Bab 15. Menolong.Shizi dan Er Lang memasuki kediaman Wen Qin yang ada di sebelah barat kediaman keluarga Wen. Disana Shizi menjelaskan kebutuhan bahan yang diperlukan Paviliun Dandelion setiap bulannya termasuk metode pembayarannya.Dengan seksama Wen Qin mendengarkan, tampak raut wajahnya menunjukan kegembiraan karena tawaran yang diajukan Shizi tidak mempersulit dirinya seperti pada kesepakatan dagang pada umumnya. Bagaimana Wei Qing tidak senang? Pihak Paviliun Dandelion akan mengurus masalah pengambilan barangnya sehingga ia tidak harus memikirkan masalah distribusi dan pengiriman.“ Meski harganya dikurangi tapi tuan masih mendapatkan banyak keuntungan dari kerjasama ini.” Ujar Shizi.“ Kau benar, dengan begini aku tidak banyak memikirkan hal lainnya.” Jawab Wen Qin.“ Tentunya karena kami ingin berbisnis jangka panjang dengan tuan muda maka kami ingin membuat fondasi yang baik untuk tuan muda kedepannya.” Ujar Shizi.“ Hahaha, kau benar, dengan begini ayah bisa melihat dan men
Bab 16. Klasik dan tradisional.Shizi tersenyum tipis sambil meramu obat untuk nyonya Jin, ia tak menyangka jika ia juga harus membuat ramuan untuk sang nyonya besar keluarga Wen itu Hal itu terjadi karena tabib Sun masih tidak percaya dengan hasil pemeriksaan dirinya yang menyebutkan nyonya Jin mengalami sakit lambung.Tabib muda tersebut memilih pergi karena tidak mau menanggung resiko yang mungkin terjadi kedepannya karena kepercayaan Wen Qin pada Shizi.Masih di ruangan yang sama, kini Shizi memperhatikan Nyonya Jin tampak lahap memakan makanan yang disediakan. “ Saudara Shizi, tampaknya ramuan yang kau berikan untuk ibu benar benar berkhasiat, lihat! Ibuku kini makan tanpa khawatir dengan mualnya.” Ujar Wen Qin sumringah.“ Tuan muda, aku menggunakan rebusan tanaman Bidara, daun encok dan cocor bebek untuk membuat ramuan ini.”“ Selama nyonya besar meminum ramuan ini secara teratur dan menjaga pola makannya dengan baik maka dalam waktu tiga hari kedepan Nyonya Jin bisa sembuh s
Bab 17. Bertindak.Shizi merobek sebagian dari pakaiannya, ia kemudian membasahi kain tersebut dengan air lalu menggunakannya untuk menutupi mulut dan hidungnya.“ Tuan, pakai ini! Asapnya itu beracun!” Seru Shizi sambil menyerahkan kain yang basah kepada Er Lang.Er Lang segera melakukan apa yang Shizi minta, setelahnya Shizi pun angkat bicara kembali.” “ Tuan, kita segera tarik tabib Tong setelah kita masuk kedalam ruangan!” Serunya dengan penuh penekanan.“ Baik!” Jawab Er Lang.Keduanya pun mulai bergerak, mereka memasuki ruangan dengan cepat untuk mencari keberadaan tabib Tong.Beruntung sebelumnya Er Lang telah membuka pintu ruangan sehingga kepulan asap yang tercipta dari proses pembakaran dan memenuhi ruangan tersebut kini sebagian telah keluar. Hal itu membuat mereka bisa melihat situasi ruangan dengan cukup jelas.Keduanya dengan cepat menemukan keberadaan tabib Tong, tampak tabib bertubuh gempal itu dalam keadaan tak sadarkan diri.Shizi melihat sekilas situasi ruangan yan
Bab 18. Hukuman? Shizi memeriksa keadaan rumah tabib Tong dengan seksama, setelahnya ia kemudian membersihkan sebagian ruangan dan mengelapnya dengan kain basah. Ia menggunakan beberapa tanaman herbal yang telah dihancurkan dan memasukannya kedalam air dalam ember untuk membuat air yang digunakan untuk mengelap memiliki aroma. Apa yang dilakukan Shizi tidak lepas dari pengamatan tabib Tong yang masih duduk di balai bambu bersama dengan Er Lang. “ Anak muda itu….” Tabib Tong tak melanjutkan kata katanya,ia hanya menatap Shizi dengan sorot mata penuh arti. Er Lang yang ada di sisinya pun langsung berkata.” Kenapa dengan dia paman?” Tanyanya penasaran. “ Apa benar dia budak di paviliun Dandelion?” Tanya tabib Tong serius. “ Benar paman, seperti yang kuceritakan sebelumnya.” Jawab Er Lang.Lanjutnya,” paman pasti penasaran dengannya,bukan? Aku juga sama!” Ujarnya serius. “ Ya, tentu saja aku penasaran, ia bisa mengerti kondisiku dengan baik, pemeriksaannya tepat, tindakannya cepat.”
