kenapa sampai ada rumor kuntilanak dan arwah wanita di sekolah Jingga, Pak?” Alif masih penasaran.Berbeda seperti yang terjadi di kampungnya dulu, setan yang mengganggu warga bahkan menelan korban bukan 100 persen makhluk gaib. Melainkan manusia siluman yang bersekutu dengan jin. Indah dan satu lagi kuyang yang ternyata identitasnya bisa diketahui petugas polisi bernama Sumbi, adalah bibinya Indah. Lucu sekaligus ngeri, dua orang saling terikat keluarga bersekutu dalam perbuatan maksiat dan sirik besar. Yang lebih mengerikan, rumah salah satu korban yang tak lain adalah Pak RT Konon tinggalnya di desa yang dia datangi ini. Semakin lekat di ingatan, Orang-orang menyebutnya sebagai desa Jingga sejak kelahiran anak yang lahir dari rahim orang meninggal. Anak yang tidak diterima oleh keluarganya sendiri setelah kepergian sang ayah untuk perjalanan bisnis, tapi tak juga kembali.Yah, entah apa yang terjadi pada Affan di luar negeri, dan kematian neneknya menyusul kemudian sete

    Last Updated : 2023-07-02
  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Perkenalan Orang-orang Baik

    Dimas –suami Risma—tengah sibuk di kamarnya, mencari sesuatu. Terdengar ketukan pintu, tak ada yang membuka.Ketukan kedua, belum ada yang membuka. Dengan malas Dimas bangkit, keluar kamar. “Oii, pada kemana sih? Risma! Jingga!” Menengok ruang tengah dan arah dapur, benar-benar tak ada orang. Merasa terlalu lama tak ada yang membuka, tamu itu menggedor.“Iya, iya!” Meminta si tamu sabar. “Siapa sih? Malam-malam begini, mana hujan, gak ada sopan-sopannya.” Dimas merutuk kesal.Saat dibuka, seorang wanita memakai gamis putih kumal dengan kerudung sedada, membelakangi pintunya.“Siapa ya?” Dimas mengerutkan dahinya. Wanita itu menghadap kearah Dimas, mata Dimas melebar tak percaya.“Ka -ka -kamu? Sa -sarah?”Disela takut, dipandanginya sosok itu dari atas hingga ujung gamis bawahnya. Wajah pucat, tatapannya kosong. Hanya ada seraut kebencian dan dendam di sana. Semakin pandangannya ke bawah, bongkahan darah menyembul dari balik gamis bawah tamu tak diundang itu. Kini seluruh pakaia

    Last Updated : 2023-07-03
  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Ibu Marah .....

    Dari kejauhan Udin terlihat berlari ke arah mereka.“Yaan ... Yan ... ada yang mati!” Udin tersengal-sengal.Semua melihat ke arah Udin.“Siapa?!” Suara itu nyaris serempak meski dengan intonasi yang berbeda.“Mak Odah. Mamak kantin.”Mereka semua berlari ke kantin.Mata Rayyan dan semua orang yang ada di tempat itu melebar sempurna. Terkejut. Apa yang sebenarnya terjadi? kenapa ada kematian di sekolah lagi? Kepala mereka dipenuhi tanya. Padahal, sudah lama Sekolah Jingga aman dan tak ada kejadian aneh -aneh. Apalagi merenggut korban begini. ini benar -benar ada yang tidak beres.***Dii tempat lain ....“Mana hantunya? Lain kali kalau kalian macam-macam lagi ngerjain guru. Langsung bapak depak!” Agus mengomel menuruni tangga loteng, setelah berlarian dengan Raka dan Sultan, karena dua anak itu mengadu melihat hantu.“Iya Pak. Tadi bener ada kok. Kami lihat berdua. Ya kan Ka?”“I, iya Pak!” jawab Raka.Agus tak mau membuang waktu dan mencari tahu sendiri. Lelaki yang memiliki jabata

    Last Updated : 2023-07-04
  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Pria Mesum

