Share

Take It or Leave It!

Penulis: athena_vivian
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-17 19:01:36

 Kensington, Kediaman Castano de la Vega

Adley yang telah merasakan feeling yang tak enak tentang kepulangannya ke rumah utama keluarga Castano de la Vega, ternyata menjadi kenyataan! Sang papa, Lucas Castano de la Vega ternyata tak pantang menyerah dan tetap bersikukuh Adley harus keluar dari interpol dan menjadi pewaris tunggal perusahaan turun-temurun de la Vega, Aero. Judith, sang mama yang melihat kejadian itu hanya memandang dengan rasa campur aduk seraya mengepalkan tangan dengan kencang dan menempelkannya di depan dadanya. Tanpa pikir panjang, Judith segera menemui Lucas, sang suami yang berkepala batu dan hati sekeras besi. Dengan tatapan tajam dan napas yang tak beraturan Judith berkata, "Apa kau harus berkata seperti itu pada putrimu sendiri, Lucas? Apa kau harus sekejam dan setega itu! Bukankah kau tahu sendiri apa yang Adley inginkan? Apa yang ia mau? Kenapa ... kenapa ..." Judith mengepalkan tangannya hingga memerah.

"Kenapa? Kau masih tanya 'kenapa'? Apa kau tak mengerti juga Judith, Adley adalah satu-satunya pewaris di keluarga besar Castano de la Vega! Dia adalah pewaris dan penerus perusahaan yang ayahku telah bangun! Apa kau ingin perusahaan keluargaku hancur, hah!! Apa itu yang kau inginkan?" teriak Lucas seraya menunjuk pada wajah sang istri.

Judith terdiam. Ia berdiri dan mulai mengendurkan tangannya yang dikepal. Warna kemerahan tampak terlihat dengan jelas pada telapak tangannya. Tubuhnya gemetar, sambil berdiri dia menyilangkan kedua tangannya dan mendekapkannya di kedua bahunya. Bulir kristal wanita paruh baya yang tetap cantik itu perlahan jatuh menetes dan mengenai karpet warna merah di ruang belajar Lucas. "Jadi ... jadi selama ini pikiranmu seperti itu, Lucas?" tanya Judith menundukkan kepalanya.

"Ya! Jika saja kau bisa melahirkan anak lagi, seorang laki-laki ... kita pasti tak 'kan kerepotan seperti saat ini!" ketus Lucas.

"Lalu kenapa? Kenapa kau menikahi aku? Kenapa kau mau berpacaran denganku? Atau ... kau punya sesuatu di balik semua ini?" tanya Judith penuh curiga.

"Ada sesuatu atau tidak, bukankah hal itu sudah basi dan tak penting lagi? Bagiku, seorang anak adalah kunci penting untuk memperkuat kekuatan dan kekuasaan suatu keluarga, apalagi klan Castano de la Vega bukanlah klan sembarangan! Kami adalah klan terhormat! Kenapa? Karena kami yang menentukan nasib hidup seseorang, baik itu musuh, teman apalagi keluarga," jelas Lucas dengan bangga dan congkaknya.

"Manusia keparat kau, Lucas! Jika ayahmu masih hidup, aku yakin dia akan sangat menyesal karena telah mempercayakan perusahaan itu padamu!" 

"Hahahhahhah, tapi sayangnya ayahku sama denganku, atau boleh dibilang aku adalah prototype ayahku." Bangga Lucas menatap tajam Judith dan mengepulkan asap cerutu Kuba miliknya ke wajah sang istri.

"Bagaimanapun juga, Adley punya hak untuk menentukan hidupnya sendiri! Dia bukan boneka yang bisa kau atur dan mainkan sesuka hatimu! Ingat Lucas, suatu saat nanti jika Adley mengetahui tabiat ayah yang ia segani dan hormati ... bisa kau bayangkan betapa remuk hatinya? Tak pernahkah kau pikirkan hal itu, Lucas Castano de la Vega!!?" kesal Judith dan membalas tatapan tajam netra Lucas.

Lucas bergeming, menatap netra hitam legam milik sang istri yang memang dikenal tak takut pada siapapun juga dan pantang menyerah.

"Hah! Terserah kau saja! Tapi aku lebih tahu mana yang terbaik untuk putriku!" ketus Lucas membalikkan badannya dan menghadap ke tirai luar rumah megahnya.

