Home / Horor / TUMBAL UNTUK MADUKU / Bab 22 Mama Elly Kesurupan

Share

Bab 22 Mama Elly Kesurupan

Author: Rose_roshella
last update Last Updated: 2023-09-18 19:02:25

Suara riuh terdengar seketika. Para tamu undangan dikejutkan dengan peristiwa yang sulit dipikirkan lewat nalar mereka.

Wajah mama Elly memucat tatkala Alana mendesak masuk diantara para tamu yang saat itu berdesakan untuk melihat keadaan mama Elly yang masih mendelik dengan mulut menganga.

"Maaf, tolong jangan berkerumun di sini, silahkan keluar!"

Pak Abraham tampak sedang mengusir para tamu yang saat itu tampak heran dan pemasaran dengan kondisi mama Elly yang kesurupan.

Bi Ina yang dipanggil oleh Arkan untuk membacakan ayat kursi untuk mengusir setan yang mungkin berada di sana, tampak memucat dengan keringat yang sudah membasahi pelipisnya.

"Bi Inah, tolong bacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang kemarin Bibi bacakan untuk mama," pinta Arkan dengan mendekatkan bi Ina ke arah mama Elly.

Tubuh bi Ina tampak bergetar ketika ia mendekati mama Elly yang tampak melotot ke atas dengan mulut masih menganga.

Dengan wajah ketakutan bi Ina mencoba untuk membaca ayat suci Al-Qur'an tersebut.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 23 Firasat

    Alana mulai marah ketika Bi Ina mencoba untuk menolong mama mertuanya saat ini. Namun, saat itu dia tidak ada pilihan lain kecuali harus menyingkir terlebih dahulu agar bisa melaksanakan rencananya untuk membawa Ayana pergi dari sana di saat Arkan hendak membaw pergi mama mertuanya ke pengobatan Rukiyah di suatu tempat.Alana lalu mulai meminta ijin kepada suaminya untuk pergi ke yayasan yatim piatu, di mana dulu dirinya tengah di besarkan di sana."Mas, aku ingin pergi," pamit Alana.Arkan menatap curiga, lalu dia bertanya kepada dirinya."Mau pergi kemana?" tanya Arkan dengan tatapan penuh menelisik."Mau pergi ke panti asuhan. Mau membagikan makanan untuk anak yatim di sana. Aku mau minta do'a untuk Ayana, agar dia dan bayinya sehat-sehat sampai hari kelahirannya," ucap Alana dengan tersenyum ke arahnya.Arkan seolah terenyuh mendengar apa yang dikatakan oleh Alana saat ini. Ia pun tanpa sadar mulai tersihir saat menatap kedua mata Alana."Baiklah, kalau begitu kamu hati-hati ya,"

    Last Updated : 2023-09-19
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 24 Tumbal Untuk sang Madu

    Saat mobil itu melewati sebuah hutan kecil, tiba-tiba mobil itu berhenti di tengah jalan.Tampak pak Karto terlihat sangat heran. Beberapa kali dia memutar kincinya dan berusaha untuk menyalakan mesin mobilnya, tiba-tiba tidak bisa."Maaf Non, saya mau lihat kap mesin mobil dulu, barangkali ada yang bermasalah pada mesin mobilnya," ucap Pak Karto."Iya Mang, silahkan," jawab Ayana menatap wajah Pak Karto dari arah spion dalam mobilnya.Tak lama kemudian, pak Karto langsung bergegas keluar dan mulai membuka kap mesin mobilnya. Sementara itu, Ayana tampak sedang memutar musik pada benda pipihnya, tiba-tiba suasana diluar mulai berkabut, tampak jalanan semakin gelap, hingga terasa angin sepoi-sepoi menusuk kulit Ayana yang masih di dalam mobilnya.Ayana menoleh ke sekelilingnya, waktu sudah hampir mau magrib, suasana tampak sudah sangat sepi dan mulai gelap, tak ada cahaya lampu sebagai penerang.Bulu kuduk Ayana mulai meremang tatkala dia rasakan ada hiliran agin yang berhembus mengenai

    Last Updated : 2023-09-19
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 25 Kecelakaan

