“Udah? Sampai disitu saja? Kok nggak dilanjutkan lagi?” ucap Megan dengan nada kecewa.Adam melanjutkan ceritanya kalau mereka hanya bergantian mandi lalu keluar dari kamar untuk sarapan bersama. Dia berusaha berkata dengan jujur meskipun menanggung rasa malu yang sangat besar di hadapan Ethan dan Megan. Tapi sedetik kemudian, Megan terkekeh geli mendengar cerita Adam.“Apa kata Marco tadi, kegiatan membuat anak. Hihihihi ….”"Adam, kau ternyata nakal juga ya," goda Ethan sambil menuding Adam dengan telunjuknya yang bergerak naik turun. Pria kekar itu tampak sangat senang bisa membalas Adam yang selalu mengganggu dirinya saat bersama Megan.“Sudahlah, mas. Aku akan bicara dengan kakakku. Dimana dia sekarang?” tanya Megan pada Adam yang langsung mengeluarkan ponselnya.Adam segera melacak keberadaan Gregory melalui bodyguard yang mengikuti mobil pria itu tadi. Anak buah Adam itu melaporkan kalau mereka sudah tiba di mansion Billy Aomori, tetapi Gregory tetap tidak beranjak dari mobilny
Gregory menunjuk layar ponselnya lalu bertanya pada Marco tentang maksud Ethan. Melihat gelagat Marco, Gregory sedikit curiga tentang dugaannya barusan. Setahu Gregory, Marco tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun.“Jangan bilang kalau kau sudah punya kekasih, Marco. Siapa dia?” tanya Gregory mulai penasaran dan menebak-nebak siapa wanita yang sedang dekat dengan asisten pribadinya itu.[“Tentu saja dia punya! Mereka berdua, Adam dan Marco sudah membawa calon istri masing-masing untuk menemui mama mereka. Hanya kau yang jomblo, kingkong! Hahahahahaha!” Ethan terkekeh geli sambil membayangkan wajah Gregory yang kesal.[“Sialan kau! Memangnya kenapa kalau aku jomblo? Jomblo itu bukan sebuah kejahatan. Sebuah kejahatan kalau kau mengambil adik dari kakaknya. Dasar gorila!”] balas Gregory tidak kalah sengitnya.[“Apa maksudmu, kingkong?! Aku yang bertemu dengan Megan duluan. Kau itu hanya kakaknya, tapi aku suaminya! Aku yang lebih berhak atas Megan!” bentak Ethan tidak kalah.Meg
“Hahahaha! Kau pikir bisa macam-macam disini? Sejak Tuan Muda yang bodoh itu memberiku semua ini,” tunjuk Billy bangga dengan kedua tangannya menghadap keatas.“Aku sudah melengkapi mansion ini dengan banyak perangkap. Yang paling aku suka, hanya aku yang tahu dimana perangkap itu. Jangan mendekat lebih dari tempatmu sekarang Alex. Kalau kau masih sayang nyawamu,” ucap Billy sombong.“Aku tidak akan membunuhmu sekarang. Jangan pikir tindakanku ini karena hubungan darah diantara kita. Aku tidak sudi mengakuimu sebagai putraku. Tapi aku ingin kau menderita sekali lagi melihat kematian nonamu untuk yang kedua kalinya,” ucap Billy sambil tersenyum smirk.GRET!Gregory mengepalkan tangannya dengan sorot mata kemarahan. Billy Aomori sedang mengancam keselamatan Megan, dan Gregory mulai cemas karena pria itu sanggup melakukan apapun. Marco kembali menenangkan Gregory agar mendengarkan pembicaraan mereka berdua dulu sampai selesai.“Apa kau sedang menyuruhku bersabar?” bisik Gregory menahan a
Gregory segera keluar dari mansion Billy lewat pintu belakang, lalu masuk ke dalam mobilnya. Dia meminta sopir membawanya kembali ke perusahaan. Setelah mobil mulai bergerak, Gregory mengambil ponselnya lalu menelpon Gwen.Sekretarisnya itu langsung mengangkat telepon dari Gregory dan mengatakan semua yang terjadi di perusahaan Stephenson Group. Kalau terus seperti ini, perusahaan akan mengalami gagal bayar dan Gregory tidak mau hal itu sampai terjadi.“Gwen, aku minta data semua pemegang saham yang menjual sahamnya pada Billy. Untuk client fiktif, hentikan pekerjaan untuk mereka dulu. Minta bagian pemasaran untuk membantu bagian keuangan melakukan penagihan. Lakukan itu dulu sekarang. Aku akan tiba lima belas menit lagi,” titah Gregory yang langsung diiyakan oleh Gwen.Wanita itu lebih sibuk daripada biasanya dan terlihat tidak bisa diam di meja kerjanya. Gwen segera menjalankan perintah Gregory dengan membuat memo darurat untuk semua perusahaan. Bahkan Gregory pun menerima memo yang
