Mas Brian langsung aku antara ke kamar karena di mau membersihkan diri dulu. "Bunda...mas mau mandi dulu ya nanti setelah itu kita ngobrol ada yang Mas akan bicarakan dengan Bunda." "Iya Mas... nanti aku tunggu di ruang keluarga."Mas Brian langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah menyiapkan baju ganti untuk Mas Brian aku langsung ke dapur untuk menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk kami berdua,aku lihat Mas Brian sudah ada di ruang keluarga,aku segera samperin Mas Brian di sana dan mengobrol bersama. "Bunda...tadi keluar ke mana saja, soalnya mama tadi hubungi saya katanya,tadi siang ada orang belanja bayarnya pakai kartu kredit berwarna platinum dan di kartu kredit itu ada namanya,mama bilang nama sama persis dengan namanya Bunda."Oo.. jadi ini toh yang mau di omongin Mas Brian. "Iya Mas ...tadi Bunda memang keluar jalan sama teman lama teman kuliahku dulu, Winda Septiani Mas kenal kan orangnya dulu waktu kita menikah dia,juga hadir.Aku sama
Jam 7 pagi aku lihat Mas Brian dan kedua buah hatiku sudah pada rapi semua tinggal aku yang belum siap siap ."Bunda... Ayo cepat ini Ayah,Kakak sama Adik sudah rapi dan siap jalan."Kedua buah hatiku itu menceramahiku.Mas Brian senyum senyum saja melihat tingkah kedua buah hati kami itu."Iya... Kakak sama Adik tunggu sebentar ya Bunda mau siap siap dulu." Aku langsung ke kamar untuk siap, kebetulan hari ini itu mau jalan jalan ke taman bermain jadi aku pakai celana jeans sama blazer dilapisi kardigan untuk pasminanya aku pilih warna yang senada dengan blazer yang aku.Walaupun aku berhijab tapi selalu memperhatikan penampilan dan fashion yang aku pakai."Ayo... kita jalan sekarang, Bunda sudah siap ini." Aku langsung menggandeng tangan kedua buah hatiku untuk masuk ke dalam mobil,Mas Brian sudah menunggu kami di dalam mobil."Bunda... hari ini cantik sekali,nanti kakak kalau besar nanti mau seperti Bunda selalu tampil cantik dan penuh kasih sayang." Aku lihat Mas Brian sepintas menat
"Hai juga Alma.. bagaimana kabarnya Om Darsono dan Tante Vera"sapa Mas Brian kepada Alma. "Alhamdulillah baik semua.. gimana juga kabar Om Airlangga dan Tante Rima."Alma menanyakan kabar kedua orang tuanya Mas Brian. "Alhamdulillah Mama sama Papa juga baik." Di saat kami sedang bercerita tiba-tiba ke dua buah hatiku datang menghampiri kami.Tapi mereka datang bukan hanya berdua,ada anak laki laki di sampingnya mereka bergandengan tangan. "Ayah... Bunda... Kami sudah selesai bermainnya,oh ya Ayah... Bunda kenalin ini teman saya namanya Aldrick kami satu kelas, Aldrick... kenalin ini Ayah sama Bundaku."Al Jazair memperkenalkan temannya kepadaku dan Mas Brian, Aldrick langsung menyalami tangan kami berdua, selesai menyalami aku dan Mas Brian, Aldrick langsung berlalu memeluk Alma dan tersenyum kepadanya. "Tante... Kenalin ini temannya Aldrick, namanya Al Jazair kami satu kelas,Al Jazair kenalin ini tanteku namanya Tante Alma."Al Jazair menyalami tangannya Alma. "Aldrick... Kalian sud
Hufff..aku buang napas sambil menggeleng kepala beberapa kali hanya untuk menyingkirkan berbagai macam pikiran buruk yang saat ini sedang bergelayut di atas kepalaku.Aku tidak bisa membayangkan kalau suatu saat Mas Brian meninggalkan kami, terutama hati dan perasaan kedua buah hatiku, betapa hancurnya mereka.Mas Brian menggenggam tanganku, seolah olah dia bisa membaca semua isi hati dan pikiran ku saat ini."Bunda... apapun yang terjadi di kemudian hari nanti, jangan tinggalkan saya..ya.Saya tau Bunda adalah wanita yang hebat dan kuat, kita akan hadapi bersama,semua masalah yang datang akan menghancurkan bahtera rumah tangga kita."Aku balas genggaman tangan Mas Brian bahkan lebih erat lagi."Iya Mas.... Trimakasih kasih sudah kasih semangat dan support sama Bunda, insya Allah kita akan hadapi bersama semua masalah yang datang menghampiri rumah tangga kita."Aku berusaha untuk tetap tersenyum, walaupun aku tidak tau apakah itu sebuah senyuman atau hanya sebuah lengkungan patah dari ked