    Setelah membunuh dan menumbalkan Ayana dengan cara kejinya, Alana bergegas meninggalkan tempat tersebut dan membiarkan daging mayat itu dimakan belatung yang kini mulai hinggap di tubuh Ayana secara ghaib.Alana sekilas menatap tubuh Ayana sudah dimakan makhluk-makhluk melata itu, membuat dirinya tak tahan dan memuntahkan isi perutnya.Ia kemudian berlari meninggalkan gubug itu dengan membawa toples besar berisi janin Ayana di sana. Alana lalu berjalan menuju ke arah mobilnya dan kini membuka bagasi mobilnya dan diletakkan toples itu di sana. Untuk menghilangkan kecurigaan suaminya, dia pun kini menuju ke arah panti asuhan untuk memberikan beberapa kotak makanan untuk para anak yatim di sana tanpa merasa bersalah sedikitpun setelah apa yang dilakukan olehnya.Sementara itu, pak Karto yang sudah selesai membetulkan mesin mobilnya, segera menutup kap mobilnya. Karena kelamaan membetulkan kap mobilnya, membuat dirinya tidak sadar jika Ayana telah keluar dari dalam mobilnya.Pak Karto l

    Last Updated : 2023-09-20
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 26 Arwah Ayana Muncul

    Tubuh Arkan mulai merasakan gemetar, saat mendengar kalimat petugas itu kepadanya.Seketika tubuh Arkan merosot ke bawah dengan wajah mulai pucat pasi.Abraham yang saat itu melihat putranya sedang meraung saat dia menangis, seketika pak Abraham langsung datang menghampiri dirinya."Ada apa? Apa yang terjadi Arkan?" tanya pak Abraham dengan wajah bingungnya."Pak Karto dan Ayana telah mengalami kecelakaan Pa. Pak Karto dikabarkan telah tewas seketika di tempat kejadian," cerita Arkan dengan menangis tersedu di sana.Bagaikan disambar petir, tubuh Abraham langsung merosot ke bawah dan mulai memegangi jantungnya yang terasa sangat sakit ketika ia mendengar hal buruk yang saat itu tengah menimpa menantunya.Arkan yang saat itu melihat ayahnya yang tampak sedang merasakan jantungnya mulai kambuh, segera melakukan pertolongan pertama lalu menelpon ambulance untuk segera membawa ayahnya pergi menuju ke rumah sakit.Sementara itu, Arkan menitipkan ibunya kepada ustadz dan meminta bi Ina data

    Last Updated : 2023-09-20
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 27 Soup Daging Mayat

    Malam pun telah tiba, suasana hening kian terasa di sana. Alana tampaknya sedang menunggu waktu yang tepat untuk memasak janin yang akan diberikan kepada seluruh penghuni rumah ini.Saat dia mengambil toples besar berisi sebuah janin, tiba-tiba ia mendengar suara jeritan tangisan bayi dalam ruang tidurnya.Alana tampak terkejut dan ketakutan pada awalnyaKeringat dingin tampak sudah membasahi tubuhnya kala itu, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang ada di sana, tak ada siapapun di sana, hingga membuat dirinya semakin yakin, jika suara itu adalah janin yang berada di dalam toples tersebut.OekOekOekKian lama kian terdengar suara tangisan bayi tersebut hingga membuat Alana merasakan bulu kuduknya mulai merinding.Alana melihat isi toples yang dibawanya, ia terkejut ketika toples tersebut mulai bergerak sendiri dan seperti ada yang menarik ke atas ingin segera membuka toples tersebut.Alana sekuat tenaga menutup toples yang saat itu sempat berputar bergerak sendiri hen

    Last Updated : 2023-09-21
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 28 Teror Hantu Ayana

    Alana meneguk ludahnya susah payah, ketika mendengar apa yang ditanyakan oleh suaminya.Apakaha yang harus dikatakan oleh Alana kepada suaminya saat ini?"Kenapa kamu terdiam? Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Arkan menatap istrinya yang termangu dalam lamunannya.Alana seketika terkesiap menatap wajah Arkan yang saat ini sedang menatap dirinya."Tidak, aku tidak sedang memikirkan apapun saat ini," jawab Alana dengan menggelengkan kepalanya dengan cepat.Ia kemudian melihat soup yang dimakan oleh suaminya sudah tinggal sedikit, ia pun berniat untuk mengambilkan soup itu untuk suaminya lagi.Arkan menangkap sesuatu yang aneh pada gelagat istrinya saat ini. Namun, ia tidak mengatakan apapun, ia pun mencoba untuk memperhatikan sikapnya terlebih dahulu."Mas, ini soupnya lagi." Alana memberikan mangkok berisi soup itu kepada suaminya.Arkan tampak memperhatikan Alana ya g sejak tadi tidak sedikitpun menyentuh soup yang dia buat sendiri."Duduklah!" titah Arkan kepada istrinya.Alana lalu

    Last Updated : 2023-09-21
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 29 Ayana ditemukan dalam keadaan Tewas

