Sebelum Om Afandi dan Irfan pergi melakukan takziah kerumahnya almarhum Brian Aditama, Om Afandi terlebih dahulu dia mengantarkan istrinya Tante Vivi dan putrinya Mbak Asni pulang ke rumah dulu, sekalian juga Irfan mau membersihkannya diri dan mengganti pakaian yang dia kenakan. Mobil yang di kemudikan Om Afandi telah berhenti di areal parkiran kediamannya.Tante Vivi dan Mbak Asni langsung turun duluan sementara Om Afandi masih menunggu Irfan, Om Afandi tidak bisa meninggalkan Irfan sendirian, kondisinya masih lemah, Irfan belum bisa berjalan dengan normal, langkah kakinya masih tertatih tatih akibat kedua tulang keringnya mendapatkan tendangan pada saat mereka di serang di tengah jalan tadi. "Irfan ayo sini papa bantuin...biar kamu tidak kesakitan pada saat berjalan,kamu pegangan pundak papa ya." Om Afandi memberikan instruksi kepada Irfan agar tidak kesakitan pada saat berjalan. "Iya pa.... terimakasih banyak, papa sudah mau bantuin Irfan jalan.Maafkan Irfan ya pa... kalau sudah
Bang Rendi juga menghubungi kedua orang tuanya untuk menyampaikannya berita duka,dan juga minta tolong untuk membantu Om Afandi untuk mempersiapkan semua keperluan yang berhubungan dengan penyambutan dan pemakaman almarhum Brian di Jakarta.Pak Hermawan yang sedang berada di kediamannya menemani sang istri Tante Inda ngobrol, percakapan mereka terhenti sejenak karena ada panggilan masuk di handphonenya Pak Hermawan.Dengan segera Pak Hermawan melihat siapa yang menghubunginya, di layar handponenya tertera nama anak laki lakinya, dengan dia segera menerimanya."Assalamualaikum Nak....""Waallaikum salam pa.... gimana kabar papa dan mama.""Alhamdulillah kami sehat nak... sekarang kamu lagi di mana ini, apakah ada perlu kamu bicarakn dengan papa!""Saya lagi di rumah sakit ME Singapura....iya pa... saya mau menyampaikan berita duka... kalau Pak Brian suami Humairah baru saja meninggal di rumah sakit ME Singapura.""Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un....,apa yang terjadi dengan Pak Brian,
Om Afandi langsung menghampiri sang kakak Pak Hermawan dan juga istrinya Tante Inda "Assalamualaikum Bang...."Om Afandi menyapa Pak Hermawan sambil merentangkan kedua tangannya untuk memeluk tubuh Pak Hermawan. "Waallaikum salam Afandi...."Pak Hermawan segera menyambut kedua tangannya Afandi, mereka saling berpelukan,dan kembali mengurainya. "Bagaimana keadaan kamu Irfan...."Pak Hermawan juga mendekati Irfan yang sedang duduk di salah satu kursi yang berada di dalam tenda. "Alhamdulillah Om.. sudah agak baikan, walaupun masih di bantu sama papa kalau mau jalan."Irfan juga menyalami tangan Pak Hermawan, yang merupakan Omnya sendiri. Om Afandi dan Pak Hermawan ngobrol sambil menunggu kedatangan jenazah almarhum Brian, mereka berdua berusaha mencari tau informasi yang sebenarnya atas semua kejadian yang menimpa Brian dan juga keluarganya kepada Irfan. "Irfan...coba tolong ceritakan secara singkat bagaimana kronologi kejadian yang sebenarnya." "Iya Om....pada saat kami sedang dalam
Bang Rendi melangkah menuju lobby rumah sakit untuk mencari petugas keamanan yang menjaga rumah sakit ME Singapura ini, untuk memudahkan semua urusannya Bang Rendi menghampiri loket pendaftaran dan menanyakan di mana kantor petugas keamanan rumah sakit ini. "Permisi.... selamat sore Bu..."sapa Bang Rendi. "Selamat sore juga Pak.... maaf apakah ada yang bisa kami bantu." "Iya Bu... saya mau menanyakan di mana kantor petugas keamanan yang menjaga rumah sakit ini, saya ada keperluan yang sangat mendesak yang perlu di bicarakan." "Oh....mari Pak saya antar menemui petugasnya." Ibu yang bertugas menjaga loket pendaftaran itu langsung berjalan mendahului Bang Rendi, mereka berjalan menuju samping rumah sakit disana ada sebuah bangunan kecil yang merupakan kantor petugas keamanan. "Pak... silahkan temui langsung petugasnya, kebetulan di dalam ada kepala petugas keamanan rumah sakit ini." "Terimakasih banyak Bu,atas bantuannya." "Sama sama." Setelah kepergian ibu penjaga loket pendaf
Tok.tok. Ceklek. Bunyi suara pintu dibuka dari luar. "Permisi... selamat sore Pak...maaf Pak apakah saya bisa masuk, saya mau menyampaikan berita penting."Pak kepala petugas keamanan minta izin terlebih dahulu kepada Pak Mark Webber selaku direktur utama rumah sakit ME ini. "Selamat sore juga...ayo masuk pak... silahkan duduk."Pak Mark Webber menerima kedatangan pak kepala petugas keamanan itu. Mereka duduk saling berhadapan,dan segera mempersilakan pak kepala petugas keamanan itu untuk menyampaikan berita apa yang dia bawa. "Begini Pak... saya mau menyampaikan kalau Pak Yuda Aditama orang yang selama ini bapak cari sekarang ini sedang berada di rumah sakit ini, beliau mendampingi putranya Brian Aditama yang baru saja menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit." "Apa.... maaf bapak sedang tidak bercanda kan,karena sudah lebih dari 20 tahun Pak Yuda tidak pernah mendatangi rumah sakit ini."Pak Mark Webber sangat kaget dengan informasi yang barusan dia dengarkan. "Betul pak.
