Bab 86. Sekaligus tiga.Shizi memperhatikan Nyonya Dian Ning yang kini dalam posisi duduknya, tampak warna kulit di kakinya kini mulai memerah dan ia mulai bisa menggerakan jari kakinya secara perlahan.Setelah beberapa waktu, Shizi meminta nyonya Dian Ning untuk mulai mencoba menggerakkan kakinya dengan cara dinaik turunkan, diayun ke kiri dan ke kanan serta ditekuk olehnya sendiri.“ Sepertinya ini berjalan lancar, tinggal nyonya harus membiasakan diri untuk bergerak supaya otot otot yang kaku menjadi lentur dan sarafnya menjadi berfungsi dengan sempurna.” “ Untuk merangsang saraf sarafnya nanti aku akan membuatkan ramuan oles untuk kaki dan ramuan untuk merendam kaki untuk mengeluarkan kotoran yang menyumbat darah dan saraf.”“ Aku juga akan membuatkan ramuan obat untuk diminum oleh nyonya untuk membantu proses penyembuhan dari dalam.” Jelas Shizi.“ Terima kasih tabib Shizi.” Seru Nyonya Dian Ning tulus.Perbincangan terhenti, dari sana Shizi membantu istri jenderal Tang itu untu
Bab 87. Lingkaran.Shizi mengantar kepergian Tang Rui dan ketiga nyonya, tampak sekali jika mereka pulang dengan membawa banyak kebahagiaan.Jenderal Tang San sendiri tidak langsung pulang ke kediamannya karena ada hal yang ingin dibicarakan olehnya pada Shizi.Setelah kereta kuda yang membawa ketiga nyonya menghilang dari pandangan segera Shizi pun angkat bicara.“ Ayah angkat, jadi hal apa yang ingin ayah angkat bicarakan?” Tanya Shizi dengan tenang.Jenderal Tang San menatap Shizi dengan lekat, setelah beberapa saat ia pun kemudian angkat bicara.” Persidangan kerajaan hari ini yang membahas kejadian di istana dalam, apa benar itu berkaitan denganmu?” Tanya jenderal Tang San dengan nada serius.“ Benar ayah angkat, bisa dikatakan begitu.” Jawab Shizi dengan tenang.Mendengar jawaban tenang Shizi membuat jenderal Tang San berpikir sejenak, sorot matanya menunjukan jika banyak pertanyaan yang bergelut di pikirannya.“ Aku tak akan bertanya lebih lanjut tentang masalah ini karena aku y
Bab 88. Trik bicara.Shizi menunjukan token pengenal miliknya kepada seorang penjaga yang sedang berjaga, dari sana ia kemudian berjalan menyusuri lorong sebuah ruangan gelap yang didatanginya.Langkah kakinya terhenti di sebuah ruangan dengan pencahayaan remang dengan batang kayu dan besi yang menjadi sekat pemisah menjadi pemisah antara dirinya dengan seorang pemuda sedang duduk di pojok ruangan di atas jerami yang menjadi alas duduknya.Adu pandangan terjadi antara Shizi dan pemuda yang ada di dalam sel, seketika pemuda yang berada di dalam sel pun langsung menunjukan emosinya pada Shizi.“ Bajingan, mau apa kau datang kemari!” Seru Song Ong yang bangkit dari duduknya lalu berjalan ke depan teralis besi sambil berusaha meraih Shizi.Ya, Shizi saat ini mendatangi tempat Song Ong dipenjara untuk melihat mantan tuan mudanya itu sesuai dengan kabar yang disampaikan Jenderal Tang San padanya.Shizi tersenyum tipis saat melihat tangan Song Ong yang berusaha menggapai dirinya, tampak pul