    Bi Ratih lari terbirit-birit ketika mengingat apa yang terjadi di kamar Ayana. Nafas tuanya tampak sersengal-sengal saat dia kini terduduk diantara pelayan yang lain yang menolong dirinya setelah berteriak memanggil namanya."Minumlah Bi Ratih," ucap kang Dirman menatap wajah bi Ratih yang saat ini masih ketakutan.Wanita empat puluh lima tahun itu lalu menenggak minuman tersebut hingga tandas, matanya tampak kosong saat menatap semua pelayan yang tengah mengerumuni dirinya setelah ia mengalami peristiwa yang tak pernah dia alami sebelumnya."Katakan kepada kami, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Bi Ratih berteriak seperti itu?" tanya pak Dirman kembali menatap wajah bi Ratih yang saat ini terlihat mulai memucat."Aku melihat nona Ayana di dalam kamar itu menjadi sosok yang menyeramkan. Perutnya terbelak dan aku melihat wajahnya tampak sangat pucat. Dia menjadi hantu sekarang," cerita Bi Ratih yang membuat bulu kuduknya kembali berdiri.Semua pelayan tampak saling melempar pandangan

    Last Updated : 2023-09-22
  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 30 Misteri Kematian Ayana

    Setelah menemukan mayat Ayana dalam keadaan tragis, kini Arkan terpaksa harus mengabari keluarganya bahwa Ayana sudah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia.Ia meminta bantuan adiknya untuk mengurus prosesi pemakaman setelah otopsi sudah selesai.Sementara menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian, Arkan terpaksa harus menyusul mama dan Bi Ima di rumah Ustadz Azzam setelah mama Elly bersih keras untuk meminta pulang ke rumahnya.Setibanya Arkan di sana, semuanya tampak tak percaya, begitupun dengan mama Elly yang saat itu terlihat menangis histeris mengetahui menantu dan calon cucunya sudab dalam keadaan tak bernyawa lagi.Kematian orang yang sangat dicintai itu, membuat mama Elly enggan untuk makan walau hanya sekedar mengisi perutnya sedikit yang sejak pagi tadi belum terisi sama sekali.Arkan meminta bibi Ina untuk menghangatkan soup daging yang dibawanya dari rumahnya."Makanlah dulu Ma, baru kita akan pulang," bujuk Arkan sembari menyendokkan daging soup dari mangkoknya

    Last Updated : 2023-09-22

Latest chapter

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 106 TAMAT

    Setelah pemakaman Mbak Alana, kami pun mulai menjalani kehidupan normal seperti biasanya.Aku dan keluarga Mas Arkan memutuskan untuk menghibahkan rumah itu untuk dijadikan panti asuhan.Setelah itu, kami memutuskan untuk tinggal bersama menempati rumah baru kami yang cukup besar dan luas di pusat kota.Kehidupan kami pun sangat bahagia dan aku pun menunggu kelahiran anak kami yang pertama, tiga bulan lagi.Saat ini kami sedang melakukan tingkepan atau tujuh bulanan di rumah baru kami sekalian syukuran menempati rumah kami yang baru Aku sangat senang saat semua keluarga berkumpul di sini bersama penuh kebahagiaan.Kasus pembunuhan kak Ayana dan Rizka sudah ditutup, saat yang menjadi tersangka Mbak Alana sudah mendapatkan ganjaran terlebih dahulu atas perbuatannya.Hal-hal ghaib yang sengaja disembunyikan oleh Mbak Alana akhirnya dikeluarkan dari rumah lama kami dengan bantuan pak Ustaz.****Tiga Bulan Kemudian Akhirnya aku merasakan sesuatu pada jalan lahirku."Mas, perutku sangat

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 105 Pemakaman Alana

    Arkan dan Alina tak bisa menyembunyikan rasa terkejut saat mereka menyaksikan kematian Alana yang begitu tragis di hadapan mereka. Batu ghaib yang selama ini dibawa oleh Alana, ternyata mempunyai kekuatan supranatural yang kerap kali membuat keanehan terjadi di rumah Arkan. Setelah berhasil menyelamatkan Alina, segera Arkan menghubungi Pak Miko untuk segera datang ke tempat kejadian. Di sana, Arkan menjelaskan dengan detail bagaimana kejadian tragis tersebut terjadi, merasa bersalah dan ingin menegaskan bahwa ini bukan salah siapa-siapa. Begitu banyak perasaan yang ingin ia ungkapkan. namun rasa haru sudah menghalangi kata-kata itu keluar. Arkan lantas mengajak Alina ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatannya dan juga calon bayi yang ada di dalam kandungannya. Hatinya sedikit lega melihat Alina masih bisa tersenyum walaupun sedih. "Semuanya sudah berakhir, kita sudah melewati ini bersama-sama, Alina," ucap Arkan dengan wajah penuh bahagia. Arkan merasa bersyukur bahwa m

