Home / Horor / TUMBAL UNTUK MADUKU / Bab 6 Kisah Alana

Share

Bab 6 Kisah Alana

Author: Rose_roshella
last update Last Updated: 2023-08-16 00:13:54

Alana zaelanty, itulah nama istri Arkan dengan latar belakang orang tua yang tak diketahui karena kedua orang tuanya telah tega menitipkan Alana sejak bayi di Panti Asuhan ini.

Sejak kecil hingga besar Alana tinggal di panti asuhan tanpa ada orang yang mau mengadopsi dirinya sebagai anak asuh.

Sungguh saat itu Alana sangat iri dengan teman-temannya yang dengan mudahnya mendapatkan orang tua baru dan tinggal di tempat yang layak. 

Entah apa yang salah pada dirinya hingga tak satupun ada calon orang tua yang mau mengadopsi Alana, padahal dia gadis yang cantik dan pandai.

Alanapun menerima ini dengan lapang dada hingga suatu hari Alana tak sengaja bertemu dengan seorang wanita tua misterius yang mengatakan kalau dia akan menikah dengan lelaki kaya raya dan mencintainya. Namun, Alana memiliki satu kutukan jika Alana mengingankan hal itu Alana tidak akan pernah memiliki keturunan.

Mendengar itu Alana sangat senang dan menaruh harapan jika semuanya itu akan terjadi. Tapi diapun harus mengorbankan sesuatu yang akan mendatangkan bencana bagi pernikahan mereka nantinya karena Alana tak akan bisa memiliki keturunan dari suaminya nanti.

Entah apa yang dikatakan oleh wanita tua itu benar atau tidak, terlepas dari itu diapun sangat berharap seseorang akan membawa dirinya pergi dari panti asuhan itu dan berharap nasib baik akan hadir dikehidupannya.

Wanita tua itu lantas memberikan Alana sebuah batu yang Alana sendiri tak tau apa manfaat batu yang diberikan oleh wanita tua misterius itu kepada dirinya.

"Simpanlah batu ini dan gunakan saat ada yang ingin memisahkanmu dengan suamimu nanti, kau bisa gunakan batu ini untuk mengguna-gunai seseorang yang akan menggeser posisimu sebagai istri tua di keluargamu itu." Pesan wanita itu dengan memberikan batu itu kepada Alana.

Alana terkejut ketika mendengar ucapan wanita tua misterius itu kepadanya hingga akhirnya Alanapun menerima batu tersebut.

Setelah Alana menerima batu itu iapun mulai pandangi batu tersebut, hingga tanpa disadarinya batu itupun tiba-tiba menyala.

Alana terkejut saat melihat batu ajaib itu, saat dia ingin bertanya kepada wnaita tua itu tentang batu ajaib tersebut tiba-tiba Alana tak menemukan wanita tua itu di sekitarnya.

Sungguh ini sangat aneh dia rasakan. Namun, t Alana tetap saja membawa batu pemberian dari wanita tua misterius itu.

Tak lama kemudian saat Alana mulai menyebrangi jalan tiba-tiba tanpa Alana sadari sebuah mobil langsung mengerem mendadak tepat di depannya, hingga Alana pun terserempet sedikit lalu terjatuh saat itu. Alana duduk mematung karena shock saat melihat mobil mewah berhenti di depannya.

Beberapa saat kemudian, seorang lelaki muda keluar dari mobilnya dan langsung membantu Alana berdiri.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya lelaki tersebut membantu Alana sembari tersenyum ke arah Alana.

"Aku baik-baik saja," jawab Alana dengan menatap wajah Arkan terpesona.

Entah mengapa tiba-tiba saat itu batu yang Alana bawa tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang sangat terang hingga akhirnya lelaki itu tersenyum ke arah Alana dan mengantarkan Alana pulang ke panti asuhan.

Lelaki tampan itu lalu memperkenalkan dirinya kepada Alana dan Alanapun memperkenalkan dirinya kepada lelaki tersebut.

"Kenalkan, namaku Arkan. Namamu siapa?" pria itu memperkenalkan dirinya dengan tersenyum manis ke arah Alana.

