Papi Yuda menghampiri Mas Rian anak sulung Pak Airlangga,hal pertama yang di lakukan adalah melayangkan pukulan di perutnya persis bagian ulu hati. "Bukh...." "Bukh..." "Argkhhh...."suara rintihan mas Rian memekakkan telinga siapa saja yang mendengarnya. Papi Yuda melakukan dengan sekuat tenaga, walaupun dia sudah tidak muda lagi tapi untuk melaksanakan hal yang seperti ini,dia masih sanggup, Papi Yuda melirik ke arah Pak Airlangga dengan penuh dendam. "Gimana.... perasaan kamu setelah saya melakukan itu sama anak laki laki kamu,hah..."Papi Yuda berteriak ingin melihat reaksi Pak Airlangga. "Pak.... tolong jangan sakiti anak anak saya, biarkan mereka bebas, cukup saya saja yang kamu hukum...."suara rengekan Pak Airlangga bukannya membuat Papi Yuda berhenti malah sebaliknya. Papi Yuda sudah melampiaskan semua amarah kepada Pak Airlangga dan juga putranya,dia merasa sudah cukup dia tidak mau mengotori tangannya dengan menghabisi seluruh keluarganya Pak Airlangga.Berati apa bedany
Papi Yuda sudah mulai menjalankan perusahaannya lagi seperti dulu,di awal awal memang aga sulit,karena papi Yuda sudah tidak pernah menjalankan perusahaan selama kurang lebih 27 tahun.Tapi berkat ketulusannya Bang Rendi dalam membantu dirinya, akhirnya dia bisa bekerja lagi seperti dulu, Alhamdulillah.... semuanya berjalan dengan lancar.Aku juga sudah mulai beraktivitas walaupun belum maksimal, maklum aku badmoodtan mungkin karena pengaruh bawaan bayi yang ada didalam kandunganku ini, awalnya terasa sangat berat untuk mulai beraktivitas seperti dulu,aku paksakan dan biasakan agar tidak menjadi beban bagiku.Aku sudah mulai menjalankan perusahaannya Mas Brian sesuai dengan surat wasiat yang buat sebelum kepergiannya.Aku mengelola semua aset pribadinya almarhum Mas Brian, sampai Almeera berusia 21 tahun,karena memang di dalam surat wasiat itu tertulis aku hanya menjalankan perusahaan sampai usia Almeera menginjak 21 tahun.Alma juga sudah resmi menikah dengan Irfan, saat ini mereka mas
Semua pekerjaan kantor aku sudah serahkan kepada Bu Marissa sekretarisnya Mas Brian, untuk sementara Bu Marissa yang menghendel semua urusan perusahaan terkecuali ada klien yang mau bertemu secara langsung baru aku turun tangan. Yang di Malang juga demikian, untuk sementara ini Abah yang mengurus semuanya di bantu sekretaris aku Linda. Hari ini rencananya aku mau istirahat di rumah saja kebetulan Almeera dan Al Jazair juga sedang libur sekolah,aku akan menemani mereka berdua. "Bunda.... kenapa tidak masuk kantor, apakah Bunda sedang sakit." "Tidak Nak... mulai hari ini sampai Bunda melahirkan untuk sementara tidak masuk kantor, kecuali ada hal hal urgensi baru Bunda kesana." "Oh... gitu... akhirnya kita bisa main bareng bareng lagi, Bunda... sebentar kita makan di luar ya,kakak sama mas mau makan udang krispi di restoran Bunda."ajak Almeera. "Iya...ya ...ayo kita siap siap... nanti Bunda sampaikan Mang Udin untuk antar kita kesana, sekalian Bunda mau kasih tau dan ajak grandma j
Dengan sangat terpaksa Pak Heri akhirnya menghubungi Humairah. Aku sedang memastikan penampilan lewat pantulan cermin yang ada di depanku ini.Tiba tiba saja handphonenku berbunyi, sepertinya itu notifikasi panggilan masuk, aku segera meraih handphone yang berada di atas nakas samping tempat tidurku siapa yang menghubungiku.Di layar handphoneku tertera namanya Pak Heri, dengan segera aku menerimanya. "Assalamualaikum Bu.... maaf mengganggu."sapa Pak Heri dari sebrang sana. "Waallaikum salam pak.... tidak juga, maaf Pak... apakah ada hal penting yang harus kita bicarakan."aku menyahut panggil Pak Heri. "Iya Bu... sebelumnya saya minta maaf karena ini sangat penting,ada hubungan dengan perusahaan yang di dirikan oleh almarhum,para investor meminta bertemu secara langsung dengan ibu dan juga Pak Danuarta hari ini." "Oooo gitu ya, pertemuan kira kira jam berapa Pak dan bertempat di mana." "Pertemuannya itu jam 11 siang di lanjutkan dengan makan siang, tempatnya di hotel Shangrila Bu.
