Share

Takdirku Bersamamu
Takdirku Bersamamu
Author: Alya suMyati79

Kejutan

Author: Alya suMyati79
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kusiapkan kejutan ini untukmu, namun ternyata kau memberikanku kejutan lebih dulu sebelum kau melihat kejutanku.”

Sudah dari tadi Qila menunggu Dave di ruang tamu, namun Dave tidak muncul-muncul. Entah mengapa sudah beberapa kali Qila mengajak Dave lari pagi, namun Dave selalu terlambat. Sudah hampir 30 menit Qila berada di rumah Dave namun masih tidak ada tanda-tanda kemunculan Dave. Karena kesal menunggu Dave di ruang tamu, akhirnya Qila memutuskan untuk ke kamar Dave yang berada di lantai dua. Qila mengetuk kamar Dave berkali-kali namun tidak ada sahutan. Hingga akhirnya Qila menggunakan suara cemprengnya untuk membangunkan Dave.

“Dave...Dave...Daveeee, banguuuun,” panggl Qila sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Dave dengan keras.

Tanpa menghiraukan kebisingan yang terjadi di luar, Dave kembali tidur dan Dave menutup telinganya dengan bantal. Dalam tidurnya, Dave senyum-senyum sendiri. Ternyata Dave sedang bermimpi bahwa dirinya sedang bersama Qila di dekat danau, Dave begitu senang melihat senyum manis Qila, hingga Dave enggan untuk bangun. Tanpa Dave sadari bahwa di luar sudah ada Qila yang menunggunya dengan kesal. Qila sudah berulangkali mengetuk pintu kamar Dave dengan keras, namun sama sekali tidak ada respon. Qila marah dan menuruni tangga, Qila bertemu dengan tante Dinda yaitu Ibunda Dave, Qila memasang wajah cemberutnya yang berharap tante Dinda membantunya untuk membangunkan Dave.

“Kenapa sayang? Kok pagi-pagi mukanya udah di tekuk aja?”

“Anak bunda tuh bikin Qila kesel pagi-pagi,” Seru Qila dengan memanyunkan bibirnya.

“Memangnya kenapa sayang? Kok bisa-bisanya anak bunda bikin kamu kesel pagi-pagi” sambil mencubit gemas pipi Qila.

“Anak bunda gak bisa dibangunin tuh, padahalkan kita udah janjian buat lari pagi.”

“Jadi Dave belum bangun? Kok kamu gak bilang sama bunda sih sayang?”

“Kan ini bilang sama bunda,” seru Qila dengan senyuman khasnya.

“Maksud bunda dari tadi sayang, padahal tadi Dave sudah bangun loh untuk sholat subuh, kok dia bisa-bisanya tidur lagi.”

Qila menggelengkan kepalanya. Bunda Dave menaiki tangga dan mencoba membangunkan Dave.

“Dave,, Bangun sayang ini sudah pagi.” Sambil mengetuk pintu, “Qila udah nungguin kamu dari tadi loh Dave, bukannya kamu punya janji dengan Qila untuk lari pagi bersama.”

Dave yang sedang asik menikmati mimpi bersama Qila, langsung bangkit dari kasurnya karena baru ingat bahwa dirinya memiliki janji dengan Qila kekasihnya. Dave melirik jam yang bertengger di atas nakas dekat tempat tidurnya. Dave membulatkan mulutnya dan begitu terkejut ketika melihat jam sudah menunjukan pukul 07.00 WIB. Dave langsung loncat dari tempat tidurnya dan berkata, “Iya bun, Dave udah bangun kok, sebentar lagi Dave keluar.” Sambil berlari ke arah kamar mandi. Dave mengambil handuk yang tersampir di gantungan dekat pintu kamar mandinya. Karena terlalu terburu-buru Dave sampai tidak melihat bahwa di depannya ada tembok.

“DUGH.” Dave menahan sakit karena jidatnya mencium tembok yang berada di samping pintu kamar mandi, Dave ingin berteriak namun dia malu. Akhirnya Dave menutup mulutnya denga tangan dan bergumam “Awww, sakit.”

Tanpa memperdulikan jidatnya yang sedikit memerah, Dave melanjutkan aksinya masuk kamar mandi. Setelah 15 menit berlalu, Dave sudah siap dengan menggunakan celana workout shorts dan kaos oblong. Dave memakai jam tangan hitam di pergelangan tangan sebelah kirinya. Dave juga menyisir rambutnya seperti gaya oppa-oppa korea. Dave begitu tampan dengan bibir tipis, rambut sedikit acak karena Dave tidak ingin rambutnya terlalu rapih karena menurutnya gaya rambut rapih itu mirip dengan kutu buku. Dave menyemprotkan minyak wangi ke segala arah dan satu lagi Dave memakai sepatu sneakers hitam untuk digunakannya lari pagi bersama Qila.

