Share

Service Dulu, Sayang.

Penulis: Winarsih_wina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Talak bab 92

"Rani, bukankah dia suamimu?" Rani menatap arah telunjuk Marco. Setelah itu dia memutar bola matanya, sudah jelas itu Sean, masih juga di tanyakan. "Jangan pedulikan dia, daripada mengaum nantinya. Cepat duduk dan katakan, apa yang kau temukan.

Marco segera duduk di samping Rani. Lalu menyerahkan sebuah dokumen, Rani mengambil dan memeriksanya. "Marco, menjauh dari istriku. Sebelum aku patahkan tanganmu."

Marco dan Rani bingung, karena yang mengancam Marco seorang wanita. Dia pelayan kafe, wanita itu terlihat takut, lalu dia menunjuk ke arah suami Rani. "Dasar gila, kekanak-kanakan."

Marco dan Rani melirik Sean sebentar. Setelah itu kembali fokus, dengan dokumen yang di bawa Marco. "Marco, tatap mataku."

Astaga, Sean terus menganggu Marco dan Rani. Kali ini Marco menatap langsung ke arah Sean, pria itu tak melakukan apa-apa, hanya menunjukkan jari telunjuk dan jadi tengah. Sebagai tanda mencolok ke mata, artinya jelas. Cuma mau bilang, kalau dia mengawasinya.

"Apa dia ta
Winarsih_wina

Bantu vote ya say. Makasih. Baca juga cerita ini: 1. Istriku Minta Cerai Setelah Aku Tagih Hutangnya. 2. Kunci Brangkas Rahasia Suamiku. 3. Maaf, Aku Pantang Cerai 4. Bawa Anak Lelakimu Pulang, Bu.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Rencana Licik Della.

    Talak bab 93"Mbak Rani." Rani menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Dia memicingkan mata, saat melihat adik Hendra bersama anaknya. "Mau apa, dia datang kemari lagi?" tanya Sean. Sembari mengikatkan tali sepatu Rani yang terlepas.Della menahan rasa dengkinya. Saat melihat perlakuan manis, suami baru mantan kakak iparnya. Dulu Rani yang selalu menunduk di bawah kaki Hendra, tapi kini dibawah kakinya, justru seorang pria yang begitu sempurna. Selain tampan dia juga kaya raya. Entah apa keistimewaan Rani, sampai bisa mendapatkan jackpot, seperti suami barunya. "Ada urusan apa dengan istriku? Kalau urusan soal Hendra. Sebaiknya kau pergi saja, karena kami tak punya waktu untuk itu," ucap Sean ketus.Tangannya menggenggam telapak tangan Rani. Jari-jari mereka terjalin erat, Della melihat dan itu membuat matanya sakit. "Aku butuh bantuanmu, Mbak. Tolong beri aku pekerjaan. Apa saja gak masalah, asal kerja dan dapat gaji. Demi anakku, Mbak. Kami sudah tak tau mau kemana, karena mas Dan

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Fitnah Ita.

    Talak bab 94"Bagaimana? Ada kabar apa?" Sean menatap seorang pria, yang duduk di depannya. Pria itu menunjukkan beberapa lembar foto, di foto itu terlihat Della dan Lisa, sedang makan di restoran cepat saji."Saya juga mendapatkan sebuah rekaman. Percakapan wanita ini, dengan seorang wanita lainya, Bos. Dia memanggilnya mbak Ita." Sean tersenyum, ternyata wanita ini masih belum jera. "Aku mengenalnya, tenang saja aku yang akan mengurusnya.Awasi terus wanita ini. Aku ingin tau siapa saja, yang bekerjasama dengannya. Jangan lupa rekam, jika ada pembicaraan yang penting." Waktu Rani memintanya mengawasi Della, Sean merasa itu tak perlu, tapi kemudian dia merasa tak salah menuruti Rani Karena itu dia meminta anak buahnya. Mengikuti dan mengawasi Della adik Hendra. 'Mereka tak ada kapok-kapoknya. Baiklah kali ini aku akan tunjukkan, apa yang bisa aku lakukan untuk melindungi istriku.'"Sayang, masih sibuk?" Rani menjulurkan kepala, dari sela pintu yang sedikit terbuka. Sean tersenyum, la

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Rani Masuk Jebakan Della.