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    bab 104 Alana Meregang Nyawa

    Alana merasa mendapatkan kekuatan baru dalam dirinya setelah batu ghaib yang selama ini ia bawa mulai memberikan pengaruh tak terduga. Seolah-olah ada dorongan besar dari dalam diri untuk mencari sasaran baru. Alana berjalan menuju sebuah parkiran yang agak sepi. Di sana, tak sengaja ia bertemu dengan seorang lelaki yang tampak hendak masuk ke dalam mobilnya. Melihat kecantikan Alana yang luar biasa, seketika lelaki itu pun melupakan rencananya untuk masuk ke dalam mobilnya, dan bergegas mendekati Alana, mencoba untuk berkenalan dengan dirinya. "Apakah dia sudah mulai tertarik kepada diriku, sehingga dia datang mendekati diriku?" batin Alana, merasa senang karena akan ada yang menjadi mangsanya.Entah mengapa, pada saat itu Alana merasa ada sesuatu yang berbeda. Sesosok makhluk ghaib seakan berkumpul di dalam tubuhnya, memberikan semacam keberanian dan kekuatan yang misterius. Lelaki itu tampak tersenyum mesum ke arahnya sambil bertanya, "Mbak, mau kemana? Apa boleh aku antarkan

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 103 Alana Kabur

    Rencana jahat Mbak Alana ternyata gagal, semua berkat Mas Arkan yang secara kebetulan mengangkat teleponku dan berhasil melacak keberadaanku melalui jaringan seluler. Entah mengapa, saat itu ada perasaan lega sekaligus rasa khawatir yang menghantui pikiranku, beruntunglah Mas Arkan akhirnya datang tepat waktu dan segera menolongku.Sementara itu, Mas Arkan mengejar Mbak Alana dan berteriak memanggil Mbak Alana yang mencoba melarikan diri dari sini."Alana! Jangan lari!" teriak Mas Arkan, menghentikan mbak Alana yang semakin melangkahkan kakinya jauh.Tak lama kemudian, terdengar langkah kakinya yang semakin mendekat, dan ternyata itulah Mas Arkan, yang kembali ke pondok setelah gagal mengejar Mbak Alana."Kamu tidak apa-apa?" tanya Mas Arkan dengan wajah cemas sekaligus lega, sambil segera membuka ikatan tanganku. "Aku baik-baik saja, Mas. Tapi, tolong bantu Pak Dwi," pintaku sembari merasakan napas yang terengah-engah, dan mulai turun dari ranjang bambu tempatku terikat. Dengan sig

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 102 Kegagalan Alana

    Sepanjang jalan aku mulai banyak berpikir tentang keadaan Alina. Entah apa yang terjadi dengan dirinya saat ini, ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? gumamku dalam hati.Aku sangat mencemaskan Alina, ingin rasanya aku segera sampai di sana.Beberapa saat kemudian handphone milikku berdering kembali.KringSegera aku memasang bluetooth di telingaku dan mendengar teriakan Alina yang saat itu terdengar memilukan.***Aku terseret dengan kasar oleh Mbak Alana, ke arah suatu tempat yang tak aku kenal. Hatiku berdebar kencang saat kami semakin dalam memasuki hutan dan akhirnya sampai di sebuah pondok tua yang tampak terlantar.Saat itulah, pikiranku berlari cepat mencari cara untuk menyelamatkan diri.Aku mengumpulkan keberanian saat Mbak Alana lengah membuka pintu pondok itu.Tangan ku bergetar, saat aku terburu-buru mengambil ponsel dalam tas milikku, tapi akhirnya aku berhasil menggenggam ponsel dan menekan nomor Mas Arkan, yang sudah aku simpan dalam mode speed dial."Ya Allah, semoga

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 101 Alana membawa Alina pergi

