Setelah mendapatkan tindakan, akhirnya Diana dan juga Aiden bisa selamat. Keduanya kini sudah dipindahkan ke dalam ruang perawatan, sayangnya kini keduanya belum juga sandarkan diri.
Alif dan beberapa bodyguard yang ikut dalam misi penyelamatan Diana, kini sudah pulang ke tempat masing-masing. Sedangkan beberapa bodyguard yang menjaga Diana dan juga Aiden adalah bawaan dari Alicia.Tentunya Alif dan juga semua bodyguard yang ikut menyelamatkan Diana dan juga Aiden sudah mendapatkan pemeriksaan terlebih dahulu dari dokter, karena mereka sempat baku hantam dengan para pengawal dari pemilik tempat perdagangan anak.Walaupun Alif sudah sampai ke kediamannya, tetapi tidak lupa sebelum itu dia juga melakukan laporan kepada polisi tentang tempat di mana adanya perdagangan manusia.Dengan seperti itu, Alif berharap tidak ada lagi wanita yang diperjualbelikan dengan semaunya. Dijadikan budak seksualitas seperti barang tidak berharga.Aiden dan jugSaat tiba di dalam kamar, Aiden mendudukkan Diana dengan perlahan di depan meja rias. Lalu, dia membantu istrinya untuk membuka tiara di atas kepalanya. Dia juga membantu istrinya untuk membuka aksesoris yang ada di atas kepala istrinya.Diana sampai tertunduk malu dibuatnya, terlebih lagi saat Aiden mulai mengecupi leher jenjangnya. Diana yang kegelian langsung menggeliatkan tubuhnya."Geli, Mas!" protes Diana.Aiden tersenyum, lalu dia mengusap pundak Diana dan dan mengecup pipi Dian secara bergantian. Bangga sekali karena akhirnya dia bisa menikah wanita yang membuat dirinya jatuh cinta itu."Wangi banget kamu tuh, bikin aku nggak sabar buat--"Aiden tidak meneruskan ucapannya, dia langsung membalikkan tubuh istrinya sehingga kini mereka saling berhadapan.Tanpa banyak bicara, Aiden langsung menyatukan bibir mereka. Setiap kali melihat bibir istrinya, Aiden selalu saja merasa tidak tahan untuk merasakan manisnya bibir Diana.Kini mereka sudah menjadi pasangan yang halal, rasanya Ai
Diana memanglah seorang janda, Aiden sempat berpikir jika memiliki istri seorang janda akan mudah dalam melakukan penyatuan. Karena wanita yang menjadi istrinya itu pernah melakukannya dengan mantan suaminya.Namun, ternyata milik Diana begitu sempit. Milik Aiden terasa terjepit, Aiden bahkan mengurungkan niatnya untuk kembali melakukan percintaan panas mereka.Karena baru satu kali melakukan percintaan panas saja, Diana sudah merasakan perih yang luar biasa pada area intinya.Aiden sampai berkata di dalam hatinya, mungkinkah Bara mencari istrinya karena ada kenikmatan yang berbeda ketika bercinta dengan istrinya tersebut.Karena yang Aiden rasakan, semakin lama bercinta dengan Diana, serasa lebih nikmat dan miliknya terasa terjepit dengan kuat. Semakin seret dan sangat nikmat.Setelah melakukan percintaan panas, mereka mandi dan melakukan salat zhuhur. Melakukan makan siang dan pada akhirnya tidur bersama."Kamu memang sempurna, Sayang." Aiden memuji istrinya dengan tulus.Sore telah
Sesuai dengan permintaan Bara, Alfath mengendarai mobilnya menuju pelosok desa di mana di sana tidak ada internet sama sekali.Sebuah kampung yang masih sulit untuk dijamah dengan kendaraan umum, di mana di sana hanya ada hamparan sawah yang begitu luas dan perkebunan yang begitu membentang.Hal itu sengaja Alfath lakukan agar tuannya itu tidak bisa ditemukan oleh polisi, zaman sekarang adalah zaman canggih. Di mana orang yang bersembunyi dengan rapat pun bisa ditemukan dengan begitu mudah.Maka dari itu Alfath membawa tuannya ke tempat yang sulit untuk ditemukan, tempat yang pastinya sangat pas untuk Bara menenangkan diri dan merencanakan sesuatu hal untuk merebut Diana berpisah dari Aiden.Setelah melakukan perjalanan selama 12 jam, akhirnya mereka sampai di sebuah Villa di daerah terpencil yang susah dari jangkauan masyarakat luas.Namun, walaupun seperti itu tetapi fasilitasnya begitu lengkap. Segala sesuatu hal sudah disiapkan oleh Alfath, tuannya tidak akan kekurangan apa pun."