Dave keluar dari kamar dan saat membuka pintu, Dave kaget karena sudah ada Qila yang sedang berdiri di depan pintu dan menatapnya dengan tatapan membunuh. Dave nyegir dan mengangkat tangannya membentuk viss.

“Jam berapa ini El-David?”

“Baru jam 07:20.” Cengir Dave

“Ini udah siang El-David, aku udah nunggu kamu dari tadi, dari jam 06.00 dan sekarang kamu bangun, aku kesel sama kamu.” Qila meninggalkan Dave yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.

Dave mengejar Qila yang sudah lebih dulu menuruni anak tangga. Dave berpapasan dengan bundanya dan berkata, “Selamat pagi bunda,” Seru Dave dengan cengiran khasnya. Bunda Dave hanya menggeleng dan tersenyum melihat putranya yang masih saja menyempatkan menyapa bundanya padahal Qila, kekasihnya sedang marah padanya. Bunda Dave bangga pada Dave karena bagaimanapun keadaan Dave, Dave tidak pernah lupa untuk menyapanya. Dave selalu menyempatkan waktu untuk bercerita, bercanda dengan bundanya meskipun Dave sudah dewasa. Bahkan kini, Dave memiliki kesibukan yang lebih namun tetap keluarganya nomor satu apalagi sang bunda. Dave selalu menyempatkan waktu walaupun hanya sekedar berkata, “Love you bunda.” Dave tidak pernah menomor duakan bundanya meskipun kini sudah memiliki Qila. Dave berpikir bahwa sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi bundanya bahkan isterinya sendiri. Dave selalu berkata bahwa “Sayangi ibumu dan sempatkan waktu untuk bercerita dengannya atau jika tidak bisa, karena kau sibuk, cobalah menyapanya dengan kata-kata manis, seperti kata “I LOVE YOU”.Jangan sampai kamu menyesal ketika ibumu sudah tidak ada.” Dave terus mengejar Qila yang sudah berada di ujung pintu, dave berhasil menggenggam tangan Qila dan menahannya.

“Aku minta maaf, tadi aku tidur lagi dan akhirnya kesiangan. Ini salah kamu juga kok,” Seru Dave membela diri agar Qila tidak marah

“Kok jadi salah aku sih? Jelas-jelas kamu yang tidur lagi dan akhirnya kesiangan, jangan jadiin aku kambing hitam ya Dave.”

“Ini emang salah kamu, coba aja kamu nggak mampir ke mimpi aku dan bikin aku betah benget diem di alam mimpi, pastinya aku nggak kesiangan dong.” Qila tersipu malu dan wajahnya memerah, Dave memang bisa saja membuat Qila luluh. Karena malu, Qila berjalan lagi dan meninggalkan Dave. Dave menyusul Qila sambil tersenyum lalu berkata dalam hati, “BERHASIL.”

Qila terus berjalan sambil tersenyum, dia malu karena Dave berkata bahwa Dave kesiangan karena memimpikan dirinya. Tiba-tiba Qila berhenti dan alhasil Dave menabrak Qila yang berhenti tiba-tiba.

“Kamu kalau mau berhenti itu bilang,” Seru Dave yang kaget karena Qila tiba-tiba berhenti. Tanpa menghiraukan ucapan Dave, Qila berkata, “Dave, lihat deh masa jam segini ada tukang es krim.”

“Terus?”

“Kamu kok nggak peka sih Dave, kamu beliinlah.”

“Ini masih pagi Iaa, ini masih jam 08, kamu belum sarapan. Aku nggak mau beliin kamu es krim sepagi ini.” Tolak Dave. Dave berjalan meninggalkan Qila yang masih diam mematung melihat tukang es krim.

“Ahhhhk Dave,” Seru Qila, dan berlari menyusul Dave. Qila menggoyang-goyangkan tangan Dave dan berusaha merajuk, namun bukanlah Dave jika tidak memegang prinsipnya. Dave tidak akan memenuhi keinginan Qila jika hal itu bisa membahayakan Qila ataupun kesehatan Qila meskipun Dave sangat mencintai Qila. Dave menggenggam tangan Qila yang kini menarik-narik tangan Dave, Dave menarik Qila agar sejajar dengannya, Dave merangkul Qila dan mengacak-ngacak rambut Qila. Yang kini cemberut karena Dave tidak memenuhi keinginannya.

