Joshua dan dokter Helena saling pandang mendengar kata-kata Ethan yang tidak berlanjut. Tidak ingin membuang waktu untuk memikirkan apapun yang belum mereka lihat langsung, Joshua segera mempercepat laju mobilnya menuju Mansion Wibisana. Beruntung malam sudah cukup larut sehingga lalu lintas pun tidak terlalu ramai.Sepuluh menit kemudian, mobil Joshua sudah berhenti di halaman Mansion Wibisana. Pria itu tidak perlu repot memarkir mobilnya karena bodyguard yang bertugas malam itu sudah siap mengurusnya. Bersama dengan dokter Helena, Joshua segera masuk ke dalam mansion.“Kakak!” panggil Joshua sambil melihat sekeliling ruang tengah.Seorang pelayan buru-buru mendekati Joshua lalu mengatakan kalau Megan sudah dibawa ke lantai dua. Joshua pun mengangguk pada pelayan itu lalu mengajak dokter Helena menuju kamar Ethan. Sebelum mengikuti Joshua, dokter Helena meminta pelayan membawakan alkohol dan sarung tangan karet untuk berjaga-jaga.“Apa kau sudah memanggil ambulance? Untuk berjaga-jag
Joshua masih belum mengerti apa maksud ucapan Ethan. Pria itu pun membantu Ethan berdiri lalu memapahnya ke sofa besar. Perlahan Ethan dibaringkan di atas sofa itu agar bisa beristirahat dengan baik. Dengan kedua mata terpejam, Ethan menceritakan semua yang didengarnya tadi ketika Megan menghubunginya via video call.“Aku sama sekali tidak mengerti kenapa Megan tidak menekan icon loudspeaker. Setidaknya aku bisa menghentikan papa yang terus menekan Megan. Apa pria tua bangka itu tidak tahu kalau Megan sedang hamil. Aku yang salah meninggalkannya sendirian,” lirih Ethan masih menyalahkan dirinya sendiri.“Aku nggak ngerti, kak. Video apa? Paman Ilham mengirimkan video apa sampai kakak ipar syok seperti itu?” tanya Joshua masih mengejar Ethan.“Aku melihat papa mengirimkan video panas Megan dengan pria lain. Aku tidak tahu papa mendapatkan video itu dari mana, tapi wanita di dalam video itu sangat mirip dengan istriku,” ucap Ethan cukup pelan agar hanya Joshua yang mendengarnya.“Sudah
Gregory menatap dokter Helena dan Joshua bergantian. Tentu saja kehadiran Gregory selarut itu membuat dokter Helena dan Joshua terkejut. Apalagi mereka berdua tahu bagaimana hubungan antara Gregory dan Ethan yang tidak pernah akur.“Kamu mau ngapain kesini? Mau ngajak bertengkar lagi?” tanya dokter Helena yang malas berdebat.“Aku kesini tidak untuk bertengkar denganmu, tapi untuk menemui Megan. Kenapa juga aku harus menjelaskannya padamu?”Gregory mendengus kesal karena bertemu dengan dokter Helena di mansion Ethan. Meskipun Gregory tahu kalau dokter Helena adalah dokter kandungan Megan. Kedatangan pria itu ke Mansion Wibisana adalah atas pemberitahuan dari Ethan tentang kondisi Megan.Meskipun sempat emosi, Gregory mencoba menahan dirinya ketika mendengar suara Ethan yang terdengar lemah dan lelah. Pria itu buru-buru datang ke mansion Ethan segera setelah memerintahkan semua stafnya untuk beristirahat. Apapun yang terjadi dengan perusahaan Stephenson Group, mereka masih punya waktu
Beberapa menit sebelum Megan bangun dari tidurnya, matahari belum benar-benar keluar dari peraduannya ketika dokter Helena terbangun lebih dulu. Wanita itu terbiasa bangun pagi-pagi dan berolahraga sebelum memulai harinya. Tapi pagi ini tubuhnya terasa sakit dan tidak nyaman. Semua perlakuan kasar yang diterimanya semalam, membuat dokter Helena tidak bisa menggerakkan tubuhnya dengan leluasa.“Sss ... kenapa sakit sekali,” lirih dokter Helena ketika mencoba bangkit dari duduknya.Ketika dokter Helena melihat kedua tangannya, terlihat bekas memar kebiruan di pergelangan tangan dan juga lebam di sepanjang tangannya. Dokter wanita itu hanya geleng-geleng kepala melihat kedua tangannya bergantian. Dalam hatinya wanita itu berpikir untuk berlatih bela diri demi keamanannya sendiri.“Menyebalkan! Setidaknya butuh beberapa hari baru bisa hilang. Sepertinya aku harus lebih banyak berlatih bela diri,” gumamnya kesal.Tiba-tiba dokter Helena tercekat saat melihat Joshua bergerak dalam tidurnya.