Judith yang masih merasakan kekesalan yang mendalam terhadap sang suami langsung meninggalkan ruang studi milik Lucas. Bantingan pintu yang keras sempat membuat Lucas sedikit terkejut dan bergumam, "Aku tak ingin Adley mengulangi kesalahan yang sama seperti dirimu, Judith."

****

Apartemen South Bank Tower, London

Berlokasi di dekat Sungai Thames dan menatap langsung The London Eye, membuat tempat tinggal Adley menjadi salah satu hunian paling bergengsi untuk ukuran anggota sekelas interpol. Adley memang tak pernah main-main dalam urusan tempat tinggal, keamanan dan kenyamananlah yang ia cari. Meskipun apartemen yang ia tempat kini adalah hunian yang eksklusif, namun Adley tak pernah dicurigai ataupun diawasi oleh orang lain. Dia selalu menggunakan identitas palsu ke manapun dia pergi, termasuk kartu kredit dan KTP palsu. Tak ada satu orang pun yang tahu di mana dia tinggal dan juga latar belakang keluarganya, selama dia menjadi anggota interpol.

Uraian napas panjang dikeluarkan dari mulut netra coklat gelap itu seraya meletakkan kunci mobil jeep Range Rover miliknya di atas meja kaca hitam dan Adley langsung duduk di kursi malas favoritnya. Pikirannya masih mengingat dengan jelas bagaimana sang ayah mengucapkan kata-kata di luar ekspetasinya! Kepulangannya ke rumah sempat ia bayangkan akan menjadi momentum yang indah karena sudah beberapa tahun ia tak pulang ke rumah dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Tapi kenyataan harus berkata sebaliknya, sambil mengepalkan tangannya, Adley menarik napas dalam-dalam, memejamkan matanya dan membuka matanya secara perlahan sambil berkata, "Akan kubuktikan bahwa tanpa nama besar klan Castano de la Vega, aku masih bisa berdiri dengan tangan dan kakiku!" Adley meyakinkan dirinya.

Tak lama, ponsel hitam miliknya yang ia letakkan di atas meja bergetar dengan cukup kencang. Adley langsung menyambar ponsel miliknya dan melihat tak ada identitas ataupun nomor dari sang penelepon. Adley bergeming. Tubuhnya langsung bangun dari kursi dan berdiri di antara jendela gelap anti peluru rumahnya. Ponselnya masih tetap bergetar, namun tak jua ia angkat. Netra coklat gelap itu menyeloroh ke semua penjuru sekitar apartemen eksklusif tersebut. Lagi, ponsel yang saat ini ada di genggaman tangan Adley bergetar dengan kencang dan spontan ia langsung mengangkatnya namun tak segera menjawab.

[Adley!]

Mata Adley segera terbelalak kaget! Suara berat khas seorang pria jantan menabuh gendang telinganya dengan cepat.

"Pak!" 

[2x24 jam, kau masih ingat 'kan?]

Adley menelan saliva-nya dengan paksa, dia hampir lupa jika hari ini dia telah membuat kesalahan yang sangat besar dan sedang mempertaruhkan karirnya.

"P--Pak, apa tidak ada sanksi lain selain ini ..."

[Kenapa? Kau takut? Bukankah kau sendiri yang menginginkan hal ini?]

Sekali lagi, Adley harus mengalami nasib sial bertubi-tubi pada dirinya.

"Saya ... saya tidak akan mangkir ataupun mengingkari ucapan yang telah saya ucapkan! Baik, jika itu yang Anda inginkan ... maka, saya akan melakukannya! Surat pengunduran diri saya akan ada di meja Anda besok pagi!"

[Hahahahhaha, baiklah! Aku tunggu suratmu, Adley. Sudah lama aku tak menandatangani surat 'sakti' selama 5 tahun belakangan ini. Hahahhaa ...]

Dengan geram Adley membanting ponsel dengan gambar buah apel di belakang bagian ponselnya itu ke lantai dengan keras. Mulutnya mulai berteriak sekencang-kencangnya sebagai reaksi pelampiasan emosinya yang dia tahan hari ini.

"ARRRGGGHHHHHH!! PERSETAN KAU HARLYN IGNACIO! BEDEBAH TUA! BERUANG TUA KEPARAT!! KENAPA KAU TAK MATI SAJA DI TEMPAT ITU! BAJINGAN TUA KEPARAT!!" emosi Adley yang tak lagi dapat ditahan.