    Talak bab 95"Mbak Rani!" Rani mendesah kesal karena pangilan itu. Lagi-lagi Della berulah, dia sudah sangat muak dengan wanita ini."Mau apa lagi Della? Tidak ada puas-puasnya kau menggangguku. Sekarang mau apa lagi?" Rani membanting pintu mobilnya. Entah darimana mantan adik iparnya ini, mengetahui tempat kuliahnya."Ampuni aku, Mbak. Kami sudah tak punya apa-apa lagi. Tolong jangan masukkan aku ke penjara, seperti kau memasukkan Mas Hendra. Meski kita tak lagi menjadi saudara ipar, tolong kasihani aku dan anakku. Kau sudah menjadi istri orang kaya, Mbak. Jangan terlalu kejam pada kami, Rara meninggal sudah takdir bukan salah kami. Kami hanya orang miskin tak bisa melawan orang kaya sepertimu." Rani mengerutkan keningnya, karena tak mengerti sama sekali, dengan apa yang Della katakan. Namun wajahnya mengeras dan rahangnya mengatup rapat, setelah menyadari apa yang telah terjadi. Entah darimana, orang-orang telah mengerumuni tempat ini.Lengkap dengan kamera dan siaran langsung. Waj

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Cibiran Setelah Viral.

    Talak bab 96Rani menarik napas lalu menundukkan kepala. Dia sudah menduga ini akan terjadi, tadi di Kampus semua orang menatapnya. Walau tak bersuara, tapi tatapan mereka sudah menjelaskan, betapa hina dan menjijikan dirinya. Kini, di kafe ini kembali, dia mendapat tatapan yang sama. Begitu suci dan terhormat kah mereka, sehingga menghakimi orang lain, yang belum tentu bersalah. Kembali Rani menarik napas, saat memangil pelayan, tapi tak ada yang mau datang. "Tutup saja kafe ini. Jika tak mau melayani pembeli, panggil Marco, aku akan membeli tempat ini dan menutupnya!"Rani melompat dari tempat duduknya. saat mendengar, suara Sean yang menggelegar. Dia terpaku saat mengetahui kalau kafe yang dia datangi milik ...Marco. "Sayang, tenang, tarik napas lalu hembuskan." Rani mengelus dada suaminya, agar pria itu tenang. Jika dia terus berteriak, melampiaskan emosinya yang rugi jelas Marco. "Apa yang kalian lakukan? Jika tak mau kerja. Silakan keluar!" Kali ini terdengar teriakan Marco.

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Jangan Sakiti Istriku, jika Tak Mau Hancur.

    Talak bab 97Sean menarik napas. Saat menatap pintu kamar, yang masih tertutup rapat. Sejak semalam, Rani benar-benar tidak mengijinkannya masuk, dia bahkan tak peduli meski Sean tidur di depan pintu.Hanya saja tadi pagi dia terbangun dengan selimut di tubuhnya. Sang istri ternyata membuka pintu, hanya untuk menyelimutinya. Sekarang juga tak mau keluar, meski sudah dia ketuk sejak tadi pagi. "Ngapain bengong di sini?" tanya Rani dari belakang suaminya. Sean yang tak sadar Rani berada di belakangnya menjawab dengan lirih. "Istriku marah, dia tak mau menemui aku. Dia bahkan tak mau tidur denganku lagi," jawab Sean lebih lirih.Namun tak lama dia tersentak lalu berbalik. Dia terbelalak saat melihat istrinya, menatap bingung dengan tangan memegang handuk kecil, untuk mengelap keringatnya. "Aku sudah keluar sejak tadi pagi. Kau saja yang tidur seperti orang mati, sudah selesai mandi kan? Sana ganti baju dan pergi kerja." Sean ingin berteriak tapi takut. Sang istri telah membuatnya kesal,

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Mereka Memburu Dan Ingin Membunuhku, Kak.

    Talak bab 98"Kalian sudah gila." Astaga, menatap tajam. Dua pria yang beberapa bulan ini, menjadi musuh karena mencintainya. Sekarang lihatlah, mereka terlihat santai. Sean memegang dokumen Marco, sedangkan pria itu melipat selembar cek dari suaminya."Aku sampai berlari datang kemari. Membolos kuliah karena kalian, tapi lihat wajah kalian berdua. Sekarang coba pikirkan, bagaimana dengan pekerja kafe itu?" Rani melipat tangan di depan dada, lalu menatap Marco dan Sean."Bukan urusan kita, Sayang. Itu sudah menjadi tugas Marco, dia bisa membayar gaji dan sedikit pesangon. Kalau tak mau, usir saja semuanya. Bukankah mereka yang membuat Marco. Harus kehilangan kafenya, yang sudah ramai pengunjung." Rani mengepalkan tangannya, ingin rasanya memukul kepala Sean, tapi dia suami tercintanya. "Kalau bicara bisa gak, jangan terlalu kejam." Rani meraih bibir Sean, lalu memencetnya jadi mengerucut. "Cium sekalian, Sayang."Rani mencebik lalu keluar membawa Marco. Tentu saja Sean tak terima, dia

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Babak Belur.

