Home / Horor / TUMBAL UNTUK MADUKU / Bab 73 Merajuk

Share

Bab 73 Merajuk

Author: Rose_roshella
last update Last Updated: 2023-11-26 23:56:35

Arkan terdiam sesaat setelah dia mendengar pertanyaan dari mamanya. Sejak kesalahpahaman diantara mereka saat ini.

Mama Elly yang merasa cemas ketika tak melihat menantunya berada di ruang makan, membuatnya langsung menitahkan Arkan untuk memanggil istrinya.

"Kamu panggil istrimu sekarang! Dia sedang hamil dan butuh makan untuk dirinya dan juga janinnya. Kau jangan cuek seperti ini, jika kalian bertengkar, selesaikan secepatnya permasalahan kalian," nasehat mama Elly dengan menatap nyalang wajah putranya.

Sementara itu, Alana tampak tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh mama Elly saat ini. Ia pun berupaya untuk menawarkan dirinya memanggil Alina ke ruang makan. Namun, dengan tegas, mama Elly memintanya untuk tetap tinggal di ruang makan dan meminta putranya sendiri yang memanggil istrinya.

"Biar Alana yang memanggil Alina, Ma." Alana beranjak dari tempat duduknya.

Mendengar itu, seketika mama Elly langsung menghentikan langkah kakinya untuk keluar dari ruang makan.

"Berhenti! Se
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 74 Melihat sosok Ayana

    Alina menolak tawaran Arkan untuk sarapan pagi bersama dengan keluarganya. Ini dikarenakan saat ini kedua matanya tampak sembab dan itu akan menjadi pertanyaan nbai mertuanya.Alina lebih memilih untuk di dalam kamarnya saja."Jangan, nanti mama menanyakan kamu, Lin. Mas harus jawab apa nanti?" Arkan mulai cemas."Mas Arkan bilang saja, kalau saat ini Alina sedang tidak enak badan. Mas bawa makanan ke sini, jika mama tidak percaya, minta mama melihat Alina ke dalam kamar, Alina," balas Alina dengan menatap senyum wajah Arkan."Ya sudah, aku bawakan makanan ke sini, tapi kamu jangan kemana-mana ya. Mas minta maaf atas apa yang aku lakukan kepadamu," tutur Arkan dengan mengecup pucuk kepala Alina.Alina menganggukkan kepalanya, terlihat saat ini dia mulai merasakan ketenangan dalam hatinya ketika Arkan sudah meminta maaf kepada dirinya."Iya Mas. Aku tidak akan kemana-mana," balas Alina dengan nada meyakinkan Arkan.Saat itu memang Arkan sedikit cemas ketika hendak meninggalkan kamar Al

    Last Updated : 2023-11-27
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 75 Sikap Alana yang aneh

    Pagi itu menjadi peristiwa berdarah di rumah sakit tersebut.Terlihat jelas wajah dokter dan suster itu sangat shock melihat suster Mirna telah terbukut kaki di bankar pasien.Anehnya lagi, tidak ada Alana di sana. Semuanya di mintai keterangan, tapi mereka menjawab jika Alana masih ada di sana kemarin malam.Setelah melihat mayat suster Mirna di sana, semuanya menjauhi TKP dan mengadukan masalah ini kepada pihak yang berwajib.Beberapa saat kemudian, pihak kepolisian akhirnya datang dan mulai melakukan penyelidikan, semua saksi ditanya satu persatu untuk memberikan keterangan sejak kapan suster Mirna berada di sini, apakah ada orang yang mencurigakan saat itu, tapi para saksi yang dimintai keterangan, mengatakan tidak ada yang mencurigakan.Mereka pun kini mulai mengarahkan kecurigaan kepada pasien yang dirawat di kamar tersebut.Polisi itu lalu memintai keterangan kepada pihak rumah sakit tentang Alana dan pihak rumah sakit pun memberikan data pasien itu kepada pihak kepolisian.Sem

    Last Updated : 2023-11-29
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 76 Kejanggalan

