Home / Horor / TUMBAL UNTUK MADUKU / Bab 9 Dipaksa Malam Pertama

Share

Bab 9 Dipaksa Malam Pertama

Author: Rose_roshella
last update Huling Na-update: 2023-09-12 17:35:15

Mama Arkan mulai memaksanya untuk masuk ke dalam kamar yang sudah dipersiapkan olehnya sebelumnya.

Arkan benar-benar sangat gugup dan bingung ketika dia melihat Ayana sudah berada di dalam kamar tersebut, dan masih menggunakan kebaya yang dia pakai saat acara akad nikah tadi.

"Mom, buka pintunya! Kenapa Mama mengunciku dari luar?" rengek Arkan dengan menggedor pintu kamarnya.

"Jangan bicara, Arkan! Mama sengaja mengincinu dari luar, agar kalia bisa malam pertama tanpa ada gangguan dari istri pertamamu," balas mama Elly dari luar pintunya.

"Apa? Mama sengaja melakukan ini semua? Please Ma, jangan memaksaku untuk melakukan ini," tolak Arkan mendengus sebal.

"Sebaiknya kau lakukan sekarang! Atau aku tidak akan pernah mengijinkan dirimu tidur dengan istri pertamamu, Arkan," ancamnya lalu segera pergi meninggalkan tempat tersebut.

Arkan semakin gusar, ia benar-benar bingung harus melakukan apa di kamar ini bersama dengan istri barunya.

Beberapa menit kemudian, Ayana terlihat mendekat ke ar
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 10 Alana Terpukul

    Esok paginya Arkan terbangun dan dia terkejut ketika melihat ke arah sampingnya, melihat Ayana sedang tertidur disampingnya dan terlihat kulit putihnya yang saat itu tidak tertutup selimut. Arkan masih merasakan kepalanya terasa berat kala ia belum mampu untuk mengingat apa yang terjadi dengan dirinya kemarin malam.Sejenak dia merasakan tubuhnya terasa sedikit dingin, kala suhu AC itu sudah mulai menusuk kulitnya.Betapa terkejutnya dirinya ketika melihat tubuhnya tampak polos dan sekilas melihat tubuh Alissya yang tak mengenakan sehelai kain benang pun di sana."Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi denganku?" gumam Arkan dengan menjambak rambutnya sendiri.Arkan berusaha mengingat kembali malam pertamanya dengan Ayana yang mereka lewati begitu indah. Namun, saat itu dia mengira melakukan semua itu dengan Alana.Tak lama kemudian, dia merasakan geliat Ayana saat ia hendak terbangun dari tidurnya. Beberapa menit kemudian Ayana rasakan tubuhnya terasa pegal dan sakit pada area intimnya.

    Huling Na-update : 2023-09-12
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 11 Alana Cemburu

    Arkan berlari mengejar Alana yang sudah tidak mau mendengar penjelasan Arkan terlebih dahulu.Saat Alana berjalan menuju ke arah dapur, Arkan segera menghampiri Alana dan menjelaskan apa yang terjadi antara dirinya dan dan juga Ayana."Sayang ..., Sayang ..., dengarkan aku, kau jangan marah seperti ini, aku akan jelaskan kepadamu, semalam aku dijebak sama mamaku, minumanku ditaruh obat perangsang oleh mama, aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi dengan Ayana semalam, hingga kami melakukan itu," Arkan berusaha menjelaskan kepada Ayana tentang apa yang terjadi dengan dirinya waktu itu."Kau bohong Mas, katanya tidak ada wanita yang sanggup menggantikan aku, tapi nyatanya kau sendiri sudah menduakan aku, kau telah tidur dengan wanita itu," ucapnya dengan nada mulai marah.Arkan mulai frustasi ketika Alana terus merajuk dan menanyalahkan dirinya.Saat Alana sudah mulai tenang, kini tiba-tiba mama Elly datang dengan menggandeng Alana menuju ke arah mereka berdua."Arkan, kenapa kau ada

    Huling Na-update : 2023-09-13
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 12 Mama Elly Berulah

