Ummi Sarah dan Ustaz Bashor terkejut saat melihat foto yang dikirim pihak kepolisian. Mereka menemukan foto sepasang sepatu itu tak jauh dari pesisir pantai. Selina seorang yang cerdik ia sengaja menjatuhkan sepatu itu sebagai tanda jejak agar mudah mencarinya.Mereka saling lirik dan tersenyum lega.“Alhamdulillah, Selina memang cerdas, Ummi,” ucap Ustaz Bashor penuh syukur dan haru. Ia pun langsung sujud syukur bersama Ummi Sarah. Mereka pun berpelukan. Penemuan beberapa benda milik Selina menjadi bukti jika Selina berusaha melakukan pelarian diri dari penculikan. Jelas, Selina tidak tenggelam bersama feri yang ditumpangi para anak gadis yang diculik oleh Lucas. Lucas sendiri pandai menumbalkan bawahannya, menggantikan dirinya yang kini telah pergi ke luar negeri. Ia menjadi bulan-bulanan polisi asing.Entah bagaimana nasib Jenab, Bintang, Mawar dan Melati kini serta para gadis remaja yang diculik?“Abah yakin Selina selamat?” tanya Ummi Sarah setelah menyeka air matanya yang deras.
Akhirnya kapal Pelni berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok. Selina mengikuti pada penumpang turun. Ia pun bertanya pada penumpang lain jam berapakah saat itu. Ia telah menghabiskan perjalanan hampir satu setengah hari di dalam kapal laut tersebut. Selina terkejut saat mendengar jawaban dari penumpang bahwa malam itu sekitar pukul dua pagi. Selina akan mencari kendaraan malam yang masih beroperasi. Ia pun meminta tolong pada penumpang yang merupakan seorang wanita muda dengan memesan ojek online. Ia akan turun di Terminal Kp. Rambutan agar bisa naik bus dari sana menuju Cianjur.“Mbak, sendirian aja?” tanya penumpang wanita itu.“Tadi sama temen, cuman temen sudah pualng duluan,” jawab Selina mengarang. Mungkin yang ia maksud teman ialah Dave.“Temen atau temen? Soalnya aku tadi lihat itu mah bukan temen. Pacar ya?” sahut wanita berambut panjang itu terkekeh. Ia tengah mengetikan sesuatu di layar ponselnya. Dengan baik hati ia memesankan taksi online untuk Selina.“Emang Mbak lihat gitu
Sore itu Adam bergegas menemui Winda dan janji bertemu di sebuah cafe kopi tak jauh dari sekolah MAN Hidayah. Winda yang memilih cafe itu sebab tempatnya nyaman dan tak terlalu ramai. Ia juga tak sendirian, mengajak Hanum dan si remaja tampan sedikit nakal yang tak lain Ruri.“Win, kenapa kamu? Dari tadi bolak balik ke kamar mandi mirip setrika aja? Kamu gak salah makan?” cerocos Hanum sembari mengunyah sepotong wafle yang sudah ia pesan duluan. Sementara itu Ruri tengah asik main game online di ponselnya, tak peduli apa yang ke dua guru itu ributkan.“Aku nervous, gaess,” desis Winda lalu beringsut lagi dari kursi. Ia berdiri dan menggosok-gosok tangannya. Sesekali menatap cermin kecil seukuran telapak tangannya, memastikan jika riasannya tidak terlalu tebal dan menor. Kali ini ia berdandan dengan make up ala Korea yang booming, flawless sehingga tampak natural. Outfit yang ia kenakan juga kasual dengan warna pastel. Demi apa?Demi Adam. Menurut informasi yang ia gali Adam suka gad