Dia yang memilih genre film tersebut, tetapi kini dia sendiri yang tersiksa. Karena ternyata film tersebut banyak adegan kiss-nya, bahkan ada adegan di mana seorang wanita begitu agresif dalam mencari perhatian seorang pria.Pria itu ternyata gampang tergoda dan pada akhirnya mereka berakhir di atas ranjang, walaupun tidak diperlihatkan detailnya seperti apa, tetapi tetap saja hal itu membuat Aiden panas dingin."Yang!" rengek Aiden.Diana sebenarnya merasa kasihan melihat raut wajah suaminya, tetapi dia sengaja tidak memberikan respon yang baik kepada suaminya tersebut."Jangan berisik, Mas. Jangan kaya anak kecil deh," bisik Diana yang tidak mau membuat orang lain terganggu dengan suaranya.Aiden langsung menekuk wajahnya, dia menegakkan tubuhnya lalu memfokuskan pandangannya pada layar besar yang ada di hadapannya.Dia bertekad di dalam hatinya tidak akan menolehkan wajahnya ke arah Diana, karena menoleh sedikit saja ke arah istrinya itu menjadi hal yang sangat berbahaya bagi dirin
"Anu, Tuan. Itu---"Bibi malah menggaruk pelipis kanannya, dia seperti kebingungan mau mengatakan Siapa yang datang ke sana."Siapa, Bi? Katakan saja," ujar Aiden."Calon besan gak jadi, Den."Aiden hanya bisa menghela napas berat ketika mengetahui siapa yang datang, dua orang yang sangat tidak ingin dia temui itu malah datang ke rumahnya.Kesalahannya memang murni diciptakan oleh Angel, tapi tetap saja dia tidak ingin bertemu dengan kedua orang tua wanita itu. Walaupun mereka tidak ikut andil dalam apa yang dilakukan oleh Angel."Ada apa datang kemari? Kenapa begitu memaksakan untuk datang di saat larut malam seperti ini?" tanya Aiden dengan wajah datarnya.Amira dan juga Arkan la terlihat saling pandang mendengar pertanyaan dari Aiden, karena pada kenyataannya mereka sudah datang dari dua jam yang lalu.Mereka membutuhkan bantuan dari Aiden, maka dari itu mereka hanya menunggu Aiden yang mungkin sedang bergulat dengan istrinya, pikirnya."Kami sudah dua jam berada di sini, maaf kala
Aiden berteriak-teriak memanggil nama istrinya, dia mencari-cari istrinya dari mulai kamar mandi sampai walk in closet tapi tidak ada.Aiden yang memiliki rasa trauma setelah Diana diculik merasa ketakutan, dia langsung berlari keluar dari dalam kamarnya. Dia ingin berlari ke dapur untuk mencari istrinya.Sungguh dia berharap jika istrinya ada di sana, karena kehausan Diana pergi ke dapur untuk minum, pikirnya.Saat melewati ruang keluarga, Aiden berpapasan dengan bibi. Aiden tentu saja menghentikan langkahnya, karena ingin bertanya kepada bibi. Namun, bibi malah menutup matanya dan membalikkan tubuhnya."Bibi kenapa? Kenapa malah bersikap seperti itu? Saya mau tanya tentang Diana, Bi. Ke mana dia? Apakah ada di dapur?" tanya Aiden.Aiden bertanya dengan tidak sabar kepada bibi, sedangkan bibi terlihat begitu enggan untuk melihat majikannya tersebut."Anu, Den. Nyonya Diana di kamar pak Bagas, tadi dia sesak napas. Jadi Nyonya sedang mengurusi bapaknya," jawab Bibi.Mendengar jawaban
"Ada apa? Kenapa kamu gelisah seperti itu?" tanya Bagas.Diana langsung menolehkan wajahnya ke arah Bagas, dia berusaha untuk tersenyum manis ke arah ayahnya tersebut. Walaupun dia menduga ada orang yang membuntuti dirinya, tetapi dia tidak bisa mengatakan hal itu begitu saja kepada Bagas.Dia takut jika ayahnya tersebut akan ketakutan, dia takut jika ayahnya akan banyak pikiran. Karena tentunya itu akan berpengaruh terhadap kesehatan dari ayahnya tersebut."Tidak apa-apa, aku hanya kepikiran mas Aiden saja. Dia selalu saja capek dalam bekerja, hari ini aku nggak ikut kerja. Pasti dia akan begitu sibuk," ucap Diana beralasan.Bagas langsung menganggukkan kepalanya, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh putrinya. Menantunya itu memang orang yang sangat bekerja keras dalam kesehariannya."Kalau seperti itu, seharusnya tadi kamu tidak usah mengantar Bapak. Bapak kan' bisa pergi dengan sopir," ucap Bagas."Eh? Nggak kayak gitu juga, Pak. Bapak tetap yang terpenting, karena mengurusi Bap
Diana tetap menggoyangkan pinggulnya di atas tubuh suaminya, tetapi tidak lama kemudian dia langsung tertawa karena tidak tahan melihat kekesalan di wajah suaminya.Semakin hari dia semakin mengenal sifat dari suaminya, menurutnya Aiden adalah pria yang baik. Pria yang penyayang dan juga pengertian. Namun, dia juga merupakan pria yang tidak ingin diganggu kalau sedang memiliki aktivitas yang serius."Jangan marah-marah, nanti malah nggak enak loh." Diana berkata dengan napas yang terengah-engah, karena saat ini dia sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan yang sebentar lagi akan dia dapatkan."Iya, Sayangku."Aiden tersenyum, lalu tangannya terulur untuk meremat kedua dada istrinya dengan begitu lembut. Tidak lama kemudian, bibir Aiden langsung menyambar ujung dada istrinya dengan rakus.Dia sesap dengan penuh gairah, dia perlakukan dada istrinya seperti sebuah makanan yang begitu nikmat untuk disantap."Enak, Yang." Diana merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa saat ini.