Joshua masih belum mengerti apa maksud ucapan Ethan. Pria itu pun membantu Ethan berdiri lalu memapahnya ke sofa besar. Perlahan Ethan dibaringkan di atas sofa itu agar bisa beristirahat dengan baik. Dengan kedua mata terpejam, Ethan menceritakan semua yang didengarnya tadi ketika Megan menghubunginya via video call.“Aku sama sekali tidak mengerti kenapa Megan tidak menekan icon loudspeaker. Setidaknya aku bisa menghentikan papa yang terus menekan Megan. Apa pria tua bangka itu tidak tahu kalau Megan sedang hamil. Aku yang salah meninggalkannya sendirian,” lirih Ethan masih menyalahkan dirinya sendiri.“Aku nggak ngerti, kak. Video apa? Paman Ilham mengirimkan video apa sampai kakak ipar syok seperti itu?” tanya Joshua masih mengejar Ethan.“Aku melihat papa mengirimkan video panas Megan dengan pria lain. Aku tidak tahu papa mendapatkan video itu dari mana, tapi wanita di dalam video itu sangat mirip dengan istriku,” ucap Ethan cukup pelan agar hanya Joshua yang mendengarnya.“Sudah
Gregory menatap dokter Helena dan Joshua bergantian. Tentu saja kehadiran Gregory selarut itu membuat dokter Helena dan Joshua terkejut. Apalagi mereka berdua tahu bagaimana hubungan antara Gregory dan Ethan yang tidak pernah akur.“Kamu mau ngapain kesini? Mau ngajak bertengkar lagi?” tanya dokter Helena yang malas berdebat.“Aku kesini tidak untuk bertengkar denganmu, tapi untuk menemui Megan. Kenapa juga aku harus menjelaskannya padamu?”Gregory mendengus kesal karena bertemu dengan dokter Helena di mansion Ethan. Meskipun Gregory tahu kalau dokter Helena adalah dokter kandungan Megan. Kedatangan pria itu ke Mansion Wibisana adalah atas pemberitahuan dari Ethan tentang kondisi Megan.Meskipun sempat emosi, Gregory mencoba menahan dirinya ketika mendengar suara Ethan yang terdengar lemah dan lelah. Pria itu buru-buru datang ke mansion Ethan segera setelah memerintahkan semua stafnya untuk beristirahat. Apapun yang terjadi dengan perusahaan Stephenson Group, mereka masih punya waktu
Beberapa menit sebelum Megan bangun dari tidurnya, matahari belum benar-benar keluar dari peraduannya ketika dokter Helena terbangun lebih dulu. Wanita itu terbiasa bangun pagi-pagi dan berolahraga sebelum memulai harinya. Tapi pagi ini tubuhnya terasa sakit dan tidak nyaman. Semua perlakuan kasar yang diterimanya semalam, membuat dokter Helena tidak bisa menggerakkan tubuhnya dengan leluasa.“Sss ... kenapa sakit sekali,” lirih dokter Helena ketika mencoba bangkit dari duduknya.Ketika dokter Helena melihat kedua tangannya, terlihat bekas memar kebiruan di pergelangan tangan dan juga lebam di sepanjang tangannya. Dokter wanita itu hanya geleng-geleng kepala melihat kedua tangannya bergantian. Dalam hatinya wanita itu berpikir untuk berlatih bela diri demi keamanannya sendiri.“Menyebalkan! Setidaknya butuh beberapa hari baru bisa hilang. Sepertinya aku harus lebih banyak berlatih bela diri,” gumamnya kesal.Tiba-tiba dokter Helena tercekat saat melihat Joshua bergerak dalam tidurnya.