    Arkan terkejut saat mendengar penuturan mamanya, memang Alana terlihat sangat berbeda sikapnya kepada Alina dibandingkan dengan kedua istrinya saat itu.Tak ingin menebak-nebak tanpa adanya bukti, Arkan pun menepiskan pikiran buruknya saat itu kepada Alana.Sementara itu, terlihat wajah Alina mulai tersungging saat mendengar ucapan mama mertuanya dan melihat wajah Arkan yang saat ini terlihat mulai berubah."Sebaiknya kita makan dulu, Mas," ajak Alina dengan nada santainya.Alina lalu menarik kursinya ke arah belakang dan kemudian dia duduk dengan wajah santainya.Devan tertegun ketika melihat Alina yang saat ini terlihat bingung dengan sikap Alina.Wajahnya bahkan tidak menampakkan kesedihan seperti tadi.Tak ingin membuat mereka curiga, Devan pun akhirnya mulai makan bersama, dan berniat akan menanyakan sesuatu kepada Alina selesai makan nanti.Sementara itu, terlihat Alana sedang marah di dalam kamarnya.Dia menarik selimutnya dengan keras dan membuangnya di lantai. Alana menggengg

    Last Updated : 2023-12-02
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 77 Misteri Kematian Suster Mirna

    Pelayan itu sangat terkejut ketika mendengar ucapan petugas itu kepada dirinya."Maaf Pak, tunggu sebentar ya, saya panggil Den Arkan dulu," ucap pelayan itu dengan nada bingungnya."Baik Bu, saya tunggu di sini," ucap petugas tersebut.Tak lama setelah itu, pelayan tersebut akhirnya pergi memanggil Arkan."Maaf Den Arkan, ada petugas kepolisian yang saat ini ada di depan sedang mencari Den Arkan," ucap Bi Ratih kepada Arkan.Seketika wajah Arkan tampak mengerut dan sedikit terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Bi Ratih kepada dirinya."Petugas kepolisian? Ada apa ya?" tanya Arkan dengan nada bingungnya."Katanya ada suster yang meninggal di ruang rawat inap Non Alana," jawab Bi Ratih dengan nada gugupnya."Apa? Suster meninggal?" tanya Arkan dengan wajah bingungnya."Den Arkan sebaiknya bertemu langsung dengan petugas itu," jawab Bi Ratih."Baiklah, aku akan segera ke sana," balas Arkan segera beranjak dari tempat duduknya.Terlihat suasana di ruang makan tersebut mendadak

    Last Updated : 2023-12-04
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 78 Mencurigai Alana

    Wajah Alana seketika langsung gugup saat mendengar apa yang dikatakan oleh petugas kepolisian saat itu.Dia takut jika polisi itu akan menaruh curiga kepada dirinya. Segera dia meralat ucapan suaminya yang saat itu mengatakan jika dirinya yang terakhir bertemu dengan Suster Mirna."Maaf Pak, saya memang saat itu terakhir berpamitan dengan suster Mirna. Namun, saat itu dia dalam keadaan baik-baik saja. Saya sempat berbicara dengan dirinya sebentar." Alana menyahuti ucapan petugas tersebut saat bertanya kepada suaminya.Petugas kepolisian itu lalu menatap ke arah Alana."Apa saat pertemuan terakhir anda dengan korban, anda melihat korban bersama dengan orang lain?" tanya petugas kepolisian itu dengan tatapan penuh selidik."Saya memang tidak melihat dia sedang bertemu dengan seseorang, tapi saat itu suster Mirna mengatakan jika sedang mengurus pasien lain, lalu saya pergi meninggalkan kamar saya saat itu, sementara suster Mirna masih berada di dalam kamar," jawab Alana dengan nada penuh

    Last Updated : 2023-12-06
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 79 Cemburu

    Terlihat jelas jika saat ini Arkan telah menaruh cemburu kepada adiknya Azriel setelah sebelumnya dia mendengar adiknya mau mengantarkan dirinya untuk pergi ke kampusnya.Saat itulah dengan cepat Arkan menyahuti ucapan adiknya dan mulai memperingatkan Azriel untuk menjaga jarak dengan dirinya."Aku peringatkan kepadamu, Azriel! Jangan pernah kau berani mencoba-coba untuk mendekati istriku. Apa kau mengerti?" Peringat Arkan dengan wajah penuh intimidasi.Azriel hanya terdiam menatap wajah kakaknya yang saat ini terbakar cemburu kepadanya, sementara Arkan bergegas menarik tangan Alina dan mengajaknya menuju ke dalam mobilnya.Alina yang melihat sikap cemburu yang ditunjukkan oleh suaminya, terlihat berbunga-bunga ketika dia tau jika Arkan ternyata menyimpan perasaan cemburu kepada dirinya.Arkan memasangkan seat belt untuk Alina, ia terlihat sedang menyembunyikan perasaan cemburunya kepada dirinya."Mas Arkan cemburu?" Pertanyaan yang dilayangkan Alina membuat Arkan seketika terdiam, te

    Last Updated : 2023-12-08
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 80 Bukti Anting

