Share

160. Pengakuan Selina

Sebagai seorang psikiater Dave berhasil membujuk Selina agar tetap tenang. Ia berjanji akan membantu Selina untuk segera pulang ke rumahnya. Dave tidak ingin menanyakan lebih jauh apa yang dialami Selina. Ia biarkan Selina dengan sendirinya yang akan bercerita ihwal peristiwa buruk yang ia lewati sehingga menyebabkan dirinya bersembunyi di bagasi mobilnya.

Setelah sarapan atau mungkin bukan sarapan sebab terlalu dini hari, Selina baru ingat jika ia belum shalat isya dan entah berapa waktu shalat yang ia tinggalkan dikarenakan kondisi pelik yang ia lewati. Namun ia bingung, kerudung yang dipakainya saja sudah kotor dan mungkin terkena najis.

Perlahan ia beringsut dari ranjangnya. Ia melirik pada weker yang menyala di jam lima pagi. Ia pun akan shalat subuh sekalian mengqadha shalat.

Ia memegangi lilin dengan tangan kanannya sedangkan labu infus di tangan kirinya yang juga berusaha menggapai apa saja agar bisa berpegangan sebab kakinya masih terasa sakit. Jahitannya belum kering. Paling
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status