Ponselnya kembali bergetar! Kali ini, Judith sang mama yang menghubungi putri tercinta. Namun Adley sama sekali tak menanggapi telepon dari sang mama dan langsung pergi ke kamarnya dan meninggalkan ponselnya di lantai yang sedikit retak.

"Adley ... apa kamu baik-baik saja, Sayang?" gumam Judith gusar di ujung telepon yang tak diangkat oleh Adley.

Markas Interpol London

Adley datang dengan mengenakan celana jeans dengan warna kusam dan sobek-sobek di bagian paha dan tulang keringnya, kaos warna putih yang sengaja ia masukkan dan sepatu boots flat warna coklat seraya mengenakan jaket warna hitam dan kacamata hitam serta rambut hitamnya yang dikuncir asal ke atas. Dia menjadi pusat perhatian semua teman-temannya, tak terkecuali Weylyn. Matanya membelalak terkejut dan kopi yang ada di genggaman tangannya hampir mengenai teman yang ada di sebelahnya yang juga tak kalah terkejut melihat penampilan Adley.

"Adley!" seru Weylyn langsung menghampiri sahabatnya itu.

"Hai, pagi dear," sapa Adley tersenyum.

"I--ini ... ada apa denganmu? Kenapa kau seperti ini?" tanya Lyn, sapaan akrab Weylyn penasaran.

"What? Somethin wrong? Any matters?" Adley memutar badannya bak model yang tengah memperagakan baju di atas catwalk.

"Adleyyyy, come on, dear ... ada apa denganmu? Apa karena ..." Lyn mendekatkan dirinya pada Adley kemudian berbisik pelan dan berkata, "Karena kemarin si beruang tua berulah lagi?" 

Adley tersenyum dan mengangkat kedua bahunya. "Maybe. Tapi yang pasti aku hanya ingin tersenyum hari ini. Sudah ya, aku ingin bertemu beruang tua." Adley melangkahkan kakinya mantap menuju ruangan 'algojo' di tempat itu.

Tok tok tok

"Masuk!" sahut suara berat seorang pria dari dalam.

"Selamat pagi, Pak," ucap Adley tanpa memberi hormat dan berdiri dihadapan Ignacio.

Sang beruang tua sedikit tertegun dengan penampilan Adley namun dia menutupi keterkejutannya itu dengan berpura-pura menulis sesuatu di sebuah kertas.

"Have you done?" tanya Ignacio tanpa melihat Adley.

Dengan menarik napas panjang, Adley mengeluarkan selembar kertas yang disematkan di dalam amplop kecil panjang warna coklat dan memberikannya pada Ignacio di mejanya.

"Ini, Pak." Adley menyodorkan amplop coklat tersebut ke hadapan Ignacio.

Ignacio melihat amplop tersebut dan menyeringai, "Harus kuakui Adley, kau adalah wanita yang paling berani yang pernah aku temui. Parasmu cantik, tubuhmu bagus. Jika saja aku lebih muda 20 tahun darimu, aku pasti akan jatuh cinta padamu."

"Dengan segala hormat, Pak. Saya menjadi anggota di sini karena kemampuan saya dan BUKAN KARENA SIAPA-SIAPA APALAGI ..." Adley tak melanjutkan kata-katanya.

"Apalagi apa, Nona Adley Britta Calla?" pancing Ignacio masih dengan senyuman seringainya.

Adley mengepalkan kedua tangannya di samping sisi tubuhnya. Deru napas yang tak beraturan semakin mempertajam ekspresi tak senangnya pada atasannya itu.

"Kenapa? Marah? Benci? Kesal? Dendam?" sindir Ignacio melihat mimik Adley yang menatap tajam padanya.

"Saya sudah menyerahkan surat pengunduran diri saya, Pak. Jadi, mulai hari ini saya bukan lagi sebagai anggota interpol bukan?" tanya Adley menyilangkan kedua tangannya ke depan dadanya.

Ignacio hanya tersenyum. Dia lalu membuka laci meja dan memberikan sebuah secret file pada Adley. "Ini!" seru Ignacio melempar dokumen rahasia tersebut pada Adley dan dengan refleks yang cepat, Adley menangkap dokumen tersebut.