“Jangan cemberut gitu, aku jadi gemes liatnya,”

“Biarin, kamu sih cuman beliin es krim aja nggak mau.”

“Oh jadi mau gitu terus, nanti aku cium loh.” Ujar Dave dengan senyuman jahilnya.

“Daveeeeeeeee.” Cubit Qila pada pinggang Dave, Dave menggerakan pinggangnya ke samping karena sakit

“Kamu yaa, sini kamu.” Dave mengejar Qila, dan akhirnya mereka main kejar-kejaran

“Udah ah Dave, aku cape. Aku haus, kamu beliin aku minum ya.”

“Oke, tapi kamu diem disini dan jangan kemana-mana, apalagi berani kabur dari aku.”

“Iya sayang iya.”

Disaat Dave pergi, Qila menghubungi teman-temannya yang sudah berencana untuk mengerjai Dave. Qila menghubungi mantannya yang sudah dari kemarin Qila hubungi dan minta bantuannya untuk mengerjai Dave. Mantan Qila sudah berada di taman namun berbeda tempat. Saat Dave sibuk membeli minuman, Qila memanggil mantannya dan mereka pura-pura melakukan hubungan mesra. Qila dan mantannya mencoba adegan yang berada di film yaitu Qila yang pura-pura jatuh dan mantannya mencoba menahan Qila dan terjadilah aksi tatap-tatapan. Dave yang melihat hal itu, langsung menyimpan minuman yang telah ia beli dengan kasar.

“Nih minum lo,” Seru Dave kasar. Qila yang tahu Dave cemburu dan terpencing emosi hanya tersenyum dalam hati dan sengaja melamakan kejadian itu dan pura-pura tidak mendengar Dave.

“Gue bilang ini munuman lo.”

Qila pura-pura kaget dan melepaskan pegangan tangan Rio, mantannya.

“Dave, yang kamu liat gak seperti apa yang kamu pikirkan, kamu dengerin penjelasan aku dulu ya.”

Rio hanya diam melihat drama Qila dan Dave. Dave meninggalkan Qila tanpa berkata-kata. Qila yang mengetahui rencananya berhasil. Tersenyum dan berterima lasih pada Rio yang telah membantunya. Rio adalah mantan Qila yang masih mencintai Qila namun Qila tidak mengetahui hal itu. Qila berpikir bahwa Rio membantunya karena mereka adalah sahabat masa kecil. Sedangkan Dave yang mengetahui Rio masih mencintai Qila, Dave cemburu dan marah karena berani-beraninya Qila masih berhubungan dengan Rio.

Qila berlari menyusul Dave dan pamit pada Rio. Qila berteriak memanggil-manggil nama Dave namun Dave tidak mengubrisnya sama sekali. Dave terus berjalan dan tak menghiraukan Qila yang sudah dari tadi memanggil namanya.

Karena tidak melihat jalan, kaki Qila tersandung batu dan akhirnya jatuh. Dave yang mendengar Qila jatuh langsung berbalik dan berlari menghampiri Qila. Dave yang khawatir langsung membopong tubuh Qila, Qila hanya tersenyum melihat tingkah Dave. Bahkan dalam keadaan marahpun Dave masih peduli padanya. Karena tau akan arti tatapan Dave, Dave langsung berkata, “Jangan GR, gue cuman nggak mau mamah lo tau kalau lo jatuh dan gue nggak nolongin lo.”

Bukannya Qila marah dengan ucapan Dave, Qila malah tertawa. Dave yang heran mengapa Qila tertawa langsung menurunkan Qila dari pangkuannya. Alhasil Qila jatuh lagi karena kakinya terkilir dan terasa sangat sakit.

“Awwww, sakit.”

Dave tidak menghiraukan Qila, Dave terus berjalan. Dave berpikir bahwa Qila hanya mencoba membohonginya. Disisi lain, Qila menangis karena menahan sakit kakinya juga karena Dave meninggalkannya yang sedang kesakitan. Qila tidak mampu berdiri apalagi berjalan, Qila menghubungi abangnya dan menyuruhnya untuk menjepmutnya . karena posisi Qila tinggal beberapa meter lagi dari rumah, jadi abang Qila cepat sampai dan menemukan Qila yang sedang lesehan di atas tanah.

“Lo ngapain dek lesehan di tanah?”

“Gue jatuh bego, bukan lesehan di sini.”

Reihan tertawa melihat ekspresi adiknya.

“Jangan ketawa lo bang, mulut lo bau.” Sambil menutup hidung berlaga bahwa kakaknya bau.