Bab 19. Penilaian.Shizi berdiri tegak, wajahnya tertunduk rendah di hadapan Tabib Tong. Jarak antara mereka hanya beberapa langkah, namun Shizi tak berani mengangkat pandangannya langsung ke mata sang tabib. Nafasnya berat, mencerminkan kegelisahannya. "Angkat kepalamu!" perintah Tabib Tong, suaranya menggema tegas di ruangan hening tersebut. Perlahan, Shizi mengangkat kepalanya, matanya yang tadinya terfokus pada tanah kini menatap lurus ke mata Tabib Tong. Sorot matanya tenang, seolah menantang tabib yang berpengalaman itu.Seketika Tabib Tong terhenyak, matanya membelalak, terkesima oleh ketenangan yang ditampilkan Shizi. "Sorot mata anak ini..." gumamnya dalam hati, tercengang. Ia mengambil napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya yang tiba-tiba menjadi gugup.Sesaat kemudian, Tabib Tong mengumpulkan kembali ketenangannya, melanjutkan pembicaraannya dengan nada yang lebih berat. "Apa kau tahu kesalahan yang kau lakukan?" tanyanya, penekanannya menambah tekanan pada pertan
Bab 20. Syarat.Shizi berdiri dengan tatapan mengikuti sosok Er Lang yang perlahan menghilang ke kejauhan, kembali ke Paviliun Dandelion untuk menyampaikan berita kepada Nyonya Ren. Terkejut dan bingung mencerminkan matanya, ketika Tabib Tong memberikan perintah agar dia menginap di kediaman Tabib tersebut untuk memastikan lukanya benar-benar sembuh. Dia menggaruk kepalanya, seraya bertanya-tanya dalam hati, "Sebenarnya, seberapa dalam sih hubungan antara Tabib Tong dan Paviliun Dandelion hingga Tabib berani menjamin semuanya akan baik-baik saja?” Tatapannya kembali tajam, memikirkan Er Lang yang telah berlalu dengan sebuah surat di tangan. “Apa isinya surat yang dibawa kak Er Lang itu?” gumam Shizi dengan nada penasaran yang mendalam.Tanpa menjawab pertanyaannya sendiri, dia hanya bisa menghela nafas panjang, memilih untuk mengalihkan pikiran dari segala ketidakpastian yang mengitarinya.Shizi terkejut mendengar suara Tabib Tong yang tiba-tiba saja muncul di belakangnya, hingga me
Bab 21. Informasi?Waktu dengan cepat terlewati.Setahun sudah Shizi berada di kota Wu. Dalam kurun waktu tersebut ia masih dengan statusnya sebagai budak.Meski begitu, kehidupannya bisa dikatakan baik karena ia bekerja di dua tempat dan mendapatkan upah yang cukup layak.Dengan bekerja bersama Tabib Tong membuat Shizi lebih mendalami kemampuannya dalam hal pengobatan, segala urusan mengenai kesehatan di Paviliun Dandelion pun menjadi bagiannya.Hal itu membuatnya menjadi semakin dekat dengan para penghuni rumah bordil tersebut.“ Shizi, kau sudah datang! Syukurlah, aku kehabisan aromaterapi untuk di kamarku. Bisa kau siapkan?” “ Aku juga, sekalian aku memesan ramuan untuk berendam!” “ Aku juga! Aku juga!” Shizi mengacungkan satu jempolnya tanda mengiyakan permintaan para gadis penghibur itu. “ Jangan lupa bayarannya!” Ujarnya tanpa ragu.Shizi yang baru tiba di Paviliun pun langsung menuju ke bagian belakang paviliun dimana ruangan sekaligus kamarnya berada.Ia menurunkan tas rota
