"Syukurlah kalau Mas sudah menyudahi hubungan kalian berdua, setidaknya anak anak tidak merasa tersakiti lagi, karena sampai saat ini mereka berdua itu masih sakit hati dan takut kalau suatu saat Mas akan meninggalkan mereka berdua demi wanita lain."tetap saja Humairah tidak mau mengakui kalau dirinya juga senang, setidaknya Alma tidak akan pernah mengganggu ketenangan rumah tangga mereka lagi. "Berarti.. Bunda sudah memaafkan saya,dan tidak marah lagi, Bunda... saya kangen dan rindu sekali sama kalian bertiga, apalagi sama Bunda... Mas sudah lama puasa, seandainya dekat.... tapi apa daya saya berada jauh dari Bunda."Mas Brian mengerlingkan sebelah matanya sambil tersenyum sumringah, membuat hatiku berdesir saja,'jujur Mas aku juga sangat kangen dan rindu dimana saat Mas menyentuh Bunda dengan penuh cinta dan kasih sayang.'Humaira tersenyum malu malu berusaha menyembunyikan kata hatinya. "Mas mulai lagi deh pikiran mesumnya....aku tutup ini." Aku mengancam Mas Brian akan mengakhiri
Sekuat apapun Alma berusaha melupakan tragedi pernikahan,tapi dia tidak bisa menghilangkan dari pikirannya. Alma tidak pernah membayangkan pernikahannya dengan Mas Brian akan berakhir secepat ini, tadinya dia merasa cukup percaya diri untuk memenangkan hati Mas Brian dan melupakan istri sahnya tapi apa yang dia dapatkan,bukan manis madu pernikahan yang dia teguk justru hampir saja kehilangan nyawanya di hari bahagianya itu dan kata talak yang dia terima sekarang ini. Siapa yang tidak mau menjadi nyonya Brian Aditama sejarah gitu Mas Brian berasal dari keluarga kaya raya dan pengusaha sukses,tapi sayang seribu sayang Alma tidak akan pernah menyandang status nyonya Brian, yang ada sekarang status sudah berubah dari gelar istri kini menjadi mantan istri. Mungkin kalau Alma tidak hamil dengan laki-laki lain sebelum menikah dengan Mas Brian, sekarang ini dia masih mau mempertahankan Mas Brian berada di sisinya, Alma akan melakukan seribu satu macam cara untuk membuat Mas Brian agar meni
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah aku hanya diam saja bahkan sekali sekali aku memijat kening ini, tiba-tiba aku merasakan kepalaku tambah pening, untuk menghilangkan rasa pening,aku menutup kedua matanya, berusaha untuk rileks. "Maaf Bu.... dari tadi saya perhatikan ibu sepertinya sedang tidak sehat, apakah ibu baik baik saja."Irfan memperhatikan semua gerak-gerik Humaira, melihat seperti ada yang tidak beres. "Aha.. iya Irfan tiba-tiba saja kepalaku pening sekali,aku berusaha untuk tidur walaupun hanya sejenak, tapi sia sia saja,ini rasa peningnya belum hilang, mungkin aku kecapean kali karena akhir akhir ini pekerjaan di kantor juga menumpuk, apalagi bulan depan insya Allah akan meluncurkan produk baru dan rencananya aku harus berangkat ke luar negeri." "Bu saya antar ke rumah sakit terdekat saja ya.. agar ibu langsung di periksa oleh tenaga medis, saya takut terjadi apa-apa dengan kandungan ibu."Irfan membujuk Humaira agar segera berobat. "Terimakasih banyak Irfan tidak usa
"Iya Ummi... mungkin Humairah kecapean beberapa hari belakangan ini banyak pekerjaan kantor yang menumpuk,dan banyak menyita waktu istirahat Humairah. Alhamdulillah sekarang agak enakkan, tadi Adik... sudah pijitin punggungku.." "Kedepannya kamu tidak boleh terlalu memforsir tenaga untuk bekerja, ingat kandungan kamu Nak, ummi tidak mau kalian berdua kenapa-napa, sini ummi suap biar kamu tidak terlalu lemas,ada sup ayam kampung mumpung masih hangat, kalau sudah dingin rasanya sudah tidak enak."ummi menyodorkan satu sendok makanan di depanku,aku menolak tidak mau merepotkan wanita yang telah melahirkan dan membesarkanku. "Ummi tidak usah....aku bisa sendiri.. maaf, Humairah sudah merepotkan ummi,..."aku mengambil piring dan sendok makanan dari tangannya, Ummi belum beranjak dari sisi tempat tidurku Almeera dan Al Jazair memperhatikan semua gerak-gerikku, terlihat kecemasan yang mendalam dari muka mereka berdua. Aku hanya makan beberapa suap saja itupun terpaksa dan kusesap beberapa