    Arkan terlihat gugup saat itu, perasaan cemburunya kepada Alina membuat dirinya tidak bisa menyembah kembali perasannya.Arkan yang terus didesak oleh Alina membuat dirinya kini mulai mengakui bahwa dirinya saat ini telah cemburu kepada dirinya."Kenapa kau begitu ingin tau aku cemburu kepadamu atau tidak?" tanya Arkan menatap wajah Alina."Karena saat ini aku ingin tau apakah suamiku cemburu kepadaku apa tidak. Jika cemburu kepadaku, artinya dia saat ini sangat mencintai diriku," jawab Alina tersenyum menatap Arkan."Apa kau juga merasa cemburu kepadaku saat aku bersama dengan Alana?" tanya Arkan sebelum dia menjawab pertanyaan Alina."Bisakah aku cemburu keladamu, Mas? Aku hanya Seorang wanita dengan segala keterbatasan hati, wajar jika aku cemburu melihatmu bersama dengan Mbak Alana," jawabnya dengan tersenyum menatap wajah Arkan."Jadi saat ini kau cemburu kepadaku?" tanya Arkan menatap wajah Alina.Alina menganggukkan kepalanya tanpa ketahuan, hal yang sudah lama disembunyikan k

    Last Updated : 2023-12-11
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 81 Sebuah Petunjuk

    Arkan sedikit gugup saat AKP Miko menunjukkan sebuah barang bukti yang membuat kasus ini akan semakin terang benderang terbuka.Sebuah anting yang telah ditemukan oleh Arkan di kamar istrinya, tidak mungkin itu adalah sebuah kebetulan saja. Ia meyakini jika saat itu memang istrinya berada di lokasi kejadian bersama dengan Suster Mirna di ruangan tersebut.Namun, Arkan tidak mau mengatakan ini kepada AKP Miko terlebih dahulu. Dia harus mencari bukti keterlibatan istrinya dalam kasus ini, dan ingin tau apa alasan Alana melakukan itu kepada Suster Mirna.Miko menatap wajah Arkan yang saat ini terlihat sedang melamun dan memikirkan sesuatu saat ini."Bapak baik-baik saja?" tanya AKP Miko menatap wajah Arkan dengan tatapan penuh menelisik.Seketika Arkan menggelengkan kepalanya dan terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dari AKP Miko yang kini menatap dirinya mulai curiga.AKP Miko terlihat sedang mengamati gesture tubuh Arkan yang saat ini terlihat gelisah dan wajahnya mulai menatap cemas

    Last Updated : 2023-12-13

Latest chapter

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 106 TAMAT

    Setelah pemakaman Mbak Alana, kami pun mulai menjalani kehidupan normal seperti biasanya.Aku dan keluarga Mas Arkan memutuskan untuk menghibahkan rumah itu untuk dijadikan panti asuhan.Setelah itu, kami memutuskan untuk tinggal bersama menempati rumah baru kami yang cukup besar dan luas di pusat kota.Kehidupan kami pun sangat bahagia dan aku pun menunggu kelahiran anak kami yang pertama, tiga bulan lagi.Saat ini kami sedang melakukan tingkepan atau tujuh bulanan di rumah baru kami sekalian syukuran menempati rumah kami yang baru Aku sangat senang saat semua keluarga berkumpul di sini bersama penuh kebahagiaan.Kasus pembunuhan kak Ayana dan Rizka sudah ditutup, saat yang menjadi tersangka Mbak Alana sudah mendapatkan ganjaran terlebih dahulu atas perbuatannya.Hal-hal ghaib yang sengaja disembunyikan oleh Mbak Alana akhirnya dikeluarkan dari rumah lama kami dengan bantuan pak Ustaz.****Tiga Bulan Kemudian Akhirnya aku merasakan sesuatu pada jalan lahirku."Mas, perutku sangat

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 105 Pemakaman Alana

    Arkan dan Alina tak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat mereka menyaksikan kematian Alana yang begitu tragis di hadapan mereka. Batu ghaib yang selama ini dibawa oleh Alana, ternyata mempunyai kekuatan supranatural yang kerap kali membuat keanehan terjadi di rumah Arkan. Setelah berhasil menyelamatkan Alina, segera Arkan menghubungi Pak Miko untuk segera datang ke tempat kejadian. Di sana, Arkan menjelaskan dengan detail bagaimana kejadian tragis tersebut terjadi, merasa bersalah dan ingin menegaskan bahwa ini bukan salah siapa-siapa. Begitu banyak perasaan yang ingin ia ungkapkan. namun rasa haru sudah menghalangi kata-kata itu keluar. Arkan lantas mengajak Alina ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatannya dan juga calon bayi yang ada di dalam kandungannya. Hatinya sedikit lega melihat Alina masih bisa tersenyum walaupun sedih. "Semuanya sudah berakhir, kita sudah melewati ini bersama-sama, Alina," ucap Arkan dengan wajah penuh bahagia. Arkan merasa bersyukur bahwa m