"Namaku Alana Zaylanti, panggil saja Alana," jawab Alana dengan membalas senyumannya.

Keduanyapun tampak mengobrol saat itu.

Lelaki itu kemudian mengatakan akan bermain ke panti Alasuhan Alana ke esokan harinya.

Itulah awal pertemuan Alana dengan Arkan. Setiap hari dia selalu menemui Alana hingga tiba saatnya di mana Arkan tiba-tiba melamarnya saat itu.

Dia memperkenalkan Alana kepada keluarga besarnya dan tak pernah disangka oleh Alana, dirinya saat itu diterima baik oleh keluarga Arkana.

Alana dan Arkan kemudian menikah. Alana begitu bahagia karena dirinya tidak hanya disayangi oleh Arkan, suaminya. Namun, Alana juga disayangi oleh mama Arkan dan dirinya juga selalu diperlakukan dengan baik oleh mama Arkan.

"Aku berharap kau dan Arkan akan segera memiliki momongan."

Itulah harapan terbesar dari Ibu mertuanya kepada Alana, tentu Alana berusaha untuk mewujudkan semua itu, karena mama mertua Alana sudah mengangkat derajat Alana yang sudah membawa Alana pergi dari panti asuhan yang membuat hidupnya sangat menderita dari kecil karena tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Dibalik harapannya itu Alana tak mengingat akan kutukan dari batu ajaib itu sendiri.

Waktu berjalan dengan cepat hingga sampai tiga bulan Alana tak kunjung ada tanda-tanda kehamilannya hingga membuatnya sedikit frustasi.

Arkan berusaha meyakinkannya dan mama mertuanyapun memilih untuk tetap bersabar menunggu kehamilan Alana.

"Coba kalian berdua ikut program bayi tabung, siapa tau kalian akan segera memiliki momongan," saran mama mertua Alana.

Merkapun mengikuti segala proses bayi tabung seperti yang disarankan oleh mamanya. Hasil pemeriksaan tidak ada masalah sedikitpun pada kandungan dan kesuburan Alana dan Arkan saat melewati beberapa tes kesehatan sebelum proses bayi tabung.

Satu tahunpun terlewati akhirnya mama mertua Alana sudah mulai kesal kepada Alana, hingga mama mertua Alana meminta Arkan untuk menikah dengan wanita lain.

Arkan dengan tegas menolak dan meminta waktu lagi satu tahun kepada mamanya untuk berikhtiar kembali.

Hingga akhirnya tak terasa sudah dua tahun mereka menikah dan Alana masih belum menunjukkan tanda-tanda kehamilannya. Hingga akhirnya mama mertuanya memutuskan untuk memperkenalkan Arkan dengan seorang wanita muda bernama Ayana yang usianya 24 tahun dan hanya terpaut 3 tahun dengan Alana.

Sungguh ini adalah hal yang sangat menyakitkan baginya apalagi Ibu mertua Alana tak henti-hentinya menghardik Alana dengan mengatakan dirinya ini mandul dan tak akan memiliki anak.

Alana bertanya kepada dirinya saat itu. Mengapa Tuhan tak kunjung mengabulkan harapannya dan keluarga Arkan saat ini.

Hingga akhirnya diapun teringat dengan batu kutukan itu.

saat itulah Alana memutuskan untuk rela berbagi suami dengan wanita lain.

***"***

Setelah mama mertuanya menghardiknya malam itu Alana akhirnya mulai merenung dalam kamarnya.

Tak selang beberapa menit kemudian tiba-tiba Alana mendengar suara Ghaib yang saat itu jelas terdengar ditelinganya.

"Relakan saja suamimu menikah lagi, karena kau tak akan mendapatkan keturunan darinya. Batu yang kau bawah itu memiliki kutukan untuk dirimu, kau tidak usah cemas wahai anakku karena kau bisa menjadikan tumbal istri muda suamimu." 

Mendengar suara ghaib itu, lantas membuat Alana langsung tercengang.

Iapun bertanya pada dirinya sendiri apakah ini gara-gara batu yang dia bawah itu hingga dirinya tak kunjung hamil?

