Share

Bab 250

Author: Patricia
last update Last Updated: 2024-12-22 18:00:01
Reagan merasa pusing melihatnya. Dia yang merasa gusar pun membalikkan layar ponselnya ke bawah meja, lalu berkata dengan dingin, "Lanjutkan."

Orang-orang sontak menunduk dan tidak berani melirik lagi.

Setelah rapat berakhir, Reagan kembali ke ruang kantornya untuk melihat layar ponselnya. Seketika, dia tersenyum dingin.

Eva menggunakan kartunya untuk belanja. Semua transaksi akan masuk ke ponselnya. Saat melihat notifikasi masih terus masuk, pembuluh darah di dahi Reagan pun berkedut. Dia hendak meletakkan ponselnya, tetapi tiba-tiba masuk pesan dari Eva.

[ Kak, semua ini aku yang beli. Bagus nggak? Aku juga beli dasi dan jas untukmu. ]

Reagan hanya melirik sekilas, lalu tersenyum dan langsung memblokir kontak Eva. Kemudian, dia memijat pelipisnya dan duduk di depan jendela. Ketika melihat keramaian di bawah, dia tak kuasa teringat pada Nadine.

Belakangan ini, dia makin sering teringat pada Nadine. Nadine juga terus muncul di mimpinya. Dulu dia juga memberi Nadine kartu banknya, tetap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
rasain lu reagan, emang enak, itulah hasil dari kesombongan mu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 251

    Dengan penuh amarah, dia kembali ke kamar dan membanting pintu keras-keras.Keesokan paginya, Julia baru saja bangun tidur. Bahkan sebelum mengenakan seragam kerjanya, tiba-tiba dia mendengar suara Eva berteriak dari lantai atas, "Hei, tolong! Cepat antar aku ke rumah sakit!"Sudut bibir Julia berkedut. Kalau sebelumnya dia masih kelabakan dan benar-benar khawatir, kali ini .... Bisa dibilang sudah terbiasa, semakin lama semakin mahir. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon sopir, "Halo, Pak Haryo? Itu ... dia lagi-lagi bilang perutnya sakit."Haryo menjawab, "Baik, saya segera ke sana dengan mobil."Setelah itu, Julia menelepon Rebecca, "Nyonya, begini ...."Seluruh prosedur sudah dia kuasai dengan baik, begitu lancar hingga tak perlu pikir panjang.Di rumah sakit.Rebecca berdiri di koridor luar ruang perawatan dengan wajah dingin. Dokter masih mengulangi pernyataan yang sama seperti kemarin, "Nggak ada yang serius, cukup banyak istirahat saja."Rebecca benar-benar sudah tidak tah

    Last Updated : 2024-12-22
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 252

    Bagaimanapun, Reagan sendiri juga tidak menginginkannya. Selain itu ... Robert bahkan belum mengetahui soal ini dan Rebecca juga tidak berani sembarangan membicarakannya di hadapannya.Tanpa sadar, dia merasa bahwa Robert pasti tidak akan mendukungnya.Ayah dan anak ini, keduanya sama-sama berhati dingin.Kini situasinya sudah berkembang sejauh ini, menyuruh Eva menggugurkan kandungan tentu saja tidak realistis. Jadi, dia hanya bisa menerima kenyataan sambil mengelus dada."Eh, Bu Lia, katanya menantumu hamil? Kembar ya?""Iya nih, aku juga baru tahu. Mereka berdua rahasiain dari aku. Setelah janinnya stabil tiga bulan, baru kasih tahu aku. Katanya sih mau ngasih kejutan? Yah ... memang mengejutkan sih. Hahaha ....""Selamat ya! Anakku bahkan nggak punya pacar. Entah kapan aku baru bisa jadi nenek. Putra Bu Rebecca sebaya sama anakku, 'kan? Sudah punya pacar belum?"Rebecca tertawa. "Belum nih. Dia terus-terusan sibuk sama perusahaan kecilnya itu. Padahal kembali pulang dan mewarisi bi

    Last Updated : 2024-12-22
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 253