    Dengan perasaan kecewa, Alana lalu membawa secangkir kopi yang dibuatkan itu di meja makan lalu dia meletakkan kopi itu atas meja makan.Tak ada seseorang di sana, ia sengaja meletakkan kopi itu di meja makan Arkan agar tidak ada yang membuang kopi yang masih utuh tersebut.Alana lalu bergegas menuju ke arah kamarnya untuk membantu Arkan mengenakan dasi yang dikenakan oleh suaminya di dalam kamar.Sementara itu, Ayana dan ibu Elly terlihat sudah kembali ke arah dapurnya, mereka yang tadinya sedang mengambil sesuatu di gudang penyimpanan bahan makanan kini sudah kembali ke dapur untuk melanjutkan masaknya .Saat Ayana menyiapkan masakan yang sudah jadi di atas meja makan, ia melihat secangkir kopi hitam pekat yang sudah dingin di atas meja makan Arkan.Ia tau jika kopi yang sudah dingin tidak bagus untuk lambung hingga dia berinisiatif untuk membuang kopi tersebut dan menggantinya dengan dengan kopi yang baru."Kopi siapa itu, Ayana?" tanya mama Elly saat memperhatikan kopi yang ada d

    Huling Na-update : 2023-09-13
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 13 Suara Ghaib

    Arkan tak menanggapi dengan sindiran adiknya saat ini, tentu saja karena ia masih belum benar-benar mengenal sosok Ayana dan baru dinikahinya kemarin.Mereka tampak sedang menikmati sarapan paginya, terlihat Alana sibuk mengambilkan sesuatu untuk Arkan, ia tampak memberikan perhatian penuh kepada Arkan tanpa memberikan kesempatan kepada Ayana untuk melayani suaminya.Mama Elly tampak memperhatikan gerak gerik menantu pertamanya yang sedikit membuatnya kesal. Ia bahkan tidak sedikitpun membiarkan Ayana untuk melayani suaminya.Tak ingin suasana sarapan paginya terganggu dengan perdebatan, mama Elly menunggu waktu untuk menegur menantunya itu tentang tugas dan tanggung jawab sebagai seorang istri.Beberapa menit berlalu, Arkan akhirnya memutuskan untuk segera mengakhiri sarapan paginya.Saat itu, Ayana sedang membereskan piring kotor yang ada di atas meja makan. Namun, mama Elly menghentikan dirinya untuk membereskan piring kotor tersebut.Mama Elly kemudian meminta Ayana untuk menyusul

    Huling Na-update : 2023-09-14
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 14 Perjanjian Tumbal

    Arkan tampaknya terkejut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ayana. Gadis yang diketahui polos itu, nyatanya bisa berbicara agresif kepadanya.Arkan lalu menyorot tajam pandangannya ke arah wajah Ayana yang saat itu terlihat sangat gugup dan cemas."Kau bilang apa? Menciummu?" tanya Arkan dengan mendekati Ayana.Ayana seketika menundukkan kepalanya, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, wajahnya kian pucat ketika Arkan mendekat ke arahnya."Cium aku, kalau kau bisa menciumku," tantang Arkan dengan mendekatkan wajahnya ke arah wajah Ayana.Ayana terlihat menundukkan kepalanya, ia tampak masih malu kala suaminya tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah wajah Ayana.Arkan mengangkat dagu ayana hingga ke atas."Kenapa kau menunduk? Cium aku kalau kau bisa mencium dirimu." Kembali Arkan menantang Ayana untuk mencium bibirnya.Dengan tubuh gemetar, Ayana kini mencoba untuk memberanikan dirinya mendekatkan bibirnya ke arah bibir Arkan.Ayana menempelkan bibirnya ke bibir Arkan lalu

    Huling Na-update : 2023-09-14
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 15 Berebut Perhatian Arkan

    Alana dan Ayana kini mulai berebut perhatian Arkan. Saat sore tiba, Arkan yang akan segera pulang ke rumah, Alana dan Ayana kini mulai bersiap untuk mempersiapkan diri mereka masing-masing untuk menyambut kedatangan suami mereka.Terlihat mama Elly kini membantu Ayana untuk mempercantik dirinya dalam penyambutan Arkan saat dia pulang.Mama Elly sengaja mengajak Ayana pergi ke sebuah butik dan salon sebelum Arkan pulang ke rumah.Saat itu, mama Elly memilihkan dress selutut dengan belahan dada ke bawah yang tertutup dengan kain transparan pada dress tersebut.Ayana terlihat seksi dan menggoda saat memakai dress itu. Ayana tampak tidak nyaman saat memakai pakaian yang cukup terbuka."Bu, apa ini tidak terlalu terbuka untuk saya kenakan?" tanya Ayana dengan wajah malunya.Mama Elly seketika membolakan kedua matanya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh menantunya.Sengaja dia memilihkan pakaian ya g sedikit seksi untuk menarik perhatian Arkan, agar malam ini mereka bisa melakukan mala

    Huling Na-update : 2023-09-15
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 16 Ayana celaka