Saat itulah Alana berpikir untuk segera membuangnya. Namun, setiap Alana membuang batu itu tak lama kemudian batu itupun kembali lagi kepadanya.

Ketika Arkan mendatanginya ke kamar segera Alana menyembunyikan batu tersebut dan entah kenapa setiap batu itu ada di dekatnya, Arkan selalu bersikap mesra dan sangat sayang kepadanya.

Namun, sayangnya suara ghaib itu mengatakan jika Alana tak akan memiliki keturunan dan ini membuat dirinya mulai memutuskan untuk mengijinkan suaminya menikah lagi dengan wanita lain.

Hari ini adalah pertemuan suaminya dengan wanita yang akan menjadi madu Alana di sebuah cafe.

Sengaja pertemuan itu dilakukan di cafe oleh Arkan karena dia tak ingin melihat Alana cemburu dan sakit hati ketika tiba-tiba dirinya melihat sosok madu yang dikenalkan oleh mamanya waktu itu.

****

Arkan cukup kaget ketika mendengar Ayana tiba-tiba langsung setuju untuk menikah dengannya, padahal dia sendiri tau jika saat ini Arkan sudah memiliki istri dan tak akan menceraikan istrinya saat mereka menikah nanti.

"Apa kau sudah memikirkan ini baik-baik Ayana? Kau akan menjadi madu istriku," tanya Arkan untuk meyakinkan hati Ayana agar dia mau membatalkan perjodohan ini.

Terlihat Ayana menatap ke arah mama Arkana dengan wajah ketakutan.

Mama Arkana lalu mengkode Ayana dengan menganggukkan kepalanya.

"Iya Mas aku mau, aku bersedia menjadi madu istrimu," jawabnya gugup.

Saat itulah terlihat mama Arkan tampak tersenyum lebar dan dengan cepat dia meminta Arkan untuk melamar Ayana.

"Kita lamar sekarang Arkan, masalah seserahan biar mama yang urus," ucap mama Arkan dengan tatapan penuh intimidasi.

Seketika wajah Ayana saat itu tampak terkejut dan kaget ketika mama Arkan meminta putranya untuk melamar dirinya hari ini.

"Ma, apa ini tidak terlalu terburu-buru? Bahkan kami belum saling mengenal satu sama lain." Protes Arkan.

"Tidak usah protes  Arkan, makin cepat makin baik kau memiliki keturunan dari istri mudamu," tegas mama Elly.

Arkan tampak gusar ketika harus menuruti apa kata mamanya, apalagi dia sudah berjanji kepada Alana untuk memperkenalkan madunya kepadanya dan dia berhak menentukan apakah Arkan boleh menikah dengan calon pilihan mamanya atau tidak.

Setelah mereka selesai berbicara mama Arkan lalu memutuskan untuk mengajak Arkan menemui keluarga Ayana.

Dengan berat hati Arkan harus mengikuti keinginan mamanya saat ini.

Saat dalam perjalanannya ke rumah Ayana, tiba-tiba Alana terus menelpon Arkan, segera Arkana mengambil earphone bluetoothnya yang hendak dia pakai saat itu.

Dengan cepat mama Arkan langsung meminta Arkana untuk meletakkan kembali earphon bluetooth yang hendak dipakainya.

"Letakkan kembali ear phonemu Arkan!" Titah mama Arkan

"Tapi Ma, ini dari Alana," jelas Arkan.

"Tidak usah diangkat!  Aku tak mau dia menjadi rusuh nantinya," perintah mama Arkan.

Arkan lalu meletakkan kembali Ear phone miliknya, sementara itu terlihat Ayana tampak terlihat sedang memperhatikan Arkan yang saat ini sangat kesal dengan mamanya.

