Kepala pelayan Tan mendekati Ethan lalu meminta maaf sebelum mengendus tubuh pria itu. Bagi indera penciuman normal, Ethan tentu saja sangat wangi dengan parfum beraroma maskulin yang dipakainya setelah mandi tadi. Tapi entah dengan indera penciuman Megan yang sedang hamil.“Tuan selalu wangi seperti biasanya. Tapi mungkin saja ... nona tidak menyukainya,” ucap kepala pelayan Tan membuat Ethan sontak menoleh pada pria tua itu.“Apa maksud kepala pelayan Tan?” tanya Ethan cepat.“Saya tidak bisa menjelaskan apa yang ibu hamil rasakan saat ngidam. Mungkin lebih baik kalau tuan bertanya pada Nyonya Besar tentang masalah ini. Saya ingat kalau Nyonya Besar juga melakukan hal yang sama pada Tuan Besar seperti yang nona lakukan pada tuan, “ ucap kepala pelayan Tan memberikan solusi yang tepat pada Ethan.“Mama lagi dimana ya?” gumam Ethan lalu bergegas mendekati ruang tengah lagi.Ethan mengambil ponselnya dan melihat beberapa chat masuk dari Adam. Sebelum menghubungi mama Michela, Ethan mem
Setelah menutup panggilan Adam, Ethan menatap layar ponselnya. Manik mata huzelnut pria itu menghitung waktu yang terlihat di layar ponselnya. Ethan berpikir untuk datang ke kantor Gregory saat ini. Kalau dia pergi sekarang dan melihat apa yang sedang terjadi di perusahaan itu, Ethan masih punya waktu untuk kembali ke mansion sebelum larut malam.Ethan melirik tangga menuju lantai dua dan tidak melihat tanda-tanda kepala pelayan Tan akan turun dari sana. Pria itu lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu keluar mansion. Tanpa memberitahu siapapun, Ethan memanggil bodyguard yang bertugas malam itu dan memerintahkan untuk menyiapkan mobil sportnya.BRRMM!Mobil sport dua pintu berwarna merah itu pun meluncur cepat menyusuri jalanan mansion sampai di pintu gerbang. Dua motor sport yang dikendarai dua bodyguard elit tampak menyusul mobil yang dikendarai sendiri oleh Ethan. Moji dan Boni juga menyusul dengan mobil Vans mereka. Selalu siap sedia dan waspada adalah moto bodyguard Ethan.
Tiba-tiba hawa dingin menyergap tengkuk Moji. Dia lupa kalau Ethan ada di belakang mereka berdua. Pria itu buru-buru menarik Boni dan menyuruhnya diam dulu. Untung saja pintu lift segera terbuka di lantai ruang kerja Gregory. Moji dan Boni keluar lebih dulu lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Ethan menyusul mereka keluar dan melihat ke arah kiri dari lift.Tampak Gwen duduk di meja kerjanya bersama Marco yang terlihat sibuk dengan laptop mereka masing-masing. Selain mereka berdua, ada beberapa orang yang keluar masuk ruangan yang sepertinya milik Gregory.“Ehem!” Ethan berdehem untuk menyadarkan semua orang tentang kehadirannya. Marco dan Gwen sama-sama menoleh lalu berdiri dari duduknya.“Selamat malam, tuan Ethan,” sapa Gwen sedikit canggung melihat kedatangan Ethan.“Ach, jangan berdiri. Dimana kingkong?” tanya Ethan sambil membuat gerakan tangan menahan sesuatu.“Kingkong, tuan?” tanya GwenEntah kebetulan atau memiliki sebuah firasat yang bagus, Gregory keluar dari ruang kerjanya.
