Pada akhirnya Alif meminta 4 orang bodyguard untuk masuk ke dalam ruangan tersebut, mereka ditugaskan untuk mencari Diana di sana.Dia juga meminta dua orang bodyguard lainnya untuk berjaga di depan pintu utama dari ruangan tersebut, sedangkan 4 bodyguard lainnya disuruh berjaga pintu belakang.Tentu saja hal itu dilakukan agar tidak ada orang yang berusaha untuk melarikan Diana, jangan sampai mereka kehilangan jejak dari calon istri atasannya tersebut."Siap laksanakan, Tuan!" ujar semua bodyguard yang Alif ajak dengan pelan tapi penuh penekanan."Lalu, aku harus melakukan apa?" tanya Aiden dengan tak sabar."Kita akan memantau mereka dari tempat yang aman, sabarlah.'' Alif mencoba untuk menenangkan sahabat dari istrinya itu.Melihat Alif sedang menyusun rencana dengan Aiden, juragan kapal seakan tidak ingin ikut andil dalam misi penyelamatan Diana.Setahunya anggota perdagangan manusia itu memiliki banyak senjata, dia takut akan mati konyol di sana."Ehm! Maaf, Tuan. Bisakah saya pu
Para pengawal dari pria muda itu langsung berpencar, tentu saja tujuannya adalah untuk mencari Diana. Dia sudah membeli Diana dari orang-orang yang menculiknya, para preman suruhan dari Angel.Di saat para pengawal itu sudah mulai berpencar, Aiden masih terdiam seraya memeluk Diana. Dia harus melindungi wanitanya, jangan sampai Diana syok karena ulah para penjahat itu.Di saat Aiden sedang melindungi wanitanya, Alif dan juga sepuluh bodyguard kepercayaannya sedang memikirkan bagaimana caranya agar mereka bisa pergi dari sana.Tentunya mereka harus memikirkan cara yang aman, cara yang bisa membuat keduanya lolos dari kejaran pengawal tanpa melukai keduanya."Aku akan melindungi Aiden dan juga Diana, sedangkan kalian berpencar menjadi 3 bagian untuk mengecoh lawan!" titah Alif.Mereka nampak menganggukkan kepalanya tanda mengerti, karena memang tugas mereka adalah untuk melindungi dan mengecoh lawan agar tuan mereka tidak celaka."Siap, Tuan." Mereka berucap dengan perlahan karena takut
Setelah mendapatkan tindakan, akhirnya Diana dan juga Aiden bisa selamat. Keduanya kini sudah dipindahkan ke dalam ruang perawatan, sayangnya kini keduanya belum juga sandarkan diri.Alif dan beberapa bodyguard yang ikut dalam misi penyelamatan Diana, kini sudah pulang ke tempat masing-masing. Sedangkan beberapa bodyguard yang menjaga Diana dan juga Aiden adalah bawaan dari Alicia.Tentunya Alif dan juga semua bodyguard yang ikut menyelamatkan Diana dan juga Aiden sudah mendapatkan pemeriksaan terlebih dahulu dari dokter, karena mereka sempat baku hantam dengan para pengawal dari pemilik tempat perdagangan anak.Walaupun Alif sudah sampai ke kediamannya, tetapi tidak lupa sebelum itu dia juga melakukan laporan kepada polisi tentang tempat di mana adanya perdagangan manusia.Dengan seperti itu, Alif berharap tidak ada lagi wanita yang diperjualbelikan dengan semaunya. Dijadikan budak seksualitas seperti barang tidak berharga.Aiden dan jug