“Sembarangan lo dek, gue udah mandi, sikat gigi pake minyak wangi masa bau, lo tuh kali yang bau karena belum mandi.”

“APAAA bang, lo sikat gigi pake minyak wangi?” Tawa Qila pecah

“ Dasar lo adik gaka da akhlak, btw lo ngapain nyuruh gue jemput lo disini?”

“Gue nggak bisa jalan, kaki gue terkilir. Abang gendong gue yak.”

“Ogah gue harus gendong lo, emang pacar kesayangan lo kemana?”

“Dia marah dan ninggalin gue bang, please ya bang gendong gue. Kalau nggak gue bilangin mamah loh.”

“Dasar tukang ngadu lo dek.”

Reihan menggendong Qila. Qila tersenyum melihat abangnya. Meskipun abangnya galak, kadang ngomong sejeplaknya tapi Qila tau bahwa abangnya sangat menyayanginya.

___

Waktu sudah sore, Qila dan teman-teman bersiap-siap untuk memberikan kejutan pada Dave yang hari ini ulang tahun. Qila dan teman-teman ingin merayakan ulang tahun Dave di taman dekat rumah Qila. Semua barang sudah di tata dengan rapih. Teman-teman Dave dan Qila sudah di mulai berdatangan, Qila juga berdandan sangat cantik untuk menyambut Dave. Qila menunggu Dave yang sampai jam 8 malam masih belum juga datang. Padahal acara dimulai dari jam 7 malam. Qila terus mondar mandir menunggu kehadiran Dave yang sampai jam 8:30 belum juga terlihat kehadirannya. Disaat Qila mencoba menghubungi Dave, Bunda Dave lebih dulu menghubungi Qila dan menyampaikan bahwa Dave berada di rumah sakit. Qila yang mendengar hal itu langsung syok dan menjatuhkan handphonenya. Sahabat dan teman-teman Qila bingung apa yang terjadi. Tanpa memperdulikan teman-temannya, Qila berlari keluar dan meninggalkan pesta yang sudah dia siapkan untuk Dave.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Takdirku Bersamamu   Pergi

    “Jika dengan kepergianmu akan membuatmu bahagia, Maka aku rela kamu pergi.” Qila terus berlari tanpa arah, Qila sampai lupa dirinya tidak membawa dompet ataupun handphone. Disaat Qila terus berlari menuju rumah sakit, tiba-tiba Qila melihat ada abangnya yang sedang nongkrong bersama teman-temannya. Tanpa pikir lama, Qila menghampiri abangnya dan menarik tangannya. “Loh dek, lo ngapain disini? Nggak pake sendal lagi. Mana handphone lo, mana tas lo? Lo di rampok dek? Bilang sama gue mana rampoknya biar gue kejar dia dan gue habisin dia. Dia gak tau kalau gadis cantik ini ade gua.” Qila malah menangis mendengar serentetan pertanyaan dari abangnya. Qila sedih karena baru sadar bahwa dirinya tidak memakai sendal. “Loh kok nangis jangan nangis dek, tangan gue kotor abis benerin motor. Gue gak bisa hapus air mata lo.” “Abaang, jangan banyak nanya, sekarang abang anterin Qila ke rumah sakit!” “Lo ada yang luka sampe h

  • Takdirku Bersamamu   Lamaran

    “Keberanianmu memberi kepastian adalah tanda keseriusanmu untukku, juga penghilang kebimbanganku apakah aku harus bertahan atau meninggalkan.” Semenjak kepergian Dave, Qila menjadi gadis yang pemurung. Dia lebih sering terdiam dan melamun, tidak seperti biasanya yang periang dan bawel tidak ketulungan. Sudah beberapa sahabat Qila mencoba menghibur Qila, namun Qila tetap murung. Sebelum Dave pergi, Qila memutuskan untuk LDR dengan Dave, Qila tidak ingin putus meski kini Dave jauh dari pandangan matanya. Qila yakin bahwa Dave bisa menjaga hatinya dan menjaga cinta mereka. Sudah satu minggu Dave belum sedikitpun mengabari Qila, Qila cemas dan berpiiran macam-macam. Hingga ada sebuah notif WA yang membuat Qila bahagia. Maaf aku baru bisa hubungi kamu, 1 minggu ini bunda ngelarang aku buat pegang hp. Maafin aku ya. Kamu jangan nakal disana, aku bakal jaga hati aku buat kamu. Aku kepikiran kam

  • Takdirku Bersamamu   Apakah Ini Mimpi?