Bab 89. Aroma Konspirasi.Informasi yang telah didapatkan oleh Shizi menjadi awal langkahnya untuk berhadapan langsung dengan Song Ong dan klan nya,kini tak ada keraguan lagi di hatinya untuk melawan dan membalas dendam pada mereka.Segera ia mengirimkan kabar kepada Lien Wei untuk segera menjalankan apa yang telah mereka rencanakan sebelumnya.Pucuk dicinta ulam pun tiba, ia pun mendapat kabar baik dari Lien Wei bersamaan dengan datangnya kabar dari Jenderal Tang San.“ Benar benar kabar yang menggembirakan, Kak Er Lang sudah berada di ibukota,bersamaan dengan kabar ini ayah angkat pun mengabarkan jika aku sudah bisa menggunakan kediamannya itu.” Ujar Shizi sambil meremas surat pesan yang ada di tangannya.Suara langkah kaki yang melangkah cepat terdengar di telinganya, jelas dari suara langkahnya pastinya orang tersebut sedang terburu buru melangkah.Tampak Kasim Wen lah yang datang tersebut.” Tabib Shizi…Tabib Shizi… Permaisuri memintamu datang ke istana permaisuri sekarang!” Ujar
Bab 90. Racun Hati.Shizi mulai melakukan pemeriksaan pada Putri Nara, yang pertama kali diperiksa tentunya apa yang disampaikan Kasim Wen padanya.Dengan seksama ia memeriksa denyut nadi gadis cantik tersebut.“ Ternyata benar, denyut nadinya berubah ubah, ini sangat aneh.” Batinnya sambil merasakan denyut nadi sang putri.“ Hmm.” Shizi memicingkan matanya saat perubahan denyut nadi terjadi kembali, tampak sang putri melakukan gerakan ringan dimana ia menggerakan sedikit bahunya.Bagi yang tidak peka tentunya gerakan sedikit itu pastinya tidak akan terlihat oleh mereka,namun tidak bagi Shizi, hal itu tidak luput dari perhatiannya.Ia terus memperhatikan dengan seksama perubahan denyut nadi dengan gerakan sang putri.Sambil memeriksa, hidung Shizi pun menangkap aroma samar di udara.“ Aroma apa ini? Dibalik aroma pewangi yang memenuhi area tempat tidur ini ada aroma lain yang sangat familiar di hidungku ini.” Batinnya dengan penuh keyakinan.Pandangan matanya tertuju ke arah air yang
Bab 91. Diketahui.Shizi keluar dari ruangan, saat pintu terbuka langkahnya terhenti karena tepat di depan pintu ruangan beberapa orang berdiri disana.Shizi tertegun, sementara semua orang yang ada di dalam ruangan terkejut saat melihat sosok yang berdiri gagah disana.Serempak semua orang memberi hormat pada pria setengah baya yang memakai mahkota raja tersebut.“Hormat pada Yang Mulia Raja.” Seru semua orang penuh hormat.Sang raja menganggukan kepala tanda menerima hormat semua orang, ia kemudian menatap ke arah Shizi yang terlihat begitu tenang saat berhadapan dengannya.Di sisi lain, fokus Shizi tertuju pada tiga orang yang berada di belakang Sang Raja dimana ketiga pemuda tersebut merupakan para Pangeran.Tentu saja ia terkejut karena seseorang dari ketiga pangeran itu dikenal olehnya.Sang Raja pun berkata pada Shizi.” Penyakit racun hati,ya.” Lanjutnya.” Sekarang aku paham kenapa kau meminta semua dayang dan kasim menjauh dari sini.” “ Meski kau memberi sedikit pelajaran pad
Bab 92. Rahasia dan rencana.Seorang pria paruh baya memasuki ruangan tahanan bersama dengan belasan orang yang terdiri dari beberapa pejabat dan prajurit penjaga sel tahanan. Mereka berjalan menuju salah satu ruangan sel yang berada di ujung penjara.Sesampainya disana, salah satu dari prajurit kemudian membuka gembok yang mengunci sel lalu membuka pintunya.Song Ong yang berada di dalam sel kemudian bangkit berdiri lalu berjalan keluar sel untuk menghampiri pria paruh baya yang tak lain adalah sang ayah.Keduanya saling berhadapan, Song Ong tak berani menatap mata sang ayah, dari sana para pejabat dan para prajurit yang menemani pun langsung menjauh untuk memberi ruang keduanya berbicara.Hening tercipta untuk beberapa saat.Plak.Suara tamparan menggema di udara, tampak telapak tangan sang perdana menteri kiri itu kini menapak di pipi Song Ong.