“Kak, boleh nggak ngomongnya nanti. Aku laper. Mau nasi Padang. Beliin kak,” pinta Megan dengan wajah memelas.Entah wanita itu mendengar atau tidak ucapan Gregory yang panjangnya melebihi kereta api. Fokus Megan justru pada perutnya yang sudah lapar. Mau tidak mau, Gregory pun mengalah dan memesan sebungkus nasi Padang. Pria itu menghubungi sopirnya dan meminta dibelikan nasi Padang sesuai pesanan Megan.“Habis ini, pokoknya cerita. Kakak nggak mau kamu memikirkan sesuatu yang nggak perlu kamu pikirin. Fokus sama bayi dan kesehatanmu saja. Ingat Megan, kamu sedang hamil sekarang,” ucap Gregory menasehati Megan.“Iya, kak. Kakak lama-lama mirip sama dokter Helena deh. Apa kalian jodoh?' goda Megan mulai iseng pada Gregory.“Nggak jadi pesen nasi Padang, neh,” ancam Gregory memicingkan matanya ke arah Megan. “Jangan sebut dokter menyebalkan itu lagi.”“Ciee, marah. Aku kan bisa pesen dari Moji. Wek,” sahut Megan lalu menjulurkan lidahnya pada kakaknya itu.“Kamu ini sama persis sama Al
“Sudah ada, kak. Namanya Larry. Dia bekerja di Stephenson Group. Itu bukannya perusahaan kakak? Jabatannya sebagai manajer produksi. Kakak kenal?” tanya Joshua pada Gregory. Pria itu menscroll beberapa chat dari bodyguard elit Ethan yang berhasil mendapatkan informasi tentang pria yang melecehkan dokter Helena.“Larry, manager produksi? Mungkin Marco tahu. Dengar, bantu aku. Tapi jangan salah paham dulu. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan Megan kalau dokter galak itu kesal padaku. Okay. Aku akan mencari tahu tentang si manajer produksi ini. Dan tugasmu adalah menawarkan sebuah bantuan untuk balas dendam. Aku tidak keberatan memecat seorang karyawan kalau kelakuannya bejat seperti itu. Paham, Jos?” tanya Gregory cepat.Pria berwajah imut itu mengangguk dengan senyum mengembang yang terlihat seperti godaan untuk Gregory. Saat itu Gregory ingin sekali memukul kepala Joshua agar berhenti mengganggunya. Sekali lagi Gregory memberi peringatan pada Joshua untuk tidak mengatakan apapun yang
“Saya sudah selesai mendapatkan semua video yang dikirimkan Tuan Ilham. Sekarang kita bisa menganalisanya. Tuan Ethan sempat mengatakan kalau Tuan pernah menginap di salah satu kamar yang ada di video itu,” ucap Adam sambil melirik reaksi Megan.Wanita cantik itu langsung cemberut mendengar kata-kata Adam. Dengan siapa Ethan menginap di kamar yang terlihat mewah itu adalah apa yang dipikirkannya saat ini.“Tentu saja Tuan menginap sendirian ketika perjalanan bisnis. Saya sudah mendapatkan rekaman CCTV dari hotel itu dan perlu waktu untuk mencari tahu siapa yang menyewa kamar itu lagi. Tidak banyak tamu yang bisa menyewa kamar president suite kecuali tamu VVIP,” jelas Adam lagi agar Megan tidak cemberut lagi.“Cepat lakukan itu. Kalau perlu bantuan Marco, katakan saja. Semakin cepat pelakunya tertangkap, semakin bagus. Apa perlu aku turun tangan untuk menontonnya?” tanya Gregory serius tapi terdengar seperti pria mesumm yang suka menonton video panas.Adam mengangguk cepat dan mengatak
{“Ethan, mama masih menunggu,”} ketik Michela sekali lagi, lalu mengirimkan chat itu pada Ethan.Michela tahu kalau Ethan dan Ilham bertengkar hebat tadi. Suara teriakan mereka bahkan terdengar sampai keluar ruang kerja Ilham. Hanya suara pintu ruang kerja Ilham yang dibanting menutup dengan keras yang memberitahu pada Michela, kalau Ilham sudah keluar dari sana.Sejak pelayan memberitahukan tentang kedatangan Ethan, Michela hampir berlari menemui putranya itu. Dia ingin tahu tentang kabar Megan dan bertanya apakah menantunya itu sudah hamil atau belum. Tapi ketika melihat Ethan langsung masuk ke ruang kerja Ilham dan menutup pintu dengan keras, Michela tahu kalau putranya itu sedang marah pada suaminya.{“Ya, mah,”} ketik Ethan sebagai balasan.Mau tidak mau, Ethan pun beranjak dari duduknya dan keluar dari ruang kerja itu. Untuk sampai ke halaman samping, Ethan harus melewati meja makan dan berjalan lurus melewati lorong kaca yang berseberangan dengan dapur. Michela masih menunggu E