    Eva memegang sepotong jeruk dan memasukkannya ke mulut. Mendengar perkataan Rebecca, dia langsung menolak tanpa berpikir panjang. "Bibi, akhir-akhir ini aku nggak enak badan. Bibi tahu sendiri, hampir setiap hari aku ke rumah sakit. Aku benar-benar nggak bisa ikut kelas apa pun ...."Kenangan pahit dari pesta minum teh sebelumnya masih membekas di ingatannya. Begitu mendengar Rebecca menyuruhnya ikut kelas sambil merangkai bunga dan mencicipi teh, tubuhnya langsung menolak secara naluriah.Rebecca merasa sangat marah hingga dadanya sesak. Ini sudah terang-terangan ... dia bahkan tidak mau pura-pura lagi?!"Nggak ada tawar-menawar! Kamu harus pergi!" Sebelum dia selesai bicara, terdengar suara panggilan terputus dari ujung sana. Eva menutup teleponnya!Rebecca memandang ponselnya dengan tidak percaya. 'Perempuan kurang ajar ini! Beraninya dia memutuskan telepon dariku?!' makinya dalam hati.Anaknya bahkan belum lahir, tapi dia sudah begitu sombong. Kalau sampai dia melahirkan seorang an

    Last Updated : 2024-12-23
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 254

    Dengan keluar dari kuliah, Eva mengira dia akan memiliki lebih banyak waktu untuk fokus menjaga kandungannya. Di sisi lain, dia juga bisa lebih berkonsentrasi pada Reagan.Yang paling penting, sebentar lagi dia akan menjadi istri orang kaya berkat anak ini. Kuliah atau tidak, apa bedanya? Jadi, pada hari Senin, Eva mengajukan surat pengunduran diri dari kampus.Dia menggunakan alasan sakit. Proses persetujuan biasanya tidak akan memakan waktu lama. Berhubung sudah sampai di kampus, Eva berpikir sekalian saja dia mampir ke asrama untuk berkemas.Sore itu kebetulan tidak ada kelas. Saat dia membuka pintu asrama, beberapa teman sekamarnya sedang ada di dalam.Eva sudah lama pindah dari asrama. Walaupun sebagian barangnya masih ada di sana, dia hampir tidak pernah kembali. Kemunculannya yang mendadak ini membuat teman-temannya cukup kaget."Eva, kok tiba-tiba balik? Bukannya kamu tinggal di rumah pacarmu sekarang?""Kalau cuma mau ngambil barang, bilang saja lewat chat. Kami bisa suruh kur

    Last Updated : 2024-12-23
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 255

    Eva sekarang berbeda. Barang-barang lamanya tentu sudah tidak selevel lagi dengan dirinya saat ini."Semua ini ... kalian lihat saja kalau ada yang masih bisa dipakai. Kalau mau, ambil saja. Sisanya, tolong buang untukku.""Hah? Kamu nggak mau semuanya?""Ya."Teman-temannya hanya bisa saling pandang tanpa berkata apa-apa.Eva keluar dari asrama tanpa membawa apa pun. Begitu sampai di gerbang kampus, dia langsung menelepon sopir agar mobil segera menjemputnya. Di bawah tatapan terkejut, iri, dan penuh tanda tanya dari orang-orang di sekitar, Eva melangkah santai masuk ke mobil dan duduk di kursi belakang dengan elegan. Dia pun pergi dengan bangga.Malam harinya, Eva mendapati Reagan pulang lebih awal untuk pertama kalinya.Dengan wajah ceria, Eva menyambutnya. "Reagan, aku punya kabar baik! Hari ini aku sudah mengajukan pengunduran diri dari kampus. Mulai sekarang, aku bisa fokus menjaga kandungan dan merawatmu di rumah."Reagan baru saja selesai urusan pekerjaan yang penuh tekanan. Pr

    Last Updated : 2024-12-23
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 256

    "Kak Kamila, mertuamu asam urat ya?""Kamu tahu?""Ya. Dulu Bu Freya juga punya penyakit itu. Aku punya resep obat herbal. Memang nggak bisa menyembuhkan sepenuhnya, tapi cukup efektif meredakan rasa sakit, dan efek sampingnya lebih kecil dibandingkan obat barat."Mata Kamila langsung berbinar-binar, penuh harapan. "Bagus sekali! Tolong bagikan resepnya nanti, ya. Aku langsung ke apotek setelah pulang kerja. Terima kasih banyak, Nadine.""Kamu nggak tahu betapa menderitanya ibu mertuaku. Rasa sakitnya begitu parah sampai nggak bisa tidur semalaman dan obat pereda nyeri pun nggak berpengaruh. Kalau resep ini berhasil, aku pasti traktir kamu makan!"Nadine tersenyum kecil. "Ah, nggak perlu traktiran, cuma hal kecil saja."Calvin ikut menimpali dengan nada bercanda, "Kalian sadar nggak sih? Sejak Nadine ada di sini, setiap kali ada masalah, pasti bisa diselesaikan. Benar-benar seperti dewi keberuntungan di laboratorium kita!"Wilfred yang baru saja masuk ruangan, hanya mendengar bagian ak

    Last Updated : 2024-12-23
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 257