Bersambung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related chapters

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 7 Menjadi Saksi Pernikahan Suami

    Seminggu KemudianSungguh Ayana tak pernah menyangka jika saat ini dirinya akan menikah dengan Arkan, bukan dengan Azriel seperti yang diidamkan olehnya sejak lama.Selama seminggu sejak Arkan melamar dirinya, Arkan tak pernah sekalipun bertemu atau berkomunikasi dengannya walau hanya sekedar bertanya apa kabarnya.Arkan terkesan tidak mempedulikan dengan kabar calon madu Alana saat ini.Arkan selalu sibuk dengan Istrinya yakni Alana yang saat ini terpaksa harus menerima kenyataan pahit harus berbagi suami dengan wanita lain karena mama Arkan yang menuntut dirinya menikahi wanita pilihannya untuk segera memiliki keturunan.Alana terlihat bersedih saat itu. Namun, sebisa mungkin dia sembunyikan kesedihannya dari Arkan yang segera memasuki kehidupan barunya dengan madunya.Alana terlihat memaksakan senyumannya tatkala dia merapikan jas putih yang dikenakan oleh Arkan saat ini."Alana, Maafkan aku," ucap Arkan dengan nada penuh penyesalan."Tak usah meminta maaf Mas, aku baik-baik saja."

    Last Updated : 2023-08-16
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 8 Flashback Ayana

    Flashback On"Anakku Arkana Alvarendra harus menikah dengan seorang wanita yang baik, aku harus mencarinya segera, aku tak ingin Menantu sialan itu, akan terus-terusan meracuni pikiran Putraku, untuk menerimanya tanpa memberikan keturunan." Tutur mama EllyMama Elly lalu berjalan menuju sebuah Sekolahan milik Yayasan keluarga Alvarendra yang saat ini telah dikelolanya.Sekolahan cukup luas dan sangat besar itu, menjadi Sekolah Favorit bagi kalangan orang berduit dan anak yang berprestasi.Sekolah Yang sudah didirikan semenjak 25 tahun yang lalu mampu berdiri kokoh dan bersaing dengan sekolah swasta dan sekolah negri yang lain. Tentu tidak main-main untuk mendatangkan pengajar yang kompeten dan berprestasi dari lulusan yang terbaik Universitas di mana mereka dulu menimbah Ilmunya, tak terkecuali Ayana Ameca.Meski Ayana Ameca dari keluarga tidak mampu, tapi berkat otak cerdasnya dia mampu kuliah hingga lulus S1 dengan beasiswa yang dia dapatkan karena prestasinya yang luar biasa.Namun

    Last Updated : 2023-08-16
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 9 Dipaksa Malam Pertama

    Mama Arkan mulai memaksanya untuk masuk ke dalam kamar yang sudah dipersiapkan olehnya sebelumnya.Arkan benar-benar sangat gugup dan bingung ketika dia melihat Ayana sudah berada di dalam kamar tersebut, dan masih menggunakan kebaya yang dia pakai saat acara akad nikah tadi."Mom, buka pintunya! Kenapa Mama mengunciku dari luar?" rengek Arkan dengan menggedor pintu kamarnya."Jangan bicara, Arkan! Mama sengaja mengincinu dari luar, agar kalia bisa malam pertama tanpa ada gangguan dari istri pertamamu," balas mama Elly dari luar pintunya."Apa? Mama sengaja melakukan ini semua? Please Ma, jangan memaksaku untuk melakukan ini," tolak Arkan mendengus sebal."Sebaiknya kau lakukan sekarang! Atau aku tidak akan pernah mengijinkan dirimu tidur dengan istri pertamamu, Arkan," ancamnya lalu segera pergi meninggalkan tempat tersebut.Arkan semakin gusar, ia benar-benar bingung harus melakukan apa di kamar ini bersama dengan istri barunya.Beberapa menit kemudian, Ayana terlihat mendekat ke ar

    Last Updated : 2023-09-12
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 10 Alana Terpukul

    Esok paginya Arkan terbangun dan dia terkejut ketika melihat ke arah sampingnya, melihat Ayana sedang tertidur disampingnya dan terlihat kulit putihnya yang saat itu tidak tertutup selimut. Arkan masih merasakan kepalanya terasa berat kala ia belum mampu untuk mengingat apa yang terjadi dengan dirinya kemarin malam.Sejenak dia merasakan tubuhnya terasa sedikit dingin, kala suhu AC itu sudah mulai menusuk kulitnya.Betapa terkejutnya dirinya ketika melihat tubuhnya tampak polos dan sekilas melihat tubuh Alissya yang tak mengenakan sehelai kain benang pun di sana."Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi denganku?" gumam Arkan dengan menjambak rambutnya sendiri.Arkan berusaha mengingat kembali malam pertamanya dengan Ayana yang mereka lewati begitu indah. Namun, saat itu dia mengira melakukan semua itu dengan Alana.Tak lama kemudian, dia merasakan geliat Ayana saat ia hendak terbangun dari tidurnya. Beberapa menit kemudian Ayana rasakan tubuhnya terasa pegal dan sakit pada area intimnya.