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    bab 104 Alana Meregang Nyawa

    Alana merasa mendapatkan kekuatan baru dalam dirinya setelah batu ghaib yang selama ini ia bawa mulai memberikan pengaruh tak terduga. Seolah-olah ada dorongan besar dari dalam diri untuk mencari sasaran baru. Alana berjalan menuju sebuah parkiran yang agak sepi. Di sana, tak sengaja ia bertemu dengan seorang lelaki yang tampak hendak masuk ke dalam mobilnya. Melihat kecantikan Alana yang luar biasa, seketika lelaki itu pun melupakan rencananya untuk masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas mendekati Alana, mencoba untuk berkenalan dengan dirinya. "Apakah dia sudah mulai tertarik kepada diriku, sehingga dia datang mendekati diriku?" batin Alana, merasa senang karena akan ada yang menjadi mangsanya.Entah mengapa, pada saat itu Alana merasa ada sesuatu yang berbeda. Sesosok makhluk ghaib seakan berkumpul di dalam tubuhnya, memberikan semacam keberanian dan kekuatan yang misterius. Lelaki itu tampak tersenyum mesum ke arahnya sambil bertanya, "Mbak, mau kemana? Apa boleh aku antarkan

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 103 Alana Kabur

    Rencana jahat Mbak Alana ternyata gagal, semua berkat Mas Arkan yang secara kebetulan mengangkat teleponku dan berhasil melacak keberadaanku melalui jaringan seluler. Entah mengapa, saat itu ada perasaan lega sekaligus rasa khawatir yang menghantui pikiranku, beruntunglah Mas Arkan akhirnya datang tepat waktu dan segera menolongku.Sementara itu, Mas Arkan mengejar Mbak Alana dan berteriak memanggil Mbak Alana yang mencoba melarikan diri dari sini."Alana! Jangan lari!" teriak Mas Arkan, menghentikan mbak Alana yang semakin melangkahkan kakinya jauh.Tak lama kemudian, terdengar langkah kakinya yang semakin mendekat, dan ternyata itulah Mas Arkan, yang kembali ke pondok setelah gagal mengejar Mbak Alana."Kamu tidak apa-apa?" tanya Mas Arkan dengan wajah cemas sekaligus lega, sambil segera membuka ikatan tanganku. "Aku baik-baik saja, Mas. Tapi, tolong bantu Pak Dwi," pintaku sembari merasakan napas yang terengah-engah, dan mulai turun dari ranjang bambu tempatku terikat. Dengan sig

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 102 Kegagalan Alana

    Sepanjang jalan aku mulai banyak berpikir tentang keadaan Alina. Entah apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? gumamku dalam hati.Aku sangat mencemaskan Alina, ingin rasanya aku segera sampai di sana.Beberapa saat kemudian handphone milikku berdering kembali.KringSegera aku memasang bluetooth di telingaku dan mendengar teriakan Alina yang saat itu terdengar memilukan.***Aku terseret dengan kasar oleh Mbak Alana, ke arah suatu tempat yang tak aku kenal. Hatiku berdebar kencang saat kami semakin dalam memasuki hutan dan akhirnya sampai di sebuah pondok tua yang tampak terlantar.Saat itulah, pikiranku berlari cepat mencari cara untuk menyelamatkan diri.Aku mengumpulkan keberanian saat Mbak Alana lengah membuka pintu pondok itu.Tangan ku bergetar, saat aku terburu-buru mengambil ponsel dalam tas milikku, tapi akhirnya aku berhasil menggenggam ponsel dan menekan nomor Mas Arkan, yang sudah aku simpan dalam mode speed dial."Ya Allah, semoga

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 101 Alana membawa Alina pergi

