Sepanjang perjalanan menuju hotel tempat Mas Brian menunggu aku deg-degan sekali takut penampilan ku kali ini tidak sesuai dengan permintaan Mas Brian, di dalam mobil aku beberapa kali mengganti posisi aku duduk dan membuang nafas agak keras sungguh aku gelisa sekali.
Mang Karyo beberapa kali melirik ke arah ku lewat kaca spion,aku hanya menunduk kan muka biar tidak terlalu grogi,untuk mengurangi rasa gelisah,ku ajak mang Karyo bercerita.
"Mang Kayo,,, gimana dengan penampilanku cantik nggak ,takut saja jangan sampai terlalu gimana gitu..." Aku sambil mengangkat muka .
"Menurut saya.. penampilan Ibu kali ini cantik sekali pasti Pak Brian pangling deh, pokoknya is the best."Mang Karyo senyum senyum saja.
"Ah Mang Karyo ...bisa saja deh ,aku jadi malu."aku memalingkan muka keluar biar tidak terlalu grogi.
"Bu...ini kita sudah sampai, bapak sudah menunggu di dalam."
Mang Karyo langsung membukakan pintu mobil dan mempersilahkan aku turun dan masuk kedalam hotel.
"Trimakasih ya Mang Karyo... Sudah mengantar aku ke sini."begitu pintu mobil terbuka aku langsung masuk ke dalam hotel.Aku langsung menuju ballroom hotel, di mana Mas Brian sudah menungguku.Lho ini ruangannya gelap sekali masa iya hotel yang sebesar ini mati lampu,kan tidak lucu .
Begitu aku buka pintu .Tak... tiba-tiba lampu menyala,aku kaget ternyata di dalam bukan hanya ada Mas Brian,tapi kedua buah hatiku Almeera dan Al Jazair ada juga,ada Bi Jumi, Mang Udin beserta keluarganya, Mang Karyo beserta keluarganya,ada juga sekretarisnya Mas Brian Mbak Marisa dan beberapa karyawan kantornya Mas Brian,ada juga keluagany Mas Brian, Mas Rian beserta keluarganya dan Alia .Pas aku menoleh ke samping aku melihat Abah sama Ummi juga ada di sini.
Mas Brian langsung menyambut dan memelukku dan mengecup keningku
"Selamat ulang tahun Bunda..semoga di ulang tahun Bunda yang ke 32 ini Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan dan satu lagi selamat ulang tahun pernikahan kita Bunda yg ke 11 ,semoga pernikahan kita ini ,akan langgeng sampai kita menua bersama hingga maut yang memisahkan kita, Aamiin.."Mas Brian memberikan sebua kotak kado.
"Aamiin... Trimakasih atas hadiah dan kadonya."aku langsung memeluk Mas Brian.
Kemudian satu persatu yang hadir di sini mengucapkan selamat kepada kami berdua tanpa terlewatkan seorang pun.
Aku langsung menitikkan air mata,ini seperti mimpi saja, walaupun di dasar hati ku yang paling dalam ada sejumput kekecewaan di setiap perayaan ulang tahunku dan ulang tahun pernikahanku dengan Mas Brian,mertuaku tidak pernah ada,mereka tidak pernah menghargaiku sebagai menantu alasannya, karna saya berasal dari kampung tidak selevel dengan mereka, yang notabene keluarga pengusaha.
"Bunda... maaf ya tadi sengaja keluar diam diam,ini semua ide Ayah, katanya mau kasi kejutan untuk Bunda."Almeera menghampiri aku sama Mas Brian,dia merasa bersalah sudah tidak jujur padaku.
"Iya tidak apa-apa kakak..."aku mengulas sebuah senyum kearah Almeera, agar dia merasa terlalu bersalah.
