Share

Bab 617

Author: Patricia
Mata mereka membelalak penuh keterkejutan. Di telinga mereka, terngiang kembali kata-kata Nadine sebelumnya ....

"Hidup ini naik turun. Siapa yang nggak pernah mengalami masa sulit? Nasib selalu berputar. Hari ini milikku, besok bisa jadi milik kalian ...."

Nella tersadar dari keterkejutannya, lalu buru-buru menarik lengan Diana dengan panik. "Bibi, dia benar-benar bangun laboratorium! Apa yang harus kita lakukan? Rektor juga tahu. Apa yang kita lakukan itu bakal ...."

Dalam kepanikan, dia bahkan lupa menjaga panggilannya.

"Diam!" Diana menatapnya tajam. "Memangnya apa yang kita lakukan? Kita nggak melakukan apa-apa! Jangan asal bicara!"

Sementara itu, Marvin dan Eden justru sibuk mengamati bangunan lima lantai itu. Semakin lama mereka melihat, semakin terpancar cahaya kagum di mata mereka.

"Kak Eden, lima lantai ... pasti luas sekali, ya?"

Eden menyilangkan tangannya. Dalam matanya hanya terpancar kekaguman, tidak ada perasaan terkejut sama sekali.

Sesuai dugaan, hal yang dilakukan Na
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 618

    Baru saja dibicarakan, orangnya sudah langsung muncul."Halo semuanya, kami dari koran kampus. Kami ingin melakukan liputan langsung di sini, boleh nggak?"Nadine dan Freya saling bertukar pandang."Tentu saja," Nadine tersenyum ramah. "Tapi, boleh tahu siapa yang mengundang kalian ke sini?""Kami diundang sama Pak Konan dari Fakultas Ilmu Hayati. Beliau bilang, fakultas mereka punya mahasiswa yang membangun laboratorium sendiri dan bahkan mengundang rektor untuk peresmian. Kami pikir ini berita yang sangat menarik, jadi kami datang untuk meliputnya.""Oh, Pak Konan benar-benar perhatian sekali."Tak jauh dari sana, Konan hanya bisa menutup wajahnya dengan tangan.Setelah mewawancarai Nadine dengan beberapa pertanyaan tentang laboratorium, salah satu reporter tiba-tiba bertanya, "Ngomong-ngomong, kenapa kita belum melihat rektor?"Baru saja ucapan itu dilontarkan, Ben dan Hans sudah tiba."Bu Freya, selamat, selamat!"Begitu turun dari mobil, Ben langsung tersenyum sambil mengepalkan t

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 1

    Semua teman dekat di lingkungan pertemanan mereka tahu bahwa Nadine Wicaksono sangat mencintai Reagan Yudhistira. Saking cintanya, Nadine sampai tidak punya kehidupannya sendiri, seolah-olah ingin berada di dekatnya selama 24 jam sehari.Setiap kali mereka putus, belum sampai tiga hari saja Nadine akan kembali untuk meminta balikan. Di dunia ini, siapa pun mungkin bisa mengatakan kata "putus", kecuali Nadine. Ketika Reagan masuk sambil memeluk kekasih barunya, ruangan itu menjadi hening selama lima detik.Gerakan Nadine yang sedang mengupas jeruk terhenti, "Kenapa kalian semua diam? Kenapa pada lihat aku?""Nadine ...." Teman-temannya memandangnya dengan tatapan khawatir.Namun Reagan tetap santai memeluk wanita itu dan langsung duduk di sofa. "Selamat ulang tahun, Philip" ucapnya. Begitu terang-terangan, seolah-olah tidak terjadi apa pun.Nadine langsung berdiri. Ini hari ulang tahun Philip, jadi dia tidak ingin membuat kekacauan. "Aku ke toilet sebentar." Saat menutup pintu, dia mend

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 2

    Di meja makan.Reagan bertanya, "Kenapa nggak ada bubur?""Maksud Tuan, bubur untuk kesehatan lambung ya?""Bubur untuk kesehatan lambung?" tanya Reagan lagi."Ya, bubur yang sering dimasak Nona Nadine. Bubur millet dicampur ubi, bunga bakung, dan kurma merah, 'kan? Wah, aku nggak sempat menyiapkannya. Hanya untuk bunga bakung, jali-jali, dan kurma merahnya saja harus direndam semalaman dan mulai direbus keesokan paginya.""Selain itu, pengaturan apinya sangat penting. Aku nggak sepeka Nona Nadine untuk terus mengawasi api. Hasil masakanku juga nggak akan seperti miliknya, terus ...."Reagan menyelanya, "Bawakan saus daging sapi.""Oke, Tuan.""Kenapa rasanya beda?" Reagan melihat sekilas botol itu. "Kemasannya juga beda.""Yang sebelumnya sudah habis, hanya tersisa yang ini," jawab Bibi Julia."Nanti belikan dua kaleng di supermarket.""Nggak dijual.""Hah?" Reagan kebingungan.Julia tersenyum canggung. "Saus itu buatan Nona Nadine sendiri, aku nggak bisa buat ...."Prang!"Hm? Tuan n

