Hari ini genap seminggu sudah pembicaraan kami dengan orang tuanya Mas Brian,aku belum tau langkah apa yang akan di ambil Mas Brian untuk mengatasi permasalahan-permasalahan perusahaan papanya, karena selama seminggu ini Mas Brian tidak pernah menyinggung perihal tersebut,aku juga enggan untuk menanyakan itu kepada Mas Brian, biarlah nanti Mas Brian sendiri yang menceritakannya kepadaku.Abah sama Ummi sudah pulang ke kampung juga, Abah tidak bisa meninggalkan usahanya terlalu lama. Ini adalah akhir pekan,aku refreshing sejenak dulu,tadi aku sudah minta tolong sopir untu jemput anak anak ku pulang sekolah nanti, biar tidak kepikiran kalau sebentar aku tidak sempat menjemput mereka, pokoknya urusan anak anak ku aman,aku mau hubungi sahabat karib ku, Winda Septiani,dia adalah satu-satunya sahabat ku sewaktu jamannya kuliah di Bandung, walaupun kami berdua beda jurusan tapi sangat akrab karena kami memiliki tempat menempati rumah kontrakan yang sama."Assalamualaikum Winda....apa kabar
"Al...ini restorannya waow besar sekali dan restoran mahal lho."Aku senyum senyum saja melihat tingkah Winda. "Winda... nggak apa-apakan kalau kita makan di sini insya Allah puas deh dengan menu makanan disini."Winda pun tersenyum sumringah. "Al... Sepertinya saya sangat familiar sekali dengan nama restoran ini 'Restoran Triple Al"saya tidak salah tembakkan kalau restoran ini milik kamu Al,kepanjangan dari Triple Al' Al Humaira, Almeera,Al Jazair." "He... He.. he...iya Winda... tebakan kamu tidak salah,ini restoran Abah yang bangun untuk aku kelola." "Al... Sya pikir selama ini kamu hanya mengurus suami dan anak anakmu saja,eh ternyata kamu memiliki beberapa restoran,sya salut sama kamu Al, ternyata ilmu pengetahuan yang kamu dapat di bangku kuliah dulu, kini kamu benar-benar sudah terapkan dalam dunia bisnis,kalau tidak salah ini restoran ada di tiga kota ya di Malang,di Bandung,dan di sini tempat yang kita datangi ini." "Ayo...kit makan dulu nanti kita sambil ngobrol lagi."aku
Kami berdua mengunjungi mall yang menjual berbagai perlengkapan aksesoris untuk wanita.Aku memilih sebuah tas model terbaru dari salah satu merek terkenal.Secara kebetulan tas yang saya pilih ini ada 2 buah hanya berbeda warna, yang satu berwarna colat tanah,dan yang satu lagi berwarna biru dongker,aku langsung memesan kedua duanya.Salah satunya akan saya berikan kepada Winda.Tadi begitu kita berdua memasuki mall aku sempat melihat Winda sempat menanyakan tas ini.Memang sih tas yang saya pesan ini limited edition jadi pasti harganya juga sangat fantastis, makanya Winda hanya sempat menanyakan saja tanpa ada maksud untuk membelinya. Di saat kita berdua lagi melihat lihat gamis,tiba tiba secara tidak sengaja saya melihat mamanya Mas Brian bersama dengan seorang wanita mungkin seumuran Alia.Aku langsung menyembunyikan diri di sela sela pajanganbaju gamis yang berjejer di depan toko itu,sambil sekali sekali melihat ke arah mereka berdua, takut saja jangan sampai aku ketahuan sama mereka
"Mbak... Mana tasnya yang tadi sudah dipesan sama teman saya,ini aku bayar pakai kartu kredit saja."Winda langsung menyerahkan kartu kredit kepada penjual sekaligus pemilik lapak.Saya perhatikan muka mamanya Mas Brian dan juga temannya itu setelah melihat kartu kredit yang diberikan Winda kepada penjual tas tersebut sepertinya kaget sekali waow sejarah gitu lho yang memiliki kartu kredit berwarna platinum ini bisa di hitung dengan jari karena tidak semua pengusaha bisa memiliki kartu kredit seperti itu, satu kali transaksi kartu kredit tersebut nominal angkanya sangat fantastis mencapai 10 miliar.Mamanya Mas Brian sempat melihat nama pemilik kartu kredit tersebut, di atas kartu kredit itu tertera namaku tapi tidak di sertai dengan foto,aku sengaja tidak melampirkan foto di atas kartu kredit itu.Mamanya Mas Brian, bingung melihat nama di atas kartu kredit tertera 'Al Humaira Razak' itu tidak salah kan, karena mamanya Mas Brian taunya,aku itu hanya ibu rumah tangga yang setiap hari ha