“Kak, boleh nggak ngomongnya nanti. Aku laper. Mau nasi Padang. Beliin kak,” pinta Megan dengan wajah memelas.Entah wanita itu mendengar atau tidak ucapan Gregory yang panjangnya melebihi kereta api. Fokus Megan justru pada perutnya yang sudah lapar. Mau tidak mau, Gregory pun mengalah dan memesan sebungkus nasi Padang. Pria itu menghubungi sopirnya dan meminta dibelikan nasi Padang sesuai pesanan Megan.“Habis ini, pokoknya cerita. Kakak nggak mau kamu memikirkan sesuatu yang nggak perlu kamu pikirin. Fokus sama bayi dan kesehatanmu saja. Ingat Megan, kamu sedang hamil sekarang,” ucap Gregory menasehati Megan.“Iya, kak. Kakak lama-lama mirip sama dokter Helena deh. Apa kalian jodoh?' goda Megan mulai iseng pada Gregory.“Nggak jadi pesen nasi Padang, neh,” ancam Gregory memicingkan matanya ke arah Megan. “Jangan sebut dokter menyebalkan itu lagi.”“Ciee, marah. Aku kan bisa pesen dari Moji. Wek,” sahut Megan lalu menjulurkan lidahnya pada kakaknya itu.“Kamu ini sama persis sama Al
“Sudah ada, kak. Namanya Larry. Dia bekerja di Stephenson Group. Itu bukannya perusahaan kakak? Jabatannya sebagai manajer produksi. Kakak kenal?” tanya Joshua pada Gregory. Pria itu menscroll beberapa chat dari bodyguard elit Ethan yang berhasil mendapatkan informasi tentang pria yang melecehkan dokter Helena.“Larry, manager produksi? Mungkin Marco tahu. Dengar, bantu aku. Tapi jangan salah paham dulu. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan Megan kalau dokter galak itu kesal padaku. Okay. Aku akan mencari tahu tentang si manajer produksi ini. Dan tugasmu adalah menawarkan sebuah bantuan untuk balas dendam. Aku tidak keberatan memecat seorang karyawan kalau kelakuannya bejat seperti itu. Paham, Jos?” tanya Gregory cepat.Pria berwajah imut itu mengangguk dengan senyum mengembang yang terlihat seperti godaan untuk Gregory. Saat itu Gregory ingin sekali memukul kepala Joshua agar berhenti mengganggunya. Sekali lagi Gregory memberi peringatan pada Joshua untuk tidak mengatakan apapun yang
“Saya sudah selesai mendapatkan semua video yang dikirimkan Tuan Ilham. Sekarang kita bisa menganalisanya. Tuan Ethan sempat mengatakan kalau Tuan pernah menginap di salah satu kamar yang ada di video itu,” ucap Adam sambil melirik reaksi Megan.Wanita cantik itu langsung cemberut mendengar kata-kata Adam. Dengan siapa Ethan menginap di kamar yang terlihat mewah itu adalah apa yang dipikirkannya saat ini.“Tentu saja Tuan menginap sendirian ketika perjalanan bisnis. Saya sudah mendapatkan rekaman CCTV dari hotel itu dan perlu waktu untuk mencari tahu siapa yang menyewa kamar itu lagi. Tidak banyak tamu yang bisa menyewa kamar president suite kecuali tamu VVIP,” jelas Adam lagi agar Megan tidak cemberut lagi.“Cepat lakukan itu. Kalau perlu bantuan Marco, katakan saja. Semakin cepat pelakunya tertangkap, semakin bagus. Apa perlu aku turun tangan untuk menontonnya?” tanya Gregory serius tapi terdengar seperti pria mesumm yang suka menonton video panas.Adam mengangguk cepat dan mengatak
{“Ethan, mama masih menunggu,”} ketik Michela sekali lagi, lalu mengirimkan chat itu pada Ethan.Michela tahu kalau Ethan dan Ilham bertengkar hebat tadi. Suara teriakan mereka bahkan terdengar sampai keluar ruang kerja Ilham. Hanya suara pintu ruang kerja Ilham yang dibanting menutup dengan keras yang memberitahu pada Michela, kalau Ilham sudah keluar dari sana.Sejak pelayan memberitahukan tentang kedatangan Ethan, Michela hampir berlari menemui putranya itu. Dia ingin tahu tentang kabar Megan dan bertanya apakah menantunya itu sudah hamil atau belum. Tapi ketika melihat Ethan langsung masuk ke ruang kerja Ilham dan menutup pintu dengan keras, Michela tahu kalau putranya itu sedang marah pada suaminya.{“Ya, mah,”} ketik Ethan sebagai balasan.Mau tidak mau, Ethan pun beranjak dari duduknya dan keluar dari ruang kerja itu. Untuk sampai ke halaman samping, Ethan harus melewati meja makan dan berjalan lurus melewati lorong kaca yang berseberangan dengan dapur. Michela masih menunggu E
“Benarkah?! Syukurlah, nak. Mama janji akan menjaga Megan. Mama pergi dulu ya,” ucap Michela lalu bersiap-siap untuk pergi ke negara K.“Mama mau kemana?” tanya Ethan heran.“Mama mau kabur. Sssttt! Jangan kasih tahu papamu ya. Mama males disuruh menyiapkan acara pertunanganmu,” bisik Michela lalu bergegas pergi dari sana.Ethan yang masih betah duduk di halaman samping itu, menatap jauh ke langit gelap diatasnya. Pemandangan indah langit malam yang cerah tanpa awan dengan ribuan bintang menghiasinya, tidak bisa membuat Ethan terhibur. Hanya wajah seseorang yang selalu dirindukannya tiba-tiba muncul dihadapannya.“Megan, aku harap kau bisa percaya padaku. Semua yang aku lakukan ini adalah untuk masa depan kita dan anak kita nanti. Aku sangat mencintaimu, Megan. Sangat mencintaimu,” lirih Ethan sedih.Setelah merasa sedikit lelah dan mengantuk, Ethan pun beranjak dari duduknya. Dia melihat beberapa bodyguard Ilham berjaga-jaga di dekatnya. Ethan menarik nafas panjang dan mulai mengeluh