    Talak bab 99"Keluar!!" pekik Rani di depan wajah suaminya. Wendi merangkak dengan wajah memar, pria itu tak mau terjadi sesuatu, pada kandungan Rani. Apalagi saat ini Rani sedang emosi."Tidak, Kak Rani lihat aku. Iya begitu, sekarang tarik napas, bagus sekali lagi." Wendi memegang tangan Rani, agar wanita Itu tenang. Tadi Sean melayangkan tinjunya, ke wajah Wendi, pria itu terkejut saat Rani mencoba melindunginya. Di detik terakhir, dia berhasil merubah posisi, menarik Rani ke belakang tubuhnya. Sialnya, itu membuat Sean murka. Dia menarik kerah baju Wendi, lalu menghajarnya habis-habisan. Sean tak memperdulikan teriakan Rani, hanya Wendi yang ketakutan, saat melihat Rani berlutut memegangi perutnya. "Ya Allah, Kak!" Sean memejamkan mata, setelah mendengar teriakan Wendi. Pria itu terpaku, saat melihat Wendi memegang tangan Rani, dan menenangkannya. "Sean, kau salah paham. Aku dan Kak Rani tak punya hubungan, seperti yang kau pikirkan. Aku menganggapnya saudara, karena kami sama-

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Di Culik

    Talak bab 100Wendi dan Marco memasang wajah bodoh. Saat menatap pasangan suami-istri, di depan mereka. Tadi saat makan, Rani menyuapi suaminya, alasannya pria itu tak bisa makan sendiri. Karena tangannya terluka setelah menghajar Wendi.Setelah mendapatkan pertunjukan romantisme. Kini mereka di tunjukkan lagi, adegan pertengkaran, ala pasangan suami-istri. "Apa semua pasangan suami-istri, akan bertingkah seperti ini?" tanya Wendi.Marco yang mendengar segera mengelengkan kepala. Dia juga tidak mengerti sama sekali. "Tidakkah ini terlihat menjijikan, Wen? Coba lihat wajah suaminya. Terlihat seperti orang idiot, tersenyum saat di marahi. Tidakkah terlihat aneh menurutmu?" Wendi ganti mengangguk. Sedangkan dua orang di depan mereka, seolah tak merasa terganggu, dengan argumen mereka berdua. Rani masih mengomel panjang, tapi tangannya sibuk membalut, tangan Sean yang terluka. Pria itu tadi menolak. Saat perawat berniat membantu, mengobati dan membalut lukanya. "Biarkan saja. Untuk apa p

Bab terbaru

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Serangan Dari Riri.

    Rani berhenti menguap saat melihat di depan lobby perusahaannya penuh wartawan. Dia dan Sean saling pandang setelah itu sibuk mengaktifkan ponselnya, benar saja ratusan panggilan dan pesan masuk tanpa di buka.'Buka link ini.' Pesan Wendi. Pesan yang sama dari Marco, Gilang dan yang lainnya. Sean segera menyambar ponsel sang istri lalu membuka link dari Wendi. Sean terlihat marah begitu melihat Vidio lama Rani saat di bully."Berikan padaku." Rani merampas ponselnya dari tangan Sean. Meski dia tau Sean bukan marah padanya tapi tetap saja dia tak mau sang suami melihat keadaannya yang memalukan itu, apalagi dia tau vidio itu telah di edit sedemikian rupa. "Jangan menangis." Sean memeluk tubuh Rani yang mulai bergetar. Pria itu menghapus airmata di pipi sang istri dan menenangkan. Rani mencoba memejamkan mata untuk bersiap menghadapi wartawan, Sean menggenggam telapak tangannya dan meminta agar tidak keluar tapi Rani menolaknya. "Ini kesempatan bagus untuk menghancurkan Riri dan membe

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Suami-Istri Saling Memanjakan

    Talak bab 202Rani menatap Marco dan Wendi yang duduk di depannya setelah memberikan laporan. Wanita itu tersenyum sinis sembari mengetukkan jarinya di atas meja. "Lawan yang lumayan tangguh, kelicikan mereka patut mendapatkan acungan jari jempol. Kali ini Hardian yang mereka gigit sampai mati." Rani tertawa sinis."Ada bagusnya juga jadi aku bisa menendang mereka dengan kekuatanku sendiri. Kalian bisa istirahat sisanya biar aku yang membereskannya." Rani kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Di Sedangkan Marco dan Wendi menikmati camilan buatan Rani. "Sebenarnya aku kasihan dengan teman kedua wanita itu. Dia hanya ingin menjilat tapi baru mulai langsung jadi korban fitnah, siapa sangka dia akan menjadi tersangka hanya karena meletakkan lipstik di dalam tas menjadi meletakkan narkoba." Wendi teringat pada wanita yang menangis sembari memohon saat di kantor polisi."Justru para penjilat seperti itu yang pantas di musnahkan, mereka yang punya andil besar untuk menyakiti orang ya

