Gregory tersenyum simpul melihat reaksi Megan yang tampak terkejut. Barusan terlintas rencana luar biasa yang akan memancing orang-orang jahat itu mengungkap dirinya sendiri. Tapi mereka harus berhati-hati ketika mengungkap identitas Megan di hadapan dunia.“Kita tunggu Ethan datang. Aku juga masih menunggu kabar dari Adam dan kepala pelayan Tan. Kenapa mereka lama sekali?” gerutu Gregory tidak sabaran.Baru saja pria itu selesai menyebutkan kedua orang itu, seorang pelayan datang dan memberi tahu Gregory kalau ada tamu untuknya.“Siapa yang datang?” tanya Gregory ingin memastikan tamunya.“Nona Celia Wisesa, Tuan,” ucap pelayan itu membuat Joshua menoleh cepat ke arahnya. Dokter tampan itu heran untuk apa calon tunangan Ethan menemui Gregory.“Siapa kak? Pacarmu?” tanya Megan penasaran.“Bukan. Aku akan menemuinya dulu. Kau mau ikut?” tanya Gregory tenang tanpa mengatakan apapun lagi.Megan memilih tetap tinggal dan menunggu bersama Joshua. Dia tidak tahu akan bicara apa dengan tamu
“Kenapa aku merinding gini ya? Sopir, kenapa kita melambat?” tanya Ethan ketika merasakan mobilnya melambat. Dia sudah tidak sabar ingin menemui Megan di Mansion Stephenson.“Sebentar, Tuan. Ada lampu merah di depan,” sahut sopirnya tenang.“Lebih cepat lagi, bisa kan? Aku harus bertemu istriku secepatnya,” titah Ethan tidak sabaran.Mobil bodyguard Ethan mencoba membuka jalan agar mereka bisa maju dengan cepat. Tetapi tetap saja, siang itu jalanan kota cukup ramai dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Ethan pun harus bersabar untuk menunggu giliran melewati lampu merah. Segera setelah mereka bebas dari antrian melewati lampu merah, mobil Ethan pun kembali melaju dengan kecepatan tinggi.Sampai di Mansion Stephenson, mobil yang membawa Celia baru saja keluar dari pintu gerbang dan berbelok ke kiri. Mobil Ethan yang datang dari arah kanan, sama sekali tidak melihat mobil Celia. Kedua mobil itu berselang jalan dan tidak saling menunjukkan satu sama lain. Ethan pun bersiap untu
Mendengar Gregory sempat memujinya tadi, Ethan melebarkan senyum iklan pasta giginya. Pria itu segera menegakkan tubuhnya dengan penuh kebanggaan. Meskipun mereka sering bertengkar, setidaknya Gregory sudah menyadari kehebatan Ethan.“Ralat ya. Aku nggak pernah bilang gitu. Lihatlah dia, sekarang kepalanya membesar hanya karena itu,” tuding Gregory pada Ethan.“Anacondanya juga. Mas, kenapa keras sih?” rengek Megan yang merasakan anaconda Ethan menempel di bagian belakang tubuhnya.“Kamunya nggak bisa diem gini. Gerak-gerak terus ‘kan kegesek, sayang. Ada kamar kosong nggak?” tanya Ethan lalu mengecup telinga Megan.“Mas!” pekik Megan kaget sampai wajahnya merona merah.“Hei! Kau pikir disini hotel. Sialan!” maki Gregory kesal.“Ada kok kamar kosong di bawah, mas. Tadi kak Gregory juga habis main sama Celia,” celetuk Megan keceplosan. Pikirannya mulai kotor karena godaan Ethan yang tidak bisa ditolak.“Apa?! Maksudnya, yank?” tanya Ethan kaget.“Kenapa? Kamu nggak percaya kalo ‘calon
“Iya, paman. Memang dialah tuan Billy Aomori. Apa paman mengenalnya?” tanya Alex.“Tubuhnya memang lebih gemuk sekarang. Ya, aku mengenalnya. Namanya Mandu. Dia adalah ayahmu, Manta,” ucap kepala pelayan Tan dengan wajah syok.“Apa?!”Bukan hanya Alex yang terkejut mendengar kenyataan dari kepala pelayan Tan. Tetapi Gregory juga syok. Bagaimana bisa semua kebenaran terungkap sekaligus dan membuka rahasia selama bertahun-tahun yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang terdahulu mereka.“”Tidak mungkin dia ayahku, paman. Bukan dia,” ucap Alex tidak terima.“Apa kau pernah melihat fotonya? Ayahmu tidak pernah mau di foto dengan alasannya yang tidak jelas. Saat kau lahir, dia bahkan tidak mau datang. Ibumu dan bibi Lin yang berjuang untuk merawatmu, Manta. Suka atau tidak, dia memang ayahmu. Billy Aomori adalah ayahmu,” ucap kepala pelayan Tan lalu duduk kembali ke sofa.Pria paruh baya itu tampak sangat rapuh setelah mengetahui kalau kakak ipar
