"Insya Allah Humairah kuat dan ikhlas menghadapi semua ini, demi kedua anak anak ku Almeera dan Al Jazair."aku berusaha mencerna semua kata kata Abah barusan."Trimakasih banyak... Abah sama Ummi sudah mendukung dan menemani Humairah sampai detik ini serta selalu memberikan support agar Humairah tetap kuat dan ikhlas, Humairah tidak bisa membayangkan kalau saja tidak ada Abah dan Ummi disamping Humairah, mungkin saat ini Humairah tidak bisa melewati semua ini, trimakasih Abah.... selalu ada untuk Humairah dan anak anak." "Tidak apa-apa Nak.... Abah lakukan semua ini demi kalian semua, kalian bertiga adalah harta yang berharga dalam hidup Abah dan Ummi." "Ayo...nak kita temui mereka semua di dalam, ingat kamu harus kuat dan ikhlas." "Iya Abah.... insya Allah." Abah mengurai pelukannya dan membimbing langkah kakiku untuk segera masuk kedalam rumah sakit. Almeera dan Al Jazair langsung menghampiriku. "Bunda... apa kata dokter tentang kondisi ayah." "Ayo... kita duduk dulu ya....sin
"Mommy....sabar dulu biarkan Nak Rendi menjelaskan dengan benar tentang Brian anak kita,ayo duduk lagi." "Iya papi... maaf...."wajah Bu Meta tadinya sangat ceria tiba tiba saja muram kembali. "Nak Rendi... tolong jelaskan apa yang telah terjadi dengan Brian, jangan bikin saya penasaran." "Pak... Bu.... sebelumnya saya minta maaf, saya tidak bisa melindungi Brian dan keluarganya saya terpaksa mengatakan ini, saya harap bapak dan ibu bisa ikhlas menerima semua kenyataan ini, Brian kena peluru tajam karena serangan mendadak pada saat mereka melakukan perjalanan dari Malang ke Jakarta." "Maksud kamu apa Nak Rendi...." "Maafkan saya Pak... Brian sekarang ini sedang kritis dan dia juga berada di rumah sakit ini,baru saja sampai dari Jakarta, saya sengaja membawanya ke sini,itu semua atas permintaan Brian untuk bertemu dengan ibu dan bapak,sekali lagi maafkan saya Pak...." "Tidak apa-apa Nak.... bapak percaya kalau kamu sudah melakukan yang terbaik untuk Brian dan juga keluarganya, kat
Setelah Pak Yuda melepaskan pelukannya terhadap Al Jazair, baru dia menyadari kalau apa yang dia dan istrinya lakukan barusan telah mengundang perhatian dan tanda tanya besar bagi Al Jazair dan juga yang lainnya. "Pak....ini Al Jazair putra keduanya Brian dan Humairah."Bang Rendi menjelaskan kalau Al Jazair adalah anaknya Brian. "Maafkan kami Nak, grandpa... selama ini tidak mencari kalian,karena kondisi grandma lagi tidak sehat..."pak Yuda hanya memeluk Al Jazair, itu cukup membuat hati Almeera sedih 'kenapa hanya adik saja yang di peluk padahal saya juga anaknya ayah' batin Almeera. "Pak... perkenalkan ini Abah Malik dan ini Ummi Salamah orang tua dari Humairah istrinya Brian,dan Almeera ini putri pertamanya Brian dengan Humairah."bang Rendi juga memperkenalkan kedua orang tuanya Humairah dan Almeera kepada Pak Yuda dan Bu Meta. Mendengar kata kata Bang Rendi barusan Pak Yuda langsung mengalihkan perhatiannya dari Al Jazair dan langsung memandang orang orang yang berada di depan
Aku sedang duduk di samping Mas Brian dan salah satu tanganku menggenggam tangannya,aku baru sadar kalau ada Abah, Ummi, Bang Rendi, Almeera dan Al Jazair serta dua orang lagi yang belum aku kenal sama sekali. Secara tiba-tiba wanita yang datang bersama Abah dan Ummi ini langsung menghampiri brangkar tempat tidur Mas Brian sambil menangis. "Brian.... maafkan mommy karena dulu telah meninggalkan kamu Nak, seandainya dulu papi dan mommy ikut membawa serta dirimu mungkin kita tidak akan terpisahkan, Alhamdulillah ya Allah akhirnya kami menemukan kamu dan juga anak-anak mu Nak.... Brian....anak mommy..hu...hu..."Bu Meta langsung memeluk tubuh Mas Brian sambil menangis. "Mommy.... benar ini mommy kan, Brian sedang tidak bermimpi kan."Mas Brian melepaskan genggaman tanganku dan berusaha untuk memeluk tubuh wanita yang ada di depannya itu. Pak Yuda juga menghampiri kami bertiga,aku bermaksud untuk meninggalkan mereka bertiga ngobrol, baru saja aku bangun berdiri,aku merasakan bahuku ada
Papi Yuda juga sangat panik, kebetulan ada dokter Leonardo di samping Abah, dengan sigap beliau langsung menangani Mas Brian, tapi wajah dokter Leonardo langsung berubah setelah memeriksa kondisi Mas Brian, dokter Leonardo juga memeriksa semua alat alat medis yang melekat di tubuh Mas Brian.Kedua netra dokter Leonardo berembun, sepertinya dia sedang menahan Air matanya agar tidak menetes. "Dokter... gimana keadaan anak saya apakah dia masih bisa tertolong, atau tidak."Papi Yuda menanyakan keadaan kondisi Mas Brian. "Maaf Pak.... kondisi Brian sudah tidak bisa tertolong lagi, aliran darahnya sudah tersumbat dan mengental, detak jantungnya semakin melemah yang bisa kita lakukan saat ini hanya berdoa kepada Allah SWT semoga ada keajaiban, karena kalau menurut ilmu medis, sudah tidak bisa di selamatkan..." Mendengar penjelasan dokter Leonardo barusan Almeera dan Al Jazair langsung berteriak memanggil sang ayah. "Ayah....ayah... bangun jangan tinggalin kami,ayah...ayo bangun...hu...hu.
