Beranda / Horor / TUMBAL UNTUK MADUKU / Bab 44 Teror Untuk Alana

Share

Bab 44 Teror Untuk Alana

Penulis: Rose_roshella
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-30 17:09:28

Setelah Alana pergi dari tempat tersebut, Alina seketika mulai menuju ke arah pintu gudang tersebut dan mencoba untuk masuk ke sana. Namun, saat dia mulai memutar knop pintu tersebut, tiba-tiba pintu itu menutup rapat dan kuncinya tidak bisa dibuka sama sekali.

Alina berusaha untuk membuka pintu tersebut, tapi tenaganya tidak kuat untuk memutar knop pintu tersebut.

"Ini sangat aneh sekali, kenapa tidak bisa dibuka sama sekali? Padahal aku melihat mbak Alana pergi tanpa mengunci pintu ruangan ini," gumam Alina dalam hati.

Karena tak bisa membuka pintu gudang tersebut, Alina akhirnya memutuskan untuk segera kembali ke kamarnya.

Tak ada yang melihat Alina saat dia masuk ke dalam kamarnya, membuat Alina bisa bernafas lega, segera Alina menanggalkan pakaiannya dan menyimpan pakaian tersebut pada tempatnya agar tidak ada yang curiga.

Alina lalu berbaring ke atas tempat tidurnya dan mulai memejamkan matanya. Hari ini Alina tidur sendiri karena Arkan tengah tidur bersama dengan Alana.

Alina s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 45 Makhluk Ghaib Menagih Janji

    Ucapan mama Arkan tampak membuat Alana cukup tersentak mendengar apa yang dikatakan olehnya."Apa? Mas Arkan harus menemani Alina tidur setiap hari? Tidak, aku tidak setuju jika Mas Arkan tidur bersama dengan Alina setiap hari. Aku juga istrinya Ma. Aku juga ingin mendapatkan perhatian yang sama," protes Alana dengan menatap kesal ke arahnya."Sebaiknya kau jangan bersikap seperti itu, Alana. Kau jangan jadi orang yang egois, Alina saat ini tengah hamil, dia butuh lebih perhatian Arkan dari pada dirimu," ucap mama Elly menatap penuh wajah Alana.Alana tampak marah dan menggenggam erat tangannya ketika mendengarkan ucapan mama mertuanya yang terus menaruh perhatiannya pada Alina."Alana, sebaiknya kau jangan salah paham dulu, Alina saat iniemang perlu perhatian lebih, dia sedang hamil dan aku memang harus memberikan perhatian lebih pada Alina. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Alina dan bayinya jika terlalu banyak pikiran, Alana," tutur Arkan mencoba untuk menjelaskan kepada Alana.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 46 Janji Tumbal

    Alana tercekat saat mendengar suara ghaib yang menuntut sebuah tumbal setelah sekian lama dia menunda untuk menumbalkan Alina."Tumbal? Haruskah aku melakukan lagi?" tanya Alana dengan nada dan wajah ketakutan.Makhluk tak kasat mata itu lalu tiba-tiba keluar dari balik cermin dengan cepat."Jangan pernah mencoba untuk membohongiku, Alana. Kau sudah berjanji akan memberikan diriku tumbal, sekarang aku mengih janji itu."Makhluk ghaib itu terlihat mendekati wajah Alana dan keluar dari cermin itu.Air liur yang menetes pada mulut makhluk ghaib itu tercium bau anyir dari mulut makhluk tak kasat mata itu.Alana menutup kedua matanya dengan wajah ketakutan.Makhluk ghaib itu terus menatap penuh intimidasi, dan tercium bau menyengat pada hembusan nafasnya bau busuk, hingga membuat Alana harus menahan nafasnya.Alana semakin ketakutan, kala makhluk ghaib itu mengitari tubuhnya."A-aku akan menumbalkan Alina untukmu, tapi tunggu waktu yang tepat. Sungguh, aku tidak bisa mengajaknya keluar unt

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-01
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 47 Merasakan Kejanggalan