    "Tolong jangan menyentuh saya," pinta Dhira kepada pria yang jadi atasannya di sekolah. Siapa yang menyangka, kalau kepela sekolah yang notabene seorang pria bisa semudah itu menyentuh bahunya. Mungkin, ini hal biasa untuk guru lain seperti bibirnya -Risma. Tapi jelas tidak untuk Dhira yang menjaga benar -benar kehormatannya. Ini pelecehan bagi gadis ayu itu. "Ah, ya, maaf." Kepala sekolah jadi tak nyaman. Setelah menarik tangannya, pria itu memundurkan kakinya dan menggaruk kepala tak gatal. Melihat kondisi Jingga, Dhira pun lalu memutuskan memutuskan pulang tanpa menunggu kedatangan kedua orangtuanya."Bunda, takut," rengek Jingga yang membuat Dhira kemudian mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Jingga. "Ehm, biar saya antar pulang kalau tak keberatan." Kepala sekolah menawarkan diri. Dia bersikap layaknya seorang atasan yang peduli ke pada bawahannya. Dhira menoleh, mendengar tawaran pria itu. Lalu menatap ke arah Jingga yang memang tampak tidak sedang baik -baik saja. Lant

    Last Updated : 2023-07-06
  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Mencari Jingga

    Dhira terus berlari. Mencari keberadaan Jingga seperti yang pria bernama Ridho tadi sebutkan setelah melihat CCTV. Ia berharap benar bahwa gadis kecil itu ada di sana. Bukan tempat lain yang tak terpikirkan oleh perempuan cantik itu."Jingga kamu ngapain di sana Nak? Bagaimana jika terjadi sesuatu? Bunda sudah janji pada ibumu. Maafkan aku Siti." Hati Dhira terus bicara. Lorong bangunan terasa sangat panjang. Padahal di atas sana masih ada lorong lagi hingga sampai ke loteng. Kenapa bisa Jingga memiliki keberanian sebesar itu untuk datang ke sana? Apa gadis kecil itu pikir bahwa Dhira ada di loteng? Itu kenapa dia nekad ke sana.Teringat wajah Siti, tetangga, teman bermain dan juga teman sekolahnya. Siti gadis baik, itu kenapa Dhira memilih sahabat dekat sepertinya. Namun, takdir berkata lain. Selalu berprasangka baik ternyata tak selalu berbuah manis. Apalagi jika berbaik sangka disatukan dengan nafsu yang banyak remaja menyebutnya "cinta". Itulah yang Siti alami."Wah, adeknya suda

    Last Updated : 2023-07-07
  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Inikah Cinta?

    Mobil kepala sekolah terus bergerak cepat meninggalkan bangunan sekolah di mana Alif, Ridho dan Dhira berada. Ia tak mau terlihat apalagi tertangkap. Namun, ia akhirnya merasa lega, karena ternyata tidak ada yang mengikuti mobil yang dikemudikannya. "Katakan anak kecil, apa yang kamu lakukan hari itu di loteng?" Kepsek bicara sambil mengemudi. Dia ingat bagaimana Jingga ada di atas loteng, ketika melihat CCTV di laptop. Tidak ada yang melihat kecuali dirinya sendiri. "Aku cuma mutus tali itu, supaya kakak cantik tidak kesakitan." Jingga bicara polos, tidak ada sorot takut sedikitpun pada orang di sebelahnya."Maksudmu Janet?" tanyanya. Jawaban Jingga sungguh mengejutkan. Jingga diam menatap kosong. Tak tahu harus bicara apa ke pada orang dewasa yang tidak ia mengerti maksudnya menanyakan itu. "Jawab!" bentak kepala sekolah tak sabar. Namun, meski begitu, Jingga tak juga menjawab dan seolah menikmati posisi diamnya. _________Sementara itu yang terjadi di sekolah....."Apa yang t

    Last Updated : 2023-07-08
  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Benang Merah