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Mengancam Balik

    Talak bab 201"Kau sudah gila, Sean!" pekik Rani saat melihat siapa orang-orang yang ada di dalam kantor polisi. "Kau bahkan membawa orang dari dinas pendidikan, juga Kepala sekolah yang lama." Rani merasa kakinya lemas. Uang menyelesaikan masalah yang tak dia selesaikan selama lebih dari sepuluh tahun."Setelah masalah ini selesai, kau harus mengalihkan sebagian hartamu padaku," dengus Rani dengan kesal. "Macam orang miskin aja gayamu." Sean juga tak mau kalah mencibir istrinya tanpa menyadari di belakang mereka Della dan Hardian sudah sampai, mereka mendengar suami-istri itu bercanda berdua. "Cepat jalan!" Sean dan Rani berbalik saat mendengar bentakan itu.Mereka tersenyum melihat Della dan Hardian datang. Sean merengkuh bahu sang istri menghindari Della dan Hardian, kedua orang itu terpaksa melangkah masuk dan terpekik saat melihat keluarga mereka datang. "Anak kurang ajar, kau membuat keluarga kita malu." Della jatuh setelah sang ibu mendorongnya. Wanita itu meringis saat merasaka

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Membalaskan Dendam Sang Istri.

    Talak bab 200Wendi dan Marco terlihat duduk sambil cemberut. Mereka kesal karena harus mengikuti permintaan Rani, sedangkan Sean terlihat diam sembari menggenggam telapak tangan sang istri. "Selama ini aku tidak berada di sampingmu saat kau membutuhkanku, tapi saat ini aku akan menemanimu untuk bermain sampai puas." Sean mengecup kening Rani lalu membiarkannya keluar dari mobil.Rani berdiri di depan hotel tempat reuni di adakan. Dia tersenyum walau terlihat getir, dia tau sudah waktunya dia membalas apa yang dia dapatkan selama sekolah dulu. "Sayang tenang saja aku ada di belakangmu. Bermain saja sepuasmu urusan lainnya aku yang akan membereskannya," ujar Sean dari dalam mobil.Rani berbalik sebentar lalu menganggukkan kepala. Setelah itu dia berjalan menuju ke dalam hotel, dengan senyum di bibir dia menghampiri kerumunan orang yang pasti sedang menunggunya. "Kau berjalan kaki apa tidak naik mobil, Ran?" tanya seseorang seperti yang dia duga mereka memang menunggunya."Naik, tapi tur

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Trauma Rani.

    Talak bab 199Marco berdiri di depan Rani dengan kepala menunduk. Dia menatap berkas di tangannya, namun tak berani menyerahkan pada wanita itu. Wendi yang juga berada di ruangan itu bersama Rani merasa heran, karena merasa bosan dengan keraguan Marco, maka Wendi segera merampas berkas itu dan menyerahkan pada Rani. Hanya saja Wendi tidak menyangka setelah itu Marco akan kabur begitu saja. Merasa ada yang aneh pria itu segera berdiri dan bersiap untuk melarikan diri, sayangnya dia terlambat karena Rani sudah menarik kerah bajunya dan menjambak rambutnya dengan keras. "Brengsek, Sean mengenal Della wibisana!" Mendengar ucapan Rani membuat otak Wendi nyaris meledak. Pantas saja Marco Kabur secepat kilat dan dia dengan bodohnya mengorbankan diri menerima kemarahan Rani. "Pergi, bantu Marco menyelidiki sejak kapan mereka kenal!" Rani kembali berteriak membuat Wendi segera keluar dari ruangan Rani. Begitu sampai depan pintu matanya berkilau, saat melihat Sean datang membawa banyak bungku

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Undangan Reuni.

