Share

Bab 223

Author: Patricia
last update Last Updated: 2024-12-15 18:00:00
Arnold menyesuaikan kacamatanya dengan ekspresinya yang tetap datar. Detik berikutnya, Stendy menyeberangi jalan dan berjalan mendekati Nadine. "Aku tadinya mau ke atas mencarimu, tapi ternyata ketemu di sini."

"Ada masalah?"

"Ada," jawabnya sambil mengangguk, ekspresinya tampak serius. "Kita bisa bicara di tempat lain yang lebih nyaman?"

Nadine menoleh ke arah Arnold, sementara Stendy ikut memandang ke arahnya. "Ah, kebetulan sekali, Pak Arnold. Kita ketemu lagi," ujar Stendy.

Arnold menjawab santai, "Bukan kebetulan. Kalau kamu datang menemui Nadine, akan sangat mudah bertemu denganku."

Stendy terdiam sejenak, matanya menyipit. Arnold membalas tatapannya dengan tenang, tanpa merasa gentar atau menghindar.

"Setengah jam cukup?" Nadine melirik jam di pergelangan tangannya.

"Cukup."

"Ayo kita ke kedai teh susu di seberang."

Di sekitar sana, hanya kedai teh susu dan restoran yang paling banyak. Karena belum masuk jam pulang kelas malam, suasananya masih cukup sepi dan tenang.

Nadine dudu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 224

    Stendy tentu saja bisa melihat perasaan Arnold terhadap Nadine. Mungkin tidak terlihat jelas, tetapi Arnold sudah pasti menyimpan sedikit perasaan terhadap Nadine. Asalkan ada perasaan sedikit saja, Stendy tidak mungkin melewatkannya.Stendy tiba-tiba berhenti melangkah. Nadine yang berjalan setengah langkah di belakangnya, nyaris menabraknya jika dia tidak berhasil menahan diri."Maaf," ujar Stendy sambil menoleh ke bawah dan menatap Nadine. "Aku lupa sesuatu."Nadine mengernyit. "Hah?"Detik berikutnya, sebuah gelas teh susu hangat sudah berada di genggamannya. Hangatnya gelas itu menembus telapak tangannya dan membuat Nadine tertegun."Pegang baik-baik. Kalau tumpah, aku nggak mau tanggung jawab."Nadine memandang teh susu itu dengan heran. "Kapan kamu beli ini?"Sepanjang mereka duduk berhadapan, dia sama sekali tidak melihat Stendy memesan apa pun.Stendy menyunggingkan senyum kecil. "Rahasia.""Oh." Nadine mengangguk, lalu berkata sambil bercanda, "Sepertinya kamu sudah sering pa

    Last Updated : 2024-12-15
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 225

    "Kalau belum cukup, aku masih punya satu informasi lagi. Satu jam yang lalu, kami duduk berdua di kedai teh susu dekat apartemennya sambil mengobrol. Semua ini fakta, silakan dicek kalau nggak percaya ...."Philip melirik ke arah Reagan yang wajahnya tampak muram. Apa masih sempat jika dia mematikan speaker sekarang?Namun, Stendy malah memperburuk situasi, "Sudah dengar jelas belum? Perlu aku ulangi lagi? Biar beberapa orang bisa merekamnya, jadi bisa dibawa pulang dan dipelajari dengan saksama."Philip terdiam. Tolong, itu benar-benar tidak perlu!"Hm ... Sten, kamu sibuk ya? Aku di sini juga ada urusan lain, jadi kututup dulu teleponnya ya." Tanpa menunggu jawabannya, Philip buru-buru memutus panggilan. Stendy tertawa kecil, lalu menekan pedal gas dan mobilnya melesat."Kak Reagan ...." Philip berkata dengan hati-hati, "Jangan dengarkan omongannya. Siapa tahu cuma bualan ...."Reagan tidak menjawab. Ekspresinya datar ketika dia berbalik masuk ke dalam ruang VIP. Philip bergegas meng

    Last Updated : 2024-12-16
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 226

