Share

Bab 286

Author: Patricia
Eva terdiam membisu.

"Kamu ... kamu nggak apa-apa ...."

"Kenapa? Kecewa?"

Sejak menyadari ada yang tidak beres dengan tubuhnya, Reagan langsung masuk ke kamar mandi untuk memuntahkan apa yang telah diminumnya. Rasa panas di tubuhnya hanyalah sisa efek obat yang sama sekali tidak mempan.

"Kalau kamu baik-baik saja, kenapa tadi berpura-pura seperti itu?"

Reagan tersenyum sinis. "Tentu saja untuk melihat bagaimana seseorang berubah dari penuh harapan, menjadi kekecewaan, dan akhirnya putus asa. Cukup menarik, bukan?"

Tubuh Eva mulai gemetar.

"Kamu memang berani, Eva. Berani memberiku obat. Tapi sayangnya, keberanian itu nggak diimbangi dengan otak. Dasar bodoh!"

"Bi Julia!" Reagan memanggil dengan suara keras.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Julia segera masuk setelah mendengar perintah.

Eva dengan terburu-buru mengenakan kembali pakaian tidurnya, tapi tidak pernah terlihat lebih berantakan dari sebelumnya.

"Kemasi barang-barangnya. Dalam waktu 30 menit, keluarkan dia bersama barang-bar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 287

    "Baik, Tuan Reagan."Tiba-tiba, wajah Eva menjadi pucat. Dia memegangi perutnya dengan ekspresi kesakitan. "Sakit ... perutku sakit sekali ...."Reagan tetap berdiri tanpa ekspresi. Dia tidak bergerak dan Julia juga tidak berani bertindak tanpa perintah.Saat itu, Eva sudah jatuh terduduk di lantai dan keringat dingin membasahi dahinya. Dia meraih celana Reagan, menatapnya dengan memohon. "Kak Reagan, tolong aku, tolong anak kita. Perutku benar-benar sakit ...."Julia tidak tahan melihatnya. "Tuan Reagan, sepertinya Nona Eva benar-benar kesakitan ...."Keringat sudah membasahi pakaian tidurnya yang tipis. Wajah Eva tampak sangat kesakitan. Reagan hanya berkata ketus, "Terserah kamu."Setelah itu, dia pun meninggalkan tempat itu tanpa sedikit pun niat untuk membantu.Julia hanya bisa menghela napas panjang. "Nasib pekerja memang benar-benar menyedihkan!"Pukul empat subuh, sebuah ambulans datang ke vila untuk membawa Eva ke rumah sakit. Rumah sakit yang dituju ternyata sama dengan tempa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 288

    Rebecca tak menyangka Eva malah berbalik menuduh dirinya."Jelas-jelas kamu yang bikin onar, kenapa sekarang aku yang disalahkan? Coba tuduh aku lagi? Bakal kurobek mulutmu!""Ayo, sini! Kalau hari ini kamu nggak berhasil bunuh aku, anggap saja kamu kalah!" Eva balas berteriak tanpa takut."Julia!" Rebecca gemetar karena marah, "Telepon Reagan! Suruh dia ke sini sekarang juga! Cepat, nggak pake lama!""Baik, Nyonya."Namun, teleponnya tidak langsung diangkat. Dua kali panggilan ditolak. Pada panggilan ketiga, akhirnya tersambung."Ada apa?" Suara Reagan terdengar dingin di seberang."Tuan, Nyonya meminta Anda segera ke rumah sakit.""Nggak bisa. Sibuk.""Tapi ... Nyonya dan Nona Eva sedang bertengkar.""Oh."Julia kebingunganReagan membalas, "Tolong sampaikan sama Ibu, dulu dia yang bersikeras mempertahankan anak dalam kandungan Eva. Jadi sekarang, apa pun masalahnya, dia yang bertanggung jawab. Jangan ganggu aku!"Setelah itu, telepon diputus. Saat Julia mencoba menelepon lagi, telep