[“Kamu Alexandra Stephenson?”] tanya Ilham dingin ketika melihat wajah Megan muncul di layar monitornya.Pria tua itu ingin menghubungi Ethan untuk membicarakan tentang acara pertunangannya dengan Celia. Rencananya Ilham akan mengadakan konferensi pers dan mengumumkan pertunangan itu bertepatan dengan ulang tahun perusahaan Wibisana Corp.. Membayangkan Ethan dan Celia berdiri berdampingan di panggung dan semua orang bertepuk tangan untuk mereka berdua, membuat Ilham mengendurkan egonya dengan menghubungi Ethan duluan.Megan sempat tercekat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Ilham. Dengan cepat wanita itu menarik nafas panjang dan menenangkan dirinya. Di dalam hatinya, Megan meminta ketegaran pada saudara kembarnya yang sudah lama berpulang.“Ale, berikan aku kekuatan untuk menghadapi orang ini,” batin Megan.Seolah mendapat kekuatan dari Alexandra, Megan menegakkan kepalanya dan mengangguk mantap pada Ilham. Wanita itu berubah dari wanita sederhana dengan sorot mata lemah menjadi w
TRING!Lagi-lagi video yang lain diputar di hadapan Megan. Manik mata wanita itu hanya fokus menatap wajah wanita dengan rambut acak-acakan. Teknik permainan yang hebat dan gerakannya yang luwes menunjukkan kalau wanita itu sangat profesional dan terbiasa melayani pria.[“Dia bukan aku. Bukan,”] ucap Megan yang menggeleng tidak terima dengan tuduhan Ilham.Megan menunduk untuk melirik ke layar ponselnya dan kembali menggeleng demi terlihat oleh Ethan. Wanita itu ingin sekali berteriak pada Ethan kalau wanita itu bukan dirinya. Meskipun wajah mereka terlihat sangat mirip. Megan berharap, Ethan tidak percaya pada apa yang dilihatnya saja.[“Kau masih mengelak?! Buktinya sudah ada di depan mata. Aku tidak bisa membiarkan wanita murahan sepertimu menjadi menantu keluarga Wibisana. Jadi lebih baik kau mundur atau aku sebarkan semua video ini ke media!”] bentak Ilham lalu memutuskan sambungan conference call tanpa mendengar pembelaan Megan.Megan terhenyak dengan keras ke kursi kerja Ethan.
Joshua dan dokter Helena saling pandang mendengar kata-kata Ethan yang tidak berlanjut. Tidak ingin membuang waktu untuk memikirkan apapun yang belum mereka lihat langsung, Joshua segera mempercepat laju mobilnya menuju Mansion Wibisana. Beruntung malam sudah cukup larut sehingga lalu lintas pun tidak terlalu ramai.Sepuluh menit kemudian, mobil Joshua sudah berhenti di halaman Mansion Wibisana. Pria itu tidak perlu repot memarkir mobilnya karena bodyguard yang bertugas malam itu sudah siap mengurusnya. Bersama dengan dokter Helena, Joshua segera masuk ke dalam mansion.“Kakak!” panggil Joshua sambil melihat sekeliling ruang tengah.Seorang pelayan buru-buru mendekati Joshua lalu mengatakan kalau Megan sudah dibawa ke lantai dua. Joshua pun mengangguk pada pelayan itu lalu mengajak dokter Helena menuju kamar Ethan. Sebelum mengikuti Joshua, dokter Helena meminta pelayan membawakan alkohol dan sarung tangan karet untuk berjaga-jaga.“Apa kau sudah memanggil ambulance? Untuk berjaga-jag
Joshua masih belum mengerti apa maksud ucapan Ethan. Pria itu pun membantu Ethan berdiri lalu memapahnya ke sofa besar. Perlahan Ethan dibaringkan di atas sofa itu agar bisa beristirahat dengan baik. Dengan kedua mata terpejam, Ethan menceritakan semua yang didengarnya tadi ketika Megan menghubunginya via video call.“Aku sama sekali tidak mengerti kenapa Megan tidak menekan icon loudspeaker. Setidaknya aku bisa menghentikan papa yang terus menekan Megan. Apa pria tua bangka itu tidak tahu kalau Megan sedang hamil. Aku yang salah meninggalkannya sendirian,” lirih Ethan masih menyalahkan dirinya sendiri.“Aku nggak ngerti, kak. Video apa? Paman Ilham mengirimkan video apa sampai kakak ipar syok seperti itu?” tanya Joshua masih mengejar Ethan.“Aku melihat papa mengirimkan video panas Megan dengan pria lain. Aku tidak tahu papa mendapatkan video itu dari mana, tapi wanita di dalam video itu sangat mirip dengan istriku,” ucap Ethan cukup pelan agar hanya Joshua yang mendengarnya.“Sudah
Gregory menatap dokter Helena dan Joshua bergantian. Tentu saja kehadiran Gregory selarut itu membuat dokter Helena dan Joshua terkejut. Apalagi mereka berdua tahu bagaimana hubungan antara Gregory dan Ethan yang tidak pernah akur.“Kamu mau ngapain kesini? Mau ngajak bertengkar lagi?” tanya dokter Helena yang malas berdebat.“Aku kesini tidak untuk bertengkar denganmu, tapi untuk menemui Megan. Kenapa juga aku harus menjelaskannya padamu?”Gregory mendengus kesal karena bertemu dengan dokter Helena di mansion Ethan. Meskipun Gregory tahu kalau dokter Helena adalah dokter kandungan Megan. Kedatangan pria itu ke Mansion Wibisana adalah atas pemberitahuan dari Ethan tentang kondisi Megan.Meskipun sempat emosi, Gregory mencoba menahan dirinya ketika mendengar suara Ethan yang terdengar lemah dan lelah. Pria itu buru-buru datang ke mansion Ethan segera setelah memerintahkan semua stafnya untuk beristirahat. Apapun yang terjadi dengan perusahaan Stephenson Group, mereka masih punya waktu