    Mama Elly menatap geram betapa tidak, kini Ayana dan Allzriel terlihat sedang berduaan dengan posisi Ayana duduk di bibir kolam renang, sedangkan Azriel kini berada di kolam renang dan kedatangan memegangi paha Ayana.Arkan tampak kesal melihat itu semua, ia pun terlihat sedang mengepal kedua tangannya."Ayana, apa yang sedang kau lakukan di kolam sana?" Teriak mama Elly itu terdengar cukup keras ditelinga mereka di sana.Mendengar itu pun Ayana seketika terkejut lalu dia berdiri menghadap mama Elly."Mama, Mas Arkan, kalian sudah pulang?" tanya Ayana dengan wajah pucat pasi.Mama Elly menatap nyalang dan kini menghampiri Ayana untuk mencari sebuah jawaban di sana."Kenapa? Kau terkejut melihat kami rupanya, apa yang kau lakukan dengan adik iparmu di sini? tanya mama Elly dengan tatapan penuh menelisik.Terlihat wajah Ayana mulai gugup, ia tampak ketakutan saat sorot mata mama mertua kini sedang menghakimi dirinya.Ayana tertunduk saat mama Elly kini menatap wajahnya dengan penuh mene

    Huling Na-update : 2023-09-15
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 17 Sebuah Harapan

    Mama Elly tampaknya sedang memikirkan apa yang dikatakan oleh putra keduanya saat ini, ia pun menurut dengan apa yang dikatakan oleh Azriel.Mama Elly kini mengekori putranya yang saat itu membawa Ayana ke dalam kamar Ayana. Sementara itu, Alana tampak sedang negdumel sendiri di dapurnya. Ia ingin sekali mencampurkan racun untuk madunya agar dia seketika lenyap dari muka bumi ini.Saat teh yang dia buat untuk Ayana telah selesai, tiba-tiba Azriel kini datang ke arah dapur dan menyahut teh yang dibuat untuk Ayana."Azriel, kenapa kau minum teh itu? Aku sudah membuatkan ini untuk wanita itu," kesal Alana saat melihat Azriel dengan santainya meminum teh tersebut."Kenapa mbak? Teh ini sangat enak loh," kata Azriel dengan terus meminum teh hangat itu hingga habis.Alana menghentakkan kedua kakinya di atas lantai, segera dia menyalakan kompornya dan membuat minuman untuk Ayana kembali.Azriel tampak lebih tersenyum penuh kemenangan, ketika dirinya berhasil menahan kakak iparnya sementara w

    Huling Na-update : 2023-09-16

Pinakabagong kabanata

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 106 TAMAT

    Setelah pemakaman Mbak Alana, kami pun mulai menjalani kehidupan normal seperti biasanya.Aku dan keluarga Mas Arkan memutuskan untuk menghibahkan rumah itu untuk dijadikan panti asuhan.Setelah itu, kami memutuskan untuk tinggal bersama menempati rumah baru kami yang cukup besar dan luas di pusat kota.Kehidupan kami pun sangat bahagia dan aku pun menunggu kelahiran anak kami yang pertama, tiga bulan lagi.Saat ini kami sedang melakukan tingkepan atau tujuh bulanan di rumah baru kami sekalian syukuran menempati rumah kami yang baru Aku sangat senang saat semua keluarga berkumpul di sini bersama penuh kebahagiaan.Kasus pembunuhan kak Ayana dan Rizka sudah ditutup, saat yang menjadi tersangka Mbak Alana sudah mendapatkan ganjaran terlebih dahulu atas perbuatannya.Hal-hal ghaib yang sengaja disembunyikan oleh Mbak Alana akhirnya dikeluarkan dari rumah lama kami dengan bantuan pak Ustaz.****Tiga Bulan Kemudian Akhirnya aku merasakan sesuatu pada jalan lahirku."Mas, perutku sangat

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 105 Pemakaman Alana

    Arkan dan Alina tak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat mereka menyaksikan kematian Alana yang begitu tragis di hadapan mereka. Batu ghaib yang selama ini dibawa oleh Alana, ternyata mempunyai kekuatan supranatural yang kerap kali membuat keanehan terjadi di rumah Arkan. Setelah berhasil menyelamatkan Alina, segera Arkan menghubungi Pak Miko untuk segera datang ke tempat kejadian. Di sana, Arkan menjelaskan dengan detail bagaimana kejadian tragis tersebut terjadi, merasa bersalah dan ingin menegaskan bahwa ini bukan salah siapa-siapa. Begitu banyak perasaan yang ingin ia ungkapkan. namun rasa haru sudah menghalangi kata-kata itu keluar. Arkan lantas mengajak Alina ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatannya dan juga calon bayi yang ada di dalam kandungannya. Hatinya sedikit lega melihat Alina masih bisa tersenyum walaupun sedih. "Semuanya sudah berakhir, kita sudah melewati ini bersama-sama, Alina," ucap Arkan dengan wajah penuh bahagia. Arkan merasa bersyukur bahwa m