    Wilfred sempat menatap dengan ragu, tetapi akhirnya memilih diam.Melihat semua orang membela Nadine, Olive semakin kesal. Namun, dia masih berusaha menahan ekspresinya dan berkata, "Orang itu bisa terlihat baik di luar, tapi siapa yang tahu sifat aslinya? Gimana kalau semua itu cuma pura-pura?""Kemarin pagi, waktu aku mengecek dataku, semuanya masih baik-baik saja. Tapi hari ini semuanya sudah hilang. Kemarin sore, aku ingat Kak Kamila dan Calvin pulang lebih dulu, lalu aku dan Wilfred menyusul. Cuma Nadine dan Pak Arnold yang masih ada di laboratorium.""Pak Arnold jelas nggak mungkin melakukannya, jadi satu-satunya kemungkinan adalah Nadine!"Logika Olive terdengar cukup masuk akal sekilas, tetapi Nadine dengan cepat menemukan celahnya. Dia memandang Olive dengan tenang dan berkata, "Kamu bilang datamu masih ada waktu terakhir kali kamu cek kemarin pagi. Tapi waktu kamu pulang kemarin, apa kamu mengeceknya lagi?""Tentu saja! Semuanya masih ada!""Kamu yakin?"Olive menjawab tegas,

    Last Updated : 2024-12-24
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 258

    Calvin bertanya dengan heran, "Kamu punya cara?"Nadine mengangguk ringan. "Kita bisa langsung pulihkan data yang terhapus dan memeriksa log penghapusan untuk mengetahui waktu pasti kapan data dihapus. Setelah itu, kita bisa mencocokkan siapa saja yang berada di laboratorium pada waktu tersebut."Calvin ragu. "Secara teori benar sih, tapi siapa yang bisa memulihkan datanya? Aku lihat recycle bin di komputernya juga sudah dikosongkan. Pasti susah untuk mengembalikan data itu, 'kan?"Nadine menjawab tenang, "Biar aku coba."Awalnya dia tidak menyarankan itu karena memulihkan data membutuhkan waktu. Memeriksa rekaman CCTV adalah cara yang lebih cepat dan efisien. Namun, sekarang jelas CCTV tidak akan membantu menyelesaikan masalah ini.Saat Nadine duduk di depan komputer dan mulai menyentuh keyboard, Arnold tiba-tiba menghentikan gerakannya. Semua orang menatap Arnold dengan bingung, termasuk Nadine.Arnold berkata dengan suara tenang dan penuh kewibawaan, "Pertama-tama, kita nggak punya

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 326

    Nadine yang sekarang sangat tenang, tidak seperti saat baru-baru putus. Dulu dia sering teringat pada Reagan dan mudah terbawa emosi olehnya.Waktu adalah obat yang ampuh. Luka yang dalam sekalipun bisa sembuh. Kini, Nadine sudah melepaskan semuanya.Seiring berjalannya waktu, rasa sakit yang disebabkan oleh Reagan pun perlahan-lahan memudar hingga akhirnya terlupakan."Ada urusan apa?" tanya Nadine."Apa kita bisa ngobrol di tempat lain?""Aku rasa nggak ada yang perlu dibicarakan di antara kita.""Nad ....""Apa yang kubilang salah?"Reagan merasa agak frustrasi. Dia melirik Arnold. Orang-orang yang peka pasti tahu mereka harus menjauh untuk sekarang. Namun, Arnold tetap diam di tempatnya tanpa peduli dengan tatapan Reagan yang memberinya isyarat.Mengingat Reagan yang selalu berbuat nekat, Nadine sama sekali tidak berani berduaan dengannya."Kalau nggak ada yang penting, kami pergi dulu," ucap Nadine menatap Arnold. Arnold mengangguk ringan."Kalian berdua? Lalu gimana denganku?" Wa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 325

    Keesokan paginya, Nadine keluar untuk jogging pagi. Setelah punya lebih banyak waktu luang, dia kembali pada kebiasaan lari pagi. Setiap kali selesai lari dan mandi, dia merasa segar dan bertenaga sepanjang hari."Pagi, Pak Arnold.""Pagi."Arnold baru saja selesai berlari dan bersiap pulang. Namun, melihat Nadine, dia berbalik arah. "Ayo, kutemani kamu lari sebentar.""Nggak mengganggu jadwalmu di laboratorium?""Proyek baru sekarang ditangani sama Calvin, jadi aku nggak terlalu sibuk belakangan ini.""Wah, Pak Calvin pasti punya banyak keluhan," canda Nadine."Keluhan nggak akan berguna, tetap saja dia harus bekerja," jawab Arnold dengan wajah serius. Kalau Calvin mendengar itu, dia mungkin akan langsung frustasi.Keduanya berlari mengelilingi taman dua putaran. Ketika Nadine mulai terlihat kelelahan, Arnold menyadari hal itu."Atur napas, perhatikan ritme. Ikuti aku ... tarik, hembus, tarik, hembus ...."Nadine mengikuti instruksinya dan merasa lebih baik. "Wah, jadi lebih ringan!"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 324