"Apa ini?" tanya Adley dingin.

"Apa kau tak bisa baca, Nona Adley? Bukankah di sana tertulis 'secret file' yang berarti dokumen rahasia," sahut Ignacio.

"PAK ...!!!" teriak Adley karena kesal dan merasa dipermainkan.

Ignacio langsung menatap tajam Adley dan dengan suara beratnya dia berkata, "Take it or leave it!"

Bab terkait

  • Tamming The Jerk Billionare   Dilemma Seorang Adley Britta Calla

    Adley yang dilempar berkas bertuliskan "Secret File" oleh sang atasan berhati batu, Harylyn Ignacio langsung membuka file tersebut dan membaca keseluruhan isi yang ada di dalamnya. Netra coklat Adley langsung tertuju pada satu nama, Cleon Juvenal Graciano. "Graciano? Bukankah nama ini legenda di dunia pengobatan?" gumam Adley pada dirinya. "Ini ... maksudnya apa, Pak?" Adley masih tak mengerti. "Take it or leave it!" balas Ignacio mengulang kata yang sama seperti sebelumnya. "PAK!!! APA MAKSUDNYA INI!?" kali ini Adley mulai emosi dan membanting file yang Ignacio berikan padanya. "Jika kau berhasil mengungkap kasus ini, maka pemecatanmu akan kutangguhkan! Tapi, jika kau tak berhasil memecahkan kasus ini dalam waktu yang sudah kutentukan, maka bersiaplah untuk segera angkat kaki dari tempat ini! Selamanya!!!" ucap Ignacio serasa bagaikan sebuah ancaman. Adley mengepalkan tangannya kencang dan menatap beruang tua itu dengan netra menyipit tajam,

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-22
  • Tamming The Jerk Billionare   Persiapan

    Markas Interpol London, InggrisAdley dan Weylyn yang telah kembali ke markas interpol segera menghadap sang beruang tua Ignacio yang terlihat tengah menelepon seseorang dengan serius.KlikIgnacio langsung menutup teleponnya ketika Adley dan Weylyn masuk ke ruangannya. Sambil melirik tajam ke arah keduanya, Ignacio langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan berkata, "Ada apa?" dingin ekspresi wajahnya."Saya ..." Adley menatap Ignacio ragu."Saya apa? Jika kau tak bisa bicara dengan jelas, belajar lagi dengan anak TK!" sahutnya ketus."Pak!" Weylyn sedikit kesal menanggapi jawaban Ignacio."Kau? Ada apa kau ke sini? Apa punya urusan atau ada yang mau kau katakan padaku?""Saya akan menerima tugas itu." Mantap Adley menjawab."Oh, jadi tak perlu menunggu lama, ya ... kau sudah memutuskannya? Lalu, dia ..." Ignacio menunjuk Weylyn dengan tatapan sipit tajam."Jika Anda tak keberatan, saya ingin ikut dil

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Tamming The Jerk Billionare   Identitas Baru

    Apartemen South Bank Tower, LondonAdley seketika merebahkan tubuhnya di atas peraduan empuk dan nyaman di apartemen mewahnya, cukup mewah bagi seorang anggota interpol yang tergolong sebagai anggota baru. Clair de Lune dipilih Tania sebagai musik untuk merileksasikan otaknya yang seharian ini harus bekerja keras menghadapi Ignacio serta tugas baru yang harus ia jalankan esok hari. "Hah, apa aku benar dengan menerima kasus itu, ya?" gumam Adley menatap langit-langit apartemennya.Langsung terbangun, Adley menuju ruang tamu apartemennya dan membuka kembali dokumen yang Ignacio berikan padanya. Netra coklat elang Adley tak hanya sekali dua kali membaca dokumen itu, namun berkali-kali ia coba mencerna tiap pasal dan pernyataan yang ada dalam dokumen tersebut. "Ini dia!" dengan ekspresi senang dan segaris senyum tipis di bibir merah alaminya, Adley segera bergegas pergi meninggalkan apartemennya dan melajukan kendaraannya menuju tengah kota London yang ramai dengan gemerlap

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30
  • Tamming The Jerk Billionare   Bertemu Rosaline