Saat tiba di dalam kamar, Aiden mendudukkan Diana dengan perlahan di depan meja rias. Lalu, dia membantu istrinya untuk membuka tiara di atas kepalanya. Dia juga membantu istrinya untuk membuka aksesoris yang ada di atas kepala istrinya.Diana sampai tertunduk malu dibuatnya, terlebih lagi saat Aiden mulai mengecupi leher jenjangnya. Diana yang kegelian langsung menggeliatkan tubuhnya."Geli, Mas!" protes Diana.Aiden tersenyum, lalu dia mengusap pundak Diana dan dan mengecup pipi Dian secara bergantian. Bangga sekali karena akhirnya dia bisa menikah wanita yang membuat dirinya jatuh cinta itu."Wangi banget kamu tuh, bikin aku nggak sabar buat--"Aiden tidak meneruskan ucapannya, dia langsung membalikkan tubuh istrinya sehingga kini mereka saling berhadapan.Tanpa banyak bicara, Aiden langsung menyatukan bibir mereka. Setiap kali melihat bibir istrinya, Aiden selalu saja merasa tidak tahan untuk merasakan manisnya bibir Diana.Kini mereka sudah menjadi pasangan yang halal, rasanya Ai
Diana memanglah seorang janda, Aiden sempat berpikir jika memiliki istri seorang janda akan mudah dalam melakukan penyatuan. Karena wanita yang menjadi istrinya itu pernah melakukannya dengan mantan suaminya.Namun, ternyata milik Diana begitu sempit. Milik Aiden terasa terjepit, Aiden bahkan mengurungkan niatnya untuk kembali melakukan percintaan panas mereka.Karena baru satu kali melakukan percintaan panas saja, Diana sudah merasakan perih yang luar biasa pada area intinya.Aiden sampai berkata di dalam hatinya, mungkinkah Bara mencari istrinya karena ada kenikmatan yang berbeda ketika bercinta dengan istrinya tersebut.Karena yang Aiden rasakan, semakin lama bercinta dengan Diana, serasa lebih nikmat dan miliknya terasa terjepit dengan kuat. Semakin seret dan sangat nikmat.Setelah melakukan percintaan panas, mereka mandi dan melakukan salat zhuhur. Melakukan makan siang dan pada akhirnya tidur bersama."Kamu memang sempurna, Sayang." Aiden memuji istrinya dengan tulus.Sore telah
Sesuai dengan permintaan Bara, Alfath mengendarai mobilnya menuju pelosok desa di mana di sana tidak ada internet sama sekali.Sebuah kampung yang masih sulit untuk dijamah dengan kendaraan umum, di mana di sana hanya ada hamparan sawah yang begitu luas dan perkebunan yang begitu membentang.Hal itu sengaja Alfath lakukan agar tuannya itu tidak bisa ditemukan oleh polisi, zaman sekarang adalah zaman canggih. Di mana orang yang bersembunyi dengan rapat pun bisa ditemukan dengan begitu mudah.Maka dari itu Alfath membawa tuannya ke tempat yang sulit untuk ditemukan, tempat yang pastinya sangat pas untuk Bara menenangkan diri dan merencanakan sesuatu hal untuk merebut Diana berpisah dari Aiden.Setelah melakukan perjalanan selama 12 jam, akhirnya mereka sampai di sebuah Villa di daerah terpencil yang susah dari jangkauan masyarakat luas.Namun, walaupun seperti itu tetapi fasilitasnya begitu lengkap. Segala sesuatu hal sudah disiapkan oleh Alfath, tuannya tidak akan kekurangan apa pun."