Kalau aku bisa meminta Ya Allah apa yang aku rasakan saat ini,jangan pernah berlalu dalam hidupku, tetap seperti saat ini.Tiba-tiba Abah sama Ummi menghampiri kami berdua sambil memelukku dan Mas Brian secara bergantian ,aku sejenak memperhatikan muka Abah,beliau menitikkan air matanya, menandakan kalau hatinya di landa kesedihan yang mendalam."Al Humaira anakku...kini usiamu sudah 32 tahun,usia yang cukup matang untuk seorang wanita,jadilah wanita yang tangguh, jadilah madrasah yang baik untuk anak anakmu dan jadilah rumah yang selalu suamimu tempat berpulang dan tinggal..."aku langsung memeluk lelaki yang menjadi cinta pertama ku ini sambil menangis."Trimakasih atas nasihat yang sudah Abah berikan." Abah juga mengeratkan pelukannya kepadaku."Nak Brian... Sudah 11 tahun kalian berumah tangga,Abah mohon sayangilah Al Humaira sebagaimana saya menyayanginya,tolong jaga perasaan dan hatinya,aku tau sampai saat ini,kedua orangtuamu belum bisa menerima anaku Al Humaira, kalaupun ada m
"Bunda... semoga apa yang kita lakukan semalam segera menumbuhkan buah cinta kita di sini."Mas Brian mengungkapkan keinginannya agar aku bisa hamil lagi sambil mengelus elus perutku."Mas...hm.. memangnya Almeera dan Al Jazair belum cukup ya,apa perlu kita harus tambah anak lagi..."Aku penasaran apa yang membuat Mas Brian pengen kita punya baby lagi."Bunda... saya sangat bersyukur memiliki mereka berdua, Almeera dan Al Jazair adalah permata hati saya,tapi tidak ada salahnya kan kalau kita memiliki baby lagi, umur kita berdua masih cukup produktif, apalagi di bidang finansial saya cukup bahkan sangat cukup untuk memenuhi dan membiayai kehidupan masa depan mereka kelak.""Benar ini... hanya itu saja, atau ada alasan yang lain hingga membuat Mas ingin kita memiliki baby lagi.""Tidak ada alasan yang lain Bunda..aku ingin saja pengen gendong baby."'Sebenarnya saya punya alasan yang lain Bunda, saya tidak mau suatu saat kamu berpaling dari saya, kalau kamu punya baby lagi, saya tidak pe
Secara tiba-tiba Abah menanyakan kabar kedua orang tuanya Mas Brian."Nak Brian.. gimana kabarnya kedua orang tua kamu Nak.""Alhamdulillah mereka sehat semua Abah..""Syukurlah kalau begitu... Humaira kalau lagi ada waktu senggang kalian berdua sesekali pergi menjenguk dan mengunjungi mereka berdua sekalian ajak Almeera dan Al Jazair agar mereka berdua dekat dengan kedua orang tuanya Nak Brian, kalian jangan pernah memutuskan tali silaturahmi dengan mereka Nak, bagaimana pun juga mereka berdua itu orang tua kalian juga, terlepas mereka mau menerima kehadiran Humaira sebagai menantu di keluarga besarnya Nak Brian atau tidak,ada anak anak kalian yang merupakan darah mereka juga."Abah coba memahami karakter orang tuanya Mas Brian."Iya Abah.. insya Allah kalau Mas Brian tidak terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan,dan juga kalau sudah libur sekolah, jadi Almeera dan Al Jazair bisa ikut bersama kami pergi mengunjungi mereka di sana."Hari ini suami dan anak anak ku sudah mulai beraktivita
Begitu sampai di rumah Abah memanggil ku katanya ada yang mau di bicarakan."Humaira... Sini nak,Abah dan Ummi ada yang mau kami sampaikan sama kamu."aku bergegas menghampiri Abah sama Ummi."Iya Abah..."Abah memberikan sebuah map yang isinya saya sendiri belum tau."apa ini Abah.""Sekitar 2 tahun lalu Abah bertemu dengan teman lama namanya Pak Hendra,kebetulan beliau itu menawarkan kerjasama untuk mendirikan sebuah perusahaan,pas waktu itu Abah juga punya modal lumayan banyak, Abah terima saja tawarannya,tapi Pak Hendra sekarang sudah kembali menjalankan bisnisnya di luar negeri,akhirx perusahaan itu Abah yang miliki dan mengoperasikannya sendiri,itu surat suratnya lengkap dengan akta kepemilikannya,semua atas namamu nak.""Abah... Kok namanya sama dengan nama resto pakai Triple Al ."aku langsung membuka map tersebut."Iya Nak ... Namanya Abah samakan saja dengan nama resto kita,biar gampang orang mengingatnya, Restoran Triple Al dan Fruit T