    Semuanya tampak panik dan cemas, ketika mendengar kabar berita yang disampaikan oleh pelayannya, jika saat ini mama Elly tiba-tiba jatuh pingsan di sana."Kau tidak usah cemas, aku akan melihat keadaan mama di rumah, sebaiknya kau bersikap tenang, agar papa tidak curiga dan tidak mencemaskan mama," pesan Arkan sebelum dia pulang."Bang Arkan tolong kabari Azriel ya," ucap Azriel sebelum abangnya pergi"Aku akan mengabarimu secepatnya, aku pulang sekarang." Arkan bergegas pergi meninggalkan ruangan tersebut.Tak menunggu lama, akhirnya mobil Arkan sudah terparkir di sana, segera dia keluar dari dalam mobilnya dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.Tampak bi Ratih yang saat itu sangat cemas, sedang berjalan ke arahnya."Den, mari ke kamar Bu Elly," ajak bi Ratih dengan wajah cemasnya.Arkan menganggukkan kepalanya dan bergegas masuk ke dalam kamar mamanya, terlihat di sana ada bi Ina yang saat itu tengah menunggunya.Beberapa saat kemudian, Alana masuk ke dalam untuk mengantarkan makanan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 48 Cemburu Dengan Dosen

    Arkan sepertinya terkejut dengan apa yang dikatakan oleh mamanya saat ini.Sejenak dia pun bertanya pada dirinya saat ini, apakah yang dikatakan oleh mamanya saat ini benar? Ia pun memutuskan untuk mencari tau kebenarannya sendiri nanti."Sebaiknya kau lebih berhati-hati lagi dengan istrimu, Arkan," ucap mama Elly mulai memperingatkan dirinya.Arkan pun menganggukkan kepalanya, saat ini dia tidak mau berspekulasi dini tentang Alana, seperti yang diceritakan oleh mamanya."Sebaiknya mama beristirahat, Arkan tidak mau papa tau jika mama saat ini sedang jatuh pingsan.""Aku baik-baik saja, Arkan. Mungkin Minggu depan, aku mau ruqyah ke ustadz Azzam. Mama dapat referensi dari teman-teman pengajian mama di sana," balasnya dengan tersenyum ke arahnya."Terserah mama, kalau itu menurut mama baik. Arkan akan mengantarkan Mama ruqyah nanti," balas Arkan dengan tersenyum ke arahnya."Di mana Alina?" tanya Mama Elly menatap cemas."Dia masih di kampus, Ma. Mungkin sebentar lagi dia pulang," bala

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 49 Mencurigai Alana

    Arkan tampak sangat cemburu kala melihat istrinya yang saat itu terlihat dekat dengan dosen pembimbingnya."Kamu jangan dekat-dekat sama lelaki lain, Alina. Kamu wanita yang sudah bersuami, kau harus ingat itu," peringat Arkan dengan menatap tegas ke arah Alina.Alina hanya terdiam dan menarik nafasnya dengan panjang ketika Arkan saat ini terlihat mulai cemburu kepada dirinya."Kita pulang sekarang!" ajak Arkan dengan menarik tangan Alina.Alina hanya terdiam dan mengikuti langkah Arkan menuju ke arah mobilnya.Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di depan pintu mobilnya dan tak lama kemudian mereka pun masuk ke dalam mobilnya.Tampak suasana hening di dalam mobil tersebut. Alina yang sedikit kesal dengan sikap suaminya, terlihat tidak mengatakan sepatah kata pun ketika mereka berdua ada di dalam mobil tersebut.Arkan melirik ke arah istrinya yang terlihat merengut memajukan kedua bibirnya ke depan, membuat dirinya harus menepikan kendarannya sejenak."Kenapa denganmu, Alina? Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 50 Menagih Janji Alana

    Alana semakin tidak terkendali saat melihat Arkan yang memberikan perhatian lebih kepada Alina membuat dirinya semakin kesal dengan Alina.Alana yang kalap, langsung menarik tangan Arkan hingga Alina akhirnya terjatuh ke bawah.Alina menjerit kesakitan saat itu. Arkan yang melihat Alana melakukan hal itu kepada Alina, dengan cepat langsung mendorong tubuh Alana ke belakang."Alana, cukup! Hentikan tingkah lakumu itu! Kau bisa mencelakakan Alina," geram Arkan dengan menaikkan dua oktav nada bicaranya.Alana tampak tertegun saat mendengar apa yang dikatakan oleh Arkan."Berhentilah untuk cemburu buta. Mengertilah bahwa saat ini Alina tengah mengandung anakku! Jangan merasa kamu istri pertama, kamu bisa seenaknya berbuat seperti itu kepada madumu!" imbuh Arkan lalu segera menggendong tubuh Alina yang saat ini tengah kesakitan.Arkan dengan wajah cemasnya lalu segera membawa Alina menuju ke klinik kandungan dekat rumahnya.Alana hanya bisa menangis di sana sambil menjambaki rambutnya send