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 289

    "Keluarga kita dari cuma punya dua cucu, kamu dan Reagan. Mana bisa dibandingkan sama paman kedua dan ketiga? Kalau sesuai dengan isi wasiat dan pembagian dilakukan berdasarkan jumlah kepala, kita pasti paling dirugikan. Tapi kalau kakakmu atau kamu punya anak, maka anak itu juga bisa ikut pembagian. Jadi, setidaknya kita masih bisa mendapatkan bagian lebih banyak.""Kita berdua nggak ada harapan lagi. Sekarang Eva sudah ada anak di kandungannya, ini kesempatan emas yang nggak boleh disia-siakan."Clarine langsung mengerti. "Jadi ini alasannya.""Sekarang kamu paham, 'kan? Asalkan anak di kandungan Eva lahir dengan selamat, kita setidaknya bisa dapatkan bagian sebesar ini ...." Rebecca mengangkat satu jari.Clarine bertanya dengan hati-hati, "Satu miliar?""Beranikan diri sedikit lagi.""Ja-jangan-jangan satu triliun?"Rebecca tersenyum penuh arti.Clarine terkejut. "Satu triliun?! Benar-benar segitu?"Sementara itu, di dalam kamar rumah sakit, Eva mendengar semuanya dengan sangat jela

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 290

    "Apa?""Kalau kamu nggak hamil, kenapa juga ikut minum sup ayam? Rebutan makanan sama ibu hamil itu tidak pantas, tahu nggak?""Satu panci sebesar itu, kamu bisa habis sendiri?" Rebecca memandang Eva dengan wajah penuh keheranan, merasa wanita muda ini pasti punya masalah dengan otaknya sampai bisa mengeluarkan omongan seperti itu."Ya, tentu saja aku bisa habis.""Sebenarnya kamu mau bilang apa?"Eva berhenti berpura-pura dan langsung menunjukkan maksudnya, "Karena ini sup khusus untukku, lebih baik yang lain jangan ikut minum. Benar nggak, Bibi?"Rebecca tertawa sinis dan mengangguk kesal. "Baiklah. Minum sup itu sampai kamu puas!"Selesai bicara, Rebecca langsung pergi.Eva mengangkat alisnya melirik mangkuk-mangkuk sup di atas meja dengan ekspresi jijik, kemudian pergi ke kamarnya tanpa menyentuhnya."Kenapa kamu nggak minum sup ayamnya?!"Eva baru bangun tidur siang dan menguap. "Aku tiba-tiba nggak ingin minum lagi. Apa ada masalah?""Kamu ...!""Bibi, tolong lain kali ketuk pint

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 291

    Melihat sup yang direbusnya sejak pagi ditolak mentah-mentah, Rebecca menjadi kesal. "Itu sup kaki babi dengan tambahan kacang kedelai. Bagus untuk anak.""Bagus untuk anak, tapi untuk ibu hamil nggak penting, ya? Kamu nggak lihat di atasnya ada lapisan minyak setebal itu? Aku melihatnya saja sudah mual, gimana mau minum?"Rebecca menarik napas dalam-dalam. "Lalu kamu maunya apa?""Kamu kok bodoh banget sih? Hal mudah begini saja masih perlu diajari? Kamu nggak bisa menyendoki minyak di permukaan sup itu? Dengan kecerdasanmu yang seperti itu, aku heran kamu bisa hidup sampai sekarang ...."Kata-katanya benar-benar kasar dan menyakitkan.Rebecca belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Seketika, amarahnya memuncak. Dia berdiri dengan cepat dan hampir kehilangan kendali. "Kamu bilang siapa bodoh? Eva, jangan keterlaluan!"Kalau saja Rebecca lebih jeli, dia pasti menyadari bahwa nada bicara dan kata-kata Eva sekarang hampir sama persis dengan cara dia pernah memarahi Eva sebelumn

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 292

    Begitu Freya selesai bicara, sesosok pria bertubuh tinggi muncul dari dalam ruangan.Nadine tertegun.Freya berkata, "Kenalkan, ini adalah murid kesayangan Pak Mario, Stendy."Pria itu tersenyum tipis, lalu mengulurkan tangannya ke arah Nadine. "Senang bertemu denganmu, adik kelas.""Kamu ... murid Pak Mario?" Nadine terkejut."Kenapa? Nggak kelihatan?""Bukan begitu."Freya memandang keduanya bergantian. "Kalian sudah saling kenal, ya?"Stendy mengangguk. "Sudah kenal."Bahkan sudah lama ...."Kalau begitu baguslah. Setelah berputar-putar, ternyata semuanya kenalan lama. Malam ini makan di sini saja, ya?"Stendy berkata, "Terima kasih, Bu. Kalau begitu saya nggak sungkan-sungkan."Sementara Nadine memang sudah berniat makan malam di sana sebelum pulang. Bibi pembantu menyiapkan banyak hidangan dan dua di antaranya adalah makanan favorit Nadine.Entah disengaja atau tidak, ketika mereka duduk, Stendy memberikan posisi terdekat dengan dua hidangan favorit itu kepada Nadine, sementara di