    Hening, kini hanya Alif yang terjaga, Dhira tertidur begitu tak ada lagi percakapan antara keduanya.Mobil yang ustaz Musa itu kemudikan terus bergerak. Sesekali ia melihat dan mengawasi orang yang duduk di kursi belakang. Mengawasi dan berharap tidak terjadi apa pun lahi ke pada mereka. Kusa besi itu, akhirnya berbelok menuju desa Jingga. Terus melaju membelah gelapnya malam di sepanjang jalan. Begitu tepat di depan sekolah tiba-tiba mata Jingga terbuka lebar, lalu dengan cepat mengambil posisi duduk. Untuk memperhatikan bangunan sekolah yang terkenal angker. 'Tapi ... nyatanya, selama aku ada di sekolah itu, tak melihat apa pun atau terjadi hal -hal menyeramkan. Ah, kecuali kejadian mengerikan yang menimpa Dhira yang dilakukan oleh Kepsek. Ckck. Kenapa ada pemimpin mesum begitu?' Alif bicara sendiri dalam hati. Tak lama, ia kemudian menyadari ada yang bergerak di kursi belakang, Alif pun melirik ke kaca di atasnya Alif mengernyitkan dahi, merasa heran pada sosok Jingga. Apa yang

    Last Updated : 2023-07-10

Latest chapter

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Terimakasih Sarah

    Nadhira baru saja memasukkan seloyang puding cokelat karamel ke dalam lemari pendingin makanan, ketika ada dua tangan yang menyusup masuk dari belakang tubuhnya dan merangkul dirinya dengan mesra."Eh...! Astaghfirullah!"Tubuh Nadhira sedikit menjingkat karena terkejut. Aroma asam bercampur manis, juga embusan napas yang lembut, yang mengenai pipinya, tak lagi membuat Nadhira terkejut. Dia tahu siapa yang memeluknya dari belakang."Kaget, ya?" tanya lembut Alif yang kemudian mencium sayang pipi Nadhira. "Maaf ya, Sayang"Semburat samar merah muda, muncul di kedua pipi Nadhira. Setiap kali hanya berdua saja, Alif selalu bisa berlaku sangat mesra sekaligus sangat romantis. Rangkulan dan sapaan 'Sayang' adalah diantaranya, dan itu masih selalu membuat jantung Nadhira berdebar-debar manis."Iya, gak apa-apa. Ayah haus?" tanya Nadhira sembari menoleh. Semburat merah muda di pipi semakin menetap karena itu membuat jarak tipis antara wajah Nahira dan wajah Alif.Bibir bawah Alif sedik

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Dikabulkan Permintaan Jingga

    “Kalau begitu, papa akan bicara serius dengan bunda dan panda.” Affan mengusap punggung Jingga.“Ish, kok panda, sih!” protes Jingga yang tak mau suami dari bundanya dipanggil panda.“Ha ha ha.” Kontan semua orang yang ada di atas panggung resepsi itu tertawa. Jingga tampak menggemaskan saat marah untuk hal sepele begitu. Dia sangat serius dan polos, padahal papanya hanya bercanda.“Jangan panda, dong. Tapi … Ayah. Jadi Ayah dan Bunda!” serunya kemudian penuh semangat menjelaskan kepada banyak orang dewasa yang memperhatikan tingkahnya.Affan mengacak kerudung yang dikenakan Jingga. Gadis kecil itu jadi mau berhijab seperti bundanya setelah mendengar nasehat dari Alif tempo hari.“Hai Jingga, kalau Adek Jingga yang cantik ingin tetap cantik di akhirat nanti … harus pakai jilbab dan kerudung.” Kata Alif kala itu.“Kok jilbab dan kerudung? Kan jilbab dan kerudung itu sama, Ustaz?” protesnya dengan kepala terteleng memikirkan ucapan Alif yang dia pikir salah bicara.“Oh … kalau jilbab it

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Ekstra Part : Kasih Sayang Affan