Kepala pelayan Tan mendekati Ethan lalu meminta maaf sebelum mengendus tubuh pria itu. Bagi indera penciuman normal, Ethan tentu saja sangat wangi dengan parfum beraroma maskulin yang dipakainya setelah mandi tadi. Tapi entah dengan indera penciuman Megan yang sedang hamil.“Tuan selalu wangi seperti biasanya. Tapi mungkin saja ... nona tidak menyukainya,” ucap kepala pelayan Tan membuat Ethan sontak menoleh pada pria tua itu.“Apa maksud kepala pelayan Tan?” tanya Ethan cepat.“Saya tidak bisa menjelaskan apa yang ibu hamil rasakan saat ngidam. Mungkin lebih baik kalau tuan bertanya pada Nyonya Besar tentang masalah ini. Saya ingat kalau Nyonya Besar juga melakukan hal yang sama pada Tuan Besar seperti yang nona lakukan pada tuan, “ ucap kepala pelayan Tan memberikan solusi yang tepat pada Ethan.“Mama lagi dimana ya?” gumam Ethan lalu bergegas mendekati ruang tengah lagi.Ethan mengambil ponselnya dan melihat beberapa chat masuk dari Adam. Sebelum menghubungi mama Michela, Ethan mem
Setelah menutup panggilan Adam, Ethan menatap layar ponselnya. Manik mata huzelnut pria itu menghitung waktu yang terlihat di layar ponselnya. Ethan berpikir untuk datang ke kantor Gregory saat ini. Kalau dia pergi sekarang dan melihat apa yang sedang terjadi di perusahaan itu, Ethan masih punya waktu untuk kembali ke mansion sebelum larut malam.Ethan melirik tangga menuju lantai dua dan tidak melihat tanda-tanda kepala pelayan Tan akan turun dari sana. Pria itu lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu keluar mansion. Tanpa memberitahu siapapun, Ethan memanggil bodyguard yang bertugas malam itu dan memerintahkan untuk menyiapkan mobil sportnya.BRRMM!Mobil sport dua pintu berwarna merah itu pun meluncur cepat menyusuri jalanan mansion sampai di pintu gerbang. Dua motor sport yang dikendarai dua bodyguard elit tampak menyusul mobil yang dikendarai sendiri oleh Ethan. Moji dan Boni juga menyusul dengan mobil Vans mereka. Selalu siap sedia dan waspada adalah moto bodyguard Ethan.
Tiba-tiba hawa dingin menyergap tengkuk Moji. Dia lupa kalau Ethan ada di belakang mereka berdua. Pria itu buru-buru menarik Boni dan menyuruhnya diam dulu. Untung saja pintu lift segera terbuka di lantai ruang kerja Gregory. Moji dan Boni keluar lebih dulu lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Ethan menyusul mereka keluar dan melihat ke arah kiri dari lift.Tampak Gwen duduk di meja kerjanya bersama Marco yang terlihat sibuk dengan laptop mereka masing-masing. Selain mereka berdua, ada beberapa orang yang keluar masuk ruangan yang sepertinya milik Gregory.“Ehem!” Ethan berdehem untuk menyadarkan semua orang tentang kehadirannya. Marco dan Gwen sama-sama menoleh lalu berdiri dari duduknya.“Selamat malam, tuan Ethan,” sapa Gwen sedikit canggung melihat kedatangan Ethan.“Ach, jangan berdiri. Dimana kingkong?” tanya Ethan sambil membuat gerakan tangan menahan sesuatu.“Kingkong, tuan?” tanya GwenEntah kebetulan atau memiliki sebuah firasat yang bagus, Gregory keluar dari ruang kerjanya.