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    bab 104 Alana Meregang Nyawa

    Alana merasa mendapatkan kekuatan baru dalam dirinya setelah batu ghaib yang selama ini ia bawa mulai memberikan pengaruh tak terduga. Seolah-olah ada dorongan besar dari dalam diri untuk mencari sasaran baru. Alana berjalan menuju sebuah parkiran yang agak sepi. Di sana, tak sengaja ia bertemu dengan seorang lelaki yang tampak hendak masuk ke dalam mobilnya. Melihat kecantikan Alana yang luar biasa, seketika lelaki itu pun melupakan rencananya untuk masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas mendekati Alana, mencoba untuk berkenalan dengan dirinya. "Apakah dia sudah mulai tertarik kepada diriku, sehingga dia datang mendekati diriku?" batin Alana, merasa senang karena akan ada yang menjadi mangsanya.Entah mengapa, pada saat itu Alana merasa ada sesuatu yang berbeda. Sesosok makhluk ghaib seakan berkumpul di dalam tubuhnya, memberikan semacam keberanian dan kekuatan yang misterius. Lelaki itu tampak tersenyum mesum ke arahnya sambil bertanya, "Mbak, mau kemana? Apa boleh aku antarkan

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 103 Alana Kabur

    Rencana jahat Mbak Alana ternyata gagal, semua berkat Mas Arkan yang secara kebetulan mengangkat teleponku dan berhasil melacak keberadaanku melalui jaringan seluler. Entah mengapa, saat itu ada perasaan lega sekaligus rasa khawatir yang menghantui pikiranku, beruntunglah Mas Arkan akhirnya datang tepat waktu dan segera menolongku.Sementara itu, Mas Arkan mengejar Mbak Alana dan berteriak memanggil Mbak Alana yang mencoba melarikan diri dari sini."Alana! Jangan lari!" teriak Mas Arkan, menghentikan mbak Alana yang semakin melangkahkan kakinya jauh.Tak lama kemudian, terdengar langkah kakinya yang semakin mendekat, dan ternyata itulah Mas Arkan, yang kembali ke pondok setelah gagal mengejar Mbak Alana."Kamu tidak apa-apa?" tanya Mas Arkan dengan wajah cemas sekaligus lega, sambil segera membuka ikatan tanganku. "Aku baik-baik saja, Mas. Tapi, tolong bantu Pak Dwi," pintaku sembari merasakan napas yang terengah-engah, dan mulai turun dari ranjang bambu tempatku terikat. Dengan sig

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 102 Kegagalan Alana

    Sepanjang jalan aku mulai banyak berpikir tentang keadaan Alina. Entah apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? gumamku dalam hati.Aku sangat mencemaskan Alina, ingin rasanya aku segera sampai di sana.Beberapa saat kemudian handphone milikku berdering kembali.KringSegera aku memasang bluetooth di telingaku dan mendengar teriakan Alina yang saat itu terdengar memilukan.***Aku terseret dengan kasar oleh Mbak Alana, ke arah suatu tempat yang tak aku kenal. Hatiku berdebar kencang saat kami semakin dalam memasuki hutan dan akhirnya sampai di sebuah pondok tua yang tampak terlantar.Saat itulah, pikiranku berlari cepat mencari cara untuk menyelamatkan diri.Aku mengumpulkan keberanian saat Mbak Alana lengah membuka pintu pondok itu.Tangan ku bergetar, saat aku terburu-buru mengambil ponsel dalam tas milikku, tapi akhirnya aku berhasil menggenggam ponsel dan menekan nomor Mas Arkan, yang sudah aku simpan dalam mode speed dial."Ya Allah, semoga

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 101 Alana membawa Alina pergi