“ Kenapa kau begitu bodoh! Kau telah merusak banyak hal dengan pikiran pendekmu itu!” Seru Sang Perdana Menteri dengan nada penuh emosi.So
Bab 93. Pangeran?Menjelang dini hari.Shizi dan yang lainnya berkumpul di halaman belakang kediamannya, tampak Er Lang, Ho Rang, Lien Wei dan beberapa orang bawahan Lien Wei telah bersiap untuk menjalankan apa yang telah direncanakan sebelumnya.Mereka semua menggunakan pakaian serba hitam dan memakai penutup wajah berupa kain hitam untuk menutupi identitasnya,total ada sekitar lima belas orang seluruhnya.“ Mereka adalah orang orang terbaik, jadi kau tidak perlu khawatir dengan kemampuan mereka.” Ucap Lien Wei meyakinkan.Tang Rui pun ikut angkat bicara.” Kakak Shizi, kenapa kakak tidak menunggu saja di sini? Sangat bahaya jika kau ikut dengan mereka!” Ujarnya yang langsung dibenarkan oleh Lien Wei dan Ho Rang.Tentunya mereka sependapat karena Shizi bukanlah seorang praktisi beladiri, meski sekarang penampilan dan tubuhnya sudah berbeda dan terlihat lebih kekar namun tanpa kemampuan bela diri tentunya itu akan jadi masalah.“Kalian tak perlu khawatir perihal adik angkatku, meski ia
Bab 158. Membangunkan harimau tidur.Tubuh Shizi terus menerima pukulan dari Song Ong, darah mengalir dari wajahnya yang lebam. Ia tidak bisa melawan karena kehabisan energi.Tian Zhi yang melihat kejadian itu merasa sangat marah dan sedih. Ia berusaha untuk melepaskan diri dari pegangan Er Lang dan Si Fu, tetapi keduanya terlalu kuat."Ayah... Shizi...!" teriak Tian Zhi dengan putus asa.Er Lang dan Si Fu mencoba untuk menenangkannya, tetapi Tian Zhi terus berusaha untuk melepaskan diri.Sementara itu, Song Ong terus memukuli Shizi dengan kejam. Ia tidak peduli dengan keadaan Shizi yang sudah lemah.“ Hahahaha, rasakan ini, bajingan!” seru Song Ong sambil terus menghantamkan tinjunya ke arah wajah Shizi.Jelas dari tindakannya jika ia berniat menyiksa Shizi sepuasnya. Hal ini tentunya membuat geram semua orang yang melihatnya.Er Lang tidak kuasa menahan emosinya lagi, dengan cepat ia mengambil keputusan, ia berlari ke arah Song Ong sambil menghunuskan pedangnya.“Bajingan, kubunuh k
Bab 157. Pengorbanan.Shizi menatap tajam ke arah pria berjubah hitam yang masih mencengkram leher Tian Di dengan kuat.“ Lepaskan dia!” teriak Shizi.Sosok berjubah mendengus, setelahnya ia berkata. “ Kau memerintahku?” ujarnya dengan dingin.Selesai berkata, ia memunculkan auranya yang langsung memberikan tekanan besar pada Shizi dan Raja Tian.“ Sial … ini … orang itu berada di ranah tubuh emas!” seru Raja Tian sambil menahan tekanan yang mendera tubuhnya.Sosok berjubah hitam melemparkan tubuh Tian Gi ke tempat di mana Shizi dan Raja Tian berada.Keduanya menunjukan wajah khawatirnya, bagaimana tidak? Dengan tubuh Tian Di dilempar dari jarak sejauh itu tentunya akan berbahaya untuknya. Apalagi mereka berdua tidak bisa menahan jatuhannya karena tekanan sang sosok berjubah membuat mereka tidak bisa bergerak.“ Aku tak bisa membiarkan ini terjadi!” batinnya.Shizi berusaha melawan tekanan yang mengekang tubuhnya.“ Bergerak … bergerak … bergerak!” teriak Shizi pada dirinya sendiri