    Reagan menatap Eva dari atas ke bawah, lalu mencibir sinis, "Bukannya katanya perutmu sakit? Dari yang kulihat, kamu baik-baik saja."Tatapan tajam Reagan membuat Eva merasa trik murahan yang dia rencanakan sudah terbaca. "Kalau kamu nggak ada di rumah, aku bahkan nggak punya teman bicara. Aku kesepian ...."Reagan memotong dengan tak acuh, "Kesepian? Pergi baca buku atau kerjakan soal. Kamu kan masih mahasiswa? Nggak ada kelas? Bukannya mau persiapan ujian pascasarjana? Kamu kelihatan santai, tapi Bi Julia lagi sibuk di dapur. Kenapa kamu nggak bantu dia?"Eva terbata-bata, tak tahu harus menjawab apa.Mata Reagan semakin dingin. Trik seperti ini? Sudah terlalu sering dia lihat. Murahan dan tidak kreatif Dia berbalik hendak pergi, tapi tubuh Eva tiba-tiba memeluknya dari belakang dan tangannya melingkari pinggang Reagan dengan erat.Tubuh lembut Eva menempel ke punggungnya, suaranya terdengar lembut dan memelas, "Kak Reagan, jangan pergi. Aku sudah lama nggak ketemu kamu. Aku benar-be

    Last Updated : 2024-12-16
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 227

    Reagan menendang mangkuk yang terjatuh itu hingga pecah berkeping-keping di lantai. Eva merinding ketakutan."Sudah kubilang, jangan pura-pura di depanku! Kamu punya waktu tiga detik untuk naik ke kamarmu dan menjauh dari pandanganku!"Reagan menunjuk ke arah lantai atas, matanya dipenuhi amarah yang meluap-luap. Eva tak berani membantah. Dengan tubuh gemetar, dia buru-buru naik ke lantai atas.....Makan malam itu, Nadine merasa hubungan antara dirinya dan teman-teman laboratorium semakin akrab. Sebagian besar, tentu saja berkat keahlian memasaknya.Sekarang setiap siang, Nadine sengaja memasak lebih banyak sehingga teman-temannya bisa ikut mencicipi. Sebagai balasan, Kamila dan yang lainnya sering membantunya menjawab pertanyaan sulit tentang metode eksperimen.Namun perubahan yang paling mencolok datang dari Calvin.Sejak Nadine mempelajari teknik hitung cepat yang diajarkan Calvin dengan cepat dan sempurna, penilaian Calvin terhadapnya berubah total. Dia sering mengajak Nadine mend

    Last Updated : 2024-12-16
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 228

    Nadine jelas baru bangun tidur. Dia mengenakan piama bergambar beruang kecil. Matanya masih tampak agak merah. Dia menguap perlahan dan reaksinya sedikit lebih lambat dari biasanya."Apa aku membangunkanmu?" tanya Arnold. Rumah tua itu memiliki isolasi suara yang buruk, bahkan langkah kaki di lorong sering terdengar meski pintu tertutup. Arnold berpikir mungkin dirinya yang membuat Nadine terbangun.Nadine mengusap matanya dan menggeleng pelan. "Nggak, aku memang mau bangun sekarang. Sudah jam setengah tujuh."Hari ini dia berencana menemani Natasha berbelanja, jadi dia harus bangun lebih awal untuk membaca jurnal dan mencari referensi. Melihat Nadine yang masih tampak mengantuk, suara Arnold menjadi lebih lembut. "Masih pagi. Kamu bisa tidur lagi kalau mau."Belum selesai bicara, dia malah mendapati Nadine menatapnya dengan penuh perhatian. Arnold tertegun. "Kenapa menatapku begitu?"Nadine bertanya langsung, "Pak Arnold, apa kamu lagi flu?"Arnold terkekeh, "Ketahuan ya?""Suaramu ag

    Last Updated : 2024-12-16
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 229

    Meskipun kartu yang digunakan adalah kartu tambahan milik Reagan, setidaknya kali ini Eva lebih royal dibanding sebelumnya yang hanya memberikan syal.Keduanya berjalan masuk ke sebuah butik pakaian mewah. Sang pramuniaga yang berpengalaman langsung mengenali Rebecca sebagai pelanggan penting dari penampilannya.Dengan senyum profesional, dia segera menyambut, "Nyonya, ada yang bisa saya bantu? Ini koleksi terbaru kami, elegan dan mewah, sangat cocok dengan aura Anda."Hari ini, Rebecca mengenakan mantel hitam klasik dari Gucci dengan kalung mutiara di lehernya, menonjolkan kesan berkelas dan anggun."Baik, tolong ambilkan dua potong ini. Aku mau coba."Eva yang tadi rela menggigit bibir sambil membayar beberapa tas mahal untuk Rebecca, terlihat tenang dari penampilannya. Namun, hatinya terasa seperti ditusuk jarum. Ratusan juta! Dia tidak pernah menghamburkan uang sebanyak ini seumur hidupnya.Meskipun dia memegang kartu tambahan Reagan, Eva selalu berhati-hati agar tidak terkesan mat

    Last Updated : 2024-12-17
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 230