    At AusieSetelah sampai di bandara, Salsa menghubungi tantenya dan memberitahukan bahwa Salsa dan Qila sudah sampai di Ausie.“Tante, aku sudah sampai di Bandara.”“Kamu langsung ke Apartemen aja Sal, ajak Qila kesana kasian dia kecapean. Tante dan Om belum bisa pulang karena keadaan abangmu kritis.”“Iya tante, tapi setelah mengantar kak Qila ke Apart aku ingin melihat abang ke rumah sakit ya.”“Jangan Sal, kamu harus menemani Qila dan biarkanlah Qila istirahat jangan sampai dia tahu dulu bahwa Dave ada di Rumah sakit.”“Iya tan.”Wajah Salsa murung, Qila heran mengapa wajah adik sepupu Dave terlihat sangat sedih. Ada apa ? batin Qila terus meronta untuk bertanya namun dirinya tidak berani hingga akhirnya suara Salsa membuyarkan lamunan Qila.“Kak, kita ke Apart dulu ya untuk istirahat.”Qila hanya mengangguk dan menarik kopernya ke bagasi taksi, se

  • Takdirku Bersamamu   Bayangnya Masih Ada

    “Kepergian menimbulkan kehilangan dan kehilangan membawa kerinduan. Namun, rindu pada seseorang yang suda tidak ada adalah hal yang paling menyakitkan.”Semenjak kejadian itu Qila menjadi gadis yang benar-benar pemurung, Qila menjadi gadis yang dingin dan tidak pernah tersenyum, kepergian Dave seakan membawa separuh jiwa Qila. Tidak ada lagi Qila yang cerewet, periang dan murah senyum seperti dulu. Semua hilang, pergi bersama dengan kepergian Dave. Sudah satu tahun kepergian Dave, namun Qila masih merasa bahwa Dave hanya pergi ke Ausie, dan akan kembali ketika penyakitnya sudah sembuh. Qila selalu menyakinkan dirinya bahwa Dave akan pulang. Qila tidak pernah menerima siapapun yang datang karena Qila selalu berpikir bahwa dia harus menjaga hatinya untuk Dave yang sedang berjuang untuk melawan penyakitnya. Orang tua Qila sangat sedih melihat keadaan Qila yang sudah 1 tahun ini tidak pernah berubah, selalu menunggu Dave dan menantikan kehadiran Dave. Orangtu

  • Takdirku Bersamamu   Bangkit

    “Memang susah untuk memulai semuanya dari awal lagi, namun tidak akan ada usaha yang mengkhianati hasil. Kau boleh terpuruk namun jangan lupa untuk bangkit.” Qila memulai kembali semuanya dari awal, Qila tidak mau melihat orang-orang yang disayanginya tersakiti karena kesedihan dirinya. Qila melanjutkan pendidikannya di Universitas UIN BANDUNG. Qila mengambil jurusan psikologi. Qila berharap dengan jurusan yang di ambilnya, Qila mampu lebih mengenali semua yang terjadi pada dirinya. Qila juga ingin lebih memahami orang lain, oleh karena itulah Qila mengambil jurusan psikologi. Seminggu kemudian, Qila sudah mulai bisa bersosialisasi dengan lingkungan barunya. Qila mulai bisa sedikit demi sedikit melupakan kesedihannya. “Aqila, nanti malem ada pesta topeng, lo ikut kan?” “Kayaknya nggak deh, gue juga nggak terlalu suka sama keramaian.” “Lo ikut ya, mungkin aja dengan ikutan itu lo bisa melupakan kesedihan lo dan

  • Takdirku Bersamamu   Devan Triyansyah

    “Tatapanmu membuatku terpaku dan garis lurus wajahmu mengingatkanku akan dia yang telah tiada” “Elo....” “Elo...” “Ngapain lo disini?” tanya Qila yang kaget melihat orang yang ada di hadapannya. “Harusnya gue yang nanya, lo ngapain disini?” “Kok lo malah balik nanya sih.” “Emang harusnya pertanyaannya gitu, lo ngapain disini? Kalau gue, iya karena ini memang acara angkatan gue.” Seru Devan dengan senyum sinis. Aqila bingung harus menjawab apa, karna memang iya Qila harusnya tidak datang ke pesta ini. Pesta yang tisak diperuntukan untuknya ataupun angkatannya. Qila bingung dan terus mencari alasan yang pas. “Kenapa lo, kok malah diem, nggak bisa jawab kan.” “Apa sih lo, nyebelin tau.” “Kok nyebelin, kenapa?” “Lo tuh tadi ajak-ajak gue dansa, padahal ya kalau gue tau yang ada di balik topeng itu lo. Nggak bakal mau tuh gue dansa sama lo.” “Emang kenapa sih lo itu sinis banget sama

