Adam bangkit dari duduknya ketika melihat Alex berjalan memasuki rumah Lin. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Manta adalah Alex yang bekerja sebagai bodyguard Gregory sekaligus penanggung jawab untuk pelayan di Mansion Stephenson.“Paman, apa kabar? Adam, kita bertemu lagi,” sapa Alex santai.Pria itu berjalan mendekati kepala pelayan Tan lalu memeluknya untuk melepas rindu. Sudah lama sekali dia tidak pernah bertemu dengan pamannya itu. Kepala pelayan Tan pun balas memeluk Manta. Terakhir kali dia melihat keponakannya itu adalah saat pemakaman ibu Manta. Selama ini hanya Lin yang menjadi penghubung kabar mereka.“Duduklah dulu. Aku akan mengganti pakaian di dalam,” ucap Alex a.k. Manta.Kepala pelayan Tan dan Adam pun harus bersabar menunggu sampai Alex siap menceritakan kejadian puluhan tahun yang lalu. Mereka juga tidak bisa berharap banyak. Saat itu usia Alex masih bisa dikatakan belum cukup untuk mengingat sesuatu dalam waktu yang lama. Apalagi Alex melihat sendiri bagaimana
Pria itu mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan gambar sebuah cincin bermata biru. Alex pernah melihat cincin itu ketika sedang melayani tamu pesta di Mansion Stephenson. Di antara tamu yang datang, ada seorang pria yang memakai cincin yang sama persis. Hanya saja, tubuh pria itu cukup tambun dan kulitnya tidak seputih ketika Alex melihatnya dulu.“Jadi siapa pria itu?” tanya Adam penasaran.“Dia Tuan Aomori. Billy Aomori. Tapi wajahnya sangat berbeda dengan yang aku lihat dulu. Apa mungkin pria yang melakukan pembunuhan itu, memberikan cincinnya pada Billy Aomori?” tanya Alex mulai pusing sendiri.“Mungkin saja dia yang melakukannya,” ucap Adam cepat.Akhirnya Adam menemukan wajah satu orang yang bisa disodorkan kepada Ayah Romi. Kalau Ayah Romi mengatakan Billy Aomori yang melakukannya, mereka tinggal mencari tahu motifnya melakukan pembunuhan kejam itu. Adam kembali bertanya hal lain yang mungkin bisa menjadi petunjuk selanjutnya.Sampai siang hari, mereka terus bicara sampai me
Ucapan Gregory membuat Joshua melirik tubuh Megan. Masih terlalu awal untuk menyimpulkan Megan sudah hamil atau belum. Joshua menghitung pernikahan mereka bahkan belum genap satu bulan.“Belum lah. Masih terlalu cepat. Tunggu sebulan atau dua bulan lagi,” sahut Joshua.“Iya, kak. Aku baru saja menikah dengan suamiku. Masih bulan madu. Hehe …,” ucap Megan nyengir lebar.CTAK!Gregory menyentil kening Megan dengan jarinya. Pria itu gemas sekaligus kesal melihat Megan mesam-mesem seperti orang mesumm. Tapi jauh di lubuk hatinya, Gregory merasa lega karena akhirnya adiknya tetap menikah dengan Ethan. Meskipun pernikahan mereka sama sekali belum dipublikasikan.“Hei, sampai kapan gorila itu ingin menyembunyikan pernikahan kalian?” tanya Gregory yang tersadar dengan status adiknya.“Maksudnya kak?” Megan menatap Gregory dengan bingung.“Seharusnya pesta pernikahan kalian itu sangat meriah. Kapan dia akan mengadakan resepsi?”Melihat Megan hanya bengong saja, Gregory mulai tidak sabaran lalu
Gregory tersenyum simpul melihat reaksi Megan yang tampak terkejut. Barusan terlintas rencana luar biasa yang akan memancing orang-orang jahat itu mengungkap dirinya sendiri. Tapi mereka harus berhati-hati ketika mengungkap identitas Megan di hadapan dunia.“Kita tunggu Ethan datang. Aku juga masih menunggu kabar dari Adam dan kepala pelayan Tan. Kenapa mereka lama sekali?” gerutu Gregory tidak sabaran.Baru saja pria itu selesai menyebutkan kedua orang itu, seorang pelayan datang dan memberi tahu Gregory kalau ada tamu untuknya.“Siapa yang datang?” tanya Gregory ingin memastikan tamunya.“Nona Celia Wisesa, Tuan,” ucap pelayan itu membuat Joshua menoleh cepat ke arahnya. Dokter tampan itu heran untuk apa calon tunangan Ethan menemui Gregory.“Siapa kak? Pacarmu?” tanya Megan penasaran.“Bukan. Aku akan menemuinya dulu. Kau mau ikut?” tanya Gregory tenang tanpa mengatakan apapun lagi.Megan memilih tetap tinggal dan menunggu bersama Joshua. Dia tidak tahu akan bicara apa dengan tamu