    "Eh, di sini." Nadine baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung melihat Natasha berdiri di dalam toko sambil melambai ke arahnya.Rebecca tercengang. Tatapannya mengikuti arah pandang Natasha dan dia pun melihat wajah yang tidak asing. Nadine!Eva juga melihat Nadine.Hari ini, Nadine memakai riasan tipis. Mantel trench coat dipadukan dengan sepatu bot panjang berwarna cokelat. Rambutnya dijepit seadanya, memberikan kesan yang santai dan elegan."Bibi." Nadine berjalan mendekat dan menggandeng lengan Natasha dengan santai. "Sudah lama nunggu? Maaf, ya."Nadine bahkan tidak melirik Rebecca atau Eva, seakan mereka tidak ada di sana.Rebecca langsung teringat bagaimana Nadine memutuskan hubungan begitu saja dengan Reagan. Namun, putranya masih terus memikirkannya, bahkan berniat untuk kembali bersama Nadine. Hal itu membuat Rebecca semakin kesal.Melihat situasi ini, Eva langsung bereaksi. Dengan sikap penuh perhatian, dia menuangkan teh ke dalam cangkir dan memberikannya kepada Rebe

    Last Updated : 2024-12-17
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 231

    Pramuniaga itu tertegun sejenak. Rebecca juga memandang Eva dengan bingung.Eva tersenyum ramah. "Bibi, gimana kalau kubantu pilihkan beberapa pakaian untuk Bibi juga?"Rebecca melirik Natasha, lalu mendengus dalam hati, 'Huh, memangnya cuma kamu yang punya orang untuk bantu milihin pakaian? Aku juga punya!'Dengan semangat kompetitif, dia tersenyum pada Eva dan mengangguk. "Boleh juga. Aku percaya sama seleramu." Saat mengucapkan perkataan itu, Rebecca sudah lupa bagaimana dia pernah mengejek selera Eva yang buruk.Eva langsung beraksi. Dia mulai memilih dengan menunjuk beberapa pakaian kepada dua pramuniaga di belakangnya. Gaya dan sikapnya terlihat penuh percaya diri.Sementara itu, Nadine memilih pakaian dengan cara yang berbeda. Dia selalu memperhatikan warna dan modelnya terlebih dahulu, lalu meraba kain untuk memastikan kualitasnya. Setelah yakin, barulah dia meminta pramuniaga menurunkan pakaian dan meletakkannya satu per satu."Bibi, aku sudah pilihkan dua set pakaian. Coba du

    Last Updated : 2024-12-17

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 318

    Wanita itu selesai berbicara, lalu berbalik dan pergi dengan langkah tegas. Sepatu hak tingginya mengetuk lantai dengan ritme yang mantap. Teddy hanya tertawa kecil, sama sekali tidak memedulikan kutukan wanita itu.Pahitnya cinta?Huh! Omong kosong!Belum lama wanita itu pergi, seorang gadis muda keluar dari bar. Dia mengenakan rok pendek, memperlihatkan sepasang kaki panjang nan putih, rambut ikalnya terurai indah, dengan riasan wajah yang sempurna."Pak Teddy ...."Gadis itu mendekat dengan percaya diri, mengira pria itu tidak akan menolak. Namun, di luar dugaannya, Teddy justru menghindar dengan cepat. Dia mengulurkan tangannya dan malah merangkul pinggang Kelly serta menariknya ke dalam pelukannya.Kelly yang tadinya sedang asyik menonton drama, langsung terkejut. Teddy menatap gadis itu dengan santai. "Maaf ya, kamu telat datang."Gadis itu menggigit bibirnya, melirik Kelly dengan kesal, lalu pergi dengan berat hati."Pakai aku sebagai tameng?" Kelly melipat tangan di depan dada

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 317

    Untuk pertama kalinya, Nadine merasakan kekaguman yang mendalam. Dia belum tahu bahwa emosi kompleks ini disebut ... kekaguman terhadap kekuatan.....Sementara itu, setelah mengantar Arnold dan Nadine pulang, Kelly berbalik arah dan mengemudi menuju bar. Perjalanannya mulus, sampai dia tiba di depan bar dan bersiap untuk parkir ....Bam!Sebuah Maserati melesat dari samping dan menabrak bagian belakang mobilnya.Kelly langsung marah. Dia membuka pintu dengan keras, turun, dan berjalan ke arah mobil tersebut."Hei! Kamu tahu cara nyetir nggak?! Gas nggak bisa kamu lepas, ya?! Di jalan begini kamu ngebut? Ngebut oke, tapi nggak lihat jalan? Mobilku setengah badan belum masuk parkiran, kamu nggak lihat atau gimana?! Sampai bisa tabrak kayak gini?!"Pintu pengemudi Maserati terbuka, seorang pria keluar dengan senyum santai. "Hah, aku kira siapa. Cuma masalah kecil, jangan marah-marah gitu."Teddy mendekati Kelly dengan wajah penuh senyum tak berdosa."Oh, ternyata kamu, Pak Teddy ...." Ke