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe
[“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap
Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa
Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s
“Jadi kapan pernikahan kalian akan diadakan? Aku boleh usul?” tanya Ethan sambil mengelus lembut punggung Megan.Sejak beberapa hari ini Megan tidak mau melepaskannya sama sekali. Ethan harus selalu berada dalam jarak pandangnya atau Megan akan menjerit-jerit memanggil pria itu. Megan bahkan ikut ke kantor Wibisana Corp. hanya untuk menatap Ethan yang sedang sibuk bekerja. Untung saja kondisi kesehatan Megan dan kehamilannya sudah baik-baik saja.“Usul apa?” tanya Gregory memicingkan matanya curiga.“Boleh, usul aja yang banyak. Aku lagi malas mengurus pernikahanku,” sahut dokter Helena menyindir Gregory.Sejak dokter Helena menyetujui pernikahan itu, Gregory tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Gregory memilih semua keperluan untuk pesta pernikahan dan juga mengundang banyak orang untuk merencanakan pernikahannya. Pendapat dokter Helena bahkan tidak didengar Gregory sama sekali.“Kamu ngambek, ya? Aku kan ingin yang terbaik untuk pernikahan kita. Sekali seumur hidup, kita berdua
“Eh, itu Alex sama siapa?” tanya dokter Helena sambil menunjuk ke arah Alex dan wanita itu.Keduanya secara bersamaan menoleh menatap dokter Helena dan berjalan mendekati mereka. Saat itu dokter Helena baru menyadari siapa wanita yang bersama dengan Alex.“Loh, suster Hanna? Kok bisa kesini? Ada apa?” tanya dokter Helena yang mengenali salah satu suster di rumah sakit Wibisana.“Dokter Helena, saya diminta mengantarkan obat untuk Nyonya Megan. Kebetulan ketemu Alex tadi di depan,” ucap suster Hanna lugas.Ucapan suster Hanna membuat Ethan, Gregory, dan dokter Helena saling pandang lalu tersenyum curiga. Ketiganya kompak memicingkan matanya menatap Alex yang terlihat salah tingkah. Wajah pria itu sudah memerah dan terlihat tidak berani menatap balik pada Tuannya.“Kalian kok sepertinya sangat akrab ya. Apa ada sesuatu?” tanya Gregory curiga.“Itu .. Tuan. Anu ….” Alex menelan salivanya sebelum memberanikan dirinya untuk menjawab.“Kami bersahabat waktu SMA, Tuan. Sudah lama kami tidak
Beberapa hari kemudian di Mansion Stephenson, semua orang sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun Megan. Gregory sudah menyiapkan sebuah pesta kebun di samping kolam renang hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan bodyguard dan pelayan juga berkumpul untuk ikut merasakan hari bahagia bertambahnya usia Megan.Adam dan Marco sudah membaik dari luka-luka mereka dan datang ke mansion itu bersama istri masing-masing. Gwen dan Delia sekarang sibuk membantu suami mereka yang sedang memanggang daging dan ayam. Moji dan Boni juga tidak kalah datang membawa para istri mereka. Dan tampaknya kedua istri mereka saat ini sedang hamil muda.Ilham dan Michela tampak duduk berduaan di gazebo kayu di dekat kolam renang. Orang tua Ethan itu sedang bicara tentang rencana mereka untuk kembali rujuk. Michela berencana untuk tinggal di Mansion Wibisana untuk menjaga Megan yang sedang hamil. Sedangkan Ilham akan menyerahkan semua sahamnya pada Megan. Keputusan itu sudah Ilham sampaik