“Sudah ada, kak. Namanya Larry. Dia bekerja di Stephenson Group. Itu bukannya perusahaan kakak? Jabatannya sebagai manajer produksi. Kakak kenal?” tanya Joshua pada Gregory. Pria itu menscroll beberapa chat dari bodyguard elit Ethan yang berhasil mendapatkan informasi tentang pria yang melecehkan dokter Helena.“Larry, manager produksi? Mungkin Marco tahu. Dengar, bantu aku. Tapi jangan salah paham dulu. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan Megan kalau dokter galak itu kesal padaku. Okay. Aku akan mencari tahu tentang si manajer produksi ini. Dan tugasmu adalah menawarkan sebuah bantuan untuk balas dendam. Aku tidak keberatan memecat seorang karyawan kalau kelakuannya bejat seperti itu. Paham, Jos?” tanya Gregory cepat.Pria berwajah imut itu mengangguk dengan senyum mengembang yang terlihat seperti godaan untuk Gregory. Saat itu Gregory ingin sekali memukul kepala Joshua agar berhenti mengganggunya. Sekali lagi Gregory memberi peringatan pada Joshua untuk tidak mengatakan apapun yang
“Saya sudah selesai mendapatkan semua video yang dikirimkan Tuan Ilham. Sekarang kita bisa menganalisanya. Tuan Ethan sempat mengatakan kalau Tuan pernah menginap di salah satu kamar yang ada di video itu,” ucap Adam sambil melirik reaksi Megan.Wanita cantik itu langsung cemberut mendengar kata-kata Adam. Dengan siapa Ethan menginap di kamar yang terlihat mewah itu adalah apa yang dipikirkannya saat ini.“Tentu saja Tuan menginap sendirian ketika perjalanan bisnis. Saya sudah mendapatkan rekaman CCTV dari hotel itu dan perlu waktu untuk mencari tahu siapa yang menyewa kamar itu lagi. Tidak banyak tamu yang bisa menyewa kamar president suite kecuali tamu VVIP,” jelas Adam lagi agar Megan tidak cemberut lagi.“Cepat lakukan itu. Kalau perlu bantuan Marco, katakan saja. Semakin cepat pelakunya tertangkap, semakin bagus. Apa perlu aku turun tangan untuk menontonnya?” tanya Gregory serius tapi terdengar seperti pria mesumm yang suka menonton video panas.Adam mengangguk cepat dan mengatak
{“Ethan, mama masih menunggu,”} ketik Michela sekali lagi, lalu mengirimkan chat itu pada Ethan.Michela tahu kalau Ethan dan Ilham bertengkar hebat tadi. Suara teriakan mereka bahkan terdengar sampai keluar ruang kerja Ilham. Hanya suara pintu ruang kerja Ilham yang dibanting menutup dengan keras yang memberitahu pada Michela, kalau Ilham sudah keluar dari sana.Sejak pelayan memberitahukan tentang kedatangan Ethan, Michela hampir berlari menemui putranya itu. Dia ingin tahu tentang kabar Megan dan bertanya apakah menantunya itu sudah hamil atau belum. Tapi ketika melihat Ethan langsung masuk ke ruang kerja Ilham dan menutup pintu dengan keras, Michela tahu kalau putranya itu sedang marah pada suaminya.{“Ya, mah,”} ketik Ethan sebagai balasan.Mau tidak mau, Ethan pun beranjak dari duduknya dan keluar dari ruang kerja itu. Untuk sampai ke halaman samping, Ethan harus melewati meja makan dan berjalan lurus melewati lorong kaca yang berseberangan dengan dapur. Michela masih menunggu E
“Benarkah?! Syukurlah, nak. Mama janji akan menjaga Megan. Mama pergi dulu ya,” ucap Michela lalu bersiap-siap untuk pergi ke negara K.“Mama mau kemana?” tanya Ethan heran.“Mama mau kabur. Sssttt! Jangan kasih tahu papamu ya. Mama males disuruh menyiapkan acara pertunanganmu,” bisik Michela lalu bergegas pergi dari sana.Ethan yang masih betah duduk di halaman samping itu, menatap jauh ke langit gelap diatasnya. Pemandangan indah langit malam yang cerah tanpa awan dengan ribuan bintang menghiasinya, tidak bisa membuat Ethan terhibur. Hanya wajah seseorang yang selalu dirindukannya tiba-tiba muncul dihadapannya.“Megan, aku harap kau bisa percaya padaku. Semua yang aku lakukan ini adalah untuk masa depan kita dan anak kita nanti. Aku sangat mencintaimu, Megan. Sangat mencintaimu,” lirih Ethan sedih.Setelah merasa sedikit lelah dan mengantuk, Ethan pun beranjak dari duduknya. Dia melihat beberapa bodyguard Ilham berjaga-jaga di dekatnya. Ethan menarik nafas panjang dan mulai mengeluh