Mas Brian berusaha mengangkat kepalanya dan salah satu tangannya berusaha untuk memegang perutku."Bunda.... saya ingin berbicara sejenak dengan bayi kita,ada yang ingin saya sampaikan kepadanya, saya ingin meminta maaf kepadanya.""Iya Mas...."aku langsung berdiri persis di depan Mas Brian, gerakan tangan Mas Brian sangat lemah,dia menyingkap sedikit baju yang aku pakai,dan mulai membisikkan sesuatu untuk bayi yang aku kandung."Assalamualaikum Nak....ayah minta maaf karena ayah tidak bisa melihat wajah kamu dan mendampingi kamu sampai dewasa, jadilah anak yang sholeh, menurut apa kata Bunda,ayah minta sesuatu dari kamu Nak...kelak setelah kamu lahir ke dunia ini,tolong Bunda untuk kembali dekat dan dan bersama dengan Om Rendi,karena hanya Om Rendi yang pantas menjadi pengganti ayah...., sekali lagi tolong maafkan Ayah Nak,doa ayah akan selalu mengiringi langkahmu setelah kamu lahir ke dunia ini sampai kamu dewasa kelak,ayah sangat menyayangi kamu Nak...."Mas Brian berbisik di perutk
Bang Rendi yang melihat Humairah jatuh terkulai di atas kursi samping Mas Brian, dengan setengah berlari dia langsung membopong tubuh Humairah dan membawanya ke atas salah satu brangkar kosong yang ada di dalam ruangan yang sama dengan Mas Brian. "Humairah.... Humairah....ayo sadar jangan seperti ini kasian anak anak kamu, Humairah....hey.... ayo bangun..."Bang Rendi berusaha menyadarkan Humairah dengan memanggil manggil namanya. Abah dan Ummi serta Al Jazair juga ikut menghampiri Humairah.Sementara Papi Yuda dan Mommy Meta serta Almeera belum beranjak dari brangkarnya Mas Brian. "Bunda.... bangun.... jangan tinggalkan kami seperti ayah..ayo Bunda bangun adik... takut sekali Bunda...ayo Bunda... bangun,kami nanti sama siapa hu...hu..."Al Jazair meraung-raung memanggil bundanya.Al Jazair masih syok dan sedih atas kepergian sang ayah kini Bundanya juga ikut pingsan tidak sadar diri, Al Jazair sangat ketakutan jangan sampai Humairah juga ikut meninggalkan dirinya dan Almeera untuk sel
Sementara Humairah sedang berada bawah alam sadarnya.Humairah sedang berada di sebuah gurun safana yang di penuhi dengan rerumputan yang sangat hijau, Humairah meliha Mas Brian berjalan dengan cepat, Humairah mengejarnya dari belakang dan berteriak memanggil namanya, tapi Mas Brian terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun kearahnya.Semakin cepat Humairah berlari mendekati Mas Brian, semakin kencang juga langkah kakinya Mas Brian. Setelah membisikkan sesuatu di telinga Humairah,papi Yuda kembali ke tempat Mas Brian. "Grandpa....grandma... kakak mau lihat keadaan Bunda dulu sebentar, nanti kakak kembali ke sini lagi."Almeera meminta izin kepada grandpa dan grandmanya untuk melihat kondisi Bundanya. "Iya... nak... silahkan, ingat kamu harus kuat dan banyak banyak berdoa semoga Bunda kamu cepat sadar."papi Yuda memeluk tubuh kecil Almeera sambil mengecup puncak kepalanya. "Iya... grandpa...." Almeera segera melangkahkan kakinya menuju brangkar tempat Humairah berbaring. "Bunda....ay
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men