Bab 156. Pertempuran.Raja Tian dan Shizi berjalan ke tengah area pertempuran, begitu juga dengan Song Ong dan tiga orang yang bersamanya.Song Ong dan orang-orangnya langsung mengambil tindakan pertama, keempatnya langsung mengepung Raja Tian dan Shizi dari empat arah berbeda.“Sepertinya kau takut kalah jika bertarung dengan adil … tapi … ini tidak aneh, jika tidak begini maka itu bukan dirimu!” ujar Shizi sambil menatap datar pada Song Ong.“Ini pertarungan nyata dan tidak ada aturan untuk itu! Salahkan sendiri kesialanmu itu!” serunya dengan angkuh.Shizi menunjukan senyum lebarnya, ia kemudian berkata kembali. “ Sial, mungkin saja. Tapi sepertinya yang sial itu kau, bukan aku!” jawab Shizi dengan nada mencemooh.“ Kau percaya diri sekali, apa kau kira aku akan kalah lagi seperti waktu itu? Itu tak akan mungkin karena aku kini telah menjadi seorang kultivator!” “ Kau menang karena curang dan itu tidak akan terjadi lagi!” serunya dengan angkuh.“ Aku curang? Ya … ya … ya…. Itu ter
Bab 155. Yang tidak diduga.Song Ong dan tiga orang yang bersamanya melompat dari atap gerbang, mereka bergerak turun seperti daun yang jatuh ke tanah, perlahan dan lembut, seakan gravitasi tidak mempengaruhi berat tubuh mereka.Tap.Mereka mendarat lembut di tanah tepat di depan Tian Di.“ Akhirnya kau datang juga,” ujar Tian Di dengan angkuh.“Ada hal mendesak yang harus dilakukan, rencana pertama kita gagal, orang-orang yang tadinya dijadikan sandera dan akan dijadikan alat penawaran telah kabur karena dia!” seru Song Ong sambil menunjuk ke arah Shizi.Mendengar itu, Tian Di menunjukan kegeramannya, Tentunya ia paham dengan penjelasan Song Ong tersebut.“ Jadi ibuku telah melarikan diri dari istananya?” tanya Tian Di mencari penegasan.“ Ya, karena hal itu pula aku dan mereka tidak bisa menjalankan apa yang diminta masterku!” ujarnya dengan kesal.Sementara itu, Raja Tian dan yang lainnya yang mendengarkan pembicaraan keduanya hanya bisa tertegun karenanya, tampak mereka kebingunga
Bab 154. Di halaman Istana Utama.Raja Tian memimpin pasukan penjaga istana yang tersisa, tampak di depannya, Pasukan yang dipimpin Tian Zhi bertarung sengit dengan pasukan yang dipimpin Tian Di.Pertarungan berjalan seimbang. Namun, kedatangan pasukan lain dari gerbang istana barat membuat situasi pertempuran menjadi tidak berimbang.“ Tampaknya pasukan yang dipimpin Lien Wei tidak berhasil memancing dan meredam kekuatan mereka. Tapi, kenapa mereka belum tiba kemari?” ujar Raja Tian bermonolog.Raja Tian menarik pedang dari sarungnya.“Giliran kita, hancurkan para pengkhianat ini!” teriaknya lantang sambil mengacungkan pedangnya ke udara.“ Heyaaa!” teriakan para prajurit pengawal raja menggema, setelahnya mereka berlari memasuki arena pertempuran yang ada di depan mereka.Raja Tian tidak tinggal diam, ia pun ikut bertempur dengan gagahnya. Setiap sabetan pedang yang dilakukannya langsung membuat penyerangnya terbelah menjadi dua “ Para prajurit ini, mereka pasukan Kerajaan Turk!”