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 316

    Ketiganya keluar dari restoran."Kak, kamu ini terlalu populer. Sekelompok orang tua itu mengerubutimu seperti fans yang mengejar bias-nya.""Bias?""Oh, maksudku idola."Arnold tertawa kecil. "Hanya karena kepentingan saja, mana ada hubungannya dengan idola?"Kelly mengendus sedikit, "Kamu minum alkohol? Apa kamu nyetir tadi?""Minum sedikit. Tapi nggak nyetir.""Pas banget. Naik mobilku saja, aku antar kamu dan Nadine pulang."Mobil Kelly berhenti di mulut gang karena tidak bisa masuk. Nadine dan Arnold pun turun di sana, lalu berjalan berdampingan ke dalam gang.Langit malam cerah dengan sedikit bintang, angin malam terasa hangat dan tenang. Gang yang sunyi hanya sesekali terdengar suara kucing yang mengeong. Arnold menginjak kantong sampah, lalu karena efek alkohol, tubuhnya sedikit goyah."Kamu baik-baik saja?""Maaf, aku minum terlalu banyak malam ini."Khawatir bau alkohol di tubuhnya akan mengganggu Nadine, Arnold dengan sengaja menjaga jarak darinya. Ucapan "maaf" itu terdenga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 315

    Mengingat kejadian mabuk waktu itu, Kelly merasa agak canggung dan mengusap hidungnya. "Semuanya gara-gara ibuku. Dia memaksaku datang ke semacam pesta anak muda, yang sebenarnya cuma pesta kencan buta."Para pria dan wanita muda seperti barang dagangan, dipamerkan di depan semua orang untuk dipilih.Ibu Kelly sebenarnya sangat baik, hanya saja terlalu khawatir.Dia terus bicara soal pasangan yang statusnya tidak setara pasti tidak akan bahagia. Dia bilang, pengalaman hidup membuktikan bahwa cinta pada akhirnya tetap bergantung pada fondasi ekonomi, bla bla bla ....Kelly sangat kesal.Setelah pulang, dia membuat kesepakatan dengan ibunya. Dia setuju soal pasangan yang sepadan, tapi dia sendiri yang harus memilih. Sebagai gantinya, ibu Kelly tidak boleh lagi mengatur pesta kencan buta atau pertemuan serupa tanpa seizinnya.Nadine bertanya, "Milih sendiri?""Iya, selama keluarganya nggak terlalu buruk, ibuku pasti bisa menerimanya. Jadi gampang, aku pilih dari lingkungan kita saja!""Ka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 314

    "Olive?" Wilfred memanggilnya sekali lagi."Ada apa?""Tadi kamu telepon agen properti, mau cari rumah ya?"Hati Olive gelisah, takut Wilfred bertanya lebih jauh. Dengan nada ketus, dia menjawab, "Tanya banyak banget sih?! Apa urusannya sama kamu?!"Wilfred merasa sedikit terluka, tapi tidak menunjukkan perasaannya. "Aku 'kan pacarmu, tentu aku peduli.""Aku ini cari pacar, bukan cari bapak.""Kalau kamu merasa aku terlalu cerewet, ya ... aku akan lebih sedikit bicara mulai sekarang." Wilfred berkata hati-hati, takut membuat Olive semakin marah.Melihat Wilfred tidak bertanya lagi soal sewa rumah, Olive diam-diam menghela napas lega. Sikapnya pun mulai melunak. "Berikan padaku." Dia mengulurkan tangan."Apa?""Bubble tea di tanganmu itu, bukannya untukku?""Oh, iya! Hampir lupa ...." Wilfred tersenyum cerah.....Setelah berkutat di laboratorium selama seminggu penuh, akhirnya dua set data berhasil didapatkan. Pekerjaan mereka kini tidak terlalu mendesak lagi. Pada hari Sabtu, Nadine m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 313