Dia yang memilih genre film tersebut, tetapi kini dia sendiri yang tersiksa. Karena ternyata film tersebut banyak adegan kiss-nya, bahkan ada adegan di mana seorang wanita begitu agresif dalam mencari perhatian seorang pria.Pria itu ternyata gampang tergoda dan pada akhirnya mereka berakhir di atas ranjang, walaupun tidak diperlihatkan detailnya seperti apa, tetapi tetap saja hal itu membuat Aiden panas dingin."Yang!" rengek Aiden.Diana sebenarnya merasa kasihan melihat raut wajah suaminya, tetapi dia sengaja tidak memberikan respon yang baik kepada suaminya tersebut."Jangan berisik, Mas. Jangan kaya anak kecil deh," bisik Diana yang tidak mau membuat orang lain terganggu dengan suaranya.Aiden langsung menekuk wajahnya, dia menegakkan tubuhnya lalu memfokuskan pandangannya pada layar besar yang ada di hadapannya.Dia bertekad di dalam hatinya tidak akan menolehkan wajahnya ke arah Diana, karena menoleh sedikit saja ke arah istrinya itu menjadi hal yang sangat berbahaya bagi dirin
"Anu, Tuan. Itu---"Bibi malah menggaruk pelipis kanannya, dia seperti kebingungan mau mengatakan Siapa yang datang ke sana."Siapa, Bi? Katakan saja," ujar Aiden."Calon besan gak jadi, Den."Aiden hanya bisa menghela napas berat ketika mengetahui siapa yang datang, dua orang yang sangat tidak ingin dia temui itu malah datang ke rumahnya.Kesalahannya memang murni diciptakan oleh Angel, tapi tetap saja dia tidak ingin bertemu dengan kedua orang tua wanita itu. Walaupun mereka tidak ikut andil dalam apa yang dilakukan oleh Angel."Ada apa datang kemari? Kenapa begitu memaksakan untuk datang di saat larut malam seperti ini?" tanya Aiden dengan wajah datarnya.Amira dan juga Arkan la terlihat saling pandang mendengar pertanyaan dari Aiden, karena pada kenyataannya mereka sudah datang dari dua jam yang lalu.Mereka membutuhkan bantuan dari Aiden, maka dari itu mereka hanya menunggu Aiden yang mungkin sedang bergulat dengan istrinya, pikirnya."Kami sudah dua jam berada di sini, maaf kala
Satu minggu sudah Diana dan juga Aiden tinggal di luar kota, bukan hanya sekedar melakukan pengembangan bisnis. Namun, mereka seperti terlihat sedang melakukan bulan madu.Setelah pekerjaan selesai, Aiden akan mengajak Diana untuk pergi jalan-jalan. Aiden akan menghabiskan waktu bersama dengan Diana di luar, entah itu untuk makan, hanya sekedar jalan-jalan dan pergi untuk mencari jajanan khas daerah tersebut.Hari ini adalah hari terakhir Diana dan juga Aiden berada di kota tersebut, mereka berdua sedang berkeliling kota untuk mencari oleh-oleh.Aiden berkata mereka tidak perlu membeli oleh-oleh yang banyak, lagi pula dia tidak memiliki saudara yang banyak. Tante Alicia pun berada di luar negeri, beli oleh-oleh sedikit saja untuk Bagas dan juga asisten yang berada di rumahnya.Namun, Diana malah membeli banyak sekali makanan. Dia juga membeli beberapa kerajinan khas daerah sana seperti gelang dan juga kalung, bahkan dia juga memberi topi berhiaskan cangkang kerang."Yang, aku mau beli
Pada akhirnya, Diana dan juga Aiden memakan makanan yang sangat diinginkan oleh Diana itu. Diana memakan cumi pedas manis dengan irisan belimbing wuluh itu dengan raut wajah sumringah.Berbeda dengan Aiden, pria itu sesekali memejamkan matanya karena menahan rasa asam yang begitu menyengat di lidahnya. Air liurnya bahkan sampai hendak menetes."Yang, ini asem banget loh. Nanti kamu bisa sakit perut," ucap Aiden.Diana menolehkan wajahnya ke arah Aiden, lalu dia kembali fokus pada makanan yang ada di hadapannya. Tak ada niatan untuk wanita itu menghentikan kunyahannya."Yang, asem. Nanti sakit perut loh," ulang Aiden."Nggak akan dong, Yang. Ini sangat enak," jawab Diana dengan mulut yang penuh dengan makanan.Aiden tidak menyangka jika Diana akan memesan makanan yang membuat dirinya tersiksa, rasa asam dari belimbing wuluh itu benar-benar membuat dia seakan hendak muntah."Ya udah, kamu abisin makanannya, ya?" ujar Aiden.Aiden yang sudah merasa tidak tahan menghentikan kunyahannya, D
