Share

Bab 242

Author: Patricia
Christine tampak bersemangat. Ini karena Yenny jarang mengikuti acara seperti ini. Kalaupun ikut, Yenny hanya setor muka. Itu sebabnya, dia ingin teh temannya dicicipi guru.

Nadine menghampiri keduanya, lalu mendongak dan bertemu pandang dengan Yenny. Yenny pun termangu sejenak. Mungkin karena merasa canggung, dia mendengus dengan angkuh.

Di mata Nadine, tingkah sombong ini hanya untuk menutupi kecanggungannya.

Christine berkata lagi, "Bu, coba cicipi tehnya."

Nadine berkumur dengan air putih dulu, lalu baru menyesapnya. Setelah tertegun sesaat, dia baru memberi penilaian jujur, "Daun teh terlalu banyak, air terlalu sedikit, warna terlalu gelap, rasa agak pahit. Seharusnya suhunya nggak cukup panas, makanya aroma teh nggak merata."

"Pfft ...." Christine tidak bisa menahan tawanya. "Sudah kubilang, kalau kamu nggak ikuti langkahnya, rasanya pasti nggak enak. Kamu malah bilang nggak bakal ketahuan. Bu Nadine tahu semua, 'kan?"

Wajah Yenny pun menjadi masam. Yang dikatakan Nadine memang b
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
emang enak Rebecca, dulu kamu suka menghina Nadin, sekarang malah kamu sendiri yg terhina, kamu terus bela Eva nyatanya Eva cuma pandai merayu pria dan manipulatif, sukurin
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 243

    Natasha pun tidak memaksa dan menyuruh sopir mengemudikan mobil.Sementara itu, Nadine berdiri di depan hotel untuk menunggu. Orang-orang terus menyapanya. Dia menanggapi satu per satu dengan ramah.Natasha tahu ada yang menjemput Nadine, makanya dia tidak mengatur mobil untuknya.Arnold tiba tepat waktu. Dia hanya menghabiskan 10 menit untuk tiba di hotel, bahkan tiba 2 menit lebih awal.Langit mulai turun hujan gerimis. Dari kaca mobil, dia bisa melihat Nadine yang mengenakan terusan dan cantik seperti bidadari.Arnold terpana sejenak sebelum memarkirkan mobilnya di samping. Kemudian, dia turun dengan membawa payung dan membuka pintu mobil untuk Nadine.Ketika Nadine membungkuk untuk masuk, Arnold meletakkan tangannya di atas agar kepala Nadine tidak terbentur."Terima kasih." Setelah duduk, Nadine tersenyum dan berucap, "Aku lagi-lagi merepotkanmu, Pak."Nadine awalnya ingin naik taksi dan tidak ingin merepotkan Arnold. Akan tetapi, langit yang tadinya cerah tiba-tiba turun hujan. D

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 244

    Malam sangat tenang dan hening. Yang terdengar hanya suara mesin dan suara papan ketik.Arnold menoleh memandang ke samping. Nadine sedang menginput data dengan serius. Cahaya lampu mengenai wajahnya, memunculkan bayangan kecil di pangkal hidungnya.Dulu, Arnold selalu bekerja lembur sendiri. Hari ini, ada seseorang yang menemaninya. Perasaan ini terasa aneh dan ajaib ....Ketika keduanya meninggalkan laboratorium, waktu sudah dini hari. Mereka mengucapkan selamat malam dan memasuki apartemen masing-masing. Nadine masuk duluan.Arnold memandang sosok belakang Nadine yang ramping, teringat pada pemandangan di tengah hujan pada sore tadi. Nadine yang memakai terusan seperti bidadari dari kayangan. Pinggang yang ramping, kulit yang putih ....Arnold segera tersadar dari lamunannya dan memaki dirinya sendiri dalam hati. Setelah itu, dia bergegas berbalik dan masuk, seolah-olah tidak ingin ada yang melihat penampilannya yang tersipu.....Selesai mandi, Nadine berbaring di ranjang dan langs

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 245

    'Bodoh amat! Lagian, kamu yang hamil, bukan aku! Kalau terjadi sesuatu, bukan urusanku!' batin pengasuh itu."Ya sudah, kamu berbaringlah."Eva pun berbaring di sofa. "Begini baru benar. Masa harus diancam baru mau kerja? Benaran nggak tahu diri. Kalian ini memang rendahan!"Pengasuh itu mematung sesaat. Pada akhirnya, dia menarik napas dalam-dalam untuk menahan diri."Kamu belum makan ya? Kok nggak punya tenaga? Yang kuat sedikit!""Baik ....""Ah! Aku suruh kamu pakai tenaga, bukan membunuhku! Kamu sengaja melawanku, 'kan?"Pengasuh itu menarik napas dalam-dalam lagi. "Maaf, begini sudah cukup?""Lumayan."Setengah jam kemudian, sarang burung walet dihidangkan. Warnanya jernih dan teksturnya seperti agar-agar. Hanya dengan melihat sekilas, seseorang sudah bisa menilai bahwa itu adalah sarang burung walet berkualitas tinggi dan dimasak dengan baik. Bahkan, pengasuh menambahkan madu supaya makin wangi.Namun, setelah mencoba sesuap, Eva langsung mengernyit dan membentak, "Rasa macam ap