Tak selang lama Ustaz Bashor dan Adam pun datang bergiliran. Betapa mereka merasa bahagia atas kedatangan Selina yang selamat. Tak lupa Ustaz Bashor pun langsung menghubungi pihak berwajib soal kedatangan Selina sedangkan Ummi Sarah menelepon Hawa yang saat ini tengah terbaring di rumah sakit.Hawa sampai menitikan air mata mendengar kabar sang adik. Ia langsung meminta pulang paksa karena ingin segera menemui Selina. Sebagai suami Fadel pun mengikuti keinginan istrinya sebab ia tahu jika Hawa memang bertambah sakit saat mendengar Selina hilang. Jika Hawa bertemu dengan Selina seyogyanya Hawa akan lekas sembuh.Selina tak banyak bicara saat itu, ia cukup kelelahan setelah perjalanan panjang yang ia lewati. Keluarga pun memakluminya dan tak ingin menginterogasi Selina. Mereka membiarkan Selina istirahat di kamarnya sendirian sebab Selina tak ingin diganggu.Namun di kamar Selina tak bisa tidur dan gelisah. Ingatannya tentang peristiwa demi peristiwa itu muncul secara random. Ia sendiri
“Kamu tau Adam?”Hawa tak percaya mendengar pertanyaan adiknya. “Apa benar itu Selina?”“Aku gak tau siapa nama lelaki itu. Iya memang benar, lelaki blasteran bule yang pertama menculikku. Tapi yang membawaku pergi itu mafia. Entah apa hubungan yang terjalin di antara mereka. Namanya kalau gak salah Lucas … mafia narkoba, perdagangan senjata ilegal dan human trafficking,” papar Selina. “Aku dibawa ke sana kemari hingga ke kepulauan Batam,”Selina menghela nafas panjang.“Aku sendiri masih tak percaya jika aku sudah pulang dan berada di sini bersama kalian,” lirih Selina dengan pandangan menerawang. “Aku ingin memberi kesaksian pada pihak kepolisian, para anak remaja hingga gadis diculik oleh mereka dan akan dibawa ke luar negeri untuk dijual. Polisi harus segera menangkap para mafia itu dan menyelamatkan mereka,”“Ya Allah, aku pikir cerita-cerita tentang mafia itu hanya ada dalam kisah novel online,” cetus Hawa membuat Adam memutar ke dua bola matanya.“Baiklah, kita pergi menemui Ko
Selina termangu di tempatnya berdiri. Ia tak mengira bisa bertemu dengannya di sana. Ia merasa sedang mengalami halusinasi atau delusi hingga suara panggilan menyeru namanya kembali terdengar.Mendadak Selina ragu, apakah ia akan menyahut panggilannya. Ataukah ia salah lihat, lelaki yang tengah mematung di hadapannya itu lelaki dewasa yang sama, yang telah menolongnya.“Selina!” seru Dave untuk yang ke dua kalinya. Ia melepaskan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya yang mancrit.“Dave …” lirih Selina sembari membelalakan matanya, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Begitupula dengan Dave yang berdiri mematung dengan seutas senyum yang menyiratkan sebuah kebahagiaan yang tak mampu dilukiskan dengan rangkaian kata-kata baik itu sajak atau prosa. Sebuah senyum penuh kerinduan.Tak kalah dengan Selina Dave tampak tampan sebab kali ini berpakaian kasual. Ia mengenakan kaos putih yang dibalut dengan kemeja kotak-kotak yang dilinting bagian tangannya dan terusan jeans berwarna li
“Wah, Teh Selina sudah bisa lari,” celetuk Arman yang sudah menunggunya di tempat parkir sembari mengisap rokoknya. Padahal Selina berlari karena tak ingin berlama-lama di antara Dave dan dr Areeta. Tak ingin menjadi orang ketiga.Selina tak merespon perkataan Arman, ia langsung menaiki mobil, duduk di kursi depan sedangkan ke dua polwan yang berada di belakangnya, mengikutinya lalu naik dan duduk di kursi belakang.Selama dalam perjalanan Selina hanya diam dan sesekali membaca buku yang ia taruh di mobil abahnya. Ia pun hanya menyahut seperlunya saat ke dua polwan itu mengajaknya bicara. Sepertinya semua orang yang berada di dalam mobil cukup mafhum dengan sikap Selina sepulang mengalami peristiwa mengerikan dalam hidupnya. Selina agak sedikit murung, pemarah dan mudah bersedih. Sebelum pulang ke rumah, Selina meminta Arman untuk mengantar ke dua polwan tadi.“Makasih, Bu. Assalamualaikum,”Selina mengucapkan terima kasih kepada ke dua polwan seumuran Hawa dan melambaikan tangannya.