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 293

    Stendy memang tidak terlalu mahir.Gerakannya canggung dan yang lebih parah lagi, dia menaruh cairan pencuci piring di setiap piring dan mangkuk. Di bawah tatapan tak berdaya Nadine, dia bertanya dengan wajah polos, "Bukan begini caranya?"Nadine kehabisan kata-kata."Kalau kamu nggak keberatan, bisa ajarin aku nggak?" Stendy berdeham pelan. "Dulu waktu di luar negeri, kalau masak sendiri, biasanya aku cuma pakaii satu atau dua piring. Jadi, aku selalu menuangkan sedikit cairan ke masing-masing piring waktu mencuci ....""Sebenarnya, nggak ada cara yang baku untuk mencuci piring dan cairan pencuci juga bisa digunakan dengan berbagai cara. Setiap orang punya metodenya masing-masing, selama piringnya bersih, itu sudah cukup. Tapi ...."Dia mengubah nada bicara. "Kalau dari sudut pandang hemat, kamu bisa menuangkan sedikit cairan ke dalam air, lalu gunakan spons untuk mencuci. Setelah itu, bilas dengan air bersih dan keringkan. Sudah selesai.""Begitu, ya ...." Stendy mendengarkan sambil

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 294

    Nadine tiba-tiba teringat Kamila pernah mengatakan bahwa ada seorang maniak yang suka mengikuti wanita di sekitar Universitas Brata, terutama pada malam hari. Sudah ada seorang korban yang dilecehkan orang itu. Namun setelah melapor polisi, pelakunya masih belum tertangkap.Memikirkan hal ini, napas Nadine menjadi memburu dan dia pun mempercepat langkahnya.Namun, suara langkah kaki di belakangnya juga semakin cepat. Tanpa sadar, Nadine meletakkan tangannya di tas.Walaupun biasanya Arnold sering menemaninya pergi dan pulang kerja, ada kalanya ketika mereka berdua sibuk, waktu mereka tidak pernah bersamaan.Selain itu, Nadine tinggal sendiri, sehingga dia terbiasa membawa semprotan merica di tasnya untuk berjaga-jaga. Dia tidak menyangka bahwa hari ini akan menjadi hari di mana benda itu mungkin berguna.Langkah kaki semakin mendekat dan bayangan seseorang di belakangnya tampak seperti ingin menyusul bayangannya. Nadine secara naluriah menahan napas, tubuhnya menegang, dan tangannya ma

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 518

    Kedua orang itu langsung menoleh ke arah Darius. Darius menggaruk kepalanya. "Kenapa kalian melihatku seperti ini ...." Rasanya agak canggung."Darius, sebenarnya keluargamu itu bergerak di bidang apa sih?" Mikha menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu.Nadine ikut bertanya, "Aku ingat, terakhir kali kamu bilang orang tuamu ... adalah pegawai negeri?"Kelihatannya, pegawai negeri yang dimaksud bukan pegawai biasa. Nadine hanya menyebutkan secara singkat dan tidak bertanya lebih jauh.Mikha mungkin blak-blakan, tetapi dia juga tahu kapan harus berhenti. Ada yang bilang anak-anak dari keluarga pejabat tinggi biasanya sangat low profile. Jadi, masuk akal kalau Darius tidak pernah menyebutkannya sebelumnya.Darius akhirnya menghela napas lega. "Aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurusnya.""Oke!" Mikha mengangkat tangan, "Demi laboratorium ...."Darius menyambung, "Demi nggak diusir lagi ...."Keduanya menoleh menatap Nadine.Nadine sempat terdiam, lalu spontan berseru, "M

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 517

    "Ayahku punya properti, rumahnya tak terhitung jumlahnya! Dia yang selalu mengusir orang lain, nggak ada yang bisa mengusirnya!""Jadi, semuanya harus milik kita sendiri agar kita punya posisi kuat! Akademi meminjamkan kita ruangan bobrok, nggak ada CPRT, alat pemadam kebakaran pun nggak lengkap. Kita mati-matian menghasilkan penelitian, tapi akhirnya semua kredit jatuh ke akademi?""Memangnya di dunia ini ada hal sebaik itu? Aku sudah muak!"Mikha tidak pernah mengalami ketidakadilan seperti ini."Apa hebatnya sih? Cuma sebuah ruangan usang, alat-alatnya pun kita beli sendiri!"Amarah Mikha meledak-ledak. Dia benar-benar tidak bisa menoleransi ketidakadilan ini. Ketika dia melampiaskan kekesalan, air liurnya bahkan hampir menciprat ke mana-mana, membuat Darius dan Nadine melongo."Eh ... apa aku menakuti kalian?" Wajah Mikha yang bulat tampak malu untuk sesaat. Dia buru-buru menjelaskan, "Biasanya aku nggak seperti ini. Tapi kalau sudah marah, aku susah berhenti .... Ehem, ehem!"Dari