    Last Updated : 2023-09-12
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 11 Alana Cemburu

    Arkan berlari mengejar Alana yang sudah tidak mau mendengar penjelasan Arkan terlebih dahulu.Saat Alana berjalan menuju ke arah dapur, Arkan segera menghampiri Alana dan menjelaskan apa yang terjadi antara dirinya dan dan juga Ayana."Sayang ..., Sayang ..., dengarkan aku, kau jangan marah seperti ini, aku akan jelaskan kepadamu, semalam aku dijebak sama mamaku, minumanku ditaruh obat perangsang oleh mama, aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi dengan Ayana semalam, hingga kami melakukan itu," Arkan berusaha menjelaskan kepada Ayana tentang apa yang terjadi dengan dirinya waktu itu."Kau bohong Mas, katanya tidak ada wanita yang sanggup menggantikan aku, tapi nyatanya kau sendiri sudah menduakan aku, kau telah tidur dengan wanita itu," ucapnya dengan nada mulai marah.Arkan mulai frustasi ketika Alana terus merajuk dan menanyalahkan dirinya.Saat Alana sudah mulai tenang, kini tiba-tiba mama Elly datang dengan menggandeng Alana menuju ke arah mereka berdua."Arkan, kenapa kau ada

    Last Updated : 2023-09-13
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 12 Mama Elly Berulah

    Dengan perasaan kecewa, Alana lalu membawa secangkir kopi yang dibuatkan itu di meja makan lalu dia meletakkan kopi itu atas meja makan.Tak ada seseorang di sana, ia sengaja meletakkan kopi itu di meja makan Arkan agar tidak ada yang membuang kopi yang masih utuh tersebut.Alana lalu bergegas menuju ke arah kamarnya untuk membantu Arkan mengenakan dasi yang dikenakan oleh suaminya di dalam kamar.Sementara itu, Ayana dan ibu Elly terlihat sudah kembali ke arah dapurnya, mereka yang tadinya sedang mengambil sesuatu di gudang penyimpanan bahan makanan kini sudah kembali ke dapur untuk melanjutkan masaknya .Saat Ayana menyiapkan masakan yang sudah jadi di atas meja makan, ia melihat secangkir kopi hitam pekat yang sudah dingin di atas meja makan Arkan.Ia tau jika kopi yang sudah dingin tidak bagus untuk lambung hingga dia berinisiatif untuk membuang kopi tersebut dan menggantinya dengan dengan kopi yang baru."Kopi siapa itu, Ayana?" tanya mama Elly saat memperhatikan kopi yang ada d

    Last Updated : 2023-09-13
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 13 Suara Ghaib

    Arkan tak menanggapi dengan sindiran adiknya saat ini, tentu saja karena ia masih belum benar-benar mengenal sosok Ayana dan baru dinikahinya kemarin.Mereka tampak sedang menikmati sarapan paginya, terlihat Alana sibuk mengambilkan sesuatu untuk Arkan, ia tampak memberikan perhatian penuh kepada Arkan tanpa memberikan kesempatan kepada Ayana untuk melayani suaminya.Mama Elly tampak memperhatikan gerak gerik menantu pertamanya yang sedikit membuatnya kesal. Ia bahkan tidak sedikitpun membiarkan Ayana untuk melayani suaminya.Tak ingin suasana sarapan paginya terganggu dengan perdebatan, mama Elly menunggu waktu untuk menegur menantunya itu tentang tugas dan tanggung jawab sebagai seorang istri.Beberapa menit berlalu, Arkan akhirnya memutuskan untuk segera mengakhiri sarapan paginya.Saat itu, Ayana sedang membereskan piring kotor yang ada di atas meja makan. Namun, mama Elly menghentikan dirinya untuk membereskan piring kotor tersebut.Mama Elly kemudian meminta Ayana untuk menyusul