“Lepaskan Aree!” pekik Dave mencekal tangan dr. Areeta dengan keras sehingga membuatnya meringis. Terlihat bibir perempuan itu menukik. Tak sengaja, kelepasan. Mudah bagi Dave menangkap ke dua tangan dr. Areeta. Namun ia tak ingin melukainya, lebih tepatnya. Bagaimanapun ia seorang makhluk bernama perempuan yang lemah lembut dari luar tetapi di dalamnya begitu tangguh.Dr. Areeta nekad mendorong Dave hingga menjeblak ke daun pintu yang terkunci. Tak menyerah, ia berusaha menarik tengkuk lelaki itu demi mencicipi ranum bibirnya. Sayang Dave sama sekali tak tertarik, ia tak memiliki hasrat untuk melakukan hal tersebut pada perempuan yang sudah ia anggap saudara.Sejauh ini ia hanya mendekapnya dalam tahap normal bukan seperti lelaki pada perempuan. Tak pernah merasakan gelenyar aneh atau desir yang merayap di balik tulang rusuk seperti umumnya orang tengah jatuh hati terhadapnya. Sekalipun dokter yang bertubuh berisi itu tampil dengan kemeja yang dibiarkan kancing atasnya terbuka, membu
Sebulan kemudian Hari paling bahagia telah tiba. Pernikahan Dave dan Selina berlangsung meriah, dilaksanakan di sebuah resort milik Meliani di mana memiliki konsep nature atau alam. Selina sangat menyukai pemandangan alam sehingga dia memilih mengadakan acara walimah dan resepsi di ruangan outdoor atau terbuka. Ada banyak pepohonan pinus yang rimbun dan hijau. Dekorasi didominasi warna putih dengan aneka bunga mawar warna-warni di mana-mana. Sebuah lantunan sholawat syahdu dan merdu terdengar. Acara ijab qabul dilaksanakan terpisah. Hanya dihadiri oleh penghulu, calon mempelai lelaki Davendra Diraya,wali Selina yang tak lain Rayyan Sanjaya, saksi yaitu Ustaz Bashor dan Adam serta kerabat. “Qobiltu Nikahaha Wa Tazwijaha Hafla Selina Almaqhvira binti Rayyan Sanjaya Alal Mahril wa madzkuur ala radhiitu bihi wallahu waliyyu taufiq,” Dave mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Arab dengan lantang. Dia mengucapkan puji syukur karena lancar membaca ijab qabul. Terlihat dia begitu bah
Selina memasukkan surat tersebut ke dalam amplopnya lagi. Selepas sekolah dia meremas surat tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah. Tidak ada waktu meladeninya.Jika Selina mau membuktikan foto tersebut dia hanya perlu meminta bantuan Dave dan Arman. Dave akan menjelaskan soal foto-foto tersebut dengan lebih gamlang. Mungkin di resort milik ibunya Dave ada CCTV yang akan menampilkan sosok orang yang diam-diam menguntitnya dan mencuri foto dirinya dengan angle yang menyudutkan posisi Selina.Adapun Arman akan menjelaskan soal foto dirinya saat keluar dari dokter kandungan. Selina hanya mengantar Nunik Nirmala dan Arman mengetahui hal tersebut.Selina merasa tidak terima perlakuan Ummi Sarah yang seolah meragukannya. Hatinya perih saat diinterogasi olehnya. Jalan yang terbaik adalah Selina ingin keluar dari kehidupan ke dua orang tua asuhnya dan menjalani kehidupannya sendiri. Dia tak ingin menjadi beban keluarga apalagi mereka adalah keluarga agamis.Sudah beberapa hari Selina tin