Bab 22. Perubahan rencana.Shizi mendatangi Nyonya Ren sambil membawa bambu kecil yang berisikan pesan tentang klan Song.Pikirannya campur aduk memikirkan situasi yang sedang dihadapinya saat ini. Tentu saja ia memiliki banyak pertanyaan dari semua yang baru diketahuinya itu.Shizi sampai di depan kamar Nyonya Ren, ia mengetuk pintu kamarnya lalu masuk setelah mendengar jawaban dari dalam.“ Ada apa?” Tanya Nyonya Ren yang sedang berdiri di depan jendela ruangannya sambil menatap ke arah taman diluar.“ Maaf nyonya, wanita yang keracunan itu menitipkan sesuatu untuk diberikan langsung pada nyonya.” Jawab Shizi sambil menunjukan potongan bambu kecil yang didalamnya berisikan sebuah gulungan kertas kecil. Ia menyodorkan benda tersebut pada nyonya Ren dengan kedua tangannya lalu berkata “ Wanita itu mengatakan ini pesan penting yang berkaitan dengan klan Song.” Ujar Shizi tanpa ragu.Nyonya Ren langsung menoleh ke arah Shizi, ia lalu menatap pesan yang ada di tangan Shizi dan mengambil
Bab 101. Ingin tahu.Esok harinya.Shizi menatap dalam wajah ibunya, tampak rona wajah dan warna kulit di tubuhnya kini tidak pucat seperti saat pertama kali datang.Hal itu tentu menjadi kabar gembira untuknya meski ibunya belum sadarkan diri.“ Aku tak mengerti dengan kondisi ibu saat ini, aku merasa janggal karena jalur energi yang dimiliki ibu begitu berbeda, entah kenapa bisa seperti ini!” Ujarnya tak mengerti.Meski ia memiliki pengetahuan pengobatan kuno dan tradisional, namun untuk pertama kalinya semua pengetahuan itu tidak bisa digunakan.Ia benar benar menemukan kebuntuan dalam menghadapi situasi dan kondisi ibundanya itu.“ Huft, inilah kenapa ada peribahasa di atas langit masih ada langit, jelas hal itu sebagai pengingat agar diri selalu membumi dan jangan pernah berpuas diri atas apa yang dimiliki.” ujarnya bermonolog.Shizi memperbaiki letak selimut yang menutupi tubuh ibunya, setelahnya ia kemudian beralih membetulkan posisi selimut gadis muda yang terbaring di si
Bab 100. Identitas tersembunyi.Setelah merawat Ibu Suri selama empat hari penuh, Shizi mendapat dua hari waktu untuk beristirahat.Waktu yang diberikan tentunya tidak disia siakan olehnya, ia menggunakan waktu yang ada untuk kembali ke kediamannya untuk merawat ibunya dan juga untuk melatih dirinya.Di halaman kediamannya, ia melakukan latihan fisik seperti pada saat berlatih bersama Lu Bian dan pasukan elit Jenderal Tang San.“Seratus sembilan puluh sembilan … dua ratus!” ucap Shizi sambil melakukan gerakan angkat tubuh.Keringat membasahi tubuhnya, tetes demi tetes keringat berjatuhan ke tanah sebagai tanda kelelahan yang mendera tubuhnya.Shizi bangkit dari posisinya, ia kemudian mengambil pedang besi yang diberikan Jenderal Tang San padanya.Shizi tersenyum masam, tampak tombak dengan pedang besar sebagai ujungnya itu sangat berat untuk digunakan.“Ini senjata ayah angkat pada saat dirinya menjadi komandan seribu pasukan. Bobot senjata ini tidak kurang dari lima puluh jin,orang b
Bab 99. Mulai bergerak.Dua hari berlalu.Selama kurun waktu tersebut Shizi fokus merawat Ibu Suri mulai dari menyiapkan makanan untuknya, kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan tentunya perihal pengobatan.Dalam kurun waktu itu pula Ibu Suri melarang siapapun untuk menemuinya, hanya Shizi dan Putri Nara saja yang bisa bertemu dengannya.Sontak hal itu membuat Selir Pertama dan orang orang yang ada di belakangnya merasa kesal dan khawatir dengan situasi tersebut.