    Rencananya pernikahan Alif dan Dhira digelar secara sederhana saja. Namun, pihak Affan yang juga ayah kandung Jingga tak bisa membiarkan itu terjadi. Lelaki kaya raya itu merasa bertanggung jawab, setelah pengorbanan dan perjuangan yang Alif lakukan untuk menemukan Jingga. Gadis kecil yang nyasar di desa Jingga. Rupanya ... anak Siti meninggal di hari kelahiran sekaligus kematian ibunya. Di kampung Jingga. Dan yang Pak Joko bawa pulang dengan sang istri di bangunan itu adalah putri yang dibuang orang tak bertanggung jawab. Masih menjadi misteri, siapa yang hari itu membawa keluar putri Affan. Padahal, bayi yang lahir dari tubuh Sarah yang sudah meninggal itu sudah dibawa pulang ke rumah kakek neneknya. Rumah yang sangat aman penjagaan dan dipenuhi banyak petugas. Alif sendiri, sempat mencurigai ada orang dalam keluarga Affan pelakunya. Namun, ia enggan mengatakan itu karena tak punya bukti. "Ehm, Papa, apa boleh setelah ini saya tinggal dengan Bunda?" tanya Jingga kepada Affan yang

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Ending

    Alif berusaha menelponnya beberapa kali menggunakan ponsel seorang polisi yang dipinjamkan ke padanya, Dhira tak menjawab hingga pemberitahuan operator bahwa nomornya tidak aktif.Alif menghela napas pelan, berharap calonnya baik-baik saja. Kebisingan di kantor polisi membuatnya sedikit pun tak lagi terbersit tentang Dhira, bagaimana reaksinya? Bagaimana dia pulang? Entahlah.“Sudahlah, yang penting adalah kamu tidak mencoba membuat alibi untuk kabur dan menipu polisi. Pikirkan nasibmu sendiri!” tandas polisi sembari menengadahkan tangan, meminta ponselnya kembali. Lagi pula dia tahu bahwa orang yang dipanggil di seberang sana tidak juga menjawab.Alif pasrah. Diserahkan kembali ponsel milik polisi dan kini fokus ke pada diri sendiri. Lagi pula tak ada gunanya bersi keras menghubungi gadis itu jika nomornya saja tidak aktif. Ustaz muda itu lantas mengarahkan tatapan ke beberapa polisi siaga di sekitarnya, berharap semua berjalan baik, Zara selamat, Fadli ditangkap, kebusukan kepsek da

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Terus Memikirkan Dhira

    "Tapi, ini teman saya sudah menemukan lokasi siswi kami yang diculik kepsek." Alif berusaha meyakinkan polisi. Bahwa dia telah melakukan sesuatu yang seharusnya menjadi tugas polisi. Berharap ini pun tidak dipermasalahkan dan menjadi bahan baru untuk menyerangnya. Alif tahu betul bahwa jerat pasal kadang diada -adakan agar relevan menangkap seseorang. "Bagaimana?" Satu petugas mengalihkan pandangan ke arah petugas lain. Bermaksud untuk meminta pendapat, apakah mereka harus pergi mengikuti ucapan pria yang mereka pikir sebagai tersangka tersebut atau tidak. Sebab takut jika pada akhirnya ini hanya alibi saja. Polisi lain menghela napas panjang. Korban sudah banyak, tapi petugas masih saja dipermainkan oleh orang -orang itu. Tak satu pun dari mereka yang mau mengaku. Apalagi Alif yang jadi terduga utama, terus saja bisa mengalihkan tuduhan dengan hal lain. Ini membuat mereka frustasi.Sampai mereka berpikir mungkinkah benar, bahwa sebenarnya ada orang -orang di belakang mereka. Yang

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Sikap Petugas Polisi

    Tiba-tiba saja, dari dalam tampak seorang wanita datang, yang juga akan bergabung bersama mereka. Berdiskusi, ah lebih tepatnya bedebat alot mengenai kasus di sekolah Jingga. Kepsek memicingkan mata, melihat sosok yang datang bersama Dhira. Ia tak menyangka jika gadis yang didambanya akan bersama gadis kecil misterius itu. Bukankah Jingga masih di rumah sakit? Dan bahkan sedang kritis. Bagaimana bisa ada di kantor polisi.“Jingga,” gumam kepsek nyaris tak terdengar. Dia bahkan sampai memerlukan pendonor agar bisa bertahan hidup sebab kekurangan banyak darah akibat peradarahan dari lukanya. “Ada apa?” Agus bertanya melihat ekspresi kepsek yang terlihat berubah. Pria itu tampak ketakutan. Tak memperdulikan pertanyaan Agus, kepsek Rayhan melanjutkan ucapannya dan bertanya, “Bagaimana dia bisa ada di sini?”Pria itu terlalu penasaran untuk mengabaikan keberadaan Jingga di sisi Dhira. Sesuatu yang berada di luar nalar. 'Sebentar, jangan-jangan .... Dia kembar. Tapi apa iya? Sejak dia be