    Talak bab 198Wendi menatap tajam dua orang di depannya. Dia kesal karena menangkap adegan tak pantas di dalam lift. Saat dia sedang kesal, Sean dan Rani tengah bercumbu dengan penuh nafsu.Jika dia tidak menarik kerah baju Sean, pria itu tidak akan pernah tau kalau pintu lift sudah terbuka cukup lama. Bukannya malu Sean sempat mencium lagi bibir sang istri sebelum membawanya keluar dan berjalan menuju ke ruangan Wendi."Bersihkan bibirmu itu." Wendi melemparkan kotak tisu di depan Sean, sedangkan Rani langsung kabur ke kamar mandi membenarkan lipstiknya. "Kau sudah cukup dewasa dan tau rasanya pisah lama dengan wanitamu. Jangan bilang kau belum menyentuh gadis itu?" Sean menunjuk pada foto di meja Wendi.Wajah seorang gadis yang mengorbankan diri demi Rani dan Wendi. Gadis satu-satunya yang menguasai jiwa dan raga Wendi, mendengar pertanyaan Sean membuat Wendi meringis karena dia memang belum menyentuh pujaan hatinya itu."Tunggu apa lagi? Nikahi dia. Jika kau tak berani maka biarkan

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Rahasia Stella Terungkap.

    Talak bab 197Rumah keluarga Narendra gempar saat Rani kembali membawa kedua anaknya pulang. Kedua orang tua Rani dan kedua orang tua Sean menangis, saat melihat kedua cucunya dalam keadaan sehat.Semua orang bahagia kecuali Sean. Pria itu menatap di kejauhan Rani tengah berbicara dengan Wendi, dia merasa marah dan cemburu namun tak mampu berbuat apa-apa. Jari lentiknya mengetuk meja dari pelan kemudian menjadi cepat saat melihat Rani memeluk Wendi. "Tetap di tempat, Daddy. Jika tidak mommy bisa mengamuk saat seseorang menganggu dia yang sedang bicara." Entah sejak kapan Junior sudah duduk di sampingnya. Menatap seolah kasihan pada sang ayah.Sean menarik napas sembari menatap sang anak. Semakin lama anak ini semakin mirip Wendi selalu membuatnya kesal, lihat caranya bicara seolah dia bukan ayahnya. "Apa kau tau, Jun? Papi bisa mengirim dirimu pergi jika terus membuat Papi kesal," ancam Sean.Bukannya takut Junior malah menatap seolah tak percaya. Hal itu membuat Sean semakin kesal, t

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Kembali pulang.

    Talak bab 196Di jalanan sepi terlihat sebuah mobil Fortuner melaju dengan sangat cepat. Di belakangnya terlihat beberapa motor mengejar, Lotus terlihat begitu tenang mengemudikan mobil Fortuner itu, di belakangnya Junior duduk sibuk dengan ponselnya.Meski berusia belia tapi anak itu mewarisi ketenangan Rani. Sesekali dia melirik ke belakang lalu memberi perintah, untuk melaju ke arah yang sudah dia tentukan. "Apa Tuan muda sudah menunggu di sana, Tuan Muda kecil?" tanya Lotus dengan suara masih terdengar santai. Junior tak menjawab tapi menganggukkan kepala. "Kita akan lihat siapa yang akan muncul duluan," jawab Junior dengan wajah tenang. Lotus membawa mobilnya menuju jalan yang sudah Junior tentukan. Di belakangnya para pengejarnya masih berusaha mengalahkan Lotus, tapi mereka resah karena orang yang mereka kejar sangat ahli mengemudi.Tak berapa lama Junior meminta Lotus melambatkan mobilnya. Para pengejar itu terlihat bingung namun mereka senang, karena mengira pekerjaan mereka

  • Talak Di Hari Kematian Putriku.   Perintah Menghabisi Nyawa Junior.

    Talak bab 195Keluarga Narendra gempar saat mendengar penangkapan Stella. Tuduhannya tak main-main pengedar dan penyalahgunaan obat terlarang. Pihak rumah sakit segera menghubungi Sean, karena ada dugaan Stella menyalahgunakan jabatannya saat bekerja di rumah sakit mereka."Ini gila! Berani sekali wanita itu melakukan hal seperti ini." Sean meradang setelah mengetahui perbuatan Stella. Tak ada cara lain Sean juga melaporkan temuannya.Dalam beberapa hari Sean menghadapi banyak tekanan. Apalagi saat mendengar Margin juga di tangkap, saat sedang pesta seks dan narkoba di sebuah hotel. Nama baik rumah sakitnya harus terseret, karena Stella dan Margin pernah bekerja di tempatnya."Sial!" pekik Sean dengan kesal. Di depannya Miko hanya bisa diam, karena dia juga tidak tau cara menghadapi situasi mereka saat ini. "Kirim pengacara untuk menghadapi jika ada tuduhan dari Stella dan Margin. Mereka pasti tidak mau jatuh sendiri, pasti mencari kambing hitam." Sean memberi perintah pada Miko. Mere

DMCA.com Protection Status