“ Terima kasih tabib, hanya dalam dua hari aku merasa lebih bugar dari sebelumnya.” “ Dan kosmetik buatanmu ini sangat lembut di kulit dan menyegarkan, aku yang sudah tua saja bisa merasakan kulitku menjadi lebih kencang!” Jelas Ibu Suri dengan sumringah.Namun, setelah beberapa saat wajah Ibu Suri berubah kembali, terlihat jelas ada sesuatu yang dipikirkannya.Melihat itu, Shizi pun angkat bicara kembali.“ Yang Mulia Ibu Suri, jika Yang Mulia memiliki sesuatu masalah perlu Ibu Suri bicarakan.” “Untuk seumuran Ib
Bab 98. Debat dan pembuktian.Shizi menatap Ibu Suri dengan sorot mata teduh, ia pun menjawab pertanyaan Ibu Suri dengan tenang.“ Sebelum aku menjawab pertanyaan Yang Mulia, ijinkan aku bertanya, apakah Yang Mulia masih merasakan mual dan ingin muntah?” “Apakah perut Yang Mulia kini terasa hangat dan tidak tegang seperti sebelumnya?” Tanyanya dengan tenang.Ibu Suri terdiam sesaat, dari sana ia kemudian menyentuh perutnya yang kini terasa tidak keras seperti sebelumnya.“ Ya, aku tidak merasakan mual lagi dan perutku tidak sekencang sebelumnya.” Jawab Ibu Suri jujur.Shizi tersenyum, ia pun kemudian lanjut berkata.” Jadi kenapa aku melakukan ini? Ini karena tugasku sebagai seorang tabib yang harus mencari cara untuk menyembuhkan pasiennya.” Jawab Shizi dengan penuh penekanan.Selir Pertama langsung angkat bicara.” Tetap saja itu tidak bisa diterima! Kau telah membuat Ibu Suri memakan makanan yang dibencinya!”“Lagipula kau menipu Ibu Suri dengan menyebutkan nama makanan ini dengan
Bab 97. Bawang Putih. Shizi fokus membuat makanan yang diperuntukan untuk Ibu Suri, dengan telaten dan hati hati ia membuat makanan tersebut. Di luar dapur kerajaan. Para dayang istana yang bertugas mengurus dapur terlihat sangat penasaran dengan apa yang akan dibuat oleh Sang Tabib Muda. Tak berselang lama, selir pertama dan rombongan dayangnya pun mendatangi dapur istana. Langkah sang selir tertahan di pintu depan halaman karena Kasim Utama dan Kasim bawahannya melarangnya masuk lebih jauh. “Kenapa kau menghalangiku? Biarkan aku masuk ke sana!” Seru Selir Pertama dengan tegas. “ Yang Mulia Selir Pertama, Permaisuri sudah memerintahkan siapapun untuk tidak masuk dan mengganggu apa yang Tabib Shizi lakukan, jadi tolong Yang Mulia kembali.” Jawab Kasim Utama dengan sopan namun penuh ketegasan. Selir pertama terdiam, ia tahu jika ia tak mungkin bisa berdebat dengan pria tua yang ada di depannya itu. Selain akan membuat prestisnya turun hal ini juga akan membuat rumor buruk nanti
Bab 96. Pilih pilih.Shizi, apa yang kau lakukan, kenapa kau malah memancing emosinya! Itu akan membuat kau dalam masalah nantinya!” Seru Wang Suyi dengan nada khawatir.Dengan tenang Shizi menjawab.” Semua hal pasti ada resikonya,lagipula menghindar terus pun tidak akan membuat ia berhenti menggangguku.” Jawabnya dengan penuh keyakinan.“Tapi kau tidak harus melakukan seperti itu!” Ujar Wang Suyi kembali.“Ya sudah, jika kau tidak suka dengan tindakanku maka kembali saja ke sana.” Ujar Shizi dengan tenang sambil berbalik badan dan pergi dari sana.Melihat Shizi yang pergi meninggalkannya sontak membuat Wang Suyi kesal, dengan cepat ia pun menyusul Shizi dan berjalan di sampingnya.“Kenapa kau malah meninggalkanku?” Ucap Suyi dengan ketus.“Aku tak ingin berdebat, itu saja.” Jawab Shizi singkat.“Apa kau tak ingin tahu kenapa Song Ong memaksaku untuk berbicara empat mata dengannya?” Tanyanya serius.Dengan tenang Shizi menjawab.” Tidak, itu bukan urusanku, Lagipula aku tak punya hak u