    "Rosaline's salon? Apa ini, Pak?" tanya Adley mengangkat kartu nama yang dilempar Ignacio padanya."Identitas barumu." Sahut Ignacio lalu memberikan foto seorang wanita dengan rambut coklat gelap sepinggang, mata biru serta alis tebal menyiku tajam."Siapa dia?" tanya Adley memperhatikan dengan saksama."Pergilah ke tempat dalam kartu nama itu dan berikan foto itu pada wanita yang bernama Rosaline. Dia tahu apa yang harus dilakukan!" perintah Ignacio sambil melirik Adley tajam. Adley bergeming, "Lalu, soal foto-foto saya yang ada diambil itu ... apa penjelasan Anda?" tanya Adley balas melirik tajam Ignacio."Penjelasan? Haruskah aku memberikan penjelasan padamu? Apa itu penting, hah!!!" Adley terkejut mendengar jwaban Ignacio. Keduanya sama-sama saling menatap dengan aura gelap di sekitar, Adley yang tetap bersikeras menuntut jawaban sementara Ignacio yang tetap bersikeras dengan prinsipnya."Nona Adley! Jangan buat kesalahan yang sama seperti mam

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Tamming The Jerk Billionare   Penyamaran

    Rosaline's SalonHampir setengah hari Adley berada di salon milik wanita bernama Rosaline. Dengan teliti dan telaten, Rosaline mengubah Adley menjadi wanita seperti yang ada di foto itu. Tak lama kemudian, Rosaline meminta Adley membuka matanya dan melihat dirinya yang baru."I--ini aku?" sahut Adley terkejut dengan penampilan dirinya yang baru.Rosaline mengangguk, "Bagaimana? Apa kau suka?" tanyanya mengulas senyum cantiknya."Aku--aku tak tahu. Aku tak pernah merias diriku seperti ini," balas Adley seraya menepuk-nepuk pipinya tak percaya."Kau cantik, Adley. Sudah cantik dari awal, tak banyak perubahan yang aku lakukan pada wajahmu. Kau harus bersyukur karena memiliki wajah dan fisik yang bisa membuat wanita lain di luar sana iri dan cemburu padamu.""Maksud---Anda?" Adley menatap Rosaline dari cermin panjang di depannya."Ignacio pasti punya alasan kuat kenapa dia memilihmu. Aku yakin dia memiliki nilai khusus untukmu, jadi semang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-01
  • Tamming The Jerk Billionare   Lembah Hitam Kenikmatan

    Blue House Club Adley yang tengah bicara dengan Ignacio melalui earphone mini di telinganya dikagetkan dengan tepukan di pundak Adley yang tiba-tiba. "Hey!!" ucap pria berbadan tegap, berkacamata hitam dan berpakaian kasual berdiri di hadapan Adley. "Ah, T--Tuan!" serunya langsung memutus komunikasi dengan Ignacio. "Apa kau mau masuk atau mau buat masalah di tempat ini?!" tanya pria tegap itu menyilangkan tangannya. "Bukankah dia pria yang kemarin aku temui?" gumam Adley kemudian menyapa dan tersenyum ke arah pria garang itu. "Tuan, ini aku. Apa Anda lupa? Bukankah Anda yang menyuruh saya untuk datang lagi ke sini?" Adley meyakinkan. Menatap tajam pria itu ke arah Adley dan berkata, "Siapa kau?" "Hah? Apa Anda lupa, aku Teonna Lovandra, mahasiswi yang menanyakan pekerjaan kemarin malam pada Anda," yakinkan Adley pada pria itu. Ignacio yang melihat keadaan sekitar Adley melalui layar kamera yang terpasang d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • Tamming The Jerk Billionare   Wawancara Panas

    Adley yang terkejut dengan wajah Blue House sebenarnya langsung masuk ke dalam ruangan Cleon tanpa banyak menunda waktu. Wangi khas cinnamos sangat menyeruak dan merasuk indera penciuman Adley. "Silakan duduk," perintah Cleon dengan suara dingin sedingin Arktik. "Terima kasih, Tuan." "Jadi namamu Teonna Lovandra?" tanya Cleon sambil menuangkan segelas brandy ke dalam gelas kecilnya. Adley mengangguk. "Dari mana asalmu?" tanya Cleon lagi melirik Adley saat menggoyang-goyangkan gelasnya. "Lanchester, Tuan." "Wow, lumayan tangguh juga ya untuk seorang wanita muda seperti dirimu. Kudengar kau seorang mahasiswi. Apa jurusanmu?" "Hukum," sahut Adley. "Hukum?" Cleon menghentikan tangannya yang sedang menggoyang gelas berisi brandy. "Benar, Tuan. Apa ada masalah?" pancing Adley. "Tak ada. Tahun ke berapa sekarang kau kuliah di sana?" "Ini sudah tahun ke-5 dan kuharap tahun depan aku sudah bisa lulus.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • Tamming The Jerk Billionare   Kejadian tak Terduga