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 3

    "Nggak nemu tempat parkir yang bagus ya? Aku keluar untuk bantu ...." Saat menyadari ekspresi Reagan yang muram, Philip baru tersadar. "Hah! Kak Reagan, jangan-jangan ... Kak Nadine masih belum kembali?"Sekarang ini sudah lewat dari tiga jam.Reagan membuka tangannya sambil mengangkat bahu. "Balik apanya? Kamu kira putus itu candaan?" Setelah berkata demikian, dia berjalan melewati Philip dan duduk di sofa.Philip menggaruk kepalanya. Apakah kali ini mereka benar-benar putus? Namun, dia langsung menggelengkan kepala mengenyahkan pemikiran itu. Dia percaya bahwa Reagan tega memutuskan hubungan, tetapi Nadine ....Semua wanita di dunia ini mungkin bisa menerima putus, tapi Nadine sudah pasti tidak bisa. Hal ini adalah fakta yang telah diakui dalam lingkaran pertemanan mereka selama ini."Reagan, kenapa kamu sendirian?" tanya Teddy sambil tersenyum sinis. "Tiga jam sudah lewat, sekarang sudah seharian."Reagan menyeringai, "Aku kalah taruhan, jadi harus terima hukumannya. Apa hukumannya?

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 4

    Reagan terlalu banyak minum semalam. Selain itu, si berengsek Philip malah mengajaknya untuk minum lagi di tengah malam. Saat Reagan diantar pulang oleh sopir, langit sudah mulai terang.Awalnya dia sudah terkapar di ranjang karena rasa kantuknya yang hebat. Namun, dia tetap memaksakan diri untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sebentar.'Kali ini Nadine seharusnya nggak akan marah, 'kan?' batin Reagan dalam pikirannya yang setengah sadar. Saat membuka mata kembali, rasa sakit yang hebat membuatnya terjaga."Ugh ...." Sambil menekan perutnya, Reagan berusaha untuk bangkit."Aku sakit maag! Nad ...." Saat hendak memanggil nama itu, Reagan terhenti seketika. Reagan mengerutkan alisnya sejenak. 'Hebat sekali Nadine kali ini, bahkan lebih keras kepala dari sebelumnya. Baiklah, kita lihat seberapa lama dia bisa bertahan.'Akan tetapi ... di mana letak obatnya?Reagan pergi ke ruang tamu untuk mengobrak-abrik laci dan lemari. Semua laci yang bisa menyimpan barang sudah digeleda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 5

    "Kenapa Kak Reagan?" Philip melirik sekilas pria yang sedang minum sendirian. Dia diam-diam menggeser duduknya mendekat ke Teddy. Sejak Reagan masuk, wajahnya sudah tampak muram, membuat suasana yang tadinya ramai mendadak menjadi hening."Diblokir seseorang," ucap Teddy yang mengetahui situasinya, menikmati drama yang sedang terjadi ini. Mendengar komentarnya, wajah Reagan semakin muram.Prang!Gelas di tangannya membentur meja kaca dengan keras. Dengan gusar, dia membuka kancing kemejanya dengan satu tangan."Sudah kubilang jangan sebut namanya lagi. Nggak ngerti bahasa manusia ya?"Teddy mengangkat bahunya dan tidak berkomentar lagi. Suasana langsung berubah. Orang-orang yang tadinya bernyanyi memilih untuk diam. Orang lainnya juga ikut bungkam karena takut memancing kemarahan Reagan.Philip tersedak oleh alkohol yang baru diminumnya. Ternyata Nadine serius kali ini?Stendy yang sudah agak mabuk, berpaling dan menanyakan Philip, "Nadine sudah balik belum?"Philip menggelengkan kepal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 6