    Aku terkejut saat mendengar apa yang diungkapkan oleh Mbak Alana. Sebuah perasaan takut dan panik mulai merayapi hatiku kala mendengar apa yang dikatakan oleh Mbak Alana."Apa maksudmu, Mbak? Apakah ini sengaja kau rencanakan?" tanyaku dengan suara gemetar dan tubuh yang bergetar.Mbak Alana terdiam, wajahnya tertunduk, tapi ada senyuman tipis di sudut bibirnya yang terlihat.Saat itulah aku merasa ada sesuatu yang aneh di sekitarku, seperti adanya suatu kehadiran yang tidak biasa. Angin bertiup kencang, menggetarkan jendela mobilku, seolah menegaskan kekhawatiranku. Bulu kudukku berdiri, ketakutan mulai menguasai pikiranku."Apakah ini sebuah pertanda ada makhluk lain di sini? Apakah ada sesuatu yang ingin memberitahuku lewat angin ini?" batinku, sementara aku merasa semakin kalut dengan situasi yang terjadi. Aku mencoba merenung sejenak, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana aku harus menghadapinya. Tak ada yang lebih penting bagi ku saat ini selain menenangkan dir

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 100 Rencana Alana

    Mendengar rintihan Mbak Alana, seketika hatiku merasa iba padanya. Aku pun langsung menolong Mbak Alana yang saat itu sedang duduk kesakitan. Tanpa menaruh curiga, aku membantunya berdiri dan menanyakan keadaannya. "Mbak Alana, apa kamu baik-baik saja, Mbak?" tanyaku dengan menatap wajah Mbak Alana yang saat itu berpura-pura kesakitan. "Bawa aku ke rumah sakit saja, aku sudah tidak tahan, ini sakit sekali, aku bisa mati di sini jika kau tidak membantuku membawa ke rumah sakit" rintihnya dengan berpura-pura menahan rasa sakit yang luar biasa. Aku saat itu sempat berpikir, apakah aku seharusnya mengikuti ucapan Alana atau tidak? Mengingat saat itu di rumah dalam keadaan sepi dan semua orang sedang pergi sebentar. "Ya Allah, aku bingung. Haruskah aku membantunya pergi ke rumah sakit?" gumamku dalam hati, sambil mencoba menilai apakah ini sebuah situasi yang cukup genting untuk aku turut campur. Aku merasa perlu untuk menolong mbak Alana, tapi di sisi lain, aku juga tidak ingin meng

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 99 Rencana Alana

    Alina terdiam, menahan perasaan yang bergolak dalam dadanya. Ia tahu bahwa Arkan, suaminya, hanya mencoba untuk memancing jawaban darinya. Namun, seolah-olah Arkan telah memahami isi hatinya tanpa harus Alina ungkapkan."Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu, Mas?" ujar Alina dengan mencebikkan bibirnya, berusaha menutupi rasa cemburunya."Bukankah kamu sendiri sudah tahu bagaimana perasaanku, Mas?" Arkan tersenyum sedikit, seolah mengerti apa yang tengah Alina rasakan."Aku tahu kamu cemburu, Alina. Maafkan aku jika aku sudah menyinggung perasaanmu," ucapnya lembut, matanya menatapku hangat wajah Alina. "Ada apa, kok kamu mencariku?" Merasa tersentuh dengan perhatian suaminya, Alina terpaksa mengungkapkan kegelisahan yang menghantui hatinya."Aku hanya... mengkhawatirkan dirimu, Mas," ungkapnya dengan tatapan gelisah.Arkan menatap tenang, sambil mendengarkan legelisahan yang dirasakan oleh istrinya."Entah mengapa, akhir-akhir ini aku sering merasa tak tenang, seperti ada bayangan bur

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 98 Alana Tersudut

    Aku terkesiap saat mendengar ucapan Mas Arkan. Entah mengapa, saat itulah aku merasakan ada suatu keanehan, seperti Mas Arkan sedang berusaha mengurungku di sini."Apakah dia benar-benar sengaja melarangku pergi?" gumamku dalam hati, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Kamu melarangku pergi, Mas?" tanyaku, menatap wajah suamiku yang terlihat marah. "Apa yang membuatmu sampai seperti ini? Apa salahku, hingga Mas Arkan melarangku untuk pergi?" tanyaku dengan wajah mulai menuntut jawabannya."Iya, aku melarangmu pergi! Sebaiknya kau tetap tinggal di sini dan jangan pernah coba-coba untuk pergi tanpa seijinku. Aku akan memerintahkan anak buahku untuk mengawasi dirimu, Alana," tegas Mas Arkan.Aku merasa keberatan dengan ucapan Mas Arkan. Di benakku, muncul pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawabannya."Mengapa dia ingin mengurungku? Apakah ini karena rasa cemburu atau mungkin ada alasan lain? Atau mungkin ini berkaitan dengan kasus yang kini membelitku? Tapi buk

DMCA.com Protection Status