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 516

    Nadine melihat ekspresi tak berdaya di wajah Arnold dan tak bisa menahan tawa."Ambil saja, Paman. Daging sapi bumbu buatan ayahku ini luar biasa enak, nggak semua orang bisa mencicipinya.""Kamu memanggilku apa?" Dia melangkah mendekat dan satu tangan bertumpu di dinding. "Hmm?"Nadine tak punya ruang untuk mundur lagi, hanya bisa menatapnya dengan wajah polos. "Aku cuma menyampaikan kata-kata ayahku, bukan aku yang mengatakannya.""Pak, lorong ini sempit. Kamu ... nggak mau mundur sedikit?"Arnold teringat bahwa dirinya masih sakit dan khawatir menularkannya pada Nadine. Dia menghela napas pelan, menarik kembali tangannya, lalu mundur ke samping.Nadine sekali lagi merasa kagum. Pria ini benar-benar mudah diajak bicara dan sangat gentleman.Arnold menerima daging sapi itu, sementara Nadine membawa sisanya kembali ke rumah. Dia lalu memotret dan mengirimkannya kepada Jeremy.Balasan segera masuk.[ Sudah kasih Arnold? ][ Sudah, sudah! Ayah, bukankah kamu terlalu baik padanya? ]Jerem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 515

    Nadine agak tertegun. "Untukku? Lalu, kamu ...."Arnold berkata, "Aku nggak kedinginan.""Terima kasih."Setibanya di ujung gang, Arnold meminta Nadine menunggu sebentar, lalu masuk ke minimarket di samping. Tak sampai satu menit, dia keluar dengan dua cangkir minuman di tangannya."Nah."Nadine menerimanya, lalu mencium aromanya dengan penasaran. "Apa ini?""Teh merah jahe."Nadine mengangkat alis. "Minimarket menjual ini?" Kenapa dia sama sekali tidak punya kesan tentang itu?"Menu musiman, baru saja tersedia.""Punyamu juga?"Arnold menggeleng. "Bukan, aku pesan teh gandum hitam."Nadine menggenggam cangkir kertas itu, telapak tangannya terasa hangat. Ditambah jaket yang masih menyelimutinya, seluruh tubuhnya seperti dipenuhi kehangatan. Bahkan, pipinya tampak agak merah.Setelah naik tangga, Nadine melepaskan jaket itu dan mengembalikannya kepada Arnold. "Terima kasih, selamat malam."Arnold tersenyum tipis. "Selamat malam."Keduanya pun masuk ke rumah masing-masing.Setelah mandi,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 514

    Arnold hari ini ada kelas. Saat jam istirahat, dia mendengar dua mahasiswa membicarakan bahwa ada laboratorium di Fakultas Ilmu Hayati yang diberikan surat perintah renovasi oleh dinas pemadam kebakaran.Awalnya dia tidak terlalu peduli, sampai tiba-tiba nama Nadine disebut dalam percakapan mereka. Begitu bertanya lebih lanjut, dia baru tahu bahwa laboratorium yang dimaksud adalah milik Nadine.Tanpa berpikir panjang, Arnold langsung menuju ke sana dan tiba tepat saat ketiga orang itu sedang berbicara."Pak." Nadine menyapanya, "Kenapa tiba-tiba ke sini? Silakan masuk."Mikha dan Darius juga segera menyapa.Arnold berkata, "Aku sudah tahu semuanya. Kalau renovasi pemadam kebakaran dilakukan sesuai prosedur, setidaknya akan memakan waktu 2 bulan. Untuk sementara, pakai saja laboratoriumku. Kalian bisa memindahkan semua peralatan ke sana, pasti muat."Kedengarannya memang solusi yang cukup baik .... Namun, Mikha dan Darius tidak langsung menyetujui. Mereka justru menatap Nadine untuk mem