“Kenapa aku merinding gini ya? Sopir, kenapa kita melambat?” tanya Ethan ketika merasakan mobilnya melambat. Dia sudah tidak sabar ingin menemui Megan di Mansion Stephenson.“Sebentar, Tuan. Ada lampu merah di depan,” sahut sopirnya tenang.“Lebih cepat lagi, bisa kan? Aku harus bertemu istriku secepatnya,” titah Ethan tidak sabaran.Mobil bodyguard Ethan mencoba membuka jalan agar mereka bisa maju dengan cepat. Tetapi tetap saja, siang itu jalanan kota cukup ramai dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Ethan pun harus bersabar untuk menunggu giliran melewati lampu merah. Segera setelah mereka bebas dari antrian melewati lampu merah, mobil Ethan pun kembali melaju dengan kecepatan tinggi.Sampai di Mansion Stephenson, mobil yang membawa Celia baru saja keluar dari pintu gerbang dan berbelok ke kiri. Mobil Ethan yang datang dari arah kanan, sama sekali tidak melihat mobil Celia. Kedua mobil itu berselang jalan dan tidak saling menunjukkan satu sama lain. Ethan pun bersiap untu
Mendengar Gregory sempat memujinya tadi, Ethan melebarkan senyum iklan pasta giginya. Pria itu segera menegakkan tubuhnya dengan penuh kebanggaan. Meskipun mereka sering bertengkar, setidaknya Gregory sudah menyadari kehebatan Ethan.“Ralat ya. Aku nggak pernah bilang gitu. Lihatlah dia, sekarang kepalanya membesar hanya karena itu,” tuding Gregory pada Ethan.“Anacondanya juga. Mas, kenapa keras sih?” rengek Megan yang merasakan anaconda Ethan menempel di bagian belakang tubuhnya.“Kamunya nggak bisa diem gini. Gerak-gerak terus ‘kan kegesek, sayang. Ada kamar kosong nggak?” tanya Ethan lalu mengecup telinga Megan.“Mas!” pekik Megan kaget sampai wajahnya merona merah.“Hei! Kau pikir disini hotel. Sialan!” maki Gregory kesal.“Ada kok kamar kosong di bawah, mas. Tadi kak Gregory juga habis main sama Celia,” celetuk Megan keceplosan. Pikirannya mulai kotor karena godaan Ethan yang tidak bisa ditolak.“Apa?! Maksudnya, yank?” tanya Ethan kaget.“Kenapa? Kamu nggak percaya kalo ‘calon
“Iya, paman. Memang dialah tuan Billy Aomori. Apa paman mengenalnya?” tanya Alex.“Tubuhnya memang lebih gemuk sekarang. Ya, aku mengenalnya. Namanya Mandu. Dia adalah ayahmu, Manta,” ucap kepala pelayan Tan dengan wajah syok.“Apa?!”Bukan hanya Alex yang terkejut mendengar kenyataan dari kepala pelayan Tan. Tetapi Gregory juga syok. Bagaimana bisa semua kebenaran terungkap sekaligus dan membuka rahasia selama bertahun-tahun yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang terdahulu mereka.“”Tidak mungkin dia ayahku, paman. Bukan dia,” ucap Alex tidak terima.“Apa kau pernah melihat fotonya? Ayahmu tidak pernah mau di foto dengan alasannya yang tidak jelas. Saat kau lahir, dia bahkan tidak mau datang. Ibumu dan bibi Lin yang berjuang untuk merawatmu, Manta. Suka atau tidak, dia memang ayahmu. Billy Aomori adalah ayahmu,” ucap kepala pelayan Tan lalu duduk kembali ke sofa.Pria paruh baya itu tampak sangat rapuh setelah mengetahui kalau kakak ipar
“Apa kau akan datang juga?” tanya Ethan.“Mungkin dengan cara yang sedikit dramatis seperti menjemput adikku dengan paksa. Akan kupikirkan nanti. Tenang saja, aku tidak akan mengacaukan pestamu. Masalahnya adalah bagaimana cara mengundang Yuna datang kesana?”“Kalau itu mudah saja, kita sebar 50 tiket VIP dengan harga Rp3.100.000,00. Saya yakin Yuna akan melakukan apa saja untuk mendapatkan tiket itu,” ucap Marco yang jiwa dagangnya langsung meronta-ronta.Mendengar rencana Marco, Ethan spontan mengejek gaji yang diberikan Gregory sangat kecil sampai Marco harus jualan tiket juga. Dengan cepat Gregory menyanggahnya. Dia selalu memberikan gaji dan bonus yang cukup untuk semua orang yang bekerja padanya. Gregory pun ngeles dengan mengatakan kalau Ethan cukup dermawan karena memberikan semua uang itu untuk Marco.“Kau aturlah. Tugasku hanya menunggu istriku yang cantik datang, dan memanggilnya sayang. Hanya itu kan?” tanya Ethan yang akan memerankan peran sebagai tokoh utama.“Bukan hany