    Aku terkejut saat mendengar apa yang diungkapkan oleh Mbak Alana. Sebuah perasaan takut dan panik mulai merayapi hatiku kala mendengar apa yang dikatakan oleh Mbak Alana."Apa maksudmu, Mbak? Apakah ini sengaja kau rencanakan?" tanyaku dengan suara gemetar dan tubuh yang bergetar.Mbak Alana terdiam, wajahnya tertunduk, tapi ada senyuman tipis di sudut bibirnya yang terlihat.Saat itulah aku merasa ada sesuatu yang aneh di sekitarku, seperti adanya suatu kehadiran yang tidak biasa. Angin bertiup kencang, menggetarkan jendela mobilku, seolah menegaskan kekhawatiranku. Bulu kudukku berdiri, ketakutan mulai menguasai pikiranku."Apakah ini sebuah pertanda ada makhluk lain di sini? Apakah ada sesuatu yang ingin memberitahuku lewat angin ini?" batinku, sementara aku merasa semakin kalut dengan situasi yang terjadi. Aku mencoba merenung sejenak, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana aku harus menghadapinya. Tak ada yang lebih penting bagi ku saat ini selain menenangkan dir

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 100 Rencana Alana

    Mendengar rintihan Mbak Alana, seketika hatiku merasa iba padanya. Aku pun langsung menolong Mbak Alana yang saat itu sedang duduk kesakitan. Tanpa menaruh curiga, aku membantunya berdiri dan menanyakan keadaannya. "Mbak Alana, apa kamu baik-baik saja, Mbak?" tanyaku dengan menatap wajah Mbak Alana yang saat itu berpura-pura kesakitan. "Bawa aku ke rumah sakit saja, aku sudah tidak tahan, ini sakit sekali, aku bisa mati di sini jika kau tidak membantuku membawa ke rumah sakit" rintihnya dengan berpura-pura menahan rasa sakit yang luar biasa. Aku saat itu sempat berpikir, apakah aku seharusnya mengikuti ucapan Alana atau tidak? Mengingat saat itu di rumah dalam keadaan sepi dan semua orang sedang pergi sebentar. "Ya Allah, aku bingung. Haruskah aku membantunya pergi ke rumah sakit?" gumamku dalam hati, sambil mencoba menilai apakah ini sebuah situasi yang cukup genting untuk aku turut campur. Aku merasa perlu untuk menolong mbak Alana, tapi di sisi lain, aku juga tidak ingin meng

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 99 Rencana Alana

    Alina terdiam, menahan perasaan yang bergolak dalam dadanya. Ia tahu bahwa Arkan, suaminya, hanya mencoba untuk memancing jawaban darinya. Namun, seolah-olah Arkan telah memahami isi hatinya tanpa harus Alina ungkapkan."Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu, Mas?" ujar Alina dengan mencebikkan bibirnya, berusaha menutupi rasa cemburunya."Bukankah kamu sendiri sudah tahu bagaimana perasaanku, Mas?" Arkan tersenyum sedikit, seolah mengerti apa yang tengah Alina rasakan."Aku tahu kamu cemburu, Alina. Maafkan aku jika aku sudah menyinggung perasaanmu," ucapnya lembut, matanya menatapku hangat wajah Alina. "Ada apa, kok kamu mencariku?" Merasa tersentuh dengan perhatian suaminya, Alina terpaksa mengungkapkan kegelisahan yang menghantui hatinya."Aku hanya... mengkhawatirkan dirimu, Mas," ungkapnya dengan tatapan gelisah.Arkan menatap tenang, sambil mendengarkan legelisahan yang dirasakan oleh istrinya."Entah mengapa, akhir-akhir ini aku sering merasa tak tenang, seperti ada bayangan bur

  • TUMBAL UNTUK MADUKU    Bab 98 Alana Tersudut

    Aku terkesiap saat mendengar ucapan Mas Arkan. Entah mengapa, saat itulah aku merasakan ada suatu keanehan, seperti Mas Arkan sedang berusaha mengurungku di sini."Apakah dia benar-benar sengaja melarangku pergi?" gumamku dalam hati, takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. "Kamu melarangku pergi, Mas?" tanyaku, menatap wajah suamiku yang terlihat marah. "Apa yang membuatmu sampai seperti ini? Apa salahku, hingga Mas Arkan melarangku untuk pergi?" tanyaku dengan wajah mulai menuntut jawabannya."Iya, aku melarangmu pergi! Sebaiknya kau tetap tinggal di sini dan jangan pernah coba-coba untuk pergi tanpa seijinku. Aku akan memerintahkan anak buahku untuk mengawasi dirimu, Alana," tegas Mas Arkan.Aku merasa keberatan dengan ucapan Mas Arkan. Di benakku, muncul pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung menemukan jawabannya."Mengapa dia ingin mengurungku? Apakah ini karena rasa cemburu atau mungkin ada alasan lain? Atau mungkin ini berkaitan dengan kasus yang kini membelitku? Tapi buk

DMCA.com Protection Status