“Tentu saja Dokter. Saya akan memberi restu. Andra sudah menceritakan segalanya. Saya ingin Anda menjaganya dan menyayanginya dengan tulus. Saya merasa menyesal karena terlambat mengetahuinya. Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini hukuman dunia bagi saya karena telah menyia-nyiakan orang yang mencintai saya dengan tulus,”Rayyan menunduk lesu.“Sabar ya Pak Rayyan, Anda sudah bertindak benar. Menyadari kesalahan dan ingin memperbaikinya. Yang terpenting sudah berusaha.”“Kamu masih muda, terlihat dewasa cara berpikirnya,”Dave menaikkan alisnya sebelah. “Masih muda? Yang benar saja Pak. Saya sudah kepala tiga,”Beberapa orang sering mengatakan hal serupa.“Serius?”“Iya, covernya saja terlihat dua puluh,”Akhirnya ke dua pemuda tampan yang berbeda usia tersebut tertawa bersama untuk pertama kalinya. Mereka berjalan beriringan keluar dari lobi apartemen sembari terus berbincang.“Ngomong-ngomong, apa hubungan Pak Rayyan dengan Andra?”“Andra anak teman saya, Darius. Saya, Darius dan Di
Mahendra mengunjungi Dave di apartemennya. Dia ingin mempertemukan seseorang padanya.“Seseorang ingin bertemu denganmu,” ucap Mahendra merangkul pundak sahabatnya.“Siapa? Sejak kapan kamu bikin penasaran,”“Ayah kandung Selina,” bisik Mahendra ke telinga Dave. Dave terkejut sekali mendengar perkataan temannya. “Bela-belain langsung terbang dari Singapura. Padahal kakinya masih sakit akibat kecelakaan.”“Jangan bercanda, Andra!”Dave tertawa renyah.“Kalian bisa mengobrol empat mata,”“Baiklah,”Dave melirik sekilas pada lelaki paruh baya yang sangat tampan di belakang Mahendra. Dia berjalan dengan langkah lamban seperti tengah kesakitan. Dave mengulurkan tangannya terlebih dahulu padanya dan memperkenalkan diri.“Saya Davendra Diraya. Biasa dipanggil Dave,” ucap Dave dengan menampilkan senyum terbaiknya.“Saya Rayyan Sanjaya,” ucapnya dengan penuh wibawa.Dave seketika tertegun melihat penampilan Rayyan dan cara bicaranya. Dia bukan lelaki biasa. Dari penampilannya saja terlihat ber
Dave merasa bersalah karena telah membuat Selina menunggu kabar darinya. Mendadak, dia memiliki urusan penting di mana dia harus menangani pasien yang ternyata salah satu karyawan sang ibu-yang tengah berusaha mengakhiri hidupnya akibat depresi dengan meloncat dari rooftop gedung. Dengan kemampuannya Dave berhasil membujuk karyawan tersebut untuk mengurungkan niatnya. Padahal masalahnya sepele. Lelaki yang baru berusia dua puluh lima tahun itu baru saja memergoki kekasihnya selingkuh.Setelah semua masalahnya usai, Dave langsung memencet nomor Selina. Namun Selina tidak mengangkat teleponnya sebab dia tidak mengaktifkannya.‘Pasti my Selin marah,’ gumamnya.Tak menyerah, kali ini Dave benar-benar nekad. Dia mengirim voice note.[Assalamualaikum Sel, maaf aku baru bisa menghubungimu sebab ada urusan yang harus aku selesaikan.Sel, maaf, aku tak bisa bertemu apalagi berbincang denganmu langsung. Suatu hal yang sulit sebab aku tahu kamu begitu menjaga jarak dengan lawan jenis. Maaf, aku
“Ummi, ada lagi yang bisa saya bantu?” tanya Rois.“Tidak ada, makasih Kang! Tolong jangan sampe bocor ya!” Sekali lagi Ummi Sarah menegaskan. Dia masih tidak percaya dengan foto-foto yang menampilkan wajah putri cantiknya.“Iya, Ummi, tenang aja. Seperti yang Ustaz katakan, jika kita menutup aib orang lain kelak di akhirat Allah akan menutup aib kita, Ummi,” ucapnya dengan begitu sopan.“Masyaallah, betul Kang,”Ummi Sarah kagum dengan respon Rois tersebut. Sempat terpikir ingin menjodohkan Selina dengan pemuda itu tetapi usianya jauh di bawah Selina.Selepas ashar, Ummi Sarah langsung menghampiri Selina yang baru saja pulang mengajar. Selina terlihat sudah mandi dan tengah duduk seperti biasa di meja belajar sembari memainkan kelopak bunga mawar warna-warni dalam vas bunga kaca.“Ummi boleh masuk?” ujar Ummi Sarah di ambang pintu kamarnya.“Ya,” jawab Selina singkat.“Ummi ingin bicara denganmu,”“Ya, bicaralah!” “Ummi percaya padamu. Tapi Ummi hanya ingin kamu menjelaskan soal fo