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 51 Firasat

    Alina terdiam saat mendengar penuturan dari mulut Arkan yang mengatakan hal yang cukup menyakitkan dirinya."Aku tau dan mengerti jika saat ini aku hanyalah seorang madu, Pak," balas Alina dengan menundukkan kepalanya.Arkan seketika terdiam dan merasa bersalah dengan apa yang dia katakan kepada Alina saat itu."Alina maafkan aku, tadi aku hanya ...." Alina memotong ucapan Arkan."Tidak usah meminta maaf, Pak. Aku sadar jika diriku saat ini memang bukanlah sepenuhnya istrimu. Kau hanya perlu rahimku untuk memberikan keturunan darimu dan aku memerlukan uang untuk bisa menutupi ekonomi dan biaya kuliahku," sela Alina dengan menahan air matanya yang tertumpuk pada pelupuk matanya.Arkan tersentak dengan apa yang dikatakan oleh Alina kepada dirinya.Sejurus kemudian, Arkan mencoba untuk meminta maaf kepada dirinya atas apa yang dia katakan itu begitu menyinggung perasaannya yang sensitif karena hormon kehamilannya."Alina, maafkan atas ucapanku tadi. Sungguh aku tidak bermaksud untuk meny

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 52 Gagal menjadikan Alina Tumbal

    Arkan tampak sangat terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh mamanya."Mama kenapa bilang seperti itu? Alina saat ini tengah istirahat di dalam kamarnya," balas Arkan dengan berubah untuk meyakinkan mamanya."Tidak, Arkan. Tolong antarkan aku ke kamar Alina sekarang juga," balas mama Elly dengan wajah penuh kekhawatiran.Karena mama Elly terus memaksa, membuat Arkan akhirnya menuruti apa yang telah dikatakan oleh mamanya."Baiklah Ma, Arkan akan mengantarkan Mama ke kamar Alina. Mama harus janji akan istirahat setelah bertemu dengan Alina," ucap Arkan dengan menatap wajah mamanya."Mama janji, akan istirahat setelah ini." Mama Elly berusaha untuk meyakinkan Arkan.Arkan kemudian bergegas mengantarkan mamanya menuju ke kamar Alina.Tampak dia mulai memapah tubuh mamanya yang lemas menuju ke kamar Alina.Saat itu terlihat Alana yang bersembunyi dibalik sebuah tembok, tampak terkejut saat melihat suaminya dan mama mertuanya hendak menuju ke arah kamarnya."Sialan, kenapa mereka saa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12

Bab terbaru

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 106 TAMAT

    Setelah pemakaman Mbak Alana, kami pun mulai menjalani kehidupan normal seperti biasanya.Aku dan keluarga Mas Arkan memutuskan untuk menghibahkan rumah itu untuk dijadikan panti asuhan.Setelah itu, kami memutuskan untuk tinggal bersama menempati rumah baru kami yang cukup besar dan luas di pusat kota.Kehidupan kami pun sangat bahagia dan aku pun menunggu kelahiran anak kami yang pertama, tiga bulan lagi.Saat ini kami sedang melakukan tingkepan atau tujuh bulanan di rumah baru kami sekalian syukuran menempati rumah kami yang baru Aku sangat senang saat semua keluarga berkumpul di sini bersama penuh kebahagiaan.Kasus pembunuhan kak Ayana dan Rizka sudah ditutup, saat yang menjadi tersangka Mbak Alana sudah mendapatkan ganjaran terlebih dahulu atas perbuatannya.Hal-hal ghaib yang sengaja disembunyikan oleh Mbak Alana akhirnya dikeluarkan dari rumah lama kami dengan bantuan pak Ustaz.****Tiga Bulan Kemudian Akhirnya aku merasakan sesuatu pada jalan lahirku."Mas, perutku sangat

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 105 Pemakaman Alana

    Arkan dan Alina tak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat mereka menyaksikan kematian Alana yang begitu tragis di hadapan mereka. Batu ghaib yang selama ini dibawa oleh Alana, ternyata mempunyai kekuatan supranatural yang kerap kali membuat keanehan terjadi di rumah Arkan. Setelah berhasil menyelamatkan Alina, segera Arkan menghubungi Pak Miko untuk segera datang ke tempat kejadian. Di sana, Arkan menjelaskan dengan detail bagaimana kejadian tragis tersebut terjadi, merasa bersalah dan ingin menegaskan bahwa ini bukan salah siapa-siapa. Begitu banyak perasaan yang ingin ia ungkapkan. namun rasa haru sudah menghalangi kata-kata itu keluar. Arkan lantas mengajak Alina ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatannya dan juga calon bayi yang ada di dalam kandungannya. Hatinya sedikit lega melihat Alina masih bisa tersenyum walaupun sedih. "Semuanya sudah berakhir, kita sudah melewati ini bersama-sama, Alina," ucap Arkan dengan wajah penuh bahagia. Arkan merasa bersyukur bahwa m