    Last Updated : 2023-09-14
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 14 Perjanjian Tumbal

    Arkan tampaknya terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ayana. Gadis yang diketahui polos itu, nyatanya bisa berbicara agresif kepadanya.Arkan lalu menyorot tajam pandangannya ke arah wajah Ayana yang saat itu terlihat sangat gugup dan cemas."Kau bilang apa? Menciummu?" tanya Arkan dengan mendekati Ayana.Ayana seketika menundukkan kepalanya, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, wajahnya kian pucat ketika Arkan mendekat ke arahnya."Cium aku, kalau kau bisa menciumku," tantang Arkan dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Ayana.Ayana terlihat menundukkan kepalanya, ia tampak masih malu kala suaminya tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah wajah Ayana.Arkan mengangkat dagu ayana hingga ke atas."Kenapa kau menunduk? Cium aku kalau kau bisa mencium dirimu." Kembali Arkan menantang Ayana untuk mencium bibirnya.Dengan tubuh gemetar, Ayana kini mencoba untuk memberanikan dirinya mendekatkan bibirnya ke arah bibir Arkan.Ayana menempelkan bibirnya ke bibir Arkan lalu

    Last Updated : 2023-09-14

Latest chapter

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 106 TAMAT

    Setelah pemakaman Mbak Alana, kami pun mulai menjalani kehidupan normal seperti biasanya.Aku dan keluarga Mas Arkan memutuskan untuk menghibahkan rumah itu untuk dijadikan panti asuhan.Setelah itu, kami memutuskan untuk tinggal bersama menempati rumah baru kami yang cukup besar dan luas di pusat kota.Kehidupan kami pun sangat bahagia dan aku pun menunggu kelahiran anak kami yang pertama, tiga bulan lagi.Saat ini kami sedang melakukan tingkepan atau tujuh bulanan di rumah baru kami sekalian syukuran menempati rumah kami yang baru Aku sangat senang saat semua keluarga berkumpul di sini bersama penuh kebahagiaan.Kasus pembunuhan kak Ayana dan Rizka sudah ditutup, saat yang menjadi tersangka Mbak Alana sudah mendapatkan ganjaran terlebih dahulu atas perbuatannya.Hal-hal ghaib yang sengaja disembunyikan oleh Mbak Alana akhirnya dikeluarkan dari rumah lama kami dengan bantuan pak Ustaz.****Tiga Bulan Kemudian Akhirnya aku merasakan sesuatu pada jalan lahirku."Mas, perutku sangat

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 105 Pemakaman Alana

    Arkan dan Alina tak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat mereka menyaksikan kematian Alana yang begitu tragis di hadapan mereka. Batu ghaib yang selama ini dibawa oleh Alana, ternyata mempunyai kekuatan supranatural yang kerap kali membuat keanehan terjadi di rumah Arkan. Setelah berhasil menyelamatkan Alina, segera Arkan menghubungi Pak Miko untuk segera datang ke tempat kejadian. Di sana, Arkan menjelaskan dengan detail bagaimana kejadian tragis tersebut terjadi, merasa bersalah dan ingin menegaskan bahwa ini bukan salah siapa-siapa. Begitu banyak perasaan yang ingin ia ungkapkan. namun rasa haru sudah menghalangi kata-kata itu keluar. Arkan lantas mengajak Alina ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatannya dan juga calon bayi yang ada di dalam kandungannya. Hatinya sedikit lega melihat Alina masih bisa tersenyum walaupun sedih. "Semuanya sudah berakhir, kita sudah melewati ini bersama-sama, Alina," ucap Arkan dengan wajah penuh bahagia. Arkan merasa bersyukur bahwa m

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    bab 104 Alana Meregang Nyawa