    Blue House Club Seraya menghapus saliva dan lipstik merah yang menempel di bibirnya, Cleon merapikan kembali baju dan rambutnya. "Hebat! Luar biasa! Magnifico! Kau cocok bekerja di sini!" ucap Cleon kembali menuangkan brandy di gelas kecilnya. "Jadi, apakah aku lolos tesmu, Tuan?" tanya Adley sekali lagi menegaskan. "Aku bukan orang yang suka mengulang ucapanku!" tegas Cleon melirik tajam Adley yang sedang merapikan baju serta rambutnya. Terdiam sejenak. "Aku mengerti." Balas Adley kembali menyelipkan rambut sebelah kanannya dan menyalakan kembali kameranya. "Kenapa kau selalu menyelipkan rambut di telinga kananmu? Is that your habit?" tanya Cleon dengan ekspresi curiga. Adley segera menurunkan tangannya dan berucap, "Aku ingin memiliki ciriku sendiri sehingga 'mereka' bisa mengenaliku dengan mudah." Kilah Adley tersenyum bak Lilith dalan rupa Athena. "Hmmm, Lilith dalam rupa Athena ... aku jadi ingin tahu bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05

Bab terbaru

  • Tamming The Jerk Billionare   Stalker!

    Adley yang memarkir mobilnya di sebuah taman kota tengah Kota London, langsung menyelasar tempat itu dengan teliti. Suasana yang tak begitu ramai memudahkan netranya menemukan target yang ia cari. "Bingo, gotcha!" Ucapnya langsung melangkah cepat menghampiri kerumunan sekelompok remaja yang tengah bergumul dan menenggak bir lokal sambil bernyanyi-nyanyi. "Selamat malam, Tuan-tuan. Apa aku menggangu pesta kalian?" Tanya Adley tersenyum di hadapan para pemuda tanggung tersebut. "Hey, babe. Apa kau datang ke sini untuk memanaskan malam kami?" tanya salah seorang di antara mereka sambil tertawa lebar. "Anggap saja begitu, Tuan." Jawab Adley sembari mengamati ketujuh remaja itu. "Hei, teman-teman! Sepertinya malam ini akan menjadi malam 'panas'. Hottie ini akan menjadi tungku kita." Ucap remaja itu lagi tambah tertawa lebar. Di saat para remaja tanggung itu tertawa lebar, netra Adley langsung menangkap visual salah satu di antara mereka yang berusa

  • Tamming The Jerk Billionare   Kau Mengacuhkanku!

    "Tuan Cleon!" Seorang wanita dengan dress one-shoulder hitam di atas lutut dan ketat serta anting-anting besar di kedua telinganya menyambangi Syden dan Cleon yang tengah minum di depan meja bartender. "Sst ... sst." Senggol Syden ke siku Cleon. "Benar, ternyata ini Anda! Tuan, bagaimana kabar Anda? Sudah lama sekali Anda tak datang ke sini." Wanita itu, Mady mengulas senyumnya lebar dan sesekali melirik Syden. "Hi, Nona. Siapa nama Anda?" tanya Syden tersenyum tipis sambil menatap genit Mady. "Madeleine. Panggil saja aku Mady, Tuan ...," "Syden. Itu namaku." "Syden? Bukankah Anda model terkenal itu, Anda yang sering berada di halaman depan majalah pria, Famous Magazine? Dan juga, anak seorang perancang tas ternama, Lilith Jude?" tanya Mady terkesiap. "Itu ..." Syden hanya tertawa sembari menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tak gatal. "Mau apa kau kemari?" Cleon menyela mereka dengan nada dingin. "S-