    "Astaga!" Kelly langsung menepis tangan Teddy dari pundaknya, berdiri tegak, sambil diam-diam bersyukur karena sudah membuang puntung rokok lebih awal.Nadine butuh usaha besar untuk menutup mulutnya yang ternganga. "Ehm .... Kel, kamu lupa tasmu tadi."Dia sebenarnya cuma mau mengembalikan tas, tapi malah menyaksikan apa ini? Kelly terlihat bersandar mesra dengan seorang pria? Punggung pria itu ... kenapa rasanya tidak asing?Saat keduanya berbalik, teka-teki itu terjawab.Itu Teddy?!Jadi ... ini yang disebut Kelly sebagai "mitra kerja samanya"?Kelly berjalan mendekat dan mengambil tas dari tangan Nadine. "Makasih ya, Nadine! Malam-malam begini masih repot-repot ngantarin tasku. Cepat naik ke atas, sudah malam, bahaya di luar. Aku tunggu di sini sampai kamu di balkon, ya. Kalau sudah sampai, lambaikan tangan biar aku yakin.""Oke."Nadine berbalik dan pulang ke apartemennya. Dia tahu betul siapa Kelly. Meskipun temannya terlihat santai dan tanpa beban, dia selalu punya rencana matan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 323

    "Kalau nggak mau nunggu, ya pergi saja. Siapa juga yang mau ketemu kamu?" Kelly mendengus sambil memutar bola matanya. "Lihat sikapmu itu. Kamu yang butuh bantuan, 'kan?"Teddy menarik napas dalam-dalam, menahan diri. Wanita ini bisa bela diri. Kalau dia sampai membuat wanita ini marah, yang rugi adalah dirinya sendiri."Jangan marah dong," Teddy langsung mengganti wajahnya dengan senyuman, "Aku sudah bilang ini kasus darurat. Kamu santai begini, gimana aku nggak curiga?""Ada apa, langsung bilang." Kelly melirik ke dalam mobilnya. "Eh, itu ... ada rokok nggak?""Buat apa?""Kasih aku satu."Teddy terdiam. Dengan pasrah, dia kembali ke mobil, mengambil rokok dan korek api, lalu menyerahkannya. Namun, Kelly tidak langsung menerima. Dia menyilangkan tangan di depan dada dan menatapnya dengan senyum mengejek."Oke," Teddy mengangguk dan memasang ekspresi sabar. "Aku ini bukan cari pacar, aku malah cari majikan." Dia lalu menyalakan rokok untuk Kelly.Ini pertama kalinya Teddy menyalakan r

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 322

    "Di mana kamu? Kenapa selama beberapa hari ini teleponku nggak kamu angkat?! Apa sekarang kamu bahkan nggak peduli lagi sama ibumu?"Tiga pertanyaan berturut-turut. Nada bicaranya semakin tajam di setiap kalimat.Reagan menjawab dengan tenang, "Aku lagi dinas. Sibuk, jadi nggak sempat angkat telepon.""Kamu sekarang juga harus pulang! Sekarang! Kalau kamu nggak pulang, jangan pernah anggap aku sebagai ibumu lagi!"Mendengar nada bicara ibunya yang tidak seperti biasanya, Reagan tahu ada sesuatu yang tidak beres. Tanpa banyak bertanya, dia menutup telepon dan langsung menuju rumah lama keluarganya.Begitu sampai di depan pintu, dia mendengar suara pecahan vas bunga. Reagan berhenti sejenak, lalu masuk ke dalam rumah. "Ibu, aku sudah pulang."Mendengar suaranya, Rebecca muncul dari dalam. Tanpa menunggu, dia langsung memarahi Reagan habis-habisan."Orang macam apa yang kamu pilih?! Kalau Eva itu memang murahan, aku masih bisa terima, tapi keluarganya juga seperti preman pasar! Terutama i