    Alana merasa mendapatkan kekuatan baru dalam dirinya setelah batu ghaib yang selama ini ia bawa mulai memberikan pengaruh tak terduga. Seolah-olah ada dorongan besar dari dalam diri untuk mencari sasaran baru. Alana berjalan menuju sebuah parkiran yang agak sepi. Di sana, tak sengaja ia bertemu dengan seorang lelaki yang tampak hendak masuk ke dalam mobilnya. Melihat kecantikan Alana yang luar biasa, seketika lelaki itu pun melupakan rencananya untuk masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas mendekati Alana, mencoba untuk berkenalan dengan dirinya. "Apakah dia sudah mulai tertarik kepada diriku, sehingga dia datang mendekati diriku?" batin Alana, merasa senang karena akan ada yang menjadi mangsanya.Entah mengapa, pada saat itu Alana merasa ada sesuatu yang berbeda. Sesosok makhluk ghaib seakan berkumpul di dalam tubuhnya, memberikan semacam keberanian dan kekuatan yang misterius. Lelaki itu tampak tersenyum mesum ke arahnya sambil bertanya, "Mbak, mau kemana? Apa boleh aku antarkan

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 103 Alana Kabur

    Rencana jahat Mbak Alana ternyata gagal, semua berkat Mas Arkan yang secara kebetulan mengangkat teleponku dan berhasil melacak keberadaanku melalui jaringan seluler. Entah mengapa, saat itu ada perasaan lega sekaligus rasa khawatir yang menghantui pikiranku, beruntunglah Mas Arkan akhirnya datang tepat waktu dan segera menolongku.Sementara itu, Mas Arkan mengejar Mbak Alana dan berteriak memanggil Mbak Alana yang mencoba melarikan diri dari sini."Alana! Jangan lari!" teriak Mas Arkan, menghentikan mbak Alana yang semakin melangkahkan kakinya jauh.Tak lama kemudian, terdengar langkah kakinya yang semakin mendekat, dan ternyata itulah Mas Arkan, yang kembali ke pondok setelah gagal mengejar Mbak Alana."Kamu tidak apa-apa?" tanya Mas Arkan dengan wajah cemas sekaligus lega, sambil segera membuka ikatan tanganku. "Aku baik-baik saja, Mas. Tapi, tolong bantu Pak Dwi," pintaku sembari merasakan napas yang terengah-engah, dan mulai turun dari ranjang bambu tempatku terikat. Dengan sig

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 102 Kegagalan Alana

    Sepanjang jalan aku mulai banyak berpikir tentang keadaan Alina. Entah apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? gumamku dalam hati.Aku sangat mencemaskan Alina, ingin rasanya aku segera sampai di sana.Beberapa saat kemudian handphone milikku berdering kembali.KringSegera aku memasang bluetooth di telingaku dan mendengar teriakan Alina yang saat itu terdengar memilukan.***Aku terseret dengan kasar oleh Mbak Alana, ke arah suatu tempat yang tak aku kenal. Hatiku berdebar kencang saat kami semakin dalam memasuki hutan dan akhirnya sampai di sebuah pondok tua yang tampak terlantar.Saat itulah, pikiranku berlari cepat mencari cara untuk menyelamatkan diri.Aku mengumpulkan keberanian saat Mbak Alana lengah membuka pintu pondok itu.Tangan ku bergetar, saat aku terburu-buru mengambil ponsel dalam tas milikku, tapi akhirnya aku berhasil menggenggam ponsel dan menekan nomor Mas Arkan, yang sudah aku simpan dalam mode speed dial."Ya Allah, semoga

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 101 Alana membawa Alina pergi

    Aku terkejut saat mendengar apa yang diungkapkan oleh Mbak Alana. Sebuah perasaan takut dan panik mulai merayapi hatiku kala mendengar apa yang dikatakan oleh Mbak Alana."Apa maksudmu, Mbak? Apakah ini sengaja kau rencanakan?" tanyaku dengan suara gemetar dan tubuh yang bergetar.Mbak Alana terdiam, wajahnya tertunduk, tapi ada senyuman tipis di sudut bibirnya yang terlihat.Saat itulah aku merasa ada sesuatu yang aneh di sekitarku, seperti adanya suatu kehadiran yang tidak biasa. Angin bertiup kencang, menggetarkan jendela mobilku, seolah menegaskan kekhawatiranku. Bulu kudukku berdiri, ketakutan mulai menguasai pikiranku."Apakah ini sebuah pertanda ada makhluk lain di sini? Apakah ada sesuatu yang ingin memberitahuku lewat angin ini?" batinku, sementara aku merasa semakin kalut dengan situasi yang terjadi. Aku mencoba merenung sejenak, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana aku harus menghadapinya. Tak ada yang lebih penting bagi ku saat ini selain menenangkan dir