    "Sudah seharusnya aku minta maaf atas tindakanku yang nggak rasional dan impulsif dulu. Ini adalah utangku padanya."Kelly hampir tersedak anggur yang diminumnya. Dia terbatuk dua kali dan berkata dengan wajah yang penuh penolakan, "Tolong, jangan libatkan aku dalam hal ini, Kak.""Kamu tahu sendiri, satu-satunya mata kuliahku yang gagal dan harus mengulang adalah mata kuliah pilihan dari Bu Freya. Setiap kali ketemu Bu Freya, aku langsung gemetaran. Lagian, aku ini orang yang nggak dikenal. Mungkin dia bahkan sudah lupa siapa aku. Aku benar-benar nggak bisa bantu kamu."Melihat Kelly menghindar seperti itu, Nadine tidak memaksanya lagi."Tapi ...." Mata Kelly berkilat licik dan nada bicaranya berubah, "Aku punya seseorang yang cocok untuk masalah ini.""Hmm?""Kamu masih ingat kakak sepupuku, Arnold, 'kan?"Nadine menyesap sedikit air hangat dan mengangguk. "Tentu saja ingat."Arnold adalah pionir termuda dalam bidang fisika di dalam negeri. Tahun lalu, dia dinobatkan sebagai salah sa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 7

    Setelah mendekat, Reagan baru menyadari bahwa rambut bergelombang Nadine yang indah, kini telah diluruskan dan warna rambut favoritnya dulu, kini kembali menjadi hitam pekat. Nadine tidak memakai riasan dan tidak mengenakan sepatu hak tinggi.Dengan hanya memakai kaus putih, penampilannya sangat sederhana. Namun yang paling mencolok adalah matanya, yang tampak lebih cerah dari sebelumnya, tanpa jejak kesedihan atau keterpurukan karena putus cinta.Jika semua ini hanya berpura-pura, Reagan harus mengakui Nadine melakukannya dengan sangat baik. Saking baiknya, hingga itu berhasil membuatnya marah.Nadine mengerutkan kening. Dia terlalu mengenal Reagan. Ekspresi yang dia lihat sekarang adalah tanda bahwa kemarahannya akan segera meledak."Haha," pria itu tertawa sinis, "Tapi selera kamu buruk sekali. Sudah bertahun-tahun bersamaku, seharusnya kamu punya sedikit standar, 'kan? Jangan sampai asal pilih pria, jangan biarkan sembarang orang mendekat. Kalau nggak, di mana harga diriku sebagai

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 618

    Baru saja dibicarakan, orangnya sudah langsung muncul."Halo semuanya, kami dari koran kampus. Kami ingin melakukan liputan langsung di sini, boleh nggak?"Nadine dan Freya saling bertukar pandang."Tentu saja," Nadine tersenyum ramah. "Tapi, boleh tahu siapa yang mengundang kalian ke sini?""Kami diundang sama Pak Konan dari Fakultas Ilmu Hayati. Beliau bilang, fakultas mereka punya mahasiswa yang membangun laboratorium sendiri dan bahkan mengundang rektor untuk peresmian. Kami pikir ini berita yang sangat menarik, jadi kami datang untuk meliputnya.""Oh, Pak Konan benar-benar perhatian sekali."Tak jauh dari sana, Konan hanya bisa menutup wajahnya dengan tangan.Setelah mewawancarai Nadine dengan beberapa pertanyaan tentang laboratorium, salah satu reporter tiba-tiba bertanya, "Ngomong-ngomong, kenapa kita belum melihat rektor?"Baru saja ucapan itu dilontarkan, Ben dan Hans sudah tiba."Bu Freya, selamat, selamat!"Begitu turun dari mobil, Ben langsung tersenyum sambil mengepalkan t

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 617

    Mata mereka membelalak penuh keterkejutan. Di telinga mereka, terngiang kembali kata-kata Nadine sebelumnya ...."Hidup ini naik turun. Siapa yang nggak pernah mengalami masa sulit? Nasib selalu berputar. Hari ini milikku, besok bisa jadi milik kalian ...."Nella tersadar dari keterkejutannya, lalu buru-buru menarik lengan Diana dengan panik. "Bibi, dia benar-benar bangun laboratorium! Apa yang harus kita lakukan? Rektor juga tahu. Apa yang kita lakukan itu bakal ...."Dalam kepanikan, dia bahkan lupa menjaga panggilannya."Diam!" Diana menatapnya tajam. "Memangnya apa yang kita lakukan? Kita nggak melakukan apa-apa! Jangan asal bicara!"Sementara itu, Marvin dan Eden justru sibuk mengamati bangunan lima lantai itu. Semakin lama mereka melihat, semakin terpancar cahaya kagum di mata mereka."Kak Eden, lima lantai ... pasti luas sekali, ya?"Eden menyilangkan tangannya. Dalam matanya hanya terpancar kekaguman, tidak ada perasaan terkejut sama sekali.Sesuai dugaan, hal yang dilakukan Na