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 246

    Setelah Reagan mematikan shower dan memakai jubah mandi, sosok itu telah menempel dengan pintu kamar mandi. Reagan membuka pintu dan langsung bertemu pandang dengan Eva.Dengan tatapan dipenuhi amarah, Reagan membentak, "Siapa yang mengizinkanmu masuk? Sudah kubilang, kamu nggak boleh masuk kamar ini! Kamu nggak ngerti? Besar sekali nyalimu!"Ketika merasakan amarah Reagan, tangan dan kaki Eva pun menjadi dingin. "Aku ... aku cuma mau antar sup pereda pengar untukmu ....""Kamu kira aku nggak tahu apa yang ada di isi pikiranmu?" Reagan menyunggingkan bibirnya sambil mencela, "Kamu kira kamu sudah hebat karena pernah kutiduri beberapa kali? Aku sudah sering melihat wanita sepertimu. Mereka murahan dan mudah dirayu. Apa bedanya kamu dengan mereka?""Kalaupun kamu telanjang bulat di depanku, aku juga nggak bakal tertarik padamu." Mata Reagan dipenuhi ejekan saat bertanya, "Kamu tahu kenapa?"Sekujur tubuh Eva bergetar. Dia menutup telinganya dan menggeleng dengan kuat. "A ... aku nggak ma

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 247

    Setelah mendengarnya, Rebecca menghela napas lega. "Baguslah kalau nggak ada masalah besar. Perlu makan obat nggak?"Dokter menggeleng. "Untuk apa makan obat? Pasien baik-baik saja. Bawa dia pulang untuk istirahat saja."Rebecca mencebik. Ternyata Eva yang berlebihan. Eva yang berbaring di ranjang pun merasa malu. Perutnya sakit karena dia terlalu emosional. Dia tentu ketakutan, tetapi dokter malah bilang dia baik-baik saja.Rebecca menarik napas dalam-dalam. Demi cucunya, dia mencoba untuk bersabar. Dia tidak lupa untuk berpesan, "Sebaiknya kamu bersikap patuh. Jangan terus membuat onar. Kalau nggak, kamu bakal menerima konsekuensinya."Eva menunduk dan hanya bisa menyahut dengan lirih, "Ya, aku sudah ngerti."Rebecca pun memelototinya, lalu pergi dengan murka.....Nadine sedang sibuk di laboratorium. Tiba-tiba, Freya meneleponnya. Freya menyuruhnya datang ke rumahnya minggu depan karena ingin memperkenalkan seseorang kepadanya.Nadine bisa mendengar suara Freya agak lesu. Dia tentu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 248

    Nadine merasa getir, tetapi bisa memahami perasaan Freya. Di hati Freya, yang paling penting adalah penelitian. Dia tidak peduli pada usianya, melainkan pada hasil penelitian ilmiahnya.Di dalam hidupnya, kadang dia merasa lelah, kadang dia mencapai titik terendahnya. Namun, semua itu tidak masalah baginya. Dia rela larut selamanya di dunia penelitian untuk menerangi generasi selanjutnya."Kenapa malah nangis?" Freya menghela napas. Dia tidak ingin melihat Nadine menangis.Nadine menarik napas dalam-dalam. "Siapa nangis? Aku nggak nangis kok.""Ya, ya. Kamu nggak nangis." Freya tidak bisa menahan tawanya."Aku bantu kamu pijat." Setelah memahami keras kepala dan tekad Freya, Nadine tidak mencoba membujuknya. Dia hanya duduk dan memijat betis Freya. Sesaat kemudian, Freya merasa jauh lebih nyaman."Reumatikmu kambuh mungkin karena cuaca yang nggak menentu belakangan ini. Aku beliin kamu obat perendam kaki. Seharusnya sampai dalam dua hari ini. Kamu harus merendam kakimu setiap malam.""