  • Tamming The Jerk Billionare   Memulai Penyidikan

    Kring ... kring ... kring Ponsel dengan volume dering nyaring terdengar di salah satu kantong jaket jenis hoodie milik seorang pemuda plontos dengan piercing telinga sebelah kanan. Pemuda yang tengah asyik minum dengan beberapa orang teman wanitanya di sebuah kafe pinggir Kota London mengacuhkan panggilan yang datang dari seseorang yang paling ditakutinya. "Brengsek! Bajingan! Cari mati dia!" Adley yang tampak kesal langsung menuju parkiran Blue House dan membuka pintu mobil sport merahnya. Kring ... kring ... kring Kali ini giliran ponsel Adley yang berdering. "Rupanya masih mau hidup dia, hah!" ucap Adley membuka kunci password gawainya dan matanya terbelalak ketika tahu siapa yang sedang menghubunginya. Beberapa menit Adley mendiamkan panggilan itu. Kini dia membisukan ponselnya dan hanya menggetarkannya, wajah kesal Adley semakin bertambah dengan panggilan masuk yang baru saja datang ke ponselnya. 'Mau apa orang

  • Tamming The Jerk Billionare   Mulai Curiga -2

    Wanita itu merendahkan tubuhnya, mensejajarkan tingginya dengan duduk di seberang meja Daria."A-Anda ... Nona Teonna!" serunya.Adley hanya mengulas senyum ramah. "Apa kabar? Kau kenal aku?" tanya Adley sok jual mahal."Eh, itu ...," Daria tampak tersipu malu menundukkan kepalanya."Hahaha, tenang saja. Aku hanya bercanda. Tapi, dari mana kau tahu namaku dan bagaimana kau yakin jika aku adalah Teonna?""Hanya menebak."Teonna mengulas senyumnya. Dia melihat wanita muda nan cantik dengan wajah eksotis itu terkesiap. "Kau itu cantik, apa kau tahu?" seloroh Adley menatap Daria lekat.Tersipu malu dan terkejut, dia membalas, "Terima kasih, Anda juga terlihat sangat cantik bahkan layaknya anugerah dewi Athena.""Hahaha, Athena, ya ... bijak dan adil. Tapi sayangnya, aku tak sebijak dan seadil dia." Ucap Adley tersenyum lepas. "Oh, ya ngomong-ngomong Daria, dari mana asalmu kemarin?""Uzbekistan, Nona.""Ah, ya.

  • Tamming The Jerk Billionare   Mulai Curiga -1

    "Bagaimana jika kita mainkan permainan yang kau mainkan sebelumnya?" bisik Cleon di telinga Adley."A--apa maksudmu?" Adley terkesiap dan memandangnya."Apa kau pikir aku tak tahu, hah! Kau yang akan mendapatkan keuntungan jika aku bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarga! Sementara aku bekerja, kau bisa bebas dan leluasa bertemu dengan saudaraku!"Adley hanya terdiam, 'Kupikir dia curiga akan apa,' gumam Adley menatap datar ke arah sang suami."Kenapa diam? Benar begitu, kan?" tanya Cleon lantang.Adley menyeringai. "Kenapa kau senyum seperti itu? Apa yang lucu, hah?""Sejak kapan kau mulai memperhatikan gerak-gerikku, suamiku? Apa kau ... cemburu?" seloroh Adley."Jangan gila! Kita menikah tanpa cinta, tanpa mengenal satu sama lainnya, dan kini kau bilang aku cemburu? Sinting kau!""Benarkah? Jika kau memang tak ada rasa cemburu, berarti aku bebas mau pergi ke mana dan dengan siapa. Sekarang ... lepaskan tanganmu!" pe

  • Tamming The Jerk Billionare   Permainan Dimulai

    "Aku menikahi Lucas karena satu alasan!" "Apa?" "Balas dendam!" "Apa!?" **** 'Jangan kau kira bisa lari dariku, Lucas! Aku tahu apa yang sedang kau lakukan di belakangku! Kali ini, aku tak akan membiarkan hal itu menimpa pada putriku! Nyawa pun akan kuberikan demi melindunginya.' Kediaman Graciano Mini dress warna hitam nan seksi dipilih Adley sebagai 'pembuka' untuk menyambut kedatangan sang 'suami'. Eyeliner yang tajam ditambah riasan nude dan pemerah bibir yang sangat mencolok, membuat Adley menunjukkan sisi yang lain dari dirinya. Kecantikan yang paripurna! Begitulah kiranya yang bisa menggambarkan sosok Adley Britta Calla. "Hmm, seharusnya ini bisa membuat pria itu 'jatuh cinta' denganku. Tapi kenapa sulit sekali menaklukkan Gunung Kilimanjaro, huh." Tin ... tin ... tin .... Adley melihat jam dinding yang terpasang di kamar utama mereka, "Pukul delapan, it's time for show!" Ucapnya setelah selesai m