BRAK!Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka lebar dan dua bodyguard itu memergoki Celia berada di dalam kamar. Melihat pakaian Celia yang cukup terbuka, kedua bodyguard itu membelalakkan kedua matanya. Setiap pria yang melihat tubuh wanita cantik seperti Celia tentu saja akan tergoda. Apalagi dengan piyama tidur tipis yang bahkan terlalu mini untuk dikenakan wanita dewasa seperti Celia.“Siapa kamu?!” tanya salah satu bodyguard menegur Celia.“Aku ….” Celia menelan salivanya sebelum menjawab pertanyaan sederhana itu.Celia berpikir kalau sampai dirinya mengaku sebagai Celia Wisesa, entah apa yang akan dilaporkan para bodyguard itu pada Ilham. Imagenya sebagai wanita baik-baik, akan hancur dalam sekejap di mata calon ayah mertuanya itu. Apalagi Ilham sudah menyiapkan pesta pertunangan yang sangat meriah untuknya besok.“Sial! Seharusnya aku memastikan dulu kalau Ethan berada di kamar ini atau tidak. Sekarang apa yang harus aku lakukan?” batin Celia geram. Rencana Celia untuk menggoda Ethan
Di Mansion Stephenson, Megan sedang beristirahat di ruang tengah setelah makan malam bersama Gregory. Kakaknya itu hanya menemaninya sebentar di ruang tengah sebelum Marco menghubunginya. Gregory harus kembali ke perusahaan untuk mengurus beberapa hal yang penting.Untuk menemani Megan, Gregory memperkenalkan seluruh pelayan di rumah itu. Terutama pelayan yang mengenal Alexandra dengan sangat baik. Satu per satu pelayan itu menceritakan apa kesukaan Alexandra dan apa yang tidak disukainya. Bahkan para pelayan itu tahu apa saja yang dikerjakan Alexandra seharian mulai dari bangun pagi sampai tidur lagi.Alexandra selalu pulang tepat waktu sebelum jam sepuluh malam. Meskipun dirinya pergi ke pesta, Alexandra pasti akan kembali ke mansion pada jam yang sama. Mendengar cerita para pelayan itu, Megan semakin yakin kalau video panas yang dilihatnya itu, bukan Alexandra.Megan masih asyik mendengarkan cerita para pelayannya ketika seseorang datang ke mansion itu. Semua orang menoleh menatap
Keesokan harinya, Gregory terbangun di sofa ruang tengah. Mata pria itu memicing sejenak sebelum terbuka seluruhnya. Gregory menggeliat untuk melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku, sebelum menyadari lengannya terasa berat. Ketika melirik ke samping, Gregory terkekeh geli melihat wajah cantik Megan yang tertidur pulas dalam dekapannya. Dengkuran halus terdengar dari bibir Megan yang sesekali sibuk mengunyah sesuatu.Gregory mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam sampai saat dirinya terbangun. Tapi hal terakhir yang diingatnya hanya Megan tertawa keras sambil menggodanya tentang dokter Helena. Sepertinya Gregory tertidur setelah berhasil menghibur Megan lagi.“Dik, kamu adalah keluargaku yang tersisa. Jika Ale tidak bisa bahagia, aku mendoakan kebahagiaanmu diatas segalanya. Dan aku akan berusaha mewujudkan semua keinginanmu, Megan,” ucap Gregory lembut.“Tapi kenapa kamu malah tidur disini sama kakak? Apa mungkin kamu merindukan kakak? Iya ‘kan? Benar ‘kan?” Gregory girang se
Tak lama, Moji dan Boni datang ke Mansion Stephenson. Kedua bodyguard setia Ethan itu sudah siap menjemput Megan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Sebelum pergi, Megan melirik layar TV yang sudah dimatikan Gregory sebelum acara pertunangan Ethan dan Celia selesai ditayangkan.“Mah, aku pamit ya. Aku janji akan menjaga cucu mama baik-baik,” ucap Megan sambil menciumm tangan Michela dan memeluk mama mertuanya itu.Setelah Michela melepaskannya, Megan berpaling pada Gregory. “Kak, aku pergi dulu ya. Kakak bisa mencariku di rumah Ibu. Sampai jumpa, kak.”“Kamu yakin mau pergi sekarang? Belum mandi. Belum gosok gigi. Belum sarapan,” ucap Gregory membaca semua yang belum dilakukan Megan setelah bangun pagi ini.“Iih, kakak. Nanti aku mandi di rumah Ibu,” sahut Megan cemberut.Gregory nyengir kuda melihat adiknya kesal padanya. Megan pun pergi membawa beberapa barang yang diberikan Michela kemarin. Bersama Moji dan Boni yang selalu siap menjaganya 24 jam, Megan menuju rumah lamanya. Di per