Bab 95. Tanda. Dengan ujung jarinya Shizi mencuil sedikit bubuk putih yang ada di dalam bungkusan, ia kemudian memeriksa teksturnya secara cermat,dari sana ia kemudian mencoba rasa dari serbuk putih itu kemudian meludahkannya kembali setelah beberapa saat. “ Ini seperti serbuk bedak namun tekstur dan kandungannya berbeda.” “ Ini hampir mirip dengan ramuan yang kubuat dari tanaman beracun yang ada di dalam istana.” “ Meski sama namun dari segi efek ini benar benar berbeda. Sayangnya tubuhku tidak bisa merasakan efeknya secara langsung!” Ujar Shizi bermonolog. Di sisi lain, Tang Rui tampak memperhatikan serbuk putih yang ada di atas bungkusan dengan seksama,tampak dari raut wajahnya jika ia sepertinya mengenali serbuk putih seperti tepung itu. “ Aku seperti pernah melihatnya, tapi aku lupa dimana!” Ujarnya sambil menepuk nepuk keningnya dengan telapak tangan kanannya. “Tak apa jika kau tak ingat, nanti beritahu aku jika kau sudah mengingatnya.” Ujar Shizi menenangkan. “ Ya, sec
Bab 94. Bungkusan.Shizi memberikan totok di beberapa titik tubuh ibunya, setelahnya ia pun meminta Lien Wei untuk memposisikan ibunya naik di punggungnya.“ Lien Wei, tolong bantu dia juga!” Pinta Shizi sambil melirik ke arah wanita yang menjaga ibunya.Lien Wei mengangguk paham, ia pun membopong gadis yang terlihat sangat lemah tersebut.Mereka keluar dari ruangan sel, dari sana Shizi meminta orang orang Lien Wei untuk membuka seluruh kunci sel terlebih dahulu sebelum meninggalkan area penjara tersebut.Setelah selesai mereka pun segera pergi dari sana.Di persimpangan mereka melihat Ho Rang telah menunggu mereka, tampak.orang kepercayaan Lien Wei itu membawa satu kantong besar di tangannya.“ Kita pergi dulu dari sini!” Ujar Shizi cepat yang membuat Lien Wei yang tadinya akan bertanya pada Ho Rang langsung mengurungkan niatnya.Gegas mereka keluar dari sana.Di Dalam gudang Er Lang yang berjaga di atas membantu mereka semua naik, dari sana Ho Rang pun kembali memimpin jalan.Semua o
Bab 93. Pangeran?Menjelang dini hari.Shizi dan yang lainnya berkumpul di halaman belakang kediamannya, tampak Er Lang, Ho Rang, Lien Wei dan beberapa orang bawahan Lien Wei telah bersiap untuk menjalankan apa yang telah direncanakan sebelumnya.Mereka semua menggunakan pakaian serba hitam dan memakai penutup wajah berupa kain hitam untuk menutupi identitasnya,total ada sekitar lima belas orang seluruhnya.“ Mereka adalah orang orang terbaik, jadi kau tidak perlu khawatir dengan kemampuan mereka.” Ucap Lien Wei meyakinkan.Tang Rui pun ikut angkat bicara.” Kakak Shizi, kenapa kakak tidak menunggu saja di sini? Sangat bahaya jika kau ikut dengan mereka!” Ujarnya yang langsung dibenarkan oleh Lien Wei dan Ho Rang.Tentunya mereka sependapat karena Shizi bukanlah seorang praktisi beladiri, meski sekarang penampilan dan tubuhnya sudah berbeda dan terlihat lebih kekar namun tanpa kemampuan bela diri tentunya itu akan jadi masalah.“Kalian tak perlu khawatir perihal adik angkatku, meski ia