Ting Terdengar Bunyi notifikasi panggilan masuk,oh ini nomornya mertua ada apa ya. "Assalamualaikum Maa..."aku menyapa mamanya Mas Brian. "Waallaikum salam....tolong sampaikan kepada Brian sebentar malam ke rumah ya." "Baik ma.. nanti saya sampaikan." Mamanya mas Brian langung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Ini kok ramai sekali di luar, ternyata kedua buah hatiku Almeera dan Al Jazair sudah pulang di jemput sama Abah mereka berdua lagi bersenda gurau dengan penuh kehangatan di ruang keluarga mereka semua lagi asik mengobrol dan menonton serial acara televisi yang sedang disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta di negeri ini ada Ummi juga sudah bergabung, aku menghampiri ikut gabung bersama mereka semua.Ada saja yang di bahas kedua buah hatiku , Almeera dan Al Jazair menceritakan semua kegiatan mereka di sekolah tadi. "Kakek... nanti kalau liburan kakak sama adik mau main ke rumah ka
"Assalamualaikum ...Mama.. Papa.."sambil mengucapkan salam aku sama Mas Brian masuk ke dalam rumah secara beriringan sekalian aku menggandeng tangan kedua buah hatiku. "Waallaikum salam ... kalian sudah sampai,ayo masuk."Mama sama papanya Mas Brian menyambut kami dan persilahkan untuk duduk.Di dalam sudah ada Mas Rian beserta keluarganya dan juga Alia.Sepertinya ada hal penting sampai sampai kami semua berkumpul di rumah orang tua Mas Brian. Kok mama dan papanya Mas Brian memandang ke arah ku dengan sinis, ini juga Mas Rian sama Mbak Ratih sama tatapan mata mereka ada apa ya.Perasaanku tidak enak . Mamanya Mas Brian memanggil asisten rumah tangga untuk membawa anak anak ku main di ruang keluarga sama anaknya Mas Rian, kebetulan anaknya Mas Rian Galang seumuran dengan Al Jazair. "Rian... Brian... Saat ini perusahaan papa lagi goyah dan papa sangat membutuhkan bantuan dana kurang lebih 10 miliar."Papanya Mas Brian membuka suara,aku sama Mas Brian kaget,kok bisa perusahaan Erlangga Ad
Sepanjang perjalanan pulang aku sangat gelisah dan geram dengan perkataan mamanya Mas Brian yang selalu memandangku rendah,apa salah ku sampai sampai mertua ku itu sangat membenciku.Mas Brian juga diam saja, aku tidak tau apa yang sedang suamiku pikir kan. "Mas... Kenapa mama sama papa melimpahkan semua permasalahan perusahaan sama kamu.Kurang apa coba selama ini, Mas itu sudah banyak mengalah sama mas Rian, dulu saja waktu awal-awal kita menikah papa langsung menyuruh mas untuk hengkang dari perusahaan dan memilih Mas Rian sebagai direktur utama , padahal kalau di lihat dari segi kemampuan memimpin Mas lebih baik dari Mas Rian, nanti sudah ada masalah baru semuanya di limpahkan sama Mas, memangnya apa saja yang di lakukan Mas Rian di perusahaan,heran aku rasanya, ingin sekali ku maki maki itu Mas Rian sudah nggak becus mengurus perusahaan,sok belagu lagi."aku menggerutu terus sepanjang jalan biar Mas Brian tau kalau aku kesal sekali sama perlakuan Mama dan Papanya. "Sudahlah Bunda
Hari ini genap seminggu sudah pembicaraan kami dengan orang tuanya Mas Brian,aku belum tau langkah apa yang akan di ambil Mas Brian untuk mengatasi permasalahan-permasalahan perusahaan papanya, karena selama seminggu ini Mas Brian tidak pernah menyinggung perihal tersebut,aku juga enggan untuk menanyakan itu kepada Mas Brian, biarlah nanti Mas Brian sendiri yang menceritakannya kepadaku.Abah sama Ummi sudah pulang ke kampung juga, Abah tidak bisa meninggalkan usahanya terlalu lama. Ini adalah akhir pekan,aku refreshing sejenak dulu,tadi aku sudah minta tolong sopir untu jemput anak anak ku pulang sekolah nanti, biar tidak kepikiran kalau sebentar aku tidak sempat menjemput mereka, pokoknya urusan anak anak ku aman,aku mau hubungi sahabat karib ku, Winda Septiani,dia adalah satu-satunya sahabat ku sewaktu jamannya kuliah di Bandung, walaupun kami berdua beda jurusan tapi sangat akrab karena kami memiliki tempat menempati rumah kontrakan yang sama."Assalamualaikum Winda....apa kabar
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men