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 321

    Keributan di luar begitu besar sehingga menarik perhatian para nyonya yang sedang berkumpul di ruang pertemuan.Ketika mereka melihat keluar, pemandangan yang mereka lihat membuat mata mereka membelalak. Rebecca dengan rambut berantakan, sedang ditarik-tarik oleh seorang wanita yang terus memakinya tanpa henti.Luar biasa! Skandal sebesar apa ini? Para nyonya saling menatap dan bertukar pandangan penuh arti. Melihat banyak orang mulai berkumpul, Lupita semakin bersemangat."Semua orang, lihat baik-baik! Ini dia wanita itu! Anaknya mempermainkan perasaan putriku, membuat putriku hamil, tapi nggak mau bertanggung jawab!""Putriku adalah gadis baik-baik, masa depannya hancur begitu saja! Bukannya meminta maaf, dia malah menghindar dan nggak mau menemui kami? Memangnya keluarga kami ini nggak punya harga diri?!"Lupita sambil berbicara mulai menggulung lengan bajunya, bersiap untuk aksi lebih lanjut."Ayo, semua rekam ini! Sebarkan videonya ke internet, biar seluruh masyarakat tahu seperti

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 320

    "Kenapa satpam belum datang juga?! Cepat tahan mereka ...."Di tengah kekacauan itu, Lupita berhenti berpura-pura sopan dan berteriak lantang, suaranya menggema di lobi. "Rebecca mana?! Siapa yang namanya Rebecca?! Aku mau bicara sama Rebecca! Suruh dia keluar sekarang juga!"Dua hari sebelumnya, Lupita dan putranya, Rocky, tiba di Kota Juanin. Begitu sampai, mereka langsung pergi menjenguk Eva yang masih dirawat di rumah sakit, lalu ....Mereka tinggal di kamar pasien itu.Lupita berkata, "Kenapa harus tinggal di hotel? Hotel kan mahal! Menurutku kamar rumah sakit ini sudah cukup bagus, luas, terang, dan yang paling penting, gratis!""Tapi cuma ada satu tempat tidur. Kamu dan Rocky ....""Kenapa? Kami ibu dan anak, apa yang perlu dipermasalahkan?"Rocky yang baru saja selesai makan siang, ikut menimpali sambil membersihkan giginya, "Iya, betul! Aku dan Ibu juga sering tidur bareng di rumah. Hemat listrik, cukup pakai satu AC."Tidak peduli seberapa keras Eva mencoba membujuk mereka, h

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 319

    Teddy tersenyum percaya diri. "Koneksiku jauh lebih luas daripada si Jim ... apalah tadi namanya."Kelly menatapnya selama beberapa detik dengan ekspresi aneh, sebelum berkata, "Kamu yakin mau kerja sama denganku?""Tentu saja. Kenapa? Pandanganmu itu meremehkan aku, ya?"Kelly memandangnya dari atas ke bawah, lalu dari bawah ke atas lagi.Keluarga Teddy jelas tidak perlu diragukan. Salah satu dari delapan keluarga besar di Kota Juanin, mereka berada beberapa level di atas Keluarga Tanoto.Dan Teddy sendiri, meski playboy dan punya banyak skandal, dia terlihat cukup stabil secara emosional. Bahkan tadi dia tidak membalas ketika ditampar, menunjukkan bahwa dia bisa bersikap tenang dan sedikit gentleman.Meski gaya hidupnya liar, itu tidak masalah bagi Kelly. Lagi pula, dia juga hidup dengan cara yang sama! Bagus. Mereka tidak akan saling mengatur.Kalaupun bertemu di kelab malam, mereka mungkin malah bisa bersenang-senang bersama.Yang terpenting, Teddy adalah tipe pria yang bisa dengan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 318

    Wanita itu selesai berbicara, lalu berbalik dan pergi dengan langkah tegas. Sepatu hak tingginya mengetuk lantai dengan ritme yang mantap. Teddy hanya tertawa kecil, sama sekali tidak memedulikan kutukan wanita itu.Pahitnya cinta?Huh! Omong kosong!Belum lama wanita itu pergi, seorang gadis muda keluar dari bar. Dia mengenakan rok pendek, memperlihatkan sepasang kaki panjang nan putih, rambut ikalnya terurai indah, dengan riasan wajah yang sempurna."Pak Teddy ...."Gadis itu mendekat dengan percaya diri, mengira pria itu tidak akan menolak. Namun, di luar dugaannya, Teddy justru menghindar dengan cepat. Dia mengulurkan tangannya dan malah merangkul pinggang Kelly serta menariknya ke dalam pelukannya.Kelly yang tadinya sedang asyik menonton drama, langsung terkejut. Teddy menatap gadis itu dengan santai. "Maaf ya, kamu telat datang."Gadis itu menggigit bibirnya, melirik Kelly dengan kesal, lalu pergi dengan berat hati."Pakai aku sebagai tameng?" Kelly melipat tangan di depan dada

DMCA.com Protection Status