  • Tamming The Jerk Billionare   Dangelo, Teonna dan Black Konspirasi -2

    "Kita akan lakukan black conspiracy!" Senyum tipis di bibir atas Cleon terlihat samar namun ekspresi yang menyiratkan 'ada sesuatu' tampak dengan jelas tergambar di wajahnya. "Maaf, Pak. Tapi apa itu black konspirasi?" tanya salah satu dari mereka. Cleon hanya terdiam menanggapi pertanyaan salah satu pegawainya. Ia malah mengambil telepon yang ada di meja kerjanya dan menghubungi Stacy. "Stacy, ke ruanganku. Sekarang!" [Baik, Pak.] Tok ... tok ... "Masuk." "Pak, Anda memanggil saya?" tanya sang asisten pribadi, Stacy berdiri di antara pegawai lelaki yang dipanggil Cleon. "Kalian, keluarlah! Ada yang ingin kubicarakan dengan asisten baruku ini," titah Cleon melirik Stacy. "Baik, Pak." Kini hanya tinggal Stacy dan Cleon yang ada di ruangan itu. Cleon berdiri menghampiri Stacy, memutarinya dan berkata, "Aku memiliki sebuah misi untukmu!" "Misi? Misi apa, Pak?" tanya wanita itu de

  • Tamming The Jerk Billionare   Dangelo, Teonna, dan Black Conspiracy -1

    "Apa kau mau menggantikan posisi suamimu di perusahaaan yang ia pegang saat ini? Dan buat seakan itu sebagai suatu 'kecelakaan'?" Sebuah pernyataan yang entah dari mana atau siapa yang mengatakannya pada Kael, hingga dia bisa berkata seperti itu. Adley yang telah keluar dari Blue House dan menuju parkiran. Dirinya tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang mahasiswa hukum bisa mengatakan hal seperti itu! Jemari lentik nan panjang terawatnya mengetuk-ngetuk stir mobil yang semakin lama semakin kencang ketukannya, gemas juga cemas! Irisnya menyeloroh ke depan kaca mobilnya dan tiba-tiba, ia melihat Dangelo juga Amber keluar dari sebuah restoran yang berseberangan dengan Blue House. Dengan tawa lebar, sang wanita terus menggelayuti lengan Dangelo bagai lem kayu. Dan sang pria, tampak menikmati tawa lepas sang wanita. "Sudah kuduga! Mereka bukanlah klien 'biasa'! Siapa sebenarnya dua orang ini?" ucap Adley melihat keduanya bersiap akan meninggalkan tempat tersebut.

  • Tamming The Jerk Billionare   Pertemuan antara Dangelo dan Teonna

    "Apa aku mengganggumu, Tuan Kael?" Suara bariton Dangelo membuat Kael terkejut dan segera merapikan pakaiannya. Dangelo hanya tersenyum satu garis menarik bibir atasnya melihat perbuatan Kael dengan salah satu 'kelinci putih' miliknya, Audrey. Dangelo melirik Audrey yang hanya mengenakan pakaian yang ada di bagian dalam tubuhnya dan terlihat kikuk di depan sang majikan. "Apa saya mengganggu Anda?" tanyanya sekali lagi. "Keluarlah, aku ada urusan." Perintah Kael seraya menepuk pelan bahu Audrey. Audrey dan Dangelo saling bertatap pandang, Dangelo mengangguk seakan memberi tanda padanya, "Ada apa, Tuan Dangelo? Kenapa Anda tiba-tiba datang ke sini tanpa memberitahu?" tanya Kael yang telah selesai berpakaian. "Jika saya memberitahu Anda, maka saya tak akan pernah tahu kelakuan seorang mahasiswa teladan universitas terkenal di negara ini dan juga seorang CEO dari tempat terkenal." Seloroh Dangelo dengan pandangan seakan memandang rendah Kael.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status