Di saat Aiden sedang melakukan meeting penting dengan klien, Diana benar-benar tertidur dengan begitu lelap. Wanita itu bahkan tidak mengingat untuk memakan apa pun, dia hanya merasakan lelah yang luar biasa.Padahal Dia a tidak banyak mengerjakan pekerjaan, tetapi wanita itu merasakan matanya seakan tidak bisa dibuka. Matanya ingin terus menutup dan tubuhnya seakan ingin menempel terus pada bantal.Alhasil, wanita itu kini masih terlelap dalam tidurnya. Terlebih lagi di sana tidak ada Aiden, tidak ada yang mengganggu waktu tidurnya sama sekali.Meeting penting yang dilakukan oleh Aiden ternyata menghabiskan banyak waktu, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan.Terlebih lagi perusahaan cabang ini belum lama berdiri, Aiden harus benar-benar mengurus semuanya dengan sangat baik. Agar tidak salah dalam melangkah nantinya.Pukul 8 malam, Aiden bisa bernapas dengan begitu lega. Karena akhirnya dia bisa segera menemui istrinya, istri tercintanya yang sudah sangat dia rindukan."Akhirn
"Hem! Kamu akan aku hukum dengan--"Dia tak meneruskan ucapannya, Aiden dengan cepat mendekatkan wajahnya pada wajah Diana, bibirnya dengan lincah langsung mengecupi leher jenjang istrinya.Padahal, mereka belum lama selesai bercinta. Akan tetapi, Aiden terlihat begitu berhasrat saat menatap wajah istrinya itu."Jangan, Mas. Aku lelah, hukumannya diganti sama yang lain aja. Nanti aku bisa pingsan," ucap Diana mengiba.Bercinta dengan Aiden memang selalu membuat dia merintih penuh nikmat, tetapi jika terus-menerus melakukannya, rasanya dia benar-benar tidak sanggup."Tapi aku-nya pengen, Yang." Aiden kembali mencumbui bibir istrinya.Namun, dengan cepat Diana menghindari pria itu. Bukannya dia ingin membantah, tetapi ini di kantor. Pekerjaan Aiden sudah terbengkalai, jika mereka kembali bercinta, maka pekerjaan tidak akan selesai juga."Sayang! Pekerjaannya diselesaikan dulu, nanti malem aku kasih lagi," ucap Diana seraya tersenyum dengan begitu manis agar suaminya itu luluh.Awalnya w
Diana tetap menggoyangkan pinggulnya di atas tubuh suaminya, tetapi tidak lama kemudian dia langsung tertawa karena tidak tahan melihat kekesalan di wajah suaminya.Semakin hari dia semakin mengenal sifat dari suaminya, menurutnya Aiden adalah pria yang baik. Pria yang penyayang dan juga pengertian. Namun, dia juga merupakan pria yang tidak ingin diganggu kalau sedang memiliki aktivitas yang serius."Jangan marah-marah, nanti malah nggak enak loh." Diana berkata dengan napas yang terengah-engah, karena saat ini dia sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan yang sebentar lagi akan dia dapatkan."Iya, Sayangku."Aiden tersenyum, lalu tangannya terulur untuk meremat kedua dada istrinya dengan begitu lembut. Tidak lama kemudian, bibir Aiden langsung menyambar ujung dada istrinya dengan rakus.Dia sesap dengan penuh gairah, dia perlakukan dada istrinya seperti sebuah makanan yang begitu nikmat untuk disantap."Enak, Yang." Diana merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa saat ini.