Mas Brian baru saja selesai melaksanakan shalat Jumat di masjid yang berada di area perusahaannya, dia kembali masuk ke dalam ruangan kerjanya, untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda karena Mas Brian tinggalkan sebelumnya untuk melaksanakan shalat Jumat. Ting.ting. Bunyi notifikasi panggilan masuk di handphonenya, Mas Brian segera meraih handphonenya yang berada di atas tumpukan kertas laporan yang belum dia selesaikan. Mas Brian melihat nama sekretarisnya yang terpampang di layar ponselnya, dia langsung menerimanya. "Selamat siang Pak... barusan dari pihak klien kita yang datang dari luar daerah itu menghubungi saya, beliau membatalkan pertemuannya dengan bapak, beliau ada urusan keluarga yang mendadak dan tidak bisa di tinggalkan, anaknya masuk rumah sakit,dan sekarang beliau sudah pulang, beliau juga menyampaikan akan menghubungi saya kembali untuk buat janji bertemu dengan bapak, setelah urusannya selesai." "Oh... Begitu ya,oke tidak apa-apa, terimakasih banyak
Hmm... Perlahan lahan aku buka kedua mata ini, sambil mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya mendiami ragaku, sejenak kulirik jam yang menggantung di bagian atas dinding samping kanan tempat tidurku waktu sudah menunjukkan jam 5 sore,cukup lama juga aku tertidur hari ini,aku merenggangkan semua bagian otot tubuhku dengan merentangkan kedua tanganku. Alhamdulillah kepalaku sudah tidak pening dan sakit lagi. Pada saat aku menoleh kearah kiri tubuhku, secara tidak sengaja aku melihat sosok yang beberapa hari belakangan sangat aku rindukan,eits... apakah ini nyata atau hanya khayalanku semata,aku coba cubit tangan ku,'sakit ' ini benaran Mas Brian aku tidak bermimpi. Mas Brian merasa aku memperhatikan dirinya, dia menatapku sembari berjalan mendekat kearah tempat tidur dan naik duduk di atas kasur persis di samping kanan ku. Mas Brian baru saja selesai menunaikan shalat ashar. "Assalamualaikum Bunda..." "Waallaikum salam Mas..." Aku menyalami tangan imanku, bukannya Mas Brian mele
Aroma udang goreng krispi keluar dari boks makanan yang sudah dibuka satu persatu tertata rapi di atas meja makan,menguar kemana-mana membuat indra penciuman siapa saja tergelitik. Tanpa mengeluarkan suara dan tenaga untuk memanggil kedua buah hatiku itu,indra penciuman mereka sendirilah yang menuntun langkah keduanya menuju ke meja makan. "Kakak...adik...ayo makan ini semua makanan kesukaan kalian berdua sengaja kakek pesan dari restoran." "Iya kakek... waow enak enak semua ini, kakak...ayo jangan biarkan cacing cacing yang ada di dalam perut kakak itu meronta karena terlalu lama tidak di kasih makan.he..he.."anak laki lakiku itu sangat girang sekali sambil terkekeh melihat semua makanan yang ada di depan matanya. "Iya adik... perut kakak sudah keroncongan minta di isi.."Almeera juga tidak mau kalah dengan Al Jazair. Sebelum menyantap makanan yang ada di depan kami semua terlebih dahulu membaca doa itu sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada k
Abah sama Ummi sudah masuk istirahat duluan kedalam kamar, tinggallah Mas Brian dan kedua anaknya. Abah sama Ummi selalu memperhatikan kualitas waktu istirahatnya dan menjaga asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh mereka berdua, aga tidak gampang jatuh sakit, karena di usia mereka sekarang ini cukup rentan terhadap berbagai macam jenis penyakit. Satu hal yang mas Brian yang pelajari dari kehidupan keluarga Abah dan Ummi, mereka berdua selalu saling memperhatikan, saling menghargai satu sama lainnya dan cinta mereka tidak lekang dimakan waktu dan usia sampai sekarang ini. Usia Abah Malik sudah memasuki kepala angka 6 tapi beliau masih cekatan dalam mengurus beberapa bisnis yang Abah geluti, walaupun Abah sama Ummi dari kampung tapi pendidikan mereka berdua itu cukup mencengangkan Abah sama Ummi bertitel sarjana.makanya Abah punya beberapa bisnis sementara ummi hanya mengurus keluarga saja Abah tidak mengizinkan ummi bekerja. Walaupun Abah sama ummi memiliki banyak penghasilan,tapi m
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men