"Halo selamat sore bos...."terdengar suara orang di seberang sana menyapa Bang Rendi lebih dulu."Selamat sore juga.... saya bisa minta tolong, belikan beberapa botol air mineral kemasan dan juga beberapa bungkus roti tawar, tolong antarkan ke depan ruangan ICU, tidak pakai lama...." Bang Rendi memerintahkan anak buahnya tanpa basa-basi."Siap bos.... tunggu saja nanti saya antarkan ke situ.""Oke.... terimakasih banyak ya.." "Sama sama Bos..."Bang Rendi langsung memutuskan sambungan teleponnya.Pak kepala petugas keamanan rumah sakit ME dan pak Mark Webber sudah berada di depan ruangan ICU, mereka berdua menghampiri Bang Rendi."Permisi Pak.... apakah bapak yang datang menemui saya dan mengatakan kalau Pak Yuda Aditama sedang berada di rumah sakit ini!""Iya betul saya sendiri, maaf apakah ada sesuatu yang perlu bapak bicarakan dengan saya!""Iya Pak... perkenalkan ini bapak direktur utama rumah sakit ME ini, Pak Mark Webber."orang yang di sebutkan namanya barusan langsung mengulur
Pak Mark Webber merangkul pundak Pak Yuda untuk sekedar memberikan kekuatan. "Pak Yuda... yang kuat, yang sabar dan harus ikhlaskan kepergian Brian,dan mendoakan semoga arwah almarhum diterima oleh Allah SWT,dan di ampuni segala dosa dan kesalahannya, aamiin...,oh ya almarhum sudah menikah belum...." "Aamiin.... almarhum sudah menikah, Brian sudah memiliki anak 2 orang,hati saya sangat sedih karena Brian meninggalkan istrinya dalam keadaan hamil 3 bulan." "Semoga saja istrinya bisa kuat melewati semua cobaan ini, kalau boleh tahu istrinya sekarang dimana apakah ada di sini juga atau sedang berada di Indonesia." "Istrinya Humairah juga berada di sini sekarang sedang berada di ruang UGD,karena kondisinya sangat lemah, Humairah sudah beberapa kali jatuh pingsan." "Kasian sekali.... pasti istrinya almarhum sangat sedih sekali apalagi dia sedang mengandung, saya doakan semoga kondisi istrinya almarhum segera membaik,dan kuat melewati semua ini." "Terimakasih banyak atas doanya Pak...
Aku melihat jenazah Mas Brian sudah di bersihkan dan sudah di baringkan kembali ke brangkar yang tadi dia gunakan.Aku minta tolong sama Abah untuk mendekati brangkar tempat jenazah Mas Brian di baringkan. "Abah...tolong dekat kursi rodanya ke situ, Humairah ingin memegang wajah Mas Brian untuk yang terakhir kalinya." "Iya... Nak..."Abah melakukan apa yang aku pinta. "Terimakasih banyak Abah...." "Sama sama Nak...." Aku berusaha berdiri tegak di samping tubuh kaku Mas Brian, secara pelan aku usap wajahnya,aku mengecup kening laki laki yang telah menjadi imamku selama kurang lebih 11 tahun itu dengan penuh cinta. "Mas.... terimakasih banyak engkau telah menjadi imamku selama kurang lebih 11 tahun,mas... terimakasih banyak engkau sudah menjadikan diriku sebagai ratu di di hati dan di istanamu,aku doakan semoga Allah SWT menempatkan arwah Mas disisiNya,dan menjadikan surga sebagai tempatmu Mas di hari akhir nanti aamiin..."aku kembali menetes air mata, rasanya dadaku seperti di tusu
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men