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    bab 104 Alana Meregang Nyawa

    Alana merasa mendapatkan kekuatan baru dalam dirinya setelah batu ghaib yang selama ini ia bawa mulai memberikan pengaruh tak terduga. Seolah-olah ada dorongan besar dari dalam diri untuk mencari sasaran baru. Alana berjalan menuju sebuah parkiran yang agak sepi. Di sana, tak sengaja ia bertemu dengan seorang lelaki yang tampak hendak masuk ke dalam mobilnya. Melihat kecantikan Alana yang luar biasa, seketika lelaki itu pun melupakan rencananya untuk masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas mendekati Alana, mencoba untuk berkenalan dengan dirinya. "Apakah dia sudah mulai tertarik kepada diriku, sehingga dia datang mendekati diriku?" batin Alana, merasa senang karena akan ada yang menjadi mangsanya.Entah mengapa, pada saat itu Alana merasa ada sesuatu yang berbeda. Sesosok makhluk ghaib seakan berkumpul di dalam tubuhnya, memberikan semacam keberanian dan kekuatan yang misterius. Lelaki itu tampak tersenyum mesum ke arahnya sambil bertanya, "Mbak, mau kemana? Apa boleh aku antarkan

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 103 Alana Kabur

    Rencana jahat Mbak Alana ternyata gagal, semua berkat Mas Arkan yang secara kebetulan mengangkat teleponku dan berhasil melacak keberadaanku melalui jaringan seluler. Entah mengapa, saat itu ada perasaan lega sekaligus rasa khawatir yang menghantui pikiranku, beruntunglah Mas Arkan akhirnya datang tepat waktu dan segera menolongku.Sementara itu, Mas Arkan mengejar Mbak Alana dan berteriak memanggil Mbak Alana yang mencoba melarikan diri dari sini."Alana! Jangan lari!" teriak Mas Arkan, menghentikan mbak Alana yang semakin melangkahkan kakinya jauh.Tak lama kemudian, terdengar langkah kakinya yang semakin mendekat, dan ternyata itulah Mas Arkan, yang kembali ke pondok setelah gagal mengejar Mbak Alana."Kamu tidak apa-apa?" tanya Mas Arkan dengan wajah cemas sekaligus lega, sambil segera membuka ikatan tanganku. "Aku baik-baik saja, Mas. Tapi, tolong bantu Pak Dwi," pintaku sembari merasakan napas yang terengah-engah, dan mulai turun dari ranjang bambu tempatku terikat. Dengan sig

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 102 Kegagalan Alana

    Sepanjang jalan aku mulai banyak berpikir tentang keadaan Alina. Entah apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? gumamku dalam hati.Aku sangat mencemaskan Alina, ingin rasanya aku segera sampai di sana.Beberapa saat kemudian handphone milikku berdering kembali.KringSegera aku memasang bluetooth di telingaku dan mendengar teriakan Alina yang saat itu terdengar memilukan.***Aku terseret dengan kasar oleh Mbak Alana, ke arah suatu tempat yang tak aku kenal. Hatiku berdebar kencang saat kami semakin dalam memasuki hutan dan akhirnya sampai di sebuah pondok tua yang tampak terlantar.Saat itulah, pikiranku berlari cepat mencari cara untuk menyelamatkan diri.Aku mengumpulkan keberanian saat Mbak Alana lengah membuka pintu pondok itu.Tangan ku bergetar, saat aku terburu-buru mengambil ponsel dalam tas milikku, tapi akhirnya aku berhasil menggenggam ponsel dan menekan nomor Mas Arkan, yang sudah aku simpan dalam mode speed dial."Ya Allah, semoga

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 101 Alana membawa Alina pergi