"Mas... Kakak.. Adik... Ayo kita makan, Bunda sudah siapkan semua di meja makan, buruan selagi masih hangat, kalau sudah dingin sudah tidak enak di makan, Bi Jumi...ayo gabung dengan kami." Aku langsung menggandeng tangan kedua buah hatiku menuju meja makan, sekalian aku minta Bi Jumi untukmu makan bersama kami, walaupun Bi Jumi selalu menolak alasannya tidak pantas untuk makan bersama dengan kami tapi selalu memaksakan,bagiku Bi Jumi bukan hanya sebagai asisten rumah tangga tetapi aku sudah menganggapnya sebagai keluargaku. Bi Jumi adalah orang yang sudah bersamaku sejak aku dan Mas Brian menikah, waktu aku habis melahirkan Almeera Bi Jumi selalu siap siaga membantuku mengurus Almeera dan juga waktu Aku habis melahirkan Al Jazair Bi Jumi juga selalu membantuku. "Kakak... Adik... Nanti kalau sudah selesai makan istirahat dulu sebentar,nanti selesai shalat ashar kita latihan olahraga beladiri karate ya, karena itu penting untuk menjaga keselamatan diri sendiri pada saat kita dalam k
"Almeera... Al Jazair... Ayo ganti pakaiannya sebentar lagi kita latihan, sebelum kita memasuki latihan inti ada baiknya kita pemanasan dulu."aku menyuruh kedua buah hatiku untuk segera mengganti baju dengan menggunakan baju olahraga yang biasa mereka pakai pada saat latihan beladiri."Iya bunda... Ayah juga ikut bergabung latihan dengan kami ya,biar tambah seru latihannya."mereka berdua juga mengajak Mas Brian untuk bergabung dengan kami,aku sih tidak yakin apa Mas Brian mau ikut karena sudah beberapa kali anak anak mengajaknya ikut bergabung latihan, Mas Brian tidak pernah mau ikut ada saja alasannya, sejak saat itulah aku tidak pernah mau mengajak Mas Brian ikut bergabung latihan dengan kami."Ayo.. Ayah ikut juga deh latihannya, Ayah juga mau melihat bagaimana perkembangan kalian berdua selama latihan dengan Bunda."Mas Brian langsung ke kamar untuk ganti pakaiannya dengan pakaian olahraga, tumben Mas Brian mau bergabung,tapi bagus lah sebentar pasti seru latihannya.Kami semua sud
Bukh. Bukh. Bukh. Aku menyerang Mas Brian dengan secepat kilat tanpa memberikan kesempatan untuk menangkis dan memblokir semua serangan yang aku lancarkan. Akhirnya Mas Brian jatuh dan menyatakan kalah.Aku melihat sekujur tubuh Mas Brian penuh dengan keringat sampai bercucuran di mana mana.Aku mengulurkan tangan kepada Mas Brian untuk membantunya bangun duduk. "Mas... maaf,tadi aku pukul sangat keras ya,coba aku lihat dada dan perut nya, jangan sampai ada yang memar.Kalau masih sakit biar di kompres dengan air hangat nanti aku minta Bi Jumi antarkan ke sini."aku langsung membantu Mas Brian untuk membuka bajunya. "Tidak apa apa Bunda...karena di dunia olahraga beladiri karateka pukulan seperti yang tadi Bunda lakukan itu hal yang wajar dan lumrah.Iya ini masih sakit tapi tidak sampai memar,ini tidak apa apa kok.Bunda...sengaja ya suruh mas buka baju,ingin lihat dan pegang pegang dada dan perut mas ya."Mas Brian sambil mengerlingkan sebelah matanya dan berbisik."Bunda... sudah ngg
Rasanya badanku sakit semua mungkin efek dari latihan olahraga beladiri karateka tadi sore ya, habis makan malam aku segera melaksanakan shalat isya tanpa menunggu Mas Brian dulu, sengaja aku tiduran di atas sofa yang ada di kamar sambil menunggu Mas Brian yang lagi melihat laporan perusahaan di ruang kerjanya. Karena terlalu lama menunggu, Mas Brian belum datang juga akhirnya aku pindah ke atas tempat tidur, Aku sudah mengantuk sekali sampai sampai mata ini sudah untuk di buka. Tiba-tiba aku merasakan susah sekali untuk bergerak, ternyata Mas Brian lagi memelukku.Aku hanya menggeliatkan tubuh sejenak,lalu tidur kembali dengan kami saling berpelukan sampai menjelang subuh. "Bunda... bangun ayo shalat subuh dulu sudah bunyi adzan di masjid."Mas Brian membangunkan dan menggoyang goyangkan tubuhku. "Iya Mas.... trimakasih ya sudah membangunkan Bunda."aku langsung ambil air wudhu lalu siap siap shalat karena Mas Brian sudah menungguku untuk melaksanakan shalat berjamaah.Setelah melaks
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men