Sambil menunggu pesanan kami semua datang,aku menyampaikan tentang perihal perusahaan yang didirikan oleh Mas Brian deng salah seorang partner bisnisnya, kebetulan perusahaan ini bergerak di bidang IT. "Pi... tadi Pak Heri menghubungi Humairah menyampaikan kalau sebentar jam 11 ada pertemuan di hotel Shangrila,para investor ingin bertemu langsung dengan Pak Danuarta dan juga Humairah." "Oh...,tapi kamu masih bisa nggak itu masalahnya kalau ada permintaan dari para investor untuk bertemu secara langsung biasanya memakan waktu agak lama, kurang lebih sekitar 2 jam, Papi takut saja, jangan sampai kamu kelelahan, apalagi kondisi kamu sekarang ini sangat mudah kelelahan." "Insya Allah Humairah masih bisa...mau bagaimana lagi Pi... Humairah tidak mau kerja kerasnya Mas Brian hancur hanya karena masalah sepele, Humairah tidak mau sampai itu terjadi." "Baiklah.... papi doakan semoga pertemuannya berjalan lancar tanpa ada hambatan apapun." "Iya Pi.... insya Allah." Pesanan kami sudah dat
Sebelum pulang aku memesankan juga untuk para pekerja yang tinggal dengan keluarga kami,aku pesan 5 boks untuk untuk para sopir dan juga asisten rumah tangga. Setelah semuanya sudah beres,aku langsung keluar karena kedua buah hatiku itu sudah berada di luar bersama dengan Papi Yuda dan Mommy Meta.Aku menenteng 2 kantong plastik satu untuk Mang Udin dan bi Jumi satu lagi untuk mbok Warsi. Kami semua pulang dengan menggunakan satu mobil saja Papi Yuda juga ikut pulang bersama dengan kami, sementara mobilnya di bawah sang sopir langsung pulang ke rumah. Kurang lebih 15 menit mobil yang kami tumpangi sudah berhenti di halaman rumah kediaman Papi Yuda. Aku menyerahkan 1 kantong plastik yang berisikan 3 boks makanan kepada Mang Udin. "Mang...ini nanti tolong kasihkan ke Bi Jumi 1 boks,yang lainnya untuk Mang Udin." "Tapi Bu...saya jadi tidak enak sama Pak Yuda dan juga Bu Meta, saya jadi merepotkan." "Tidak apa-apa Mang... terimakasih ya sudah mau antar kami ke restoran." "Sama sama
Tadi sebelum tidur aku menyetel alarm di handphone, agar tidak terlambat bangunnya,kulirik jam yang melingkar di salah satu tanganku waktu sudah menunjukkan pukul 10.30. Walaupun pagi tadi aku sudah mandi,tapi tidak ada salahnya kalau aku mandi lagi agar tubuhku lebih fresh dan segar.Aku menggunakan pakaian formal karena ini masih menyangkut urusan pekerjaan,aku tidak mau tampil asal asalan.Aku memulaskan makeup secara tipis tipis agar tidak kelihatan pucat,sekali lagi aku memastikan penampilanku lewat pantulan cermin yang berada di hadapanku.Hmm...sempurn, terakhir shit...shit..aku semprot parfum favoritku yang beraroma lembut. Aku melangkah kakiku kelua dari kamar dengan menggunakan sepatu hak pendek sangat serasi dengan semua yang aku pakai. Aku mendapati kedua buah hatiku itu sudah rapi dan wangi semua,ada juga mommy Meta dan Papi Yuda. "Bunda....kami ikut ya...kan tempat Bunda rapat sebentar ini di hotelnya grandpa.... nanti kami di kamar saja di temani sama grandpa dan grand
Ini sudah jam 10.50,aku segera menyeret langkah kakiku menuju ballroom hotel tempat pelaksanaan rapat. Ternyata di sana semua investor sudah datang semua, mereka sudah menempati kursi kursi yang mengelilingi meja panjang yang telah disiapkan sebelum rapat di mulai.Yang tersisa hanya ada satu kursi itu berada di bagian depan dan samping kursi itu sudah ditempati oleh seseorang, kalau aku tidak salah mungkin ini adalah orang yang menjadi partner bisnisnya Mas Brian. "Selamat siang semuanya, maaf aku terlambat..."aku menyapanya semuanya, walaupun aku tidak terlambat sama sekali,tapi aku tidak meluapkan etika pada saat bertemu dengan para investor. "Selamat siang juga Bu.. kebetulan Ibu belum terlambat, masih ada waktu kurang lebih 5 menit lagi, silahkan Bu...."jawab salah seorang yang duduk persis berhadapan dengan kursi yang aku duduki. Aku menganggukkan kepala sebagai tanda hormat,karena pada saat bersamaan semua mata orang yang sedang berada di ruangan itu mengarahkan tatapan mata