  • Takdirku Bersamamu   Khawatir

    “Langit mendung ketika sang mentari terhalang oleh kabut juga awan yang menggumpal.”Devan menggerak-gerakan tubuh Qila, dan menepuk-nepuk lembut pipi Qila. Devan seamkin bingung harus bagaimana. Devan merasakan tangan Qila dingin dan wajah Qila juga dingin. Devan melepaskan jaket yang dikenakannya dan memakaikannya pada Qila yang kini tidak sadarkan diri.Waktu sudah sangat malam, suasana di jalan buah batu semakin sepi dan udara kian dingin. Angin berhembus dengan lembut mencoba memeluk tubuh Devan dalam dinginnya udara malam. Devan sudah berulangkali mencoba menelepon taksi, namun sudah 30 menit dia menunggu, taksi tak kunjung datang.Melihat wajah Qila yang masih tidak sadarkan diri di atas kursi, membuatnya semakin khawatir akan keadaan Qila. Wajahnya yang pucat dan bibirnya membiru. Tangan dan wajah Qila semakin dingin karena angin yang terus menerus berembus.Dengan berat hati, Devan memutuskan untuk meng

  • Takdirku Bersamamu   Titik Terang

    “Setelah sekian lama mencari tanpa titik temu, akhirnya titik terang itu datang.”“Kak, punggung kakak sakit ya karena gendong Qila.”“Sedikit, tapi nggak papa kok.” Devan tersenyum dan berlaga seolah punggungnya tidak sakit.Qila mendekati Devan dan berjalan kebelakang tubuh Devan, Qila menempelkan tangannya ke pundak Devan dan memijitnya pelan.“Lo ngapain, nggak usah. Kondisi lo juga lagi nggak baik-baik aja.”“Gue nggak papa.”Devan tersenyum dan merasakan sentuhan demi sentuhan tangan Qila yang memijat pundaknya dengan lembut. Waktu sudah sangat malam namun Devan dan Qila belum ada niat untuk beranjak. Melihat keindahan langit yang begitu cerah malam ini membuat mereka betah untuk berlama-lama.Reihan terus mencari Qila namun sudah hampir 30 menit, Reihan tidak menemukan Qila. Reihan bingung harus mencari Qila kemana, Reihan juga khawatir aka

Latest chapter

  • Takdirku Bersamamu   Devan Marah

    Mentari menyapa bumi dengan cahaya indahnya, langit berbisik pada awan dengan biru warnanya. Burung-burung bernyanyi bak musik yang tenang menyambut macam-macam orang yang kini memiliki berbagai kesibukan.Devan sudah sejak pagi tadi menghidupkan motornya dan menyiapkan dirinya untuk kembali mencari Qila. Devan berjalan dan menghampiri Reihan yang kini sedang menyiapkan barang-barangnya.“berangkat sekarang? Kita mau kemana?”“gue juga nggak tahu mau kemana Van, yang penting hari ini gue harus bisa nemuin Qila”“oke kita cari dia ke kampusnya dulu, mungkin aja bener kan dia nginep di rumah temennya”“lo ini gimana sih Van, bukannya lo bilang Madya ngasih info sama lo kalau Qila di culik” Devan menepuk jidatnya dan baru ingat bahwa semalam Madya mengabarinya tentang penculikan Qila.Sudah dari pagi sekali Meli bangun dan menyiapkan sarapan untuk mereka, Meli menyiapkan nasi goreng spesial untuk Qila sebagai permintaan maafnya.“kak”, Qila datang dan menyapa Meli yang kini sedang sibuk

  • Takdirku Bersamamu   Gedung kosong

    Setelah Meli memikirkan semuanya, Meli akhirnya memutuskan untuk kembali ke gudang kosong itu di temani dengan Madya dan Cinta.“Lo yakin malem ini kita kesana?” ragu Madya“Iya Mel ini udah malem, mana lokasinya lumayan jauh lagi”“Iya guys, gue nggak mungkin biarin dia sendiri disana ditambah dia juga tidak memiliki salah apapun, gue ngerasa bersalah banget karena udah lakuin itu”“kalau lo kekeh dengan pendirian lo, kita akan nemenin lo kesana.”Meli, Madya dan Cinta akhirnya pergi dengan mobil yang dibawa Meli tadi pagi dari rumahnya. Sebenarnya Meli orang yang berada dan rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya, namun karena ingin hidup mandiri dan hidup bersama sahabat-sahabatnya, Meli memutuskan untuk ngekos bareng dengan Madya dan Cinta.Meli memasuki mobil dan di ikuti oleh kedua sahabatnya, Meli melajukan mobilnya sedikit kencang hingga membuat kedua sahabatnya berteriak histeris.“Biasa aja kali lo bawa mobilnya, lo nggak akan bawa kita mati bareng kan Mel” u