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 616

    Yang tampak di depan mereka adalah sebuah gedung setinggi lima lantai. Bangunannya terlihat sangat baru, seperti baru saja selesai dibangun. Namun, saat memandang sekeliling, yang ada hanyalah tanah kosong dan area konstruksi.Diana menyipitkan mata dan mendengus sinis. "Laboratorium macam apa yang dibangun di tempat seperti ini? Hah .... Nadine pintar banget milih lokasi untuk menipu orang."Konan yang sedari awal sudah merasa tenang, kini bahkan lebih santai dari sebelumnya. Benar saja, ini hanyalah proyek kecil yang tidak ada nilainya. Mereka pikir ini cukup untuk menarik perhatian pihak universitas?Hah, betapa naifnya!Diana melipat tangan. "Ayo pergi, nggak ada yang perlu dilihat di sini. Cuma buang-buang waktu, datang jauh-jauh cuma untuk hal sepele begini."Tepat ketika mereka berbalik dan bersiap untuk masuk ke mobil ...."Eh? Konan?" Dari kejauhan, seorang pria tua tersenyum sambil melambaikan tangan ke arahnya.Konan langsung menajamkan pandangannya, lalu membelalak terkejut

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 615

    Setiap hari, selain menemani suaminya menagih uang sewa, Laudya menghabiskan waktunya mendalami rahasia perawatan diri. Tidak heran jika dia tetap muda, cantik, dan modis!Ucapan Mikha tadi benar-benar mengenai titik kelemahannya."Ayo, Ayah, Ibu! Aku kenalkan teman-temanku. Mereka ini bukan cuma teman sekelas, tapi juga rekan seperjuangan di medan perang!"Sejak Mino muncul, Nadine sudah diam-diam mengamati pria itu. Bagaimanapun, Mino adalah sponsor terbesar laboratorium mereka. Bahkan bisa dibilang, setengah dari bangunan laboratorium ini berdiri berkat dananya.Nadine menyapa dengan sopan, "Selamat pagi, Paman dan Bibi."Darius ikut menambahkan dengan senyum ramah, "Selamat pagi, Paman! Bibi kelihatan awet muda sekali ...."Nadine meliriknya sekilas dengan sudut matanya. Komentar itu ... terlalu berlebihan."Eh! Senang ketemu kalian!" Mino langsung menyambut mereka dengan penuh semangat, lalu menggenggam tangan Nadine dan Darius. "Nadine! Darius! Haha .... Sering sekali anakku meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 614

    Setelah memastikan bahwa Arnold benar-benar sadar dan tidak mengalami kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri, Nadine akhirnya kembali ke rumahnya. Dia merasa tubuhnya panas dan berkeringat.Tanpa berpikir panjang, dia melepas jaket bulunya. Entah karena tadi terlalu dekat dengan Arnold atau karena bahan pakaian ini terlalu mudah menyerap aroma, sekarang ada sedikit bau alkohol yang menempel di jaketnya.Pipi Nadine memerah. Sambil mengipasi wajahnya dengan tangan, dia menggumam pelan, "Kenapa panas sekali ...."Di bawah bulan yang sama, di rumah Keluarga Lugiman.Tuan dan Nyonya tua Keluarga Lugiman sedang bersiap untuk beristirahat ketika tiba-tiba Darius berbicara, "Kakek, Nenek, tunggu sebentar.""Ada apa, Darius?" tanya Yinari sambil menoleh ke arahnya.Ekspresi Darius tampak serius. "Ini untuk Nenek. Besok harus datang, ya!"Darius tidak memberikan undangan itu pada kakeknya karena dengan posisi yang dipegang kakeknya saat ini, dia tidak bisa terlalu sering muncul di hadapan pub