    Aku terkejut saat mendengar apa yang diungkapkan oleh Mbak Alana. Sebuah perasaan takut dan panik mulai merayapi hatiku kala mendengar apa yang dikatakan oleh Mbak Alana."Apa maksudmu, Mbak? Apakah ini sengaja kau rencanakan?" tanyaku dengan suara gemetar dan tubuh yang bergetar.Mbak Alana terdiam, wajahnya tertunduk, tapi ada senyuman tipis di sudut bibirnya yang terlihat.Saat itulah aku merasa ada sesuatu yang aneh di sekitarku, seperti adanya suatu kehadiran yang tidak biasa. Angin bertiup kencang, menggetarkan jendela mobilku, seolah menegaskan kekhawatiranku. Bulu kudukku berdiri, ketakutan mulai menguasai pikiranku."Apakah ini sebuah pertanda ada makhluk lain di sini? Apakah ada sesuatu yang ingin memberitahuku lewat angin ini?" batinku, sementara aku merasa semakin kalut dengan situasi yang terjadi. Aku mencoba merenung sejenak, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana aku harus menghadapinya. Tak ada yang lebih penting bagi ku saat ini selain menenangkan dir

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 100 Rencana Alana

    Mendengar rintihan Mbak Alana, seketika hatiku merasa iba padanya. Aku pun langsung menolong Mbak Alana yang saat itu sedang duduk kesakitan. Tanpa menaruh curiga, aku membantunya berdiri dan menanyakan keadaannya. "Mbak Alana, apa kamu baik-baik saja, Mbak?" tanyaku dengan menatap wajah Mbak Alana yang saat itu berpura-pura kesakitan. "Bawa aku ke rumah sakit saja, aku sudah tidak tahan, ini sakit sekali, aku bisa mati di sini jika kau tidak membantuku membawa ke rumah sakit" rintihnya dengan berpura-pura menahan rasa sakit yang luar biasa. Aku saat itu sempat berpikir, apakah aku seharusnya mengikuti ucapan Alana atau tidak? Mengingat saat itu di rumah dalam keadaan sepi dan semua orang sedang pergi sebentar. "Ya Allah, aku bingung. Haruskah aku membantunya pergi ke rumah sakit?" gumamku dalam hati, sambil mencoba menilai apakah ini sebuah situasi yang cukup genting untuk aku turut campur. Aku merasa perlu untuk menolong mbak Alana, tapi di sisi lain, aku juga tidak ingin meng

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 99 Rencana Alana

    Alina terdiam, menahan perasaan yang bergolak dalam dadanya. Ia tahu bahwa Arkan, suaminya, hanya mencoba untuk memancing jawaban darinya. Namun, seolah-olah Arkan telah memahami isi hatinya tanpa harus Alina ungkapkan."Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu, Mas?" ujar Alina dengan mencebikkan bibirnya, berusaha menutupi rasa cemburunya."Bukankah kamu sendiri sudah tahu bagaimana perasaanku, Mas?" Arkan tersenyum sedikit, seolah mengerti apa yang tengah Alina rasakan."Aku tahu kamu cemburu, Alina. Maafkan aku jika aku sudah menyinggung perasaanmu," ucapnya lembut, matanya menatapku hangat wajah Alina. "Ada apa, kok kamu mencariku?" Merasa tersentuh dengan perhatian suaminya, Alina terpaksa mengungkapkan kegelisahan yang menghantui hatinya."Aku hanya... mengkhawatirkan dirimu, Mas," ungkapnya dengan tatapan gelisah.Arkan menatap tenang, sambil mendengarkan legelisahan yang dirasakan oleh istrinya."Entah mengapa, akhir-akhir ini aku sering merasa tak tenang, seperti ada bayangan bur

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 98 Alana Tersudut

    Aku terkesiap saat mendengar ucapan Mas Arkan. Entah mengapa, saat itulah aku merasakan ada suatu keanehan, seperti Mas Arkan sedang berusaha mengurungku di sini."Apakah dia benar-benar sengaja melarangku pergi?" gumamku dalam hati, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Kamu melarangku pergi, Mas?" tanyaku, menatap wajah suamiku yang terlihat marah. "Apa yang membuatmu sampai seperti ini? Apa salahku, hingga Mas Arkan melarangku untuk pergi?" tanyaku dengan wajah mulai menuntut jawabannya."Iya, aku melarangmu pergi! Sebaiknya kau tetap tinggal di sini dan jangan pernah coba-coba untuk pergi tanpa seijinku. Aku akan memerintahkan anak buahku untuk mengawasi dirimu, Alana," tegas Mas Arkan.Aku merasa keberatan dengan ucapan Mas Arkan. Di benakku, muncul pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawabannya."Mengapa dia ingin mengurungku? Apakah ini karena rasa cemburu atau mungkin ada alasan lain? Atau mungkin ini berkaitan dengan kasus yang kini membelitku? Tapi buk

DMCA.com Protection Status