  • Takdirku Bersamamu   Kita Pasti Bahagia

    Meli sampai di kos an nya cukup malam sehingga menbuat kedua sahabatnya khawatir.“Mel, gue minta lo nggak usah kayak gini” ucap Madya yang membukakan pintu untuk Meli“Gue emang ngedukung lo buat deketin Devan dan dapetin Devan Mel tapi nggak gini juga caranya, lo bisa nyakitin orang lain.”“Terus gue harus gimana agar Devan mau nerima gue?”“Lo belum pernah ungkapin perasaan lo sama dia Mel, gimana dia akan tahu kalau lo suka sama dia?”“Tapi dya, Devan udah jadian sama cewek itu dan gue nggak bisa terima hal itu.”“Tapi...” cinta mencoba untuk kembali berbicara namun di potong dengan perkataan Meli“Udah, gue cape, gue mau tidur.”Meli meninggalkan kedua sahabatnya dan berjalan ke kamar untuk bersih-bersih dan istirahat.Setelah selesai bersih-bersih, Meli membaringkan tubuhnya di kasur kecil yang tersedia di kamar kos itu. Meli menatap langit-langit dan berpikir “apa gue salah?” Meli mengacak rambutnya dan berteriak prustasi. Meli adalah gadis baik yang terbutakan oleh rasa cintan

  • Takdirku Bersamamu   Aqila Hilang

    Devan dan Reihan terus mencari keberadaan Qila. Hingga akhirnya ponsel mereka berdua bergetar menandakan ada notifikasi. Reihan dan Devan membuka ponsel mereka masing-masing dan melihat pesan yang ternyata dari Qila.Devan dan Reihan yang mendapat pesan itu langsung lega ketika tahu bahwa Qila ternyata ada di rumah temannya. Namun, sepersekian detik kemudian mereka saling tatap “Siapa teman Aqila?” Devan yang mendapat pertanyaan itu dari Reihan menggeleng karena memang tidak tahu siapa teman Aqila yang bisa membuat Aqila berani untuk menginap di rumahnya. Reihan sangat tahu bahwa Aqila tidak akan menginap di rumah orang lain meskipun ada kerja kelompok yang di kerjakan sampai malam. Qila akan berusaha pulang dan menyuruhnya untuk menjemput.Devan yang memang belum terlalu lama mengenal Qila, namun Devan tahu bahwa Qila sungkan sekali berada di rumah orang lain apalagi orang itu belum terlalu dekat dengan Qila, dan yang Devan ketahui, Qila tidak memiliki teman dekat di kampusnya selain

  • Takdirku Bersamamu   Tragedi Toko Buku

    Setelah mereka selesai sarapan, mereka langsung bergegas untuk ke kampus. Devan mengantarkan Qila ke kampus dengan menggunakan taksi yang tadi di sewanya.Sesampainya di kampus, Devan pamit pada Qila dan berpesan untuk menghubunginya jika akan pulang.Setelah Devan hilang dengan mobilnya yang di telan tikungan, Qila berjalan gontai memasuki kampus. Qila sudah menyiapkan semua pembelajaraan untuk hari ini.1 jam berlaluQila sudah selesai belajar dan berniat untuk pulang. Qila mengabari Devan dan memberitahukan Devan bahwa dia akan mampir ke toko buku biasanya. Qila menunggu balasan pesan dari Devan namun tidak ada.Qila mencoba menelpon Devan dan ternyata ponsel Devan tidak aktif, tanpa menunggu lama, Qila langsung ke halte bus dan menunggu bus yang akan di tumpanginya. Saat bus datang, Qila langsung naik dan memasangkan earphone ke telinganya.Qila duduk dan menyandarkan badannya pada badan kursi. Qila menatap pepohonan yang bergerak karena mengikuti gerakan bus yang di tumpanginya.