    Sambil berkata demikian, Nadine menyerahkan kertas dan pena. "Kalau begitu, aku pamit dulu."Stendy hanya bisa tersenyum, "Baik. Sampai jumpa.""Hmm, ayo Pak Arnold. Kedai bubble tea itu kebetulan ada di dekat tempat tinggal kita, cukup menyeberang jalan saja sudah sampai."Terakhir kali dia dan Stendy membahas sesuatu, mereka juga pergi ke tempat itu....."Bubble tea sudah sampai!"Calvin, Kamila, dan Wilfred langsung muncul setelah mendengar kabar itu."Terima kasih, Pak Arnold. Terima kasih juga, Nadine! Membuat dua orang sibuk seperti kalian jadi kurir benar-benar keterlaluan!"Calvin menusukkan sedotan dan mengisapnya dalam-dalam, "Ah, nikmat sekali ...."Kamila mengerutkan dahi, "Seperti itu berlebihan banget nggak, sih?"Wilfred mengambil bubble tea miliknya dan milik Olive, lalu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepada Arnold dan Nadine. Setelah itu, dia membawanya ke Olive dengan antusias."Olive, ini punyamu.""Oh."Mendengar bahwa Nadine pergi bersama Arnold untuk m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 312

    Nadine dan Stendy duduk di samping meja batu dan berbincang tentang sesuatu. Keduanya duduk sangat dekat. Wajah Nadine terlihat serius, sementara Stendy mendengarkan dengan saksama dan sesekali mengangguk.Arnold tidak melewatkan senyum tipis yang muncul di sudut bibir Stendy. Bahkan dari jarak sejauh ini, dia bisa merasakan aura godaan yang memancar. Tatapan Arnold tiba-tiba menjadi lebih dalam.Detik berikutnya, dia mengeluarkan ponsel dan menelepon Calvin."Halo, Arnold, ada apa?""Kamu mau minum bubble tea?""Hah?" Calvin menurunkan ponselnya, memeriksa layar untuk memastikan itu benar-benar Arnold yang menelepon. "Apa maksudnya? Kok tiba-tiba ngomong soal bubble tea?""Mau atau nggak? Aku yang traktir. Kamu bisa tanyakan ke yang lain juga."Calvin langsung berseru dengan suaranya yang keras, "Pak Arnold traktir bubble tea! Siapa yang nggak mau, angkat tangan! Bagus, nggak ada. Jadi kita semua mau.""Baik. Aku akan pergi beli.""Eh ... kenapa nggak pesan saja lewat aplikasi? Kan le

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 311

    Pukul setengah delapan, Nadine sudah sampai. Orang lain belum datang, tiba-tiba terdengar suara dari ruang istirahat. Diiringi suara langkah kaki, Arnold keluar dari dalam. Mata mereka bertemu, keduanya tertegun.Arnold teringat pelariannya yang tergesa-gesa kemarin, merasa sedikit canggung. Nadine mengingat dirinya yang pura-pura tidur dan tanpa sengaja melihat kejadian itu .... Dia pun merasa tak nyaman."Selamat pagi." Pria itu lebih dulu membuka suara.Nadine mengangguk sedikit, "Pagi."Setelah itu, dia langsung melesat ke meja kerjanya dan mulai sibuk bekerja, sampai-sampai lupa menaruh makan siang yang dibawanya ke dalam kulkas.Arnold berkata, "Kebetulan aku mau ke pantri, aku bantu taruh."Nadine menjawab, "Terima kasih."Saat waktu makan siang, Nadine meninggalkan laboratorium. Baru saja keluar dari gedung, dia melihat Stendy berdiri tidak jauh dengan kedua tangan dimasukkan ke saku.Pria itu mengenakan kemeja dengan gaya santai, kerahnya sedikit terbuka, dipadukan dengan cela

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 310

    "Waktu ibumu terbuang sia-sia selama ini."Hati Nadine mencelos mendengarnya. Hugo ingin bertemu dengan Irene, tetapi Nadine mengatakan ibunya sedang berada di kota lain. Lagi pula, kontrak Irene dengan Lauren belum berakhir. Nadine tidak ingin merusak mood ibunya.Setelah mendengar tentang kontrak, Hugo langsung meminta salinan elektroniknya dari Nadine. "Nggak usah terburu-buru. Aku akan pelajari kontrak ibumu. Kalau ada apa-apa, aku hubungi kamu. Aku pasti akan tanda tangan kontrak dengan ibumu!"Kalimat terakhir membuat Nadine agak ragu. Bukankah Hugo tidak menandatangani kontrak dengan penulis dan hanya melihat hasil karya?Nadine merasa mungkin Hugo salah bicara atau mungkin dia yang salah dengar. Jadi, dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya.Saat melihat putrinya begitu serius, Jeremy segera menghentikan pekerjaannya. "Ada apa, Nad? Apa ibumu ada masalah dengan editor itu?""Ada sedikit masalah, bukan masalah besar. Aku sudah mencari cara untuk mengatasinya. Jangan kas

DMCA.com Protection Status