"Ada apa? Kenapa kamu gelisah seperti itu?" tanya Bagas.Diana langsung menolehkan wajahnya ke arah Bagas, dia berusaha untuk tersenyum manis ke arah ayahnya tersebut. Walaupun dia menduga ada orang yang membuntuti dirinya, tetapi dia tidak bisa mengatakan hal itu begitu saja kepada Bagas.Dia takut jika ayahnya tersebut akan ketakutan, dia takut jika ayahnya akan banyak pikiran. Karena tentunya itu akan berpengaruh terhadap kesehatan dari ayahnya tersebut."Tidak apa-apa, aku hanya kepikiran mas Aiden saja. Dia selalu saja capek dalam bekerja, hari ini aku nggak ikut kerja. Pasti dia akan begitu sibuk," ucap Diana beralasan.Bagas langsung menganggukkan kepalanya, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh putrinya. Menantunya itu memang orang yang sangat bekerja keras dalam kesehariannya."Kalau seperti itu, seharusnya tadi kamu tidak usah mengantar Bapak. Bapak kan' bisa pergi dengan sopir," ucap Bagas."Eh? Nggak kayak gitu juga, Pak. Bapak tetap yang terpenting, karena mengurusi Bap
Aiden berteriak-teriak memanggil nama istrinya, dia mencari-cari istrinya dari mulai kamar mandi sampai walk in closet tapi tidak ada.Aiden yang memiliki rasa trauma setelah Diana diculik merasa ketakutan, dia langsung berlari keluar dari dalam kamarnya. Dia ingin berlari ke dapur untuk mencari istrinya.Sungguh dia berharap jika istrinya ada di sana, karena kehausan Diana pergi ke dapur untuk minum, pikirnya.Saat melewati ruang keluarga, Aiden berpapasan dengan bibi. Aiden tentu saja menghentikan langkahnya, karena ingin bertanya kepada bibi. Namun, bibi malah menutup matanya dan membalikkan tubuhnya."Bibi kenapa? Kenapa malah bersikap seperti itu? Saya mau tanya tentang Diana, Bi. Ke mana dia? Apakah ada di dapur?" tanya Aiden.Aiden bertanya dengan tidak sabar kepada bibi, sedangkan bibi terlihat begitu enggan untuk melihat majikannya tersebut."Anu, Den. Nyonya Diana di kamar pak Bagas, tadi dia sesak napas. Jadi Nyonya sedang mengurusi bapaknya," jawab Bibi.Mendengar jawaban
"Anu, Tuan. Itu---"Bibi malah menggaruk pelipis kanannya, dia seperti kebingungan mau mengatakan Siapa yang datang ke sana."Siapa, Bi? Katakan saja," ujar Aiden."Calon besan gak jadi, Den."Aiden hanya bisa menghela napas berat ketika mengetahui siapa yang datang, dua orang yang sangat tidak ingin dia temui itu malah datang ke rumahnya.Kesalahannya memang murni diciptakan oleh Angel, tapi tetap saja dia tidak ingin bertemu dengan kedua orang tua wanita itu. Walaupun mereka tidak ikut andil dalam apa yang dilakukan oleh Angel."Ada apa datang kemari? Kenapa begitu memaksakan untuk datang di saat larut malam seperti ini?" tanya Aiden dengan wajah datarnya.Amira dan juga Arkan la terlihat saling pandang mendengar pertanyaan dari Aiden, karena pada kenyataannya mereka sudah datang dari dua jam yang lalu.Mereka membutuhkan bantuan dari Aiden, maka dari itu mereka hanya menunggu Aiden yang mungkin sedang bergulat dengan istrinya, pikirnya."Kami sudah dua jam berada di sini, maaf kala
Dia yang memilih genre film tersebut, tetapi kini dia sendiri yang tersiksa. Karena ternyata film tersebut banyak adegan kiss-nya, bahkan ada adegan di mana seorang wanita begitu agresif dalam mencari perhatian seorang pria.Pria itu ternyata gampang tergoda dan pada akhirnya mereka berakhir di atas ranjang, walaupun tidak diperlihatkan detailnya seperti apa, tetapi tetap saja hal itu membuat Aiden panas dingin."Yang!" rengek Aiden.Diana sebenarnya merasa kasihan melihat raut wajah suaminya, tetapi dia sengaja tidak memberikan respon yang baik kepada suaminya tersebut."Jangan berisik, Mas. Jangan kaya anak kecil deh," bisik Diana yang tidak mau membuat orang lain terganggu dengan suaranya.Aiden langsung menekuk wajahnya, dia menegakkan tubuhnya lalu memfokuskan pandangannya pada layar besar yang ada di hadapannya.Dia bertekad di dalam hatinya tidak akan menolehkan wajahnya ke arah Diana, karena menoleh sedikit saja ke arah istrinya itu menjadi hal yang sangat berbahaya bagi dirin