Ummi Sarah menarik nafas dalam setelah melihat foto-foto Selina yang dia peroleh dari tangan Ceu Sari. Dilihatnya lekat-lekat foto tersebut satu per satu. Betul memang foto tersebut foto-foto Selina. Namun lelaki yang bersamanya tidak terlihat wajahnya. Hanya terlihat saja tubuhnya yang menjulang tinggi.“Bagaimana Ummi? Foto itu fitnah bukan?” seru wanita yang melempar foto tersebut ke arahnya. Lalu dia pergi meninggalkan kerumunan.“Sepertinya telah terjadi kesalahpahaman. Silahkan bubar kalian semua!” seru Ummi Sarah pasrah pada para orang tua santri. Mereka tidak bisa diajak kompromi lagi terlebih adanya foto-foto tersebut yang semakin membuat spekulasi yang di luar kendali. Ummi Sarah langsung melambaikan tangannya pada Rois, menyuruhnya untuk membubarkan mereka setelah membawa anak mereka.Beberapa anak menolak dijemput oleh ke dua orang tua mereka. Bahkan ada yang sampai menangis tak ingin pulang karena sudah betah tinggal di pesantren. Mereka berlarian pada Ummi Sarah, mencium
“Ceu, Ummi mau mendatangi mereka saja,” ucap Ummi Sarah seraya merapikan kerudungnya. Perlahan, Ummi Sarah menggerakan tangannya untuk menarik knop pintu rumah. Saat pintu terbuka tampaklah pemandangan para orang tua murid santri kelas tsanawiyah atau setingkat SMP tengah berkerumun di halaman rumah. Mereka langsung mendelik pada pintu dan menatap Ummi Sarah dengan tatapan yang tajam. “Ummi, saya mau mencabut anak saya dari pondok. Namanya Syamsul Hamid,” seru salah satu ayah santri. “Saya juga mau menjemput anak saya, Putri Annisa Lavina,” “Sebentar, sebentar, mohon maaf Ayah dan Bunda. Mari masuk terlebih dahulu. Kita bicara di dalam,” tawar Ummi Sarah bersikap sopan. Yang benar saja, mereka mengobrol masih di halaman itu pun dalam keadaan berdiri. “Tidak! Kami tidak sudi masuk ke rumah Anda, Ummi,” pekik salah satu orang tua murid yang lain. “Iya, jangan banyak basa-basi! Sudahlah jangan munafik kalau jadi orang! Saya sebagai orang tua murid sangat kecewa pada Ummi dan Ustaz
Sambungan telepon dari Davendra Diraya kembali terdengar di telinga Selina. Gegas, Selina menyambar ponselnya dengan kecepatan sepersekian detik. Terlihat sangat bersemangat. Tanpa ba-bi-bu Dave berucap salam lalu mengatakan maksud pembicaraannya yang tertunda.[Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku … suka sama kamu, Sel! Aku jatuh cinta padamu. Aku ingin melamarmu,] ucap Dave dengan serius.[Apa?]Selina yang mendengar perkataan Dave via telepon benar-benar terkejut. Tak percaya jika memang dokter yang menjelma guardian angel yang selalu menolongnya tersebut menyatakan cinta padanya. Dia mengipasi wajahnya yang bersemu merah beberapa kali.[Maukah kamu menerima cintaku? Kamu tidak perlu menjawab sekarang. Aku bersedia menunggu. Jika kamu bersedia, aku akan merasa menjadi seorang lelaki yang paling beruntung di dunia ini. Aku akan melamarmu langsung pada Abahmu, kalau perlu hari ini juga,] katanya begitu bersemangat.[Um … ][Baiklah, kamu pasti syok aku menembakmu melalui sambungan te