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah aku selalu teringat dengan wanita yang bersama dengan mamanya Mas Brian tadi, siapa ya wanita itu apa jangan-jangan dia itu anaknya Pa Darsono yang mau di jodohkan dengan Mas Brian, kenapa kok hatiku mendadak gelisah begini ada apa ini.Aku sampai di rumah sepintas kulirik jam yang melingkar di tanganku, sudah jam 2 siang rumah kok sepi sekali, mungkin anak anak ku pada istirahat di kamar mereka, lagian ini juga waktunya tidur siang,aku langsung ke kamar saja mau shalat zhuhur sekalian mau istirahat.Di tempat seberang sana mamanya Mas Brian lagi gelisah sekali karena penasaran dengan apa yang di lihat hari ini"Assalamualaikum... Brian.""Waallaikum salam... Ma ada apa menelpon Brian apa ada sesuatu yang penting."Brian bingung kenapa mama tiba tiba telepon tidak seperti biasanya."Brian... Selama ini istrimu itu kamu kasi kartu kredit yang warna apa, karena tadi waktu mama belanja mall yang menjual aksesoris untuk wanita,mama lihat seorang wanita
Mas Brian langsung aku antara ke kamar karena di mau membersihkan diri dulu. "Bunda...mas mau mandi dulu ya nanti setelah itu kita ngobrol ada yang Mas akan bicarakan dengan Bunda." "Iya Mas... nanti aku tunggu di ruang keluarga."Mas Brian langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah menyiapkan baju ganti untuk Mas Brian aku langsung ke dapur untuk menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk kami berdua,aku lihat Mas Brian sudah ada di ruang keluarga,aku segera samperin Mas Brian di sana dan mengobrol bersama. "Bunda...tadi keluar ke mana saja, soalnya mama tadi hubungi saya katanya,tadi siang ada orang belanja bayarnya pakai kartu kredit berwarna platinum dan di kartu kredit itu ada namanya,mama bilang nama sama persis dengan namanya Bunda."Oo.. jadi ini toh yang mau di omongin Mas Brian. "Iya Mas ...tadi Bunda memang keluar jalan sama teman lama teman kuliahku dulu, Winda Septiani Mas kenal kan orangnya dulu waktu kita menikah dia,juga hadir.Aku sama
Jam 7 pagi aku lihat Mas Brian dan kedua buah hatiku sudah pada rapi semua tinggal aku yang belum siap siap ."Bunda... Ayo cepat ini Ayah,Kakak sama Adik sudah rapi dan siap jalan."Kedua buah hatiku itu menceramahiku.Mas Brian senyum senyum saja melihat tingkah kedua buah hati kami itu."Iya... Kakak sama Adik tunggu sebentar ya Bunda mau siap siap dulu." Aku langsung ke kamar untuk siap, kebetulan hari ini itu mau jalan jalan ke taman bermain jadi aku pakai celana jeans sama blazer dilapisi kardigan untuk pasminanya aku pilih warna yang senada dengan blazer yang aku.Walaupun aku berhijab tapi selalu memperhatikan penampilan dan fashion yang aku pakai."Ayo... kita jalan sekarang, Bunda sudah siap ini." Aku langsung menggandeng tangan kedua buah hatiku untuk masuk ke dalam mobil,Mas Brian sudah menunggu kami di dalam mobil."Bunda... hari ini cantik sekali,nanti kakak kalau besar nanti mau seperti Bunda selalu tampil cantik dan penuh kasih sayang." Aku lihat Mas Brian sepintas menat
"Hai juga Alma.. bagaimana kabarnya Om Darsono dan Tante Vera"sapa Mas Brian kepada Alma. "Alhamdulillah baik semua.. gimana juga kabar Om Airlangga dan Tante Rima."Alma menanyakan kabar kedua orang tuanya Mas Brian. "Alhamdulillah Mama sama Papa juga baik." Di saat kami sedang bercerita tiba-tiba ke dua buah hatiku datang menghampiri kami.Tapi mereka datang bukan hanya berdua,ada anak laki laki di sampingnya mereka bergandengan tangan. "Ayah... Bunda... Kami sudah selesai bermainnya,oh ya Ayah... Bunda kenalin ini teman saya namanya Aldrick kami satu kelas, Aldrick... kenalin ini Ayah sama Bundaku."Al Jazair memperkenalkan temannya kepadaku dan Mas Brian, Aldrick langsung menyalami tangan kami berdua, selesai menyalami aku dan Mas Brian, Aldrick langsung berlalu memeluk Alma dan tersenyum kepadanya. "Tante... Kenalin ini temannya Aldrick, namanya Al Jazair kami satu kelas,Al Jazair kenalin ini tanteku namanya Tante Alma."Al Jazair menyalami tangannya Alma. "Aldrick... Kalian sud
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men