Share

BAB 51 Kebenaran yang Menyakitkan

Sera mengerjapkan matanya, berusaha mengusir kabut yang masih menyelimuti pikirannya. Sudah berapa lama ia tertidur? Jam berapa sekarang? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar dalam benaknya, namun tak ada satu pun yang bisa ia jawab dengan pasti.

Kepalanya masih berdenyut-denyut, namun tidak seburuk sebelumnya. Perlahan, Sera mencoba untuk duduk, menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.

Matanya menyapu ruangan, mencari sosok yang ia tahu pasti ada di sana. Dan benar saja, Guntur duduk di sudut ruangan, tatapannya tertuju pada secangkir kopi yang mengepul di tangannya. Pria itu tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri, wajahnya yang biasanya tak terbaca kini menunjukkan secercah kekhawatiran.

"Kamu sudah bangun, An," ujar Guntur, suaranya dalam dan tenang. "Bagaimana perasaanmu?"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status