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 100 Rencana Alana

    Mendengar rintihan Mbak Alana, seketika hatiku merasa iba padanya. Aku pun langsung menolong Mbak Alana yang saat itu sedang duduk kesakitan. Tanpa menaruh curiga, aku membantunya berdiri dan menanyakan keadaannya. "Mbak Alana, apa kamu baik-baik saja, Mbak?" tanyaku dengan menatap wajah Mbak Alana yang saat itu berpura-pura kesakitan. "Bawa aku ke rumah sakit saja, aku sudah tidak tahan, ini sakit sekali, aku bisa mati di sini jika kau tidak membantuku membawa ke rumah sakit" rintihnya dengan berpura-pura menahan rasa sakit yang luar biasa. Aku saat itu sempat berpikir, apakah aku seharusnya mengikuti ucapan Alana atau tidak? Mengingat saat itu di rumah dalam keadaan sepi dan semua orang sedang pergi sebentar. "Ya Allah, aku bingung. Haruskah aku membantunya pergi ke rumah sakit?" gumamku dalam hati, sambil mencoba menilai apakah ini sebuah situasi yang cukup genting untuk aku turut campur. Aku merasa perlu untuk menolong mbak Alana, tapi di sisi lain, aku juga tidak ingin meng

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 99 Rencana Alana

    Alina terdiam, menahan perasaan yang bergolak dalam dadanya. Ia tahu bahwa Arkan, suaminya, hanya mencoba untuk memancing jawaban darinya. Namun, seolah-olah Arkan telah memahami isi hatinya tanpa harus Alina ungkapkan."Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu, Mas?" ujar Alina dengan mencebikkan bibirnya, berusaha menutupi rasa cemburunya."Bukankah kamu sendiri sudah tahu bagaimana perasaanku, Mas?" Arkan tersenyum sedikit, seolah mengerti apa yang tengah Alina rasakan."Aku tahu kamu cemburu, Alina. Maafkan aku jika aku sudah menyinggung perasaanmu," ucapnya lembut, matanya menatapku hangat wajah Alina. "Ada apa, kok kamu mencariku?" Merasa tersentuh dengan perhatian suaminya, Alina terpaksa mengungkapkan kegelisahan yang menghantui hatinya."Aku hanya... mengkhawatirkan dirimu, Mas," ungkapnya dengan tatapan gelisah.Arkan menatap tenang, sambil mendengarkan legelisahan yang dirasakan oleh istrinya."Entah mengapa, akhir-akhir ini aku sering merasa tak tenang, seperti ada bayangan bur

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 98 Alana Tersudut

    Aku terkesiap saat mendengar ucapan Mas Arkan. Entah mengapa, saat itulah aku merasakan ada suatu keanehan, seperti Mas Arkan sedang berusaha mengurungku di sini."Apakah dia benar-benar sengaja melarangku pergi?" gumamku dalam hati, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Kamu melarangku pergi, Mas?" tanyaku, menatap wajah suamiku yang terlihat marah. "Apa yang membuatmu sampai seperti ini? Apa salahku, hingga Mas Arkan melarangku untuk pergi?" tanyaku dengan wajah mulai menuntut jawabannya."Iya, aku melarangmu pergi! Sebaiknya kau tetap tinggal di sini dan jangan pernah coba-coba untuk pergi tanpa seijinku. Aku akan memerintahkan anak buahku untuk mengawasi dirimu, Alana," tegas Mas Arkan.Aku merasa keberatan dengan ucapan Mas Arkan. Di benakku, muncul pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawabannya."Mengapa dia ingin mengurungku? Apakah ini karena rasa cemburu atau mungkin ada alasan lain? Atau mungkin ini berkaitan dengan kasus yang kini membelitku? Tapi buk

DMCA.com Protection Status