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Pembelaan Alif

    Di atas ranjang pesakitan, tubuh Jingga bergerak -gerak. Seperti ada rasa sakit yang menyerangnya. Ia merasai sakit seorang diri setelah seorang dewasa menyerangnya dengan kejam. Entah, apa motifnya. Padahal, dia hanya seorang gadis kecil yang merasa nyaman setiap kali berada di SMA Jingga tersebut. Namun yang didapat bukan kesenangan yang diharapkan sejak ia masih berada di rumah bersama sang bibi. Bu Tomo yang saat bergiliran jaga dan melihat itu, panik dan segera berlari memanggil dokter. Ia tak mau kehilangan Jingga. Meski anak itu hanya cucu sambung, selama ini keberadaan Jingga sudah membuat hari-harinya dan sang suami terasa berwarna. Ada anak yang sejak lama ditunggu dan menghibur mereka di hari tua. Selagi Dhira belum juga bertemu jodoh dan memberi mereka keturunan. Langkah wanita paruh baya itu bergerak semakin cepat meninggalkan bangsal anak di mana Jingga dirawat. Ia merasa kesal, kenapa di saat genting seperti ini tidak menemukan petugas di sekitar yang bisa membantu?

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Kejutan

    Polisi telah sampai di bangunan sekolah. Memeriksa segala sesuatu terkait penyerangan terhadap Jingga. Setelah menyisir seluruh tempat, semua tak menyangka dengan apa yang polisi lihat. Nihil. Mereka tak menemukan apa pun dan siapa pun. Memeriksa tiga CCTV yang sebelumnya terpasang, dan pelaku tidak tertangkap kamera. Hanya terlihat Dhira dan Jingga melewati kantor kepsek dengan terburu-buru lalu tak sampai sepuluh menit, Dhira berlari ke luar dalam keadaan berdarah-darah.Untuk beberapa alasan Ridho memilih bungkam mengenai CCTV yang dipasang di semua tempat. Ia tak ingin salah langkah dan semua pengorbanan Alif yang jauh-jauh waktu dipersiapkan untuk masuk ke SMU Jingga dan membongkar kedok para pengurusnya menjadi sia-sia. Belum lagi katanya pemuda itu punya misi khusus mencari anak hilang. Ah, entah, Ridho tak mengerti. Hanya Alif dan Tuhan saja yang tahu kalau dia tak mau juga bercerita secara gamblang. Ketika polisi selesai dengan tugasnya, mereka bertiga kembali ke rumah A

  • Tanah Makamku masih Basah, Mas    Debaran Aneh

    Di sebuah kamar pasien, seorang wanita tengah asyik dengan ponselnya. Seluruh wajah diperban, kecuali bagian mata, mulut dan hidung. Luka akibat pukulan benda keras, membuatnya terpaksa kehilangan wajah yang sudah dikenali banyak orang. Pelaku nampaknya sengaja menghancurkan wajah, tanpa membuat nyawa Risma melayang.Mulutnya yang masih nyeri dan hampir sempurna tertutup perban itu kini mengeluarkan suara, meski yang meluncur adalah ejaan-ejaan yang tak jelas."Ni, lagi ribut apa sih emak-emak KBM? Postingan dua paragraf kenapa bisa komentnya heboh sampai ratusan." Risma menggerakkan jemari lentiknya, menscroll komentar demi komentar. Puas baca komentar dan sedikit menyahut tukang bully, ia kemudian menulis di pencarian "Wafa Farha" sebuah akun favoritnya, yang menurutnya cukup menghibur dan membuat penasaran.Sebentar tertawa, sebentar merutuk, hobby membacanya tersalurkan di grup satu ini. Bacaaan gratis dan banyak menginspirasi, tapi entah kenapa meski banyak nasehat yang ia baca t

DMCA.com Protection Status