Bab 153. Dua gadis.Shizi dan semua orang mengejar Song Heon yang kabur ke dalam istananya. Namun, hal tak terduga terjadi. Mereka tidak menemukan batang hidung Song Heon dan orang-orangnya meski seluruh bagian Istana telah diperiksa.“Bagaimana mungkin mereka menghilang begitu saja, itu sangat tidak masuk akal!” seru Permaisuri dengan geram.“Itu benar, pastinya mereka memiliki jalan rahasia atau tempat persembunyian di tempat ini! timpal Ibu Suri dengan geram.“ Yang Mulia, biar kami mencari sekali lagi, kami akan lakukan lebih teliti lagi di setiap sudutnya!” ujar Lu Bian penuh hormat.Dengan cepat Shizi berkata, “ Tidak, urusan mereka kita kesampingkan dulu, tujuan utama dari rencana ini adalah membebaskan semua anggota keluarga kerajaan!” “ Yang harus diutamakan saat ini adalah keselamatan Raja dan cara menyelesaikan masalah yang ada … terutama masalah kudeta ini!” ujar Shizi dengan serius.Er Lang ikut berkata. “ Benar, situasinya belum aman untuk kita semua terutama untuk kelu
Bab 152. Bantuan?Shizi dan Song Heon saling beradu tatap, sang Selir Pertama itu terlihat serius saat melihat ke arah Shizi.Song Heon bangkit dari duduknya, ia kemudian berjalan dua langkah ke depan sambil menatap Shizi dan kerusakan yang dibuatnya.“Aku sudah mengira jika kau memang bukan orang biasa. Namun, aku tak menyangka jika kau sudah mencapai tingkat ini!” ujarnya diakhiri dengan senyum tipisnya.Shizi tak merespon, ia hanya diam dan menunggu sambil melihat situasi yang terjadi.Song Heon kembali berkata, “Dengan kau berada di sini sudah menjadi satu bukti untukku, kau pastinya terkait dengan kontra rencana yang diambil oleh Raja, benar begitu, bukan?” tanyanya serius.Shizi hanya tersenyum tipis dalam menanggapi pertanyaan dari Song Heon tersebut.“ Aku tidak mengerti, kenapa kau tidak menjawab dan memilih diam saja? Dan kenapa kau menatapku seperti itu? Apa kau terpesona olehku?” ujarnya dengan nada menggoda.Shizi tersenyum, ia pun akhirnya angkat bicara. “ Mari kita akhi
Bab 151. Tekad.Dua ratus pasukan penjaga Istana yang dipimpin seorang sosok berjubah membantu pasukan penjaga gerbang. Namun, belum sempat mereka membantu, pasukan mereka sudah dihadang satu pasukan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Kiri, Song Peng.“ Siapa kau, kenapa kau memimpin pasukan penjaga Istana?” tanya Song Peng sambil menelisik tubuh sosok berjubah tersebut.Tak ada jawaban dari sosok tersebut, yang terlihat oleh Song Peng hanyalah sebuah tanda ditunjukan sosok berjubah tersebut yang langsung disambut pergerakan prajurit penjaga Istana.Song Peng terkejut saat pasukan yang dipimpinnya dihujani bola bola kain yang menyebarkan serbuk putih dan hitam di mana hal itu menyebabkan pasukan yang dipimpinnya menjadi kacau balau.Setelah mereka selesai menyerang, semua pasukan penjaga istana yang dipimpin sosok berjubah tersebut langsung berpencar ke segala arah, melarikan diri dari tempat pertempuran singkat itu.“ Apa-apaan mereka? Sebenarnya siapa yang memimpin pasukan itu?” uja
Bab 150. Kontra rencana.Tian Zhi memimpin dua ratus prajurit utama Istana, saat ia tiba di sana terlihat sejumlah pasukan dengan kekuatan dua kali lipat lebih besar dari pasukannya bersiaga di depan gerbang masuk Istana Dalam.Pasukan yang berjumlah lima ratus orang itu membentuk sebuah formasi pertahanan dengan sempurna dan menutup setiap celah masuk ke dalam Istana Dalam.Di belakang pasukan tersebut, Tian Di yang menunggangi kudanya menatap kedatangannya dengan tatapan penuh cemoohan.“ Tian Di … apa maksudnya ini?” teriak Tian Zhi sambil menatapnya dengan dingin.Dengan tenang Tian Di menjawab, “ Pertanyaan macam apa itu? Sebagai seorang Putra Mahkota apa kau tidak bisa menduganya?” jawabnya dengan nada mengejek.“Aku bisa menebaknya. Namun, aku tidak ingin berprasangka buruk pada adikku sendiri!” jawab Tian Zhi dengan dingin.“ Hahahaha, kata-kata yang indah. Sejak kapan kau mengakui aku sebagai adikmu?” balasnya dengan sinis.Lanjutnya, “ Meski kau mengakuiku sebagai adik, tap