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 513

    "Siapa yang menyuruh kalian masuk? Laboratorium kami nggak menerima hewan berkaki dua. Kalau punya akal, cepat pergi sebelum kami bertindak.""Siapa yang kamu maki, hah?" Kaeso berang hingga wajahnya memerah.Darius menimpali dengan santai, "Siapa yang menanggapi, berarti dia yang kumaki. Lihat saja, langsung ada binatang yang merasa tersindir.""Kamu ...."Nella tersenyum sinis. "Apa yang kalian banggakan sih? Seluruh laboratorium nggak bermasalah, cuma laboratorium kalian yang harus direnovasi. Malu-maluin saja, tapi masih berani keras kepala!""Kudengar, perbaikan keamanan kebakaran bisa makan waktu berbulan-bulan. Kasihan, kalian jadi nggak bisa pakai laboratorium dalam waktu dekat. Apa hebatnya menerbitkan makalah di Science? Nyatanya tetap nggak dianggap penting oleh fakultas. Ngapain sok hebat?"Nadine tersenyum. "Sebenarnya aku malas bicara karena takut kamu nggak sanggup menerimanya. Tapi kalau dipikir lagi, bersikap baik pada binatang buas sama saja dengan menyiksa diri sendi

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 512

    Diana menyilangkan tangan sambil menatap dari atas. "Laporan apa?""Jangan pura-pura bodoh! Inspeksi pemadam kebakaran di laboratorium lain nggak ada masalah, tapi cuma laboratorium Nadine yang diberi surat perintah perbaikan. Kamu berani bilang ini nggak ada hubungannya denganmu?"Diana tersenyum tipis. "Aku sibuk. Setiap hari harus mengurus laporan dan menulis jurnal, mana ada waktu untuk ribut dengan anak-anak kecil? Tapi ... kalau ada orang lain yang nggak suka dengan mereka, itu di luar kendaliku."Bagaimanapun, dia punya banyak mahasiswa. Kalau ada satu atau dua yang tidak suka dengan kelompok Nadine, itu hal yang wajar, 'kan?"Sekarang kamu semakin berani ya? Berani bertindak tanpa memberitahuku dulu. Kamu ini masih menganggapku sebagai atasanmu atau nggak?"Diana mengerutkan kening. "Kamu memanggilku cuma untuk ini? Sekarang kamu mau membela mahasiswa Freya? Heh, ini bukan gayamu."Konan tertawa dingin. "Kamu pikir trik murahanmu itu sangat cerdas? Dasar bodoh!""Inspeksi pemad

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 511

    "Saat itu kami ada di laboratorium, bukannya nggak ada orang. Mesin itu cuma nggak digunakan sementara, jadi secara otomatis masuk ke mode siaga. Kami juga akan menggunakannya lagi nanti. Siapa yang akan kurang kerjaan memutus dayanya?" jelas Mikha dengan kesal.Nadine sudah memiliki dugaan di benaknya, tetapi masih perlu memastikannya. "Ayo, kita ke laboratorium seberang."Mikha bingung. "Kenapa kita melihat mereka? Itu 'kan laboratorium dari jurusan lain, nggak ada hubungannya dengan kita ...."Darius juga merasa ada sesuatu yang aneh dan segera mengikuti Nadine. "Kalau disuruh pergi ya pergi, kenapa banyak tanya?"Mikha termangu sesaat. 'Wah, nyalinya semakin besar saja ya!'Ketiganya tiba di laboratorium seberang. Benar saja, sudut ruangan dilengkapi dengan satu set lengkap peralatan pemadam kebakaran."Ini ...." Mikha melongo. "Padahal bulan lalu belum ada!"Mereka memeriksa beberapa laboratorium lain. Hasilnya sama, semua yang sebelumnya tidak memiliki peralatan kini sudah lengka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 510

    "Ada apa?" tanya Nadine.Keduanya langsung mendongak, seperti anak kecil yang akhirnya melihat orang tua mereka setelah mendapatkan perlakuan tidak adil.Mikha langsung berlari ke arahnya, matanya sudah memerah bahkan sebelum sempat bicara. Darius menyusul di belakang, ekspresinya jelas tegang dan tangannya juga terkepal erat.Nadine langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tetap tenang. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian duduk di luar dan nggak masuk?""Kak Nadine ...." Mikha berusaha menahan air matanya. Meskipun matanya sudah berkaca-kaca, dia tetap bersikeras untuk tidak membiarkannya jatuh. "Kami nggak bisa masuk lagi!""Apa maksudnya nggak bisa masuk lagi?" Nadine terkejut."Kemarin, tim inspeksi kampus dan pemadam kebakaran distrik tiba-tiba datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ...."Pemeriksaan kebakaran adalah prosedur rutin, jadi mereka berdua tidak berpikir terlalu banyak dan langsung membukakan pintu serta bekerja sama dengan baik.Siapa sangka,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status