  • Takdirku Bersamamu   Cintai aku dengan sederhana

    1 minggu berlalu hubungan Qila dan Devan semakin harmonis. Perlakuan-perlakuan kecil yang Devan berikan kepada Qila membuat Qila sangat bahagia. Qila merasakan seperti ratu jika sedang bersama dengan Devan.Memang benar adanya “Seorang wanita akan dijadikan ratu oleh laki-laki yang tepat”Pagi ini Qila sudah siap untuk pergi ke kampus dengan di antar Devan. Qila menunggu Devan dengan bekal yang sudah disiapkannya untuk mereka sarapan bersama. Qila menunggu di depan rumah sambil memainkan ponselnya.“Lama banget kemana sih tuh anak, tumben telat”, gerutu Qila Setelah hampir 30 menit Qila menunggu Devan di depan akhirnya ponsel Qila berdering dan Devan mengabarinya bahwa dia tidak bisa mengantarkan Qila ke kampus karena ban motor Devan bocor dan kemungkinan akan lama untuk memperbaikinya. Devan berkata bahwa dia sudah menyiapkan taksi untuk menggantikannya.Jahilnya aku· Aku gak bisa nganterin kamu ban motor aku bocor, kamu naik taksi aja ya.· Bentar lagi taksinya nyampe ke depan ruma

  • Takdirku Bersamamu   Gagal Deh

    1 jam di perjalanan akhirnya Devan dan Qila sampai di rumah Qila. Reihan yang khawatir pada adik semata wayangnya menunggu Qila di luar sambil memainkan gitar.“Maaf kemaleman bro, tadi macet”, Ucap Devan pada Reihan“Qila masuk ya bang.”Qila masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Reihan juga Devan di depan rumah.“it’s okay, selama lo bisa menjaga dia dan bahagiain dia gue nggak akan marah apalagi bunuh lo.” Ucap Reihan tanpa melihan DevanDevan yang mendengar ucapan Reihan kaget.“Emang lo berani bunuh gue?”“Beranilah masa nggak”, Ucap Reihan yang langsung menyimpan gitarnya dan menghadap ke arah DevanDevan dengan sigap menerima tatapan Reihan yang kini seakan mengintimidasinya. Reihan menyingkirkan kursi yang di dudukinya dengan kakinya sehingga menimbulkan suara “BRAK” Qila yang baru saja sampai ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya kaget mendengar suara itu.“Ada apa ya, kok seperti ada ribut-ribut gitu.”Qila memastikan suara ribut itu dan mengeceknya keluar. Qila melihat tida

  • Takdirku Bersamamu   Bakso Mang Darno

    Waktu sudah mulai sore dan awan mulai terlihat mendung. Gumpalan hitam mulai terlihat menggulung di langit, kilatan-kilatan cahaya menambah keanggunan langit yang terlihat akan turun hujan. Suara petir mulai menggelegar menembus cakrawala.Qila mengeratkan pelukannya pada Devan. Qila takut dengan suara petir yang menggelegar apalagi kini dia sedang berada di luar tepatnya di tengah perjalanan menuju lembang. Jalanan menuju lembang macet karena biasanya memang banyak sekali wisatawan yang mengunjunginya. Apalagi kini ada tempata wisata yang baru yaitu ASIA AFRIKA bukan KAA tapi ASIA AFRIKA yang mana di dalamnya terdapat banyak monumen mengenai negara lain. Dimana di tempat itu kita bisa menikmati suasana 7 negara tanpa harus mendatangi negaranya langsung.Qila sempat membacanya di internet saat Devan memutuskan untuk mengajaknya ke daerah Lembang. Dulu semasa Qila masih di Jakarta, Qila selalu berharap bisa tinggal di Bandung dan berjalan-jalan mengelilingi kota Ban

  • Takdirku Bersamamu   Akhirnya Hari itu Tiba

    Qila dan Devan menghabiskan waktu beberapa jam di Gramedia, mereka membaca-baca buku dan juga membeli beberapa buku. Karena waktu yang sudah siang, Devan mengajak Qila untuk melanjutkan perjalanan. Masih banyak tempat yang ingin Devan tunjukan pada Qila. Devan yang merupakan orang Bandung asli begitu mengetahui tempat-tempat wisata di daerah Bandung. Bandung adalah kota yang terkenal sebagai paris Van java, kota yang menyimpan banyak kenangan dan juga kota dengan seribu keindahan. Banyak wisatawan yang berburu untuk mengunjunginya. Suasana alam yang masih asri dan juga sejuknya udara yang masih murni membuat banyaknya wisata yang menginginkan tinggal di daerah Bandung. Namun kini sudah banyak sekali bangunan menjulang tinggi yang memenuhi kota Bandung sehingga membuat banyak sekali polusi yang tercipta tapi mau bagaimanapun Bandung tetaplah kota sejuta keindahan. Jika kalian tidak percaya datanglah kesini agar kalian bisa menikmati bagaimana indahnya kotaku. Hhe

DMCA.com Protection Status