[“Kamu Alexandra Stephenson?”] tanya Ilham dingin ketika melihat wajah Megan muncul di layar monitornya.Pria tua itu ingin menghubungi Ethan untuk membicarakan tentang acara pertunangannya dengan Celia. Rencananya Ilham akan mengadakan konferensi pers dan mengumumkan pertunangan itu bertepatan dengan ulang tahun perusahaan Wibisana Corp.. Membayangkan Ethan dan Celia berdiri berdampingan di panggung dan semua orang bertepuk tangan untuk mereka berdua, membuat Ilham mengendurkan egonya dengan menghubungi Ethan duluan.Megan sempat tercekat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Ilham. Dengan cepat wanita itu menarik nafas panjang dan menenangkan dirinya. Di dalam hatinya, Megan meminta ketegaran pada saudara kembarnya yang sudah lama berpulang.“Ale, berikan aku kekuatan untuk menghadapi orang ini,” batin Megan.Seolah mendapat kekuatan dari Alexandra, Megan menegakkan kepalanya dan mengangguk mantap pada Ilham. Wanita itu berubah dari wanita sederhana dengan sorot mata lemah menjadi w
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe
[“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap
Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa
Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s
“Jadi kapan pernikahan kalian akan diadakan? Aku boleh usul?” tanya Ethan sambil mengelus lembut punggung Megan.Sejak beberapa hari ini Megan tidak mau melepaskannya sama sekali. Ethan harus selalu berada dalam jarak pandangnya atau Megan akan menjerit-jerit memanggil pria itu. Megan bahkan ikut ke kantor Wibisana Corp. hanya untuk menatap Ethan yang sedang sibuk bekerja. Untung saja kondisi kesehatan Megan dan kehamilannya sudah baik-baik saja.“Usul apa?” tanya Gregory memicingkan matanya curiga.“Boleh, usul aja yang banyak. Aku lagi malas mengurus pernikahanku,” sahut dokter Helena menyindir Gregory.Sejak dokter Helena menyetujui pernikahan itu, Gregory tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Gregory memilih semua keperluan untuk pesta pernikahan dan juga mengundang banyak orang untuk merencanakan pernikahannya. Pendapat dokter Helena bahkan tidak didengar Gregory sama sekali.“Kamu ngambek, ya? Aku kan ingin yang terbaik untuk pernikahan kita. Sekali seumur hidup, kita berdua
“Eh, itu Alex sama siapa?” tanya dokter Helena sambil menunjuk ke arah Alex dan wanita itu.Keduanya secara bersamaan menoleh menatap dokter Helena dan berjalan mendekati mereka. Saat itu dokter Helena baru menyadari siapa wanita yang bersama dengan Alex.“Loh, suster Hanna? Kok bisa kesini? Ada apa?” tanya dokter Helena yang mengenali salah satu suster di rumah sakit Wibisana.“Dokter Helena, saya diminta mengantarkan obat untuk Nyonya Megan. Kebetulan ketemu Alex tadi di depan,” ucap suster Hanna lugas.Ucapan suster Hanna membuat Ethan, Gregory, dan dokter Helena saling pandang lalu tersenyum curiga. Ketiganya kompak memicingkan matanya menatap Alex yang terlihat salah tingkah. Wajah pria itu sudah memerah dan terlihat tidak berani menatap balik pada Tuannya.“Kalian kok sepertinya sangat akrab ya. Apa ada sesuatu?” tanya Gregory curiga.“Itu .. Tuan. Anu ….” Alex menelan salivanya sebelum memberanikan dirinya untuk menjawab.“Kami bersahabat waktu SMA, Tuan. Sudah lama kami tidak
Beberapa hari kemudian di Mansion Stephenson, semua orang sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun Megan. Gregory sudah menyiapkan sebuah pesta kebun di samping kolam renang hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan bodyguard dan pelayan juga berkumpul untuk ikut merasakan hari bahagia bertambahnya usia Megan.Adam dan Marco sudah membaik dari luka-luka mereka dan datang ke mansion itu bersama istri masing-masing. Gwen dan Delia sekarang sibuk membantu suami mereka yang sedang memanggang daging dan ayam. Moji dan Boni juga tidak kalah datang membawa para istri mereka. Dan tampaknya kedua istri mereka saat ini sedang hamil muda.Ilham dan Michela tampak duduk berduaan di gazebo kayu di dekat kolam renang. Orang tua Ethan itu sedang bicara tentang rencana mereka untuk kembali rujuk. Michela berencana untuk tinggal di Mansion Wibisana untuk menjaga Megan yang sedang hamil. Sedangkan Ilham akan menyerahkan semua sahamnya pada Megan. Keputusan itu sudah Ilham sampaik