    Aku terkejut saat mendengar apa yang diungkapkan oleh Mbak Alana. Sebuah perasaan takut dan panik mulai merayapi hatiku kala mendengar apa yang dikatakan oleh Mbak Alana."Apa maksudmu, Mbak? Apakah ini sengaja kau rencanakan?" tanyaku dengan suara gemetar dan tubuh yang bergetar.Mbak Alana terdiam, wajahnya tertunduk, tapi ada senyuman tipis di sudut bibirnya yang terlihat.Saat itulah aku merasa ada sesuatu yang aneh di sekitarku, seperti adanya suatu kehadiran yang tidak biasa. Angin bertiup kencang, menggetarkan jendela mobilku, seolah menegaskan kekhawatiranku. Bulu kudukku berdiri, ketakutan mulai menguasai pikiranku."Apakah ini sebuah pertanda ada makhluk lain di sini? Apakah ada sesuatu yang ingin memberitahuku lewat angin ini?" batinku, sementara aku merasa semakin kalut dengan situasi yang terjadi. Aku mencoba merenung sejenak, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana aku harus menghadapinya. Tak ada yang lebih penting bagi ku saat ini selain menenangkan dir

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 100 Rencana Alana

    Mendengar rintihan Mbak Alana, seketika hatiku merasa iba padanya. Aku pun langsung menolong Mbak Alana yang saat itu sedang duduk kesakitan. Tanpa menaruh curiga, aku membantunya berdiri dan menanyakan keadaannya. "Mbak Alana, apa kamu baik-baik saja, Mbak?" tanyaku dengan menatap wajah Mbak Alana yang saat itu berpura-pura kesakitan. "Bawa aku ke rumah sakit saja, aku sudah tidak tahan, ini sakit sekali, aku bisa mati di sini jika kau tidak membantuku membawa ke rumah sakit" rintihnya dengan berpura-pura menahan rasa sakit yang luar biasa. Aku saat itu sempat berpikir, apakah aku seharusnya mengikuti ucapan Alana atau tidak? Mengingat saat itu di rumah dalam keadaan sepi dan semua orang sedang pergi sebentar. "Ya Allah, aku bingung. Haruskah aku membantunya pergi ke rumah sakit?" gumamku dalam hati, sambil mencoba menilai apakah ini sebuah situasi yang cukup genting untuk aku turut campur. Aku merasa perlu untuk menolong mbak Alana, tapi di sisi lain, aku juga tidak ingin meng

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 99 Rencana Alana

    Alina terdiam, menahan perasaan yang bergolak dalam dadanya. Ia tahu bahwa Arkan, suaminya, hanya mencoba untuk memancing jawaban darinya. Namun, seolah-olah Arkan telah memahami isi hatinya tanpa harus Alina ungkapkan."Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu, Mas?" ujar Alina dengan mencebikkan bibirnya, berusaha menutupi rasa cemburunya."Bukankah kamu sendiri sudah tahu bagaimana perasaanku, Mas?" Arkan tersenyum sedikit, seolah mengerti apa yang tengah Alina rasakan."Aku tahu kamu cemburu, Alina. Maafkan aku jika aku sudah menyinggung perasaanmu," ucapnya lembut, matanya menatapku hangat wajah Alina. "Ada apa, kok kamu mencariku?" Merasa tersentuh dengan perhatian suaminya, Alina terpaksa mengungkapkan kegelisahan yang menghantui hatinya."Aku hanya... mengkhawatirkan dirimu, Mas," ungkapnya dengan tatapan gelisah.Arkan menatap tenang, sambil mendengarkan legelisahan yang dirasakan oleh istrinya."Entah mengapa, akhir-akhir ini aku sering merasa tak tenang, seperti ada bayangan bur

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 98 Alana Tersudut

    Aku terkesiap saat mendengar ucapan Mas Arkan. Entah mengapa, saat itulah aku merasakan ada suatu keanehan, seperti Mas Arkan sedang berusaha mengurungku di sini."Apakah dia benar-benar sengaja melarangku pergi?" gumamku dalam hati, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Kamu melarangku pergi, Mas?" tanyaku, menatap wajah suamiku yang terlihat marah. "Apa yang membuatmu sampai seperti ini? Apa salahku, hingga Mas Arkan melarangku untuk pergi?" tanyaku dengan wajah mulai menuntut jawabannya."Iya, aku melarangmu pergi! Sebaiknya kau tetap tinggal di sini dan jangan pernah coba-coba untuk pergi tanpa seijinku. Aku akan memerintahkan anak buahku untuk mengawasi dirimu, Alana," tegas Mas Arkan.Aku merasa keberatan dengan ucapan Mas Arkan. Di benakku, muncul pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawabannya."Mengapa dia ingin mengurungku? Apakah ini karena rasa cemburu atau mungkin ada alasan lain? Atau mungkin ini berkaitan dengan kasus yang kini membelitku? Tapi buk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status