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 249

    Nadine hanya bisa membatin, 'Apa kamu masih punya hati nurani?'Nadine berbaring dan hanya tidur sejam. Ketika membuka mata, waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Dia segera bersiap-siap dan berangkat ke laboratorium.Hari ini, Nadine terlambat setengah jam dan rona wajahnya kurang baik. Arnold cukup kaget, jadi bertanya, "Kamu nggak bisa tidur semalam?""Bukan nggak bisa tidur, tapi bergadang." Nadine menggeleng.Arnold mengangkat alisnya, tetapi tidak bertanya terlalu banyak.Nadine menepuk wajahnya supaya lebih bersemangat. Saatnya bekerja!Siang hari setelah makan, Nadine terus menguap. Arnold pun menasihati, "Nggak usah terlalu stres. Tidur saja dulu di ruang istirahat."Nadine memang ingin tidur sehingga tidak menolak lagi. Arnold lanjut bekerja.Dua jam kemudian, Arnold melewati ruang istirahat dan teringat Nadine masih berada di dalam. Dia mengetuk pintu, tetapi tidak ada respons. "Nadine, kamu masih di dalam? Aku masuk ya?"Arnold mencemaskan Nadine, jadi mendorong pintu denga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 250

    Reagan merasa pusing melihatnya. Dia yang merasa gusar pun membalikkan layar ponselnya ke bawah meja, lalu berkata dengan dingin, "Lanjutkan."Orang-orang sontak menunduk dan tidak berani melirik lagi.Setelah rapat berakhir, Reagan kembali ke ruang kantornya untuk melihat layar ponselnya. Seketika, dia tersenyum dingin.Eva menggunakan kartunya untuk belanja. Semua transaksi akan masuk ke ponselnya. Saat melihat notifikasi masih terus masuk, pembuluh darah di dahi Reagan pun berkedut. Dia hendak meletakkan ponselnya, tetapi tiba-tiba masuk pesan dari Eva.[ Kak, semua ini aku yang beli. Bagus nggak? Aku juga beli dasi dan jas untukmu. ]Reagan hanya melirik sekilas, lalu tersenyum dan langsung memblokir kontak Eva. Kemudian, dia memijat pelipisnya dan duduk di depan jendela. Ketika melihat keramaian di bawah, dia tak kuasa teringat pada Nadine.Belakangan ini, dia makin sering teringat pada Nadine. Nadine juga terus muncul di mimpinya. Dulu dia juga memberi Nadine kartu banknya, tetap

Pinakabagong kabanata

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 710

    Irene berkata, "Sayang, selamat ulang tahun! Sebenarnya, aku dan ayahmu mau datang ke Kota Juanin dua hari lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu.""Tapi, penerbit mendadak kasih tahu Seven Days akan dicetak ulang dan mereka mengirim 3 kotak penuh halaman depan untuk kutandatangani. Jadi, setelah berdiskusi dengan ayahmu, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan akan datang lain kali."Irene juga merasa tidak berdaya. Buku barunya laris manis dan sudah cetakan ketiga. Sekarang di ruang kerjanya, masih ada ribuan halaman depan yang menunggu tanda tangannya. Kadang, punya buku yang laris juga menjadi tantangan tersendiri.Nadine mengedipkan matanya dengan penuh pengertian. "Ibuku terkenal! Wajar dong kalau sibuk!"Nada dan ekspresi bangganya membuat Irene tertawa."Duh, kamu nggak tahu! Sekarang ibumu benar-benar terkenal! Beberapa waktu lalu, ada seorang penggemar fanatik berhasil mendapat nomor telepon ibumu.""Begitu menelepon, dia langsung bilang ingin mendapat buku dengan tanda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 709

    Di tengah musim dingin yang menusuk, kompleks apartemen tua mulai sepi setelah pukul 9 malam. Lampu jalan di sekitar sering mati. Karena khawatir akan keselamatannya, Arnold selalu turun menunggunya setiap kali ada waktu.Meskipun waktu kepulangan Nadine tidak selalu sama, biasanya hanya selisih 20 atau 30 menit. Namun, malam ini dia terlambat hingga 2 jam, bahkan turun dari mobil Stendy. Arnold menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di jalan.Angin malam bertiup, membawa hawa dingin yang menusuk. Melihat ujung hidung Nadine yang merah karena kedinginan, Arnold berkata, "Ayo masuk, di luar terlalu dingin. Kita bicara di dalam saja."Nadine mengangguk, meniup telapak tangannya yang dingin, lalu berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Stendy.Di bawah sorot lampu malam, dua sosok berjalan berdampingan, langkah mereka pun seirama. Lampu di tangga menyala satu per satu, samar-samar terdengar percakapan ringan.Stendy tetap berdiri di tempatnya, menatap ke arah mereka pergi. Dala

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status