“Apa kau akan datang juga?” tanya Ethan.“Mungkin dengan cara yang sedikit dramatis seperti menjemput adikku dengan paksa. Akan kupikirkan nanti. Tenang saja, aku tidak akan mengacaukan pestamu. Masalahnya adalah bagaimana cara mengundang Yuna datang kesana?”“Kalau itu mudah saja, kita sebar 50 tiket VIP dengan harga Rp3.100.000,00. Saya yakin Yuna akan melakukan apa saja untuk mendapatkan tiket itu,” ucap Marco yang jiwa dagangnya langsung meronta-ronta.Mendengar rencana Marco, Ethan spontan mengejek gaji yang diberikan Gregory sangat kecil sampai Marco harus jualan tiket juga. Dengan cepat Gregory menyanggahnya. Dia selalu memberikan gaji dan bonus yang cukup untuk semua orang yang bekerja padanya. Gregory pun ngeles dengan mengatakan kalau Ethan cukup dermawan karena memberikan semua uang itu untuk Marco.“Kau aturlah. Tugasku hanya menunggu istriku yang cantik datang, dan memanggilnya sayang. Hanya itu kan?” tanya Ethan yang akan memerankan peran sebagai tokoh utama.“Bukan hany
“Apa yang membuatmu keberatan? Kita sama-sama single. Minggu depan, suka atau tidak suka, kau harus ikut ke rumah mamaku. Kalau sampai kau mengacau, aku akan mengunjungi ibumu lagi. Terakhir kali aku bertemu dengannya, ibumu tersenyum bahagia saat aku memperkenalkan diriku sebagai calon suamimu,” jelas Marco lalu tersenyum smirk.“Apa kau sudah gila?!” Gwen hampir frustasi mengatasi Marco yang pemaksa.“Well, kau tidak bisa menolakku. Lagipula apa yang akan kau lakukan minggu depan? Jangan alasan menjaga ibumu. Aku sudah mengatur suster jaga untuk menjaga ibumu.”Wanita itu hampir bicara lagi, tapi Marco sudah mendekatkan wajahnya. Sebuah ancaman kalau Gwen bicara lagi, Marco akan menciummnya membuat Gwen bungkam. Gwen pun mendorong tubuh Marco agar bisa membuka pintu di belakangnya. Wanita itu memilih kembali ke meja kerjanya saja daripada terus berdebat dengan Marco. Hanya undangan makan malam saja, pikir Gwen.“Anggap saja kau sedang membalas budinya, Gwen,” batin Gwen sendu.Ketik
"Iih, kenapa kau ikut masuk sih?" Gwen melancarkan protesnya sambil melepas sepatu kerjanya."Aku kan su--.""Jangan bicara lagi. Aku sudah cukup lelah dan perutku sakit. Terserah kamu mau ngapain,” ucap Gwen cepat memotong ucapan Marco sebelum pria itu mulai mengatakan kalau Gwen tidak bisa menolaknya. Percuma juga bicara dengan pria itu sekarang. Sejak pagi, perutnya Gwen memang sudah bermasalah karena diare.Gwen langsung masuk ke kamar mandi setelah meninggalkan barang-barangnya di atas meja. Dia ingin mandi dulu dan tidur saja setelah melewati hari yang panjang dan melelahkan. Wanita itu sama sekali tidak memikirkan keberadaan Marco di dalam apartemennya. Terakhir kali pria itu datang ke apartemennya, dia hanya numpang tidur saja.Beberapa menit kemudian, Marco menoleh ketika pintu kamar mandi terbuka. Gwen keluar dari dalam sana hanya memakai bathrobe dengan rambut basah. Saat Gwen melihat Marco, wanita itu sedikit tercekat. Pasalnya pria itu bukan menunggu di sofa ruang tengah,
“Kau mesumm!” pekik Gwen kaget lalu menyilangkan tangannya di depan dada. Manik mata Gwen langsung melotot horor menatap Marco.Pria itu pun tertawa ngakak melihat tingkah Gwen yang berlebihan. “Belum dipegang saja, sudah teriak-teriak. Gimana kalau aku ….”“Apa?!” bentak Gwen galak.Marco terus saja terkekeh geli sambil menghabiskan makan malamnya sendiri. Setelah meletakkan tusuk sate terakhirnya di atas kotak sate, Marco menatap Gwen sekali lagi.“Aku single, kau juga. Apa salahnya kita bersama? Jangan tanyakan tentang cinta karena aku tidak mau mengenal cinta setelah orang tuaku berpisah. Satu hal yang pasti, aku akan bertanggung jawab atas hidupmu dan juga ibumu. Kalian akan hidup dengan nyaman dan bahagia. Sedangkan aku akan mendapatkan seorang istri yang diinginkan oleh mamaku. Cukup adil ‘kan?” ucap Marco cuek.Gwen terdiam memikirkan ucapan Marco lalu kembali bertanya pada pria itu. “Bagaimana kalau mamamu menginginkan seorang cucu? Apa kau sudah memikirkannya?”“Itu gampang.