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 613

    Nadine membuka pintu dan bersiap turun dari mobil. Tiba-tiba, sebuah suara menghentikannya ...."Aku masih punya satu pertanyaan."Dia menoleh. "Apa?"Stendy melambaikan undangan di tangannya. "Reagan dapat juga?"Nadine membalas, "Bisa nggak kita nggak bahas dia?""Yah, sudah kuduga. Aku cuma mau memastikan. Lalu Pak Arnold?"Nadine mengangguk. "Tentu saja, dia harus dapat undangan.""Apa peran dia dalam pembangunan laboratorium?""Dia memang nggak terlibat langsung dalam pembangunannya, tapi selama ini dia bantu kami menemukan laboratorium sementara, sehingga proyek penelitian kami nggak tertunda."Stendy terdiam sejenak.Nadine menutup pintu mobil. "Kalau nggak ada hal lain, aku masuk dulu.""Oke, sampai besok."Stendy baru menyalakan mobilnya setelah melihat Nadine naik ke lantai atas dan lampu kamarnya menyala.....Setelah mandi dan mengenakan piama berbulu tebal, Nadine berjalan ke depan pintu kamar Arnold. "Pak Arnold? Kamu di rumah?"Tidak ada jawaban.Sebelumnya, dia sudah me

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 612

    Malam telah tiba, cahaya bulan bersinar jernih dan angin dingin bertiup kencang. Nadine berjalan menuju pintu laboratorium, lalu menoleh ke belakang sejenak ...."Dragcloud, matikan lampu."Sebuah suara mekanis tiba-tiba terdengar di udara. "Nadine, silakan lakukan verifikasi akses."Nadine mendongak."Verifikasi berhasil, mematikan lampu."Tiga detik setelah suara itu menghilang, seluruh laboratorium langsung gelap gulita. Nadine berbalik dan pergi. Pintu otomatis tertutup di belakangnya dan terkunci rapat.Laboratorium pintar ....Sungguh luar biasa!Nadine mengeluarkan ponselnya dan bersiap memesan mobil, tetapi tiba-tiba melihat sebuah Porsche yang terparkir di tepi jalan. Pintu mobil terbuka dan Stendy keluar dari dalamnya. Nadine terkejut. "Kamu belum pulang?"Tadi sore, Stendy sempat datang untuk menanyakan perkembangan peralatan laboratorium yang baru tiba. Padahal hal itu bisa dibicarakan lewat telepon, tetapi dia tetap datang langsung dengan alasan, "Sekalian lihat laboratori

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 611

    "Duduk." Konan tetap bersikeras."Pak Konan, kamu nggak ngerti apa yang kubilang? Aku sibuk sekali, nggak punya waktu untuk ....""Kusuruh kamu duduk, kamu tuli? Apa aku harus menyipitkan mata waktu bicara sama kamu supaya kamu nyaman?""Kamu pikir kamu ini siapa? Dihargai sedikit, kamu malah bertingkah seolah-olah bisa menguasai segalanya? Jangan lupa siapa yang dulu bantu kamu naik ke posisi ini? Siapa yang setiap tahun bantu mencarikan sumber daya untukmu?""Kalau bukan karena itu, kamu pikir dengan pencapaian kecilmu yang nggak seberapa itu, kamu bisa merebut dana dari tangan Freya? Memang ada beberapa anjing yang kalau terlalu kenyang, berani menyalak sama tuannya!"Diana langsung terdiam karena dimaki habis-habisan."Ka ... kamu ... kenapa ...." Konan belum pernah semarah ini padanya sebelumnya."Aku bilang sekali lagi, du-duk!!"Diana tidak berani lagi bersikap angkuh. Dia langsung menarik kursi dan duduk dengan patuh. "Kenapa cari aku?" Nada bicaranya juga jadi lebih hati-hati.

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 610

    Mino menyerahkan undangan itu kepada istrinya. "Nih, baca sendiri."Dengan rasa penasaran, Laudya menerima undangan itu. Setelah membaca isinya, dia terdiam sejenak. "Jadi ... dia benar-benar membangun laboratorium?""Makanya, anak kita ini kurang hebat apa dibanding anak laki-laki? Kamu masih nggak puas? Dengar ya, mulai sekarang jangan pernah bilang yang aneh-aneh di depan Mikha ... bahkan di belakang pun nggak boleh, ngerti?"Laudya hanya cemberut."Aku lagi bicara, dengar nggak?""Iya, iya! Anak perempuan kesayanganmu! Nggak boleh dikomentar sama siapa pun!"Setelah itu, Mino mengangguk puas. "Bagus kalau kamu ngerti."Sore harinya, mereka berdua berkemas, lalu berangkat ke bandara. Saat melewati pintu masuk desa ...."Eh, Pak Mino! Mau pergi mancing lagi?""Bukan mancing. Kali ini ke Kota Juanin.""Wah, jauh amat? Ngapain?""Mau lihat anakku.""Memangnya kenapa?""Dia lagi bikin gebrakan besar!""Hah?